Setelah melakukan rapat pembahasan pengembangan proyek pembangunan kawasan perumahan elit yang sedang mengalami sedikit kendala, Anyelir mengajak Aldo, Rio dan Roland untuk makan siang bersama sambil melanjutkan pembicaraan mereka dengan lebih santai di PF. Proyek ini adalah proyek pertama yang di pegang oleh Aldo, Rio dan Roland secara bersama. Biasanya mereka tidak pernah berkerjasama walau bergerak dalam bidang yang sama. Di tengah obrolan mereka, Diandra menelepon ingin datang ke PF untuk makan siang bersama Anyelir. Namun membatalkan rencana itu kemudian. Walau kecewa, Anyelir mencoba untuk mengerti. Karena Anyelir sadar akan tanggung jawab dan kewajiban suaminya sebagai seorang pimpinan perusahaan.
Dalam perjalanan pulang Kaisar menelepon dan membuat Anyelir menghentikan mobilnya di sebuah minimarket sekalian membeli beberapa keperluan rumah yang sudah mulai menipis.
" Assalamualaikum Bunda. Bunda apa kabar? Kai kangen sama Bunda."
" Wa'alaikumsalam. Alhamdulillah baik Kai. Bunda juga kangen sama kamu. Bentar lagi kan libur, kamu pulang?"
" Kayaknya gak pulang Bunda, teman-teman pada ngajak kerja bareng. Jadi bakal sibuk dan gak bisa pulang"
" Ok baiklah. Hati-hati di sana ya."
" Bun, bisa gak Bunda yang datang ke sini. Nanti kita jalan-jalan mumpung sakura lagi mekar, kan bagus banget Bun."
" Bunda belum bisa Kai, pekerjaan Bunda sedang menumpuk. Nanti kalau sudah agak longgar bunda sempatkan ke sana."
" Kai tunggu ya Bunda."
" Mudah-mudahan Bunda segera bisa ke sana ya"
Tak lama kemudian, telepon itu terputus dan Anyelir melangkah keluar menuju minimarket. Membeli segala sesuatu yang dia butuhkan.
Sesampai di rumah, Anyelir menyiapkan makan malam untuk mereka berdua. Diandra sampai tak berapa lama kemudian. Mengganti pakaiannya dan menghampiri Anyelir yang sedang sibuk membuat bumbu.
" Masak apa Fir?"
" Cuma buat sapi lada hitam sama tumis sawi, mas ada yang dipengeni?"
" Udah itu aja cukup. Makan cuma berdua nanti malah mubazir."
" Mau kerupuk gak biar rame makannya?"
" Memang ada?"
" Ada kerupuk ikan. Tolong ambil di kardus yang dekat kulkas itu ya Mas. Belum sempat bongkar."
" Dari mana ini Fir?"
" Kiriman dari teman. Produk baru katanya. Dia pengen masuk ke PF. Dia pengen aku rekomendasikan di PF kalau layak jual di sana."
" Oo. Kok ada buahnya juga. Banyak banget sih isinya Fir. Apa habis untuk kita berdua? Kita bawa aja ke rumah mama atau ibu gimana?"
" Mereka dah ada bagiannya sendiri Mas."
" Beneran?"
" Iya. Gak usah dipikirin. Apa yang sampai di rumah ini bakal sampai juga di rumah mereka."
" Semenjak kita di sini. Kita belum ada buat acara makan atau doa bersama bareng keluarga. Soalnya kemarin aku yang tiba-tiba harus pergi. Gimana kalau akhir pekan ini kita buat acara itu Fir?"
" Siang aja ya Mas. Kalau malam kasihan mereka, nanti pulangnya kemalaman."
" Terserah kamu aja"
Mereka sedang asik menikmati makan malam ketika ada ketukan di pintu depan.
" Siapa?" Mereka saling mengira-ngira karena selama sebulan mereka di sini. Belum ada seorang pun tamu yang datang.
" Biar aku aja yang lihat Mas."
" Ya."
Betapa terkejutnya Anyelir ketika membuka pintu. Kaisar, anak pertamanya yang nongol di depan pintu. Bukannya tadi siang anak ini bilang gak bisa pulang.
" Assalamualaikum Bunda." Sapa Kaisar mengagetkan Anyelir yang terpaku dengan kehadiran Kaisar.
" Wa'alaikumsalam."
" Bunda, Kai kangen Bunda." Kata Kaisar langsung berhambur kepelukan Anyelir. Meluapkan rasa rindunya yang sudah setahun tidak bertemu.
" Kaisar. Bunda juga kangen banget tahu sama kamu." Mereka berpelukan tanpa menyadari ada orang yang sedang dongkol menunggu di meja makan. Saat penasaran dengan tamu yang datang malam-malam begini malah disuguhi pemandangan yang tidak mengenakkan sama sekali.
" Siapa Fir?"
Mendengar suara Diandra, Anyelir baru tersadar dan melepaskan pelukan Kaisar.
" Kenalin Mas. Kaisar, anakku."
Mendengar kata anak untuk lelaki di hadapannya, Diandra jadi bingung dengan perempuan yang menjadi istrinya itu. Bagaimana bisa anaknya sebesar adik perempuan Diandra?
" Oo..."
" Kai, kenalin ini Mas Diandra. Suami Bunda." Mendengar kata suami dari mulut Anyelir, Kaisar mengerutkan alisnya. Sejak kapan Bundanya menikah? Kenapa dia tidak diberi tahu?
" Sudah jangan banyak menduga-duga, nanti bakal aku jawab pertanyaan apa saja yang ada di kepala kalian." Anyelir menggandeng dua lelaki dihadapannya itu ke meja makan.elanjutkan acara makan yang tertunda tadi.
Selesai makan, mereka duduk di depan televisi sambil berbincang-bincang. Melihat Kaisar yang selalu menempel di di samping Anyelir membuat Diandra merasa tidak nyaman. Sedang selama satu bulan mereka menikah belum pernah Anyelir dan Diandra bermanja-manja seperti itu. Beberapa kali mereka tidur bersama walau kadang juga masih tidur terpisah.
" Kai, mau nginap atau pulang apartemen?"
" Kai nginap aja ya Bunda. Kayaknya perjalanan dart sini terlalu sepi. Ada kamar kosong gak Bun? Kalau gak ada, Kai tidur sini aja.
Melihat raut wajah Diandra yang kurang senang dengan rencana Kaisar menginap terbaca jelas oleh Anyelir. Namun Anyelir berpura-pura tidak mengetahuinya.
" Ayo kita tidur juga Mas. Sudah malam." Kata Anyelir sambil meraih tangan Diandra dan membawanya menuju kamar mereka atau lebih tepatnya kamar Diandra. Kemudian memberi isyarat pada Kaisar untuk mengikuti mereka.
Setelah menunjukkan kamar yang akan ditempati Kaisar malam ini, Anyelir berjalan bersisian dengan Diandra menuju kamar mereka.
" Seneng banget ya dipeluk-peluk.
Sampai gak ingat suami nungguin di meja makan sampai jamuran." Ada nada tidak suka dari nada yang dilontarkan Diandra sambil menutup pintu dan menguncinya.
" Apaan sih Mas. Kaisar itu anakku lho. Sejak dia umur lima tahun waktu aku baru-baru keluar dari rumah papa dan tinggal di sebuah kontrakan di pinggir kota.
" Bagaimana caramu merawatnya?"
" Sudah gak usah ditanya Mas. Bayangkan aja gimana rasanya anak sekolahan, masih lima belas tahun , baru belajar hidup, merawat anak yang masih berumur lima tahun."
" La kalau kamu sekolah, Kaisar di mana?"
" Play grup."
" Tapi dia kan laki-laki dewasa sekarang Fir. Gak harus juga peluk-peluk gitu."
" Memang kenapa?"
" Aku gak suka aja."
" Mas cemburu?"
" Gak. Ngapain juga cemburu."
" Tapi kenapa wajahnya ditekuk-tekuk gitu?"
Diandra tidak memberi jawaban, hanya tangannya yang bekerja meraih tubuh Anyelir ke dalam pelukan. Menghirup setiap aroma tubuh Anyelir. Menulisnya di setiap lembar memori miliknya. Meletakkannya di tempat tersembunyi yang tidak mudah untuk dilupakan karena mulai saat ini, aroma inilah yang paling Diandra sukai.
" Aku aja mulai sekarang yang kamu peluk ya."
"Eh.."
" Jangan dibantah."
” Mas kenapa?"
" Gak kenapa-kenapa, yang jelas saat ini aku sedang inginkan kamu"
" Ada Kaisar di sebelah Mas."
" Biarkan aja, dia juga sudah dewasa."
Sebelum Anyelir menjawab, Diandra sudah memberinya sentuhan-sentuhan yang membuatnya panas. Malam ini akan menjadi malam yang panjang.
tbc
Selamat membaca...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Vayutanchayank
next up thor
2020-11-20
0
dahlah🙄
like duyu❤
2020-10-30
0
Imas
thor kapan d lanjutnya?
2020-10-29
1