Sesampai di kantor Raditya. Anyelir langsung menuju ruangan Raditya di lantai sepuluh, sedang Roni langsung meluncur ke PF. Monica menelepon, mengabarkan kedatangan investor dari Jepang yang tiba-tiba mampir setelah menghadiri seminar internasional di Bali. Kedatangan Anyelir disambut tatapan bingung sekretaris Raditya.
" Mohon maaf Bu. Apakah Anda sudah ada janji dengan Pak Raditya?"
" Jangan kuatir nona Lusi" jawab Anyelir sambil melirik nama di meja sang sekretaris.
" Raditya tak mungkin menolak kedatangan saya" sambungnya sambil membuka pintu ruangan Raditya.
" Tapi Pak Raditya sedang ada rapat dengan bagian pemasaran Bu, saya belum tahu kapan selesainya."
" Hubungi saja dia, katakan kalau Anyelir menunggunya, segera"
Lusi cuma terbengong dengan tamu bosnya yang satu ini. Sudah datang mendadak, main perintah. Memang siapa dia bisa memerintah bosnya yang super dingin dan hemat bicara itu. Benar-benar wanita yang ajaib batin Lusi.
Lusi mengetuk ruang rapat di lantai yang sama dengan ruangan Raditya, kemudian masuk perlahan.
" Sebaiknya penting yang ingin kamu sampaikan Lusi" kata Raditya ketika Lusi datang menghampirinya.
" Mohon maaf Pak. Tapi ada ibu Anyelir menunggu bapak." Bisik Lusi.
Raut wajah Raditya langsung berubah mendengar nama yang disebutkan Lusi.
" Rapat kita tunda dulu satu jam. Silahkan kembali ke ruangan kalian. Tolong segera perbaiki yang saya minta tadi" kata Raditya kepada anggota rapat. Penundaan satu jam membuat wajah mereka lega seperti mendapat angin segar setelah tiga jam diskusi dan belum menemukan titik temu.
Raditya bergegas menuju ruangannya yang diikuti Lusi dengan setengah berlari. Lusi menjadi semakin kagum dengan tamu bosnya ini yang membuat seorang Raditya bergegas menemuinya ketika mendapat kabar kedatangannya, bahkan menunda jadwal rapatnya yang biasanya tidak bisa diganggu gugat.
" Bunda.." panggil Raditya kepada Anyelir yang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.
" Angin apa yang membawa Bunda sampai kesini?" Tanya Raditya sambil mencium tangan Anyelir.
" Duduklah" perintah Anyelir kepada Raditya.
***
Raditya adalah putra ke dua Anyelir. Walaupun umur mereka hanya berjarak tujuh tahun, tetapi Anyelir dengan tegas memberi batasan pergaulan mereka sebagai ibu dan anak.
Anyelir bertemu dengan Raditya saat anak itu berumur tiga belas tahun, tepat setelah kelulusan sekolah menengah pertamanya. Pertemuan mereka terjadi di tempat pelelangan ikan di saat Anyelir memilih pemasok ikan ke PF. Anyelir bertemu dengan sepasang anak usia sekolah yang bekerja keras di sana membantu mengangkat box-box ikan dari kapal nelayan yang baru saja bersandar. Sedang gadis kecil disampingnya begitu setia mengikuti Raditya kemanapun pergi. Dialah Bunga, adik kecil kesayangan Raditya. Perhatian Anyelir benar-benar telah dicuri oleh sepasang malaikat kecil itu.
Setelah menemukan pemasok yang tepat, Anyelir mendekati mereka berdua yang sedang istirahat di salah satu sudut tempat itu membawa beberapa ikan dan uang yang tidak seberapa sebagai upah kerjanya hari ini. Anyelir menyodorkan roti dari dalam tasnya, yang sebelumnya dia maksudkan untuk sarapan, tetapi belum juga disentuhnya sejak pagi.
" Sudah makan?"
Dua anak itu bukannya menjawab dan menerima pemberian Anyelir tetapi malah memasang wajah waspada. Mungkin mereka mengira Anyelir adalah orang yang akan berbuat jahat pada mereka.
" Jangan takut ya adik manis, perkenalkan nama kakak Anyelir. Boleh kakak ikut duduk di sini?"
Mereka masih belum menjawab sapaan Anyelir. Namun Anyelir tidak pantang menyerah.
" Bukannya kalian seharusnya sekolah. Kenapa kalian di sini? Apakah orang tua kalian tidak akan marah?"
" Kami cuma tinggal berdua kok kak, jadi tidak akan ada yang marah" jawab gadis kecil itu yang kemudian mendapat gelengan dari abangnya.
" O ya? Dimana kalian tinggal? Boleh kakak mampir?"
Ketika gadis kecil itu ingin menjawab, sang abang sudah menggeleng dan menarik tangan adiknya menjauh. Anyelir tersenyum. Mengikuti mereka dari jauh hingga mereka sampai di salah satu rumah berdinding bambu tak jauh dari pantai. Hati Anyelir seakan mendapat pukulan yang besar melihat tempat tinggal mereka yang tak lebih layak dari gubuk. Anyelir menghampiri mereka lagi yang sedang menyiangi ikan di belakang rumah. Mungkin akan memasak untuk sarapan mereka.
Anyelir menyaksikan mereka menyiangi ikan dengan riang dan sesekali bercanda. Raditya megang begitu mencintai dan begitu melindungi adiknya sedari kecil.
" O ternyata rumah kalian di sini ya?"
Mereka terkejut dengan kehadiran Anyelir yang tiba-tiba.
" Memang kalian gak takut ya tinggal berdua saja di sini? Apa yang akan kalian lakukan ketika tiba-tiba ombak meninggi?"
" Kakak, tolong jangan ganggu kami. Kami sudah terbiasa hidup di sini, jadi tidak akan ada hal yang membahayakan kami." Kata Raditya dengan nada tinggi.
" Kakak gak ada maksud ganggu loh. Kakak cuma penasaran kenapa kalian cuma tinggal berdua. Orang tua kalian kemana?"
" Itu bukan urusan kakak" ketus Raditya.
" Ok baiklah. O ya gadis cantik siapa namamu?"
" Bunga kakak"
" Bunga kelas berapa?"
" Kelas dua kak, tapi sejak nenek meninggal, Bunga belajar di rumah saja sama Abang"
" Bagaimana kalau kalian ikut kakak? Nanti kakak akan pilihkan sekolah terbaik untuk kalian. " Rayu Anyelir.
" Gak perlu Kak." Raditya masih terus membangun tameng terhadap Anyelir.
" Kakak kamu namanya siapa Bunga?"
" Raditya kakak." Jawab Bunga polos dan langsung mendapat pelototan dari sang Abang.
" Raditya... Kakak benar-benar gak punya maksud jahat dengan kalian. Entah kenapa sejak pertama melihat kalian tadi di pelelangan, kakak merasa memiliki tanggung jawab terhadap kalian. Kakak tidak ingin melihat kalian bekerja keras ketika seharusnya kalian bersekolah. Ya mungkin seandainya kamu mampu bertahan dengan keadaan ini. Apa kamu gak kasihan dengan adikmu ini. Masa depan apa yang akan kamu berikan padanya di sini?"
Raditya berpikir keras saat itu hingga mau menerima kebaikan Anyelir untuk menjadikan mereka sebagai anak angkatnya. Sejak saat itu mereka menjadi anak seorang Anyelir. Perempuan muda yang begitu tangguh dan tepat dalam setiap pilihannya.
***
" Ada yang ingin kamu ceritakan ke Bunda?"
" Memang ada yang ngasih tahu Bunda cerita apa Bun? Radit gak ada masalah apapun Bun. Seandainya Radit punya masalah pun pasti Bunda yang lebih tahu."
" Siapa perempuan yang akhir-akhir ini berusaha menemui kamu dan Bunga? Kamu gak ingin cerita itu atau kamu lebih senang jika Bunda tahu dari orang lain ketika sudah terlambat?"
" Radit belum melakukan apapun Bunda, karena perempuan itu belum berusaha menemui Radit secara langsung, tetapi hanya berusaha untuk mendekati Bunga."
"Emangnya siapa dia?"
" Perempuan itu ibuku, Bunda. Perempuan yang sudah tega meninggalkan kami demi laki-laki lain ketika jasad ayah belum juga ditemukan. Meninggalkan anaknya yang masih sangat membutuhkan kasih sayang orang tuanya, bahkan Bunga saat itu masih berumur dua tahun Bunda. Bunga masih belum tahu apa-apa. Seandainya nenek tidak merawat kami. Entah apa yang terjadi dengan kami saat itu"
" Bukankah semua hal yang dilakukan setiap orang itu punya alasannya masing-masing ya Dit. Bunda cuma mengingatkan. Walau bagaimanapun ia adalah ibumu. Jangan kamu menghindari masalah. Selesaikanlah sebelum semuanya menjadi terlambat."
" Radit belum bisa memaafkannya untuk sekarang Bunda. Tolong beri Radit waktu."
" Tapi ingat. Bunda tidak pernah mengajarkan untuk menjadi durhaka, apalagi kepada ibu yang telah melahirkanmu. Biarkan juga bunga tahu siapa ibunya. Bunga layak tahu untuk itu."
" Bunda...Radit pasti akan menyelesaikan ini. Tapi Radit butuh waktu untuk mencari alasan yang dapat membenarkan ibu meninggalkan kami."
" Bunda akan memberi waktu. Jangan terlalu lama dalam berpikir. Sebelum semua tidak dapat kamu kendalikan lagi. Di luar sana banyak orang yang menginginkan posisimu saat ini dan rela melakukan apa saja untuk mendapatkannya."
" Kamu sudah makan siang. Bagaimana kalau makan siang dengan Bunda?"
" Radit masih harus menyelesaikan rapat tadi Bun. Nanti Radit yang akan mentraktir bunda makan malam."
" Baiklah kalau begitu. Masih ada hal yang harus Bunda lakukan juga. Selamat bekerja. Ingat untuk selalu memandang masalah dari berbagai sudut pandang ya." Pesan Anyelir yang dibalas Raditya dengan anggukan hormat.
***tbc
Huffff 2 part hari ini..
Tetap jadikan favorit ❤️, like 👍 vote 🌟🌟🌟🌟🌟 n komen ya 😀😀😀***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Alia Sari
beberapa kali mencari judul nya gk ketemu2 tiba2 muncul di saran
2022-01-18
0
usermaatre
kerenn salut dgn sosok anyelirr 💪💪
2021-02-23
2
Marsiti Sentana
mantul pisan euiy alur ceritanya👍👍👍
2020-11-24
1