Teman

Alarmku berbunyi. Karena keterlambatanku tempo hari, aku meletakkan alarm di kamarku.

Ring Ring Ring

Alarmku terus berbunyi. Aku merasa kesal. Aku masih mengantuk dan bunyi ini benar-benar menganggu!

Tanpa membuka mataku, BRAK! Aku melempar benda penganggu itu ke sudut kamar.

Tapi, tiba-tiba terdengar teriakan di luar kamarku.

"Nana! Nana!"

Tanpa sadar aku membuka mataku. Walaupun aku mengantuk, entah kenapa mataku langsung terbuka lebar. Aku langsung berdiri dan membuka tirai jendela.

Aku melihat Rin disana, di depan gerbang mansion, sambil melambai dan berteriak.

"Gadis bodoh! Apa dia tidak tahu fungsi bel rumah. Kenapa berteriak seperti itu sih, memalukan"

Aku langsung menutup tirai dan turun ke lantai bawah.

Tapi teriakan Rin benar-benar lebih efektif dari alarm, aku benar-benar langsung terbangun.

Setelah sampai di depan, aku langsung membuka pintu gerbang dan menyuruh gadis itu masuk.

Rin mengayuh sepedanya dengan semangat di halaman, lalu melangkah masuk. Dia sangat antusias saat masuk ke dalam masion. Matanya membelalak kaget, dan dia tidak berhenti menoleh ke kiri dan ke kanan, mengamati ruangan. Dia benar-benar antusias.

Aku mengamatinya. Tingkahnya benar-benar lucu. Kalau aku tidak cepat beradaptasi, mungkin aku juga akan bertingkah sepertinya.

Rin sadar bahwa Nana melihatnya. "Maaf" katanya langsung sambil menundukkan kepalanya.

"Kenapa minta maaf?"

"Aku tidak sopan..." katanya lirih.

"Hahaha" aku terkikik.

"Tidak apa-apa. Tunggu aku sebentar oke. Aku siap-siap dulu" kataku sambil mengarahkannya ke sofa.

"Pelayan"

Seorang pelayan langsung menghampiri kami.

"Tolong buatkan minum"

"Eh? Eh? Tidak usah" kata Rin panik.

"Itu tidak sopan kalau aku tidak menyambut tamu dengan baik!" kataku membantahnya.

Rin mengangguk. "Baiklah"

"Terima kasih..." katanya lirih dengan wajah memerah, malu.

Rin merasa sangat tersentuh. Dia belum punya satu pun teman di SMA itu. Awalnya dia ragu, dia bisa berteman. Tapi sekarang dia punya satu teman. Dia bahkan berkunjung ke rumahnya.

'Satu saja sudah cukup' pikirnya gembira.

Aku segera bergegas ke kamarku. Aku mandi dan bersiap-siap. Aku pikir Rin terlalu awal menjemputku. Dia menjemput sejam lebih awal, sehingga dia harus menunggu bersiap-siap selama setengah jam. Aku merasa tidak enak. Tapi benar-benar aku terlalu menikmati tidurku dan sulit untuk bangun pagi. Yah, itu sudah kebiasaanku. Ini agak sulit dirubah. Mungkin aku bisa secara perlahan berubah menjadi gadis yang rajin.

Setelah selesai bersiap, aku langsung menuju ke lantai bawah. Aku melihat Rin sibuk membaca buku sambil sesekali menyesap teh di depannya.

"Aku sudah siap" kataku.

Rin langsung menutup bukunya dan menyimpannya.

"Oke"

Kami berdua menuju keluar. Aku langsung naik ke sepeda tua milik Rin. Ini terasa aneh. Aku pernah naik sepeda tapi aku belum pernah duduk di kursi penumpang. Karena tidak pernah ada yang mau memboncengku. Hiks, menyedihkan...

Tapi ini benar-benar pengalaman yang baru. Rasanya sangat enak. Aku memegang pinggang Rin erat-erat sambil menikmati angin sepoi-sepoi yang menerpa kami.

'Hahh~ andai saja aku dibonceng pria tampan. Sayangnya aku dibonceng seorang gadis' aku mengeluh dalam hati.

"Tidak apa-apa...kan?" tiba-tiba Rin membuka suaranya dengan nada ragu.

Aku mengernyitkan kening. "Apanya?"

"Uh..aku kira kau agak tidak nyaman pergi memakai sepeda...maafkan aku..." katanya.

"Tidak apa-apa kok." kataku ramah. "Aku menyukainya. Aku suka angin sepoi-sepoi" kataku sambil merentangkan tangan.

"Eh? Kau suka angin? Ingin lebih banyak angin?" tanyanya polos.

"Maksudnya?"

Rin langsung mempercepat kayuhannya. "Aku akan lebih cepat. Bisa membuat lebih banyak angin" katanya polos sambil mempercepat sepedanya.

"Hahaha" aku hanya tertawa senang sambil menikmati angin yang menerpa kami.

Mendengar tawa Nana, Rin juga ikut tertawa. Entah kenapa mereka merasa sangat senang dan menikmati perjalanan sederhana menuju sekolah mereka.

Saat sampai di depan gerbang, Rin memarkir sepedanya. Lalu kami berdua mulai menuju ke kelas.

Saat kami masuk, suasana kelas agak riuh. Kenapa ya?

Aku langsung duduk di kursiku dan Darwin mulai melihatku lagi dengan tatapan nakalnya. "Halo kelinci, kau tidak terlambat lagi?" katanya dengan nada mengejek. "Apa aku harus membangunkanmu? Kau bisa menyimpan nomorku"

Aku mengabaikannya. Tapi tiba-tiba, aku mengalami kejadian langka dalam hdupku.

"Selamat pagi" sapa Shin dengan wajah pokernya sambil menatapku.

Aku terbelalak keget dengan mulut mengangga. Darwin menatap aneh teman sebangkunya.

"Selamat...pagi..." aku mengangguk bodoh.

Karena sapaan kecil itu, perhatian seluruh kelas terarah ke kami. Aku langsung mengalihkan pandanganku, dan mengambil ponsel di dalam tas. Aku berpura-pura berselancar di internet, sampai pandangan tajam yang mengarah padaku mulai mereda.

Gawat! Gawat! Aku benar-benar dalam keadaan yang gawat! Bisa-bisa aku menjadi objek pembulian, kalau aku tidak bisa mengendalikan diri.

Tapi, Shin yang dingin itu menyapaku? Apa matahari mulai terbit di sebelah barat ya? Atau ini gara-gara pembicaraan kemarin ya? Dia benar-benar mulai bersikap baik padaku dan tidak mengejekku. Yah, ini hal yang baik. Hanya bocah nakal itu, si Darwin, yang harus berubah juga, aar dia tidak menimbulkan salah paham.Tapi itu memang wataknya, tidak mungkin bisa berubah...haa....

Lista tiba-tiba maju ke depan kelas. Para murid yang ricuh langsung terdiam. Dia memperhatikan seluruh murid.Lalu tatapan terhenti padaku. Tatapan kami bertemu. Dia menatapku dengan penuh kebencian dan membuatku bergidik ngeri. Aku benar-benar sudah menyinggung macan betina ini! Sudah ditetapkan, hidupku tidak tenang. Aku hanya bisa menangis dalam hati.

"Hari ini guru tidak masuk" kata Lista. "Dia memberikan tugas kelompok pada kami. Harap dikerjakan dengan baik. Kalian bisa lihat modulnya di email"

Para murid langsung mengecel email mereka. Aku juga mengecek emailku. Ini tugas sosial, pantas saja harus berkelompok. Satu kelompok terdiri dari lima orang. Aku melirik kiri dan kanan. Aku tidak akrab dengan seluruh isi kelas. Aku hanya pernah berbicara dengan Darwin, Shin dan Rin. Aku tidak pernah berbicara langsung dengan yang lain, hanya saling menyapa. Aku benar-benar meragukan nasibku.

Setelah memberi pengumuman, Lista langsung menghampiri Shin.

"Ingin sekelompok denganku?" tanya Lista dengan wajah menunduk malu.

Aku menatap mereka "Heh, ternyata macan itu bisa bersikap seperti kelinci" gumamku.

"Tapi itu tidak bisa mengalahkan kelinci yang sebenarnya" tiba-tiba Darwin menjawab.

Aku melihatnya sudah berdiri di sampingku. Apa-apaan orang ini? Kapan dia bergerak?

"Mau sekelompok denganku?" ajaknya kemudian.

"Eh?" aku memasang wajah bingung.

Tapi Darwin seharusnya sekelompok dengan Shin!

"Lalu Shin?"

"Kita juga sekelompok" jawab Darwin datar. "Sekarang kelompok kita empat orang" katanya.

Mendengar perkataan Darwin, Lista kembali mengarahkan tatapan penuh kebenciannya padaku.

Ehhh? AKu tidak mauuu! Aku satu kelompok dengan gadis galak itu? Bukankah aku mendorong diriku ke dalam neraka?

"Tidak usah..." jawabku lirih. Aku tentu saja menolak!

"Kau yakin?" Darwin bertanya. Dia menunjuk seisi kelas. "Tidak ada kelompok yang tersisa lagi"

Duar! Aku seperti disambar petir. Aku melihat sekeliling kelas. Para murid sudah membentuk kelompok masing-masing.

Apa ini sudah nasibku? Hiks...

Eh tunggu!

Aku melihat Rin masih tersisa dan duduk sendirian di kursinya. Dia tidak dapat kelompok?

"Baiklah" aku langsung mengangguk.

"Tapi Rin juga sekelompok dengan kita" kataku sambil menunjuk Rin.

Rin menoleh saat namanya disebut.

Darwin agak ragu. "Gadis pendiam itu..." dia ingin menolaknya, tapi setelah melihat tatapan tegas Nana   "Baiklah" dia langsung menyetujuinya.

"Tapi kenapa? Gadis pendiam itu tidak akan berguna..." katanya dengan nada meremehkan.

HUEK! aku ingin muntah!

Sejak kapan tokoh utama pria itu berkata tidak sopan pada karakter wanita? Ini pasti terjadi karena aku mengacaukan alurnya. Sehingga rasa tertarik Darwin pada Rin semakin menipis. Dan tokoh pria bodoh ini tidak tahu, bahwa gadis tidak berguna itu merupakan peringkat satu diseluruh sekolah ini, bahkan mengalahkan kakak tingkat. Benar-benar Darwin yang malang, setelah tahu bahwa Rin jenius, dia pasti akan malu.

"Tentu saja, karena kami teman" jawabku dengan yakin.

Nana tidak tahu, jawabannya membuat Rin menatapnya dengan mata berkaca-kaca dan penuh harap.

"Teman..." Rin bergumam sambil menunjukkan senyum kecil.

Terpopuler

Comments

bookworm

bookworm

nana u r doing gud 😎

2021-02-02

0

senja

senja

si Nana sdh berubah banget, dulu pendiam sekarang pecicilan

2020-06-04

0

senja

senja

wkwk akibat km mengabaikan hal yg sdh jelas jadinya makin dekat deh sm pembullyan

2020-06-04

0

lihat semua
Episodes
1 Ritual yang Salah
2 Saint Love
3 Adegan Pertama
4 Penyambutan Siswa Baru
5 Kelas
6 Undangan
7 Pesta
8 Keberuntungan Buruk
9 Tabunganku
10 Bintang
11 Feno
12 Calon Kakak Ipar?
13 Terlambat
14 Sopir 1
15 Sopir 2
16 Pertemuan
17 Siapa yang mengantarku?
18 Intropeksi Diri
19 Teman
20 Tugas Kelompok (1)
21 Tugas Kelompok (2)
22 Acara dimulai
23 Akhir Tugas Kelompok
24 Event Lagi
25 Feno dan Shin (1)
26 Feno dan Shin (2)
27 Aku Harap Ada Event Untukku T.T
28 Keseharian Shin: Masalah
29 Keseharian Shin: Sepeda
30 Belajar
31 Belajar Bersama
32 Rin dan Ken
33 Grup Chat
34 Gara-gara Rumus
35 Rencana ke Rumah Shin
36 Di dalam Mobil
37 Rumah Shin
38 Shin
39 Shin (2)
40 Tidak Terduga
41 Mengumumkan Pertunangan
42 Mengumumkan Pertunangan (2)
43 Menguping
44 Karakter Utama Wanita Lainnya
45 POV Rin
46 POV Rin (2)
47 Rin dan Ken (2)
48 Berita Pertunangan
49 Berita Pertunangan (2)
50 Kunjungan Shin
51 Kunjungan Shin (2)
52 Ujian
53 Terjebak
54 Pengumuman Update
55 Kepala Sekolah
56 Rencana yang Gagal
57 Menghabiskan Waktu Bersama
58 Menghabiskan Waktu Bersama (2)
59 Menghabiskan Waktu Bersama (3)
60 Menghabiskan Waktu Bersama (4)
61 Hasil Ujian
62 Rencana Liburan
63 Kapal Pesiar
64 Kamar
65 Perkelahian di Meja Makan
66 Pura-pura Sakit
67 Apa yang terjadi Malam itu?
68 Pulau Kirin
69 Rencana Lista
70 Pesta Barbeque
71 Pesta Barbeque 2
72 Shin dan Darwin
73 Pantai
74 Voli Pantai
75 Kemalangan
76 Suapan dan Foto
77 Aku Tidak Membencimu
78 Bimbang
79 Surfing
80 Uji Keberanian
81 Hasil Undian yang Buruk
82 Kita Tidak Baik-baik Saja
83 Apa Aku akan Mati?
84 Menghilang
85 Pelukan
86 Pelaku
87 Kembali
88 Hukuman
89 Liburan Rin
90 Quality Time with Friend
91 Quality Time with Friend (2)
92 Kenapa Bertemu Dia dari Sekian Banyak Orang?
93 Rencana Feno
94 Uang yang Hilang
95 Shin Menginap
96 Kamera Pengintai
97 Accidentaly Kiss
98 Rencana Pertunangan
99 Pertemuan Tak Terduga saat Jalan-jalan
100 Wajah Bodoh
101 Cincin Pertunangan
102 Rencana Jahat
103 Gaun Pertunangan
104 Gaun Pertunangan (2)
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Ritual yang Salah
2
Saint Love
3
Adegan Pertama
4
Penyambutan Siswa Baru
5
Kelas
6
Undangan
7
Pesta
8
Keberuntungan Buruk
9
Tabunganku
10
Bintang
11
Feno
12
Calon Kakak Ipar?
13
Terlambat
14
Sopir 1
15
Sopir 2
16
Pertemuan
17
Siapa yang mengantarku?
18
Intropeksi Diri
19
Teman
20
Tugas Kelompok (1)
21
Tugas Kelompok (2)
22
Acara dimulai
23
Akhir Tugas Kelompok
24
Event Lagi
25
Feno dan Shin (1)
26
Feno dan Shin (2)
27
Aku Harap Ada Event Untukku T.T
28
Keseharian Shin: Masalah
29
Keseharian Shin: Sepeda
30
Belajar
31
Belajar Bersama
32
Rin dan Ken
33
Grup Chat
34
Gara-gara Rumus
35
Rencana ke Rumah Shin
36
Di dalam Mobil
37
Rumah Shin
38
Shin
39
Shin (2)
40
Tidak Terduga
41
Mengumumkan Pertunangan
42
Mengumumkan Pertunangan (2)
43
Menguping
44
Karakter Utama Wanita Lainnya
45
POV Rin
46
POV Rin (2)
47
Rin dan Ken (2)
48
Berita Pertunangan
49
Berita Pertunangan (2)
50
Kunjungan Shin
51
Kunjungan Shin (2)
52
Ujian
53
Terjebak
54
Pengumuman Update
55
Kepala Sekolah
56
Rencana yang Gagal
57
Menghabiskan Waktu Bersama
58
Menghabiskan Waktu Bersama (2)
59
Menghabiskan Waktu Bersama (3)
60
Menghabiskan Waktu Bersama (4)
61
Hasil Ujian
62
Rencana Liburan
63
Kapal Pesiar
64
Kamar
65
Perkelahian di Meja Makan
66
Pura-pura Sakit
67
Apa yang terjadi Malam itu?
68
Pulau Kirin
69
Rencana Lista
70
Pesta Barbeque
71
Pesta Barbeque 2
72
Shin dan Darwin
73
Pantai
74
Voli Pantai
75
Kemalangan
76
Suapan dan Foto
77
Aku Tidak Membencimu
78
Bimbang
79
Surfing
80
Uji Keberanian
81
Hasil Undian yang Buruk
82
Kita Tidak Baik-baik Saja
83
Apa Aku akan Mati?
84
Menghilang
85
Pelukan
86
Pelaku
87
Kembali
88
Hukuman
89
Liburan Rin
90
Quality Time with Friend
91
Quality Time with Friend (2)
92
Kenapa Bertemu Dia dari Sekian Banyak Orang?
93
Rencana Feno
94
Uang yang Hilang
95
Shin Menginap
96
Kamera Pengintai
97
Accidentaly Kiss
98
Rencana Pertunangan
99
Pertemuan Tak Terduga saat Jalan-jalan
100
Wajah Bodoh
101
Cincin Pertunangan
102
Rencana Jahat
103
Gaun Pertunangan
104
Gaun Pertunangan (2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!