Tugas Kelompok (1)

Aku melamun, mencari adegan yang terjadi di dalam komik satu per satu. Hmm, adegan kerja kelompok ya?

Ah! Aku ingat! Aku ingat adegan ini di volume satu.

Aku melirik para tokoh utama di depanku. Yah, ini memang sesuai jalan cerita. Mereka berempat satu kelompok. Hanya aku saja item tidak penting yang tiba-tiba menyelinap dalam kelompok mereka. Aku ingat kalau aku menggantikan posisi Yuna.

Wah~

Aku sangat antusias~

Adegan kerja kelompok ini juga event yang menambah point kedekatan antara Shin dan Rin. Dan juga event yang menambah point kebencian Lista terhadap Rin.

Tapi nyatanya, Lista tidak terlalu membenci Rin saat ini. Tapi, malah aku yang dijadikan target utama kebencian. Gara-gara masuk ke dalam cerita komik ini, aku benar-benar merubah line utama ceritanya. Apa tidak apa-apa? Apa aku menggantikan tokoh utama? Lista memang membenciku, tapi Shin sama sekali tidak tertarik padaku. Jadi kita harus membuang point ini, hm. Aku yakin ini hanya kebetulan saja. Kalau dibiarkan, jalan ceritanya akan kembali normal.

"Hei, kelinci!" Suara Darwin langsung membuyarkan lamunanku.

"Ada apa?" aku meliriknya tidak senang. Entah kenapa aku merasa wajah tampan Darwin itu sangat menyebalkan. Kenapa ya? Apa karena dia sering mengejekku.

"Bagaimana pendapatmu?" tanya Darwin serius.

"Eh?" aku langsung melirik para tokoh utama itu. Mereka menatapku dengan wajah serius.

"...." Aku tidak bisa menjawabnya karena aku sama sekali tidak mendengar apa yang mereka diskusikan.

"Terserah kalian saja" kataku lirih. Aku memilih jawaban sejuta umat, karena aku tidak tahu mau menjawab apa. Aku juga tidak berani terang-terangan mengatakan 'aku tidak tahu'. Ketahuan sekali kalau aku tidak mendengarkan. Kesan mereka terhadapku akan menjadi lebih jelek nanti.

"Baiklah kalau begitu" kata Darwin sambil menganggukan kepalanya. "kau memang cocok untuk tugas itu"

Eh? Eh? Tugas apa?

Apa yang mereka bicarakan saat aku sedang melamun?

Aku melihat Rin menatapku dengan cemas. Lista menatapku sambil memberikan senyum terbaiknya. Shin hanya mengernyitkan kening. Aku merasa ngeri melihat reaksi mereka. Aku yakin ini sesuatu yang tidak baik!

Aku langsung melihat ponselku dan melihat tugas di dalam email itu.

Tugas Sosial

Tugas untuk lima orang siswa. Buatlah sebuah hal kreatif yang berguna untuk masyarakat. Kalian bisa memilih berbagai tema untuk melakukannya. Jangan lupa dokumentasi...

Sesuatu yang berguna untuk masyarakat? Apa yang mereka diskusikan?

"Jadi tema rumah sosial untuk anak yatim piatunya sudah sesuai?" Rin berbicara sambil sesekali melirikku. Dia mengedipkan matanya.

Oh~ Dewiku...

Dia benar-benar dewi penyelamatku!

Jadi temanya rumah sosial?

"Hm, hm, hm, ini tidak buruk" gumamku sambil menganggukan kepala.

Yah, ini tema yang berbeda dari komik. Saat di dalam komik mereka membuat tema "gerakan pembersihan lingkungan".

Aku menatap Shin dan Rin. Karena jalan ceritanya sudah berubah. Aku yakin kisah mereka akan menarik karena tidak bisa ditebak. Aku akan menikmatinya sambil makan cemilan nanti hehehe...

"Baiklah jangan lupa nanti sore. Aku akan menyiapkan tempatnya" kata Shin.

Bel istirahat berbunyi. Shin dan Darwin langsung meninggalkan kelas.

Lista juga secepat kilat menyusul kedua orang itu. Setelah tiga orang itu pergi, aku langsung pindah di samping Rin.

"Apa yang kalian bicarakan? Bagaimana konsep acaranya?" tanyaku.

"...." Rin menatapku sambil mengernyitkan kening. "Sudah kuduga kau tidak mendengarkan" kata Rin. "Benar-benar deh, Nana..." katanya mengeluh.

"Hahaha....maaf. Aku sedang memikirkan sesuatu tadi. Jadi aku tidak fokus" kataku cengengesan sambil menggaruk kepalaku.

Rin mengehela napas. "Kita akan mengadakan acara jamuan untuk anak yatim piatu. Kami mengundang anak-anak dari panti asuhan dan juga mengajak beberapa anak-anak jalanan untuk ikut. Pembagian tugas sudah sesuai. Shin akan menyediakan tempatnya. Lista menyediakan konsep acaranya. Darwin yang akan mengundang tamu." Rin langsung menghentikan omongannya.

"Lalu? Kau dan aku?" tanyaku antusias.

Rin dengan ragu-ragu menjawab. "Kita...mengisi acara....hiburan..."

"Ohhh!" aku memekik antusias. "Aku sangat menyukainya! Aku suka menghibur anak-anak" kataku semangat.

"Benarkah?" Rin memiringkan kepala, menatapku dengan ragu.

"Tentu saja! Apa Rin tidak suka anak-anak?"

"Tidak, tidak" Rin menggelengkan kepalanya. "Aku menyukai mereka, tapi..."

"Tapi apa?"

"Aku masih baik-baik saja. Tapi Nana..."

"Tapi aku kenapa?" tanyaku tak sabar sambil mengernyitkan kening. Kenapa gadis ini berbicara sepotong-sepotong, benar-benar membuatku penasaran!

"Nana...akan menjadi....badut" suaranya semakin lama semakin mengecil.

"Apa?!" aku tanpa sadar memekik sambil berdiri.

BUK! Aku mengetuk meja di depanku dan menatap Rin. "Bagaimana bisa? bagaimana bisa? Badut?"

Nana memiringkan kepalanya bingung. "Tapi Nana sudah setuju kan" jawabnya.

"Ah!" aku menepuk keningku. "bagaimana denganmu?"

Dia menjawab malu-malu "Aku akan bernyanyi..."

BUK! Aku memukul meja lagi. "bagaimana bisa....bagaimana bisa orang-orang brengsek itu menjadikanku badut?!"

Pantas saja ekspresi Darwin seperti itu. Dan juga wajah senang nenek sihir itu! Ternyata mereka ingin mempermainkanku.

"hahahaha!" aku tertawa gila. Kalian ingin menjebakku? Lihat saja siapa yang akan terjebak!

Melihat Gadis di depannya mulai bertingkah seperti orang gila, Rin merasa agak takut. "Nana...jangan seperti itu...Kau menakutkan..."

"Katakan? Katakan siapa yang mengusulkan itu? Biar kutebak, pasti bocah sialan Darwin itu kan?"

Rin langsung menggeleng. "Bukan. Ini Lista"

"Heh? nenek sihir itu..."

Sebelum Nana berbicara hal buruk lebih jauh, Rin langsung menutup mulutnya dengan gerakan cepat. "Nana, hentikan....jangan mengatakan hal yang buruk. Semua orang memperhatikan kita..."

Aku baru sadar bahwa aku masih di dalam kelas!

Walaupun ini jam istirahat, masih ada beberapa murid di kelas! Dan mereka mendengarku berteriak, mengumpat dan memukul meja!

Ah gawat~ Reputasiku semakin buruk...

Aku benar-benar tidak bisa mengendalikan emosiku.

"Kita bicara di luar saja" Rin secara perlahan menarikku keluar kelas sambil menutup mulutku.

Lihat saja kalian! Kalian ingin mempermalukanku? Lihat saja siapa yang akan mnnjadi bahan tertawaannya humph! Kalian kira aku mudah ditindas, ckckck. Nenek sihir dan bocah nakal itu memilih musuh yang salah! Kalian terlalu meremehkan wanita hebat ini!

***

Sore hari, pukul 17.00 p.m.

Rin sudah menungguku di depan mansion dengan sepedanya. Karena ada tugas sekolah, dia meminta izin ditempat kerjanya untuk libur sehari. Untung saja pemiliknya sangat ramah, sehingga mereka memberikan izin dengan mudah.

Aku duduk di bangku belakang sambil memegang Rin. "Di mana tempatnya?" tanyaku.

Rin fokus mengayuh sepedanya. "Eh...kukira itu gedung di pusat kota. Shin memberikan kami alamatnya. Aku tidak tahu alamat lengkapnya, maafkan aku. Tapi kita bisa mengikuti GPS yang diberikan Shin."

"Baiklah..."

beberapa menit kemudian, kami berhenti di sebuah gedung yang berada di pusat kota. gedung itu sangat besar. Ada dua mobil yang terpakir di depan. Aku yakin itu mobi para tokoh utama, tapi aku tidak tahu itu mobil siapa. Saat kami masuk, Darwin menyembut kami. Aku melihat seisi gedung. Gedung itu sangat luas. Ada banyak meja bundar dengan beberapa kursi. Lalu di depannya ada sebuah panggung kecil. Ini pasti tempatku untuk mengadakan hiburan bukan? Ck!

"Berapa orang anak-anak yang datang?" tanyaku sambil mengamati ruangan.

"Eh? Aku tidak tahu. Mungkin ratusan" jawab Darwin dengan wajah bodohnya.

Aku benar-benar tidak suka ekspresinya yang seperti ini! Dia terlihat seperti mengejekku. walaupun dia tidak mengejekku!

"Kenapa kau datang terlambat?" suara sinis terdengar. Aku melihat Lista dan Shin menghampiri kami. "Kau harus siap-siap. Kostumu sudah kusiapkan di belakang panggung. Kau tahu cara menjadi badut bukan? Jangan mengacaukan acara yang sudah kubuat dengan susah payah" katanya bangga.

Urat-urat kesal muncul di kepalaku. Arrrggghh!! Aku ingin mengumpat.

Sabar...sabar...Nana kau harus sabarrr...

Aku berusaha menenangkan diriku dengan napas terengah-engah karena menahan amarah.

Darwin sedari tadi memperhatikan Nana. Dia melihat gadis kelinci itu menunduk dan wajahnya memerah menahan marah. Ini benar-benar lucu. Dia menyukai reaksinya yang seperti ini. Dia sudah beberapa kali menganggu gadis itu, dan gadis itu selalu mengacuhkannya. Dia tidak menyukainya! Melihat reaksi dan ekspresinya seperti ini, entah kenapa ada rasa bangga sedikit dalam hatinya.

'Gadis yang sangat lucu' pikirnya sambil tersenyum.

Aku langsung memegang tangan Rin dan membawanya ke belakang panggung.

Saat aku masuk, ada sebuah kostum dinasaurus berwarna hijau putih.

Aku menarik kostumnya. "Kostumnya tidak lucu sama sekali, cih!"

Nenek sihir itu benar-benar memberiku kustom badut. Padahal aku berharap kostum beruang atau kelinci, yang terlihat lebih imut. Tapi dia memberiku kostum monster.

"Kostumnya lucu kok" kata Rin polos. "Giginya sangat lucu." katanya sambil terkikik menyentuh gigi dinasaurus itu. "Nana, kepalamu sangat kecil. Pasti sangat lucu kalau kau memakainya" kata Rin sambil memakai kepala dinasaurus itu di kepalanya.

"Hahaha...itu memang lucu" kataku lemah. Aku tidak antusias untuk tertawa.

"Jangan murung oke"

Rin memberikan kepala dinasaurus itu padaku. "Coba dipakai, kau harus terbiasa sebelum acaranya dimulai" bujuknya.

Aku melihat kepala boneka itu ragu-ragu.  Lalu memakainya pelan-pelan.

Eh? eh? Aku tidak bisa melihat. Dimana matanya?

"Nana, kau memakainya terbalik hahaha" kata Rin sambil tertawa.

Uh, wajahku memerah malu. Aku ingin melepas kepala boneka itu. Tapi karena pandanganku terhalang, aku tersandung sesuatu dan hampir jatuh. Tapi seseorang langsung memegang pinggangku, mencegahku jatuh.

"Ah...terima kasih Rin..." Aku langsung melepas kepala boneka itu. Tapi, kenapa aku bertatapan dengan Shin?

Kenapa orang itu tiba-tiba ada disini?

Shin mengernyitkan keningnya. "Ini kedua kalinya kau menimpaku" katanya sambil mempererat pegangannya pada pinggangku.

Aku langsung panik, dan cepat-cepat menjauh darinya.

"Maaf" kataku sambil membungkukkan badanku. "Aku benar-benar tidak sengaja"

Ini kecelakaan oke?

Bukan berarti aku mengambil keuntungan dengan pura-pura jatuh. Yah, tapi dipegang oleh tangan pria tampan rasanya sama sekali tidak buruk. Aku tanpa sadar tertawa cengengesan.

Shin memperhatikan ekspresi Nana. Wajah gadis itu sangat jelek, senyumannya menyeramkan. "Kau pasti sedang memikirkan hal kotor" kata Shin jijik

Aku membelalakan mataku, kaget!

Uwahh, apa ekspresiku berlebihan? Uwah, pasti ekspresi ku sangat buruk....

Lihat wajahnya, dia benar-benar menatapku dengan jijik. Tapi, dia memang selaku menatapku begitu kan? Hmmm

Terpopuler

Comments

Sevira

Sevira

entah mengapa berasa cape sendiri baca karakter nana

2022-12-10

0

Ida Blado

Ida Blado

makanya jgn kebanyskan melamun,,,,dn lgi satu2nya novel mc nya bodoh,gk merubah alur atau ngikutin alur,,,,stay di tengah modelan oon begini kok jdi mc utama.

2022-01-31

0

Rima Nasuha

Rima Nasuha

ko kesan nya peran nana d sini bodoh sih, katanya mau menikmati hidup harusnya hidup lah sesuka hati dengan pintar, katanya sering baca komik, knapa malah jd bodoh, dan sering ngelamun,kenapa harus mikirin alur cerita asal bikin cerita sendiri aja anggap mimpi yg bisa ngendaliin diri sendiri, bukan jd bodoh gitu

2021-06-09

4

lihat semua
Episodes
1 Ritual yang Salah
2 Saint Love
3 Adegan Pertama
4 Penyambutan Siswa Baru
5 Kelas
6 Undangan
7 Pesta
8 Keberuntungan Buruk
9 Tabunganku
10 Bintang
11 Feno
12 Calon Kakak Ipar?
13 Terlambat
14 Sopir 1
15 Sopir 2
16 Pertemuan
17 Siapa yang mengantarku?
18 Intropeksi Diri
19 Teman
20 Tugas Kelompok (1)
21 Tugas Kelompok (2)
22 Acara dimulai
23 Akhir Tugas Kelompok
24 Event Lagi
25 Feno dan Shin (1)
26 Feno dan Shin (2)
27 Aku Harap Ada Event Untukku T.T
28 Keseharian Shin: Masalah
29 Keseharian Shin: Sepeda
30 Belajar
31 Belajar Bersama
32 Rin dan Ken
33 Grup Chat
34 Gara-gara Rumus
35 Rencana ke Rumah Shin
36 Di dalam Mobil
37 Rumah Shin
38 Shin
39 Shin (2)
40 Tidak Terduga
41 Mengumumkan Pertunangan
42 Mengumumkan Pertunangan (2)
43 Menguping
44 Karakter Utama Wanita Lainnya
45 POV Rin
46 POV Rin (2)
47 Rin dan Ken (2)
48 Berita Pertunangan
49 Berita Pertunangan (2)
50 Kunjungan Shin
51 Kunjungan Shin (2)
52 Ujian
53 Terjebak
54 Pengumuman Update
55 Kepala Sekolah
56 Rencana yang Gagal
57 Menghabiskan Waktu Bersama
58 Menghabiskan Waktu Bersama (2)
59 Menghabiskan Waktu Bersama (3)
60 Menghabiskan Waktu Bersama (4)
61 Hasil Ujian
62 Rencana Liburan
63 Kapal Pesiar
64 Kamar
65 Perkelahian di Meja Makan
66 Pura-pura Sakit
67 Apa yang terjadi Malam itu?
68 Pulau Kirin
69 Rencana Lista
70 Pesta Barbeque
71 Pesta Barbeque 2
72 Shin dan Darwin
73 Pantai
74 Voli Pantai
75 Kemalangan
76 Suapan dan Foto
77 Aku Tidak Membencimu
78 Bimbang
79 Surfing
80 Uji Keberanian
81 Hasil Undian yang Buruk
82 Kita Tidak Baik-baik Saja
83 Apa Aku akan Mati?
84 Menghilang
85 Pelukan
86 Pelaku
87 Kembali
88 Hukuman
89 Liburan Rin
90 Quality Time with Friend
91 Quality Time with Friend (2)
92 Kenapa Bertemu Dia dari Sekian Banyak Orang?
93 Rencana Feno
94 Uang yang Hilang
95 Shin Menginap
96 Kamera Pengintai
97 Accidentaly Kiss
98 Rencana Pertunangan
99 Pertemuan Tak Terduga saat Jalan-jalan
100 Wajah Bodoh
101 Cincin Pertunangan
102 Rencana Jahat
103 Gaun Pertunangan
104 Gaun Pertunangan (2)
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Ritual yang Salah
2
Saint Love
3
Adegan Pertama
4
Penyambutan Siswa Baru
5
Kelas
6
Undangan
7
Pesta
8
Keberuntungan Buruk
9
Tabunganku
10
Bintang
11
Feno
12
Calon Kakak Ipar?
13
Terlambat
14
Sopir 1
15
Sopir 2
16
Pertemuan
17
Siapa yang mengantarku?
18
Intropeksi Diri
19
Teman
20
Tugas Kelompok (1)
21
Tugas Kelompok (2)
22
Acara dimulai
23
Akhir Tugas Kelompok
24
Event Lagi
25
Feno dan Shin (1)
26
Feno dan Shin (2)
27
Aku Harap Ada Event Untukku T.T
28
Keseharian Shin: Masalah
29
Keseharian Shin: Sepeda
30
Belajar
31
Belajar Bersama
32
Rin dan Ken
33
Grup Chat
34
Gara-gara Rumus
35
Rencana ke Rumah Shin
36
Di dalam Mobil
37
Rumah Shin
38
Shin
39
Shin (2)
40
Tidak Terduga
41
Mengumumkan Pertunangan
42
Mengumumkan Pertunangan (2)
43
Menguping
44
Karakter Utama Wanita Lainnya
45
POV Rin
46
POV Rin (2)
47
Rin dan Ken (2)
48
Berita Pertunangan
49
Berita Pertunangan (2)
50
Kunjungan Shin
51
Kunjungan Shin (2)
52
Ujian
53
Terjebak
54
Pengumuman Update
55
Kepala Sekolah
56
Rencana yang Gagal
57
Menghabiskan Waktu Bersama
58
Menghabiskan Waktu Bersama (2)
59
Menghabiskan Waktu Bersama (3)
60
Menghabiskan Waktu Bersama (4)
61
Hasil Ujian
62
Rencana Liburan
63
Kapal Pesiar
64
Kamar
65
Perkelahian di Meja Makan
66
Pura-pura Sakit
67
Apa yang terjadi Malam itu?
68
Pulau Kirin
69
Rencana Lista
70
Pesta Barbeque
71
Pesta Barbeque 2
72
Shin dan Darwin
73
Pantai
74
Voli Pantai
75
Kemalangan
76
Suapan dan Foto
77
Aku Tidak Membencimu
78
Bimbang
79
Surfing
80
Uji Keberanian
81
Hasil Undian yang Buruk
82
Kita Tidak Baik-baik Saja
83
Apa Aku akan Mati?
84
Menghilang
85
Pelukan
86
Pelaku
87
Kembali
88
Hukuman
89
Liburan Rin
90
Quality Time with Friend
91
Quality Time with Friend (2)
92
Kenapa Bertemu Dia dari Sekian Banyak Orang?
93
Rencana Feno
94
Uang yang Hilang
95
Shin Menginap
96
Kamera Pengintai
97
Accidentaly Kiss
98
Rencana Pertunangan
99
Pertemuan Tak Terduga saat Jalan-jalan
100
Wajah Bodoh
101
Cincin Pertunangan
102
Rencana Jahat
103
Gaun Pertunangan
104
Gaun Pertunangan (2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!