Tiga puluh menit kemudian, pertemuan itu berakhir.
Aku melirik jam dinding di sampingku. Sudah pukul tujuh malam...
Ini sudah malam. Haruskah aku pulang dengan sepeda? Atau aku harus memanggil taxi?
Tapi, jarak rumahku lumayan dekat dari sekolah. Kira-kira sepuluh menit akan sampai kalau dengan sepeda.
"Baiklah, ada yang ingin ditanyakan?" suara Ken membuyarkan pikiranku lagi.
Kami semua menggeleng.
"Kalau begitu aku akan menunggu uang dari kalian. Pembagian sahamnya juga setuju?"
Kami mengangguk. Aku mendapatkan persenan saham paling kecil disini. Hanya sekitar 5%. Yah, tapi itu cukuplah. Aku menganggap ini hanya sebagai tabunganku.
Setelah itu, pertemuan ini selesai sepenuhnya.
Riko dan Rina pamit lebih dulu, kemudian Sena menyusul meninggalkan ruangan.
Aku juga mengikuti mereka. "Sempai jumpa lagi senior" kataku sambil melambaikan tangan pada Ken.
Ken tersenyum "Hati-hati"
Aku melangkah keluar ruangan dan langsung berhadapan dengan lorong yang gelap. Bukankah ini sekolah mewah? Tapi kenapa kondisinya seperti ini? Benar-benar seperti rumah hantu...
Lampunya sangat remang-remang. Tanpa sadar punggungku merinding.
'Ini bukan komik horor, tidak mungkin ada hantu' aku berusaha menyemangati diriku.
"Aku sekarang lagi tidak mood untuk menangkap hantu" aku menggumam kesal sambil menggertakan gigi.
PAT! Tiba-tiba aku merasa bahuku di pegang.
"AH!" aku langsung berteriak dan melompat kecil. Aku berbalik sambil berjalan mundur.
"Hahahaha" Darwin tertawa puas sambil menatapku bodoh "Kau benar-benar ketakutan seperti kelinci. Reaksimu benar-benar lucu" kata Darwin dengan nada mengejek.
"Apa maksudmu mengejutkanku seperti itu? Apa kau ingin aku menjadi jantungan?" aku berteriak marah.
"Kau penakut?" kali ini Shin ikut berbicara dengan nada datarnya.
"....." aku menatap mereka.
"Aku hanya kaget" bantahku. Aku memang kaget oke. Aku sama sekali bukan penakut. Kalau aku seorang penakut, aku benar-benar tidak akan berburu hantu di kehidupan lamaku!
Aku mengabaikan mereka dan lanjut berjalan.
Darwin ikut menyusul di belakang. "Hei, hei, hei ayolah. Kenapa akhir-akhir kau cepat sekali marah? Ini tidak asyik. Kami hanya bercanda oke" kata Darwin.
"Hmph!" aku hanya mendengus.
Saat kami sampai di lantai dasar, aku langsung berbalik menuju parkiran sepeda.
Shin melihat Nana berbalik arah. Tidak menuju ke halaman depan tapi malah ke halaman samping. Kenapa gadis bodoh itu berjalan ke arah yang salah?
"Kau mau kemana?" tanya Shin sambil mengernyitkan kening.
"Mengambil sepedaku" jawabku acuh tak acuh.
"Apa? Sepeda? Kelinci kecil, kau naik sepeda?" tanya Darwin agak kaget. Dia tidak menyangka gadis seperti ini mau naik sepeda. 'Ternyata kita tidak bisa menilai orang hanya dari wajahnya saja!'
"Aku tidak punya sopir dan orang rumahku semuanya keluar kota. Jadi aku terpaksa naik sepeda"
Aura dingin tiba-tiba keluar dari tubuh Shin. "Tidak boleh" katanya datar.
Bagaimana bisa dia pulang dengan sepeda? Ini sudah malam! Apa dia benar-benar ingin celaka! ck!
"...." aku dan Darwin langsung terdiam dan melonggo kaget.
Aku memiringkan kepalaku bingung. "Kenapa tidak boleh? Apa urusannya denganmu?"
"Kau kenapa bro?" Darwin mengernyitkan kening bingung.
"AH!" tiba-tiba dia berteriak.
"Aku mengerti! Kau tidak boleh pulang dengan sepeda, ini sudah malam kelinci kecil" katanya.
"Iya, tapi rumahku dekat" kataku bersikukuh. Mereka terlalu berlebihan.
"Aku akan mengantarmu" kata Shin tiba-tiba.
"Aku akan mengantarmu kelinci kecil" kata Darwin.
Shin dan Darwin langsung saling memandang.
"...." Aku masih terdiam di tempatku. Aku mengamati mereka. Kenapa mereka bersikap aneh? Apa-apaan ini? Apa mereka memperhatikanku? Mereka takut aku dalam bahaya?
'Apakah masa muda yang bersemi-semi sudah menantiku?' pikirku sambil senyum-senyum sendiri.
"Jangan salah paham" Shin menatapku. Shin agak risih dengan wajah gadis bodoh di depannya. Ada apa dengan wajah bodoh penuh senyum menjijikan itu? Dia benar-benar tidak menyukainya. "Kalau kau kenapa-napa. Kami juga yang repot. Kau pulang telat karena kami mengajakmu dalam pertemuan ini. Kalau terjadi sesuatu, mereka pasti akan menanyai kami semua, terutama aku. Aku tidak menyukai hal merepotkan seperti ini" jelasnya panjang lebar.
Senyum kebahagiaanku langsung hilang. Ekspresiku langsung berubah kecewa.
'Haa....jadi itu alasannya...'
Aku menatap Shin dengan wajah cemberut "Hmph!"
Tokoh utama memang terkenal dengan sikap dingin dan cueknya. Dia sudah beberapa kali membuat tokoh utama wanita salah paham karena sifatnya itu. Karena itulah kisah cinta mereka punya banyak konflik.
Cih, dia tidak tahu bagaimana caranya bersikap romantis.
"Aku pasti tidak akan menjadikan orang sepertimu sebagai pacar" aku bergumam tanpa sadar.
DEG! Shin langsung kaget setelah mendengar perkataan Nana.
"Apa maksudmu?" tanyanya tidak sabar. "Maksudmu aku orang yang buruk?"
"Bukan begitu...bukan begitu" aku langsung panik. Dasar mulut bodoh! Aku benar-benar membicarakan hal yang berbahaya kali ini! Aku tidak bisa membuat tokoh utama membenciku....ini bahkan belum eventnya....
"Kau salah paham oke...Maksudku kau bukan tipeku..."
SHUUU! Setelah mendengar perkataan Nana, aura yang dingin tiba-tiba keluar dari tubuh Shin.
"Apa maksudmu?" katanya dingin.
Eh? Apa perkataanku salah? Aku tidak mengatakan hal yang jelek tentang dia bukan? kenapa dia marah?
"Hahahaha" tiba-tiba Darwin tertawa terbahak-bahak. "Ini benar-benar menarik. Sangat lucu hahaha...aku benar-benar tidak bisa menahan tawaku. Aku benar-benar melihat hal yang langka kali ini" Dia langsung menunjuk Shin. "Kau benar-benar ditolak bro hahaha Harusnya aku merekamnya tadi hahaha"
"Tidakk!!" aku langsung berteriak. "Kalian salah paham oke. Aku tidak bermaksud menjelek-jelekkan atau..."
"Sudahlah" potong Shin.
"Oke, kalau begitu aku akan pulang" kataku dengan cepat sambil berbalik. Aku tidak mau lagi berhadapan dengan mereka. Bisa-bisa aku gila karena harus menghadapi kedua penganggu itu.
"Hei, tunggu. Aku benar-benar akan mengantarmu" Darwin langsung memegang tanganku. "Jangan pulang sendirian. Ada banyak bahaya kau tahu? Lihat seragam kita, kau akan mengerti maksudku"
Ah? Aku mengerti maksud mereka. Aku benar-benar lupa hal yang paling penting. Aku memakai seragam dari sekolah konglomerat. Sudah pasti akan menjadi target penculikan.
Aku menepuk keningku "Aku benar-benar bodoh. Lebih baik naik taxi"
"Jangan naik taxi! Aku akan mengantarmu, oke" kata Darwin dengan nada memohon.
Aku menatap Darwin dengan aneh. "Ada apa denganmu? Apa kau merencankan hal lain untuk mengerjaiku lagi?"
Darwin langsung menggeleng. Dia memasang mata ****** berbinar dan sikap yang polos. Ini benar-benar lucu. Aku ingin mengelusnya, dia seperti anak ******.
'Tidak, tidak, sadar Nana. Dibalik sikapnya yang seperti anak ******, aku tahu dia orang yang licik. Jangan tertipu!" aku menguatkan diriku.
"Dia" tiba-tiba Shin menunjukku. "Aku yang mengantarnya. Ada yang ingin kukatakan padanya" kata Shin serius.
Darwin langsung melepas pegangannya. "Baiklah" katanya pasrah.
Wajah Shin serius. Aku tidak bisa membantahnya. Dia ingin membicarakan apa?
Kami bertiga menuju ke halaman depan. Disana sudah ada dua mobil yang menunggu kami.
"Nana. aku duluan" kata Darwin sambil melambaikan tangannya sebelum masuk ke mobil.
"Hati-hati"
Aku berbalik dan mengikuti Shin masuk ke dalam mobilnya.
Saat pintu mobil ditutup, suasana benar-benar hening. Bahkan pak sopir di depan benar-benar melonggo bingung. Dia tidak menyangka tuan muda akan membawa orang asing bersamanya. Terlebih lagi orang itu adalah wanita!
'Ini benar-benar kabar mengejutkan, aku harus memberitahu nyonya' pikir si sopir.
"Pak, jalan" suara dingin Shin bergeman.
"Eh, eh, iya, tuan muda.." kata sopir itu panik sambil menyalakan mesin.
"Dimana rumahmu?" tanya Shin sambil menatapku.
"Villa Ocean" aku menunjuk ke depan. "Lewat jalur belakang, hanya sepuluh menit"
"Sepuluh menit...itu cukup..." Shin bergumam.
"Jadi? Kau mau membicarakan apa?"
"...." Shin tidak menjawab.
Dia secara perlahan mendekat padaku.
Eh? eh? eh? Kenapa wajahnya semakin dekat.
DEG DEG DEG! Jantungku berdegup kencang saat wajah Shin semakin mendekat. Saat hidung kami hampir bersentuhan, aku langsung menutup mataku.
"Kau lupa pasang sabuk pengaman" suaranya berbisik di telingaku.
eh? Aku langsung membuka mataku. Aku melihat Shin sedang memasang sabuk pengaman untukku. Dan kami bersentuhan! Oh, tuhan..apakah ini keberuntunganku? Wajahku menunduk malu.
Shin memperhatikan bahwa gadis di sampingnya menunduk dengan wajah memerah, dia hanya tersenyum.
"Baiklah, ada yang ingin kukatakan..."
***
Bantu upp ratingnyaaa ~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
meihan
ehm
2023-05-13
0
Nayyara Sofia
semangat thor
2022-05-03
0
Ida Blado
ceweknya gampang baper dn mudah salting,gk asik,,,malah suka karakter rin yg gk terpengaruh sama muka tampan.
2022-01-31
0