16. Lebih Dekat

Selesai makan siang, Anyelir bergegas ke kamarnya ingin segera berbenah dan membersihkan diri sebab perjalanan darat yang dia lalui lumayan panjang dan melelahkan. Dengan ragu-ragu Diandra mengetuk kamar Anyelir. Dan pada ketukan ketiga, yang empunya kamar nongol dengan wajah yang segar sehabis mandi.

" Boleh masuk sebentar gak?"

" Ada apa?"

Tanpa menjawab Diandra masuk begitu saja kemudian duduk di atas sofa. Anyelir duduk di atas ranjang sambil memperhatikan Diandra.

" Kamu dari mana sebenarnya Fir?"

Diandra berucap sambil memperbaiki sikap duduknya dan menghembuskan nafas perlahan. Seperti ada sesuatu yang membebaninya.

" Kenapa kamu ingin tahu?"

" Entahlah. Tapi aku merasa kita tidak harus bersikap seperti ini. Bukankah kita ingin menjadi teman yang menyenangkan? Lalu kenapa kita sekarang seperti orang asing Fir? Kita terikat pernikahan, tapi kita lebih seperti dua kutub magnet serupa yang tak mungkin bersinggungan" nafas berat ikut dihembuskan Diandra dengan kata-katanya.

" Siapa yang memulai semua ini Mas? Bukankah kamu yang tidak mengenalku jika di luaran sana? Bahkan dengan begitu bahagianya membawa perempuan lain dihadapanku. Lalu aku harus bagaimana Mas?"

" Maafkan Aku Fir. Aku tahu aku salah. Tapi yang pasti kemarin aku begitu terkejut dengan kehadiranmu sehingga aku malah bersikap seperti itu. Bisakah kita menjadi teman seperti keinginan kita di awal hubungan kita Fir? Teman yang bisa berbagi cerita satu sama lain. Walau cuma sekedar bertanya kabar, atau saling memberi tahu keberadaan kita. Bukankah semua itu biasa dilakukan dengan teman?"

Anyelir mencoba mencerna setiap ucapan Diandra. Memang apa yang dikatakan Diandra ada benarnya.

" Semua itu tergantung kamu, Mas. Aku pastikan bisa melakukan semua itu jika Mas pun bisa."

" Janji mau jadi temanku?" Diandra mengulurkan tangan dan menyodorkan jari kelingkingnya kehadapan Anyelir. Ini adalah sesuatu yang baik karena mereka telah belajar untuk menerima kehadiran satu sama lain. Bukankah mereka memulai semua dengan baik lalu kenapa harus membuatnya menjadi rumit. Anyelir memutuskan menerima uluran tangan Diandra dan tersenyum manis.

" Janji."

" Makasih ya kamu sudah mau jadi temanku."

Anyelir mengangguk dan mengeratkan genggaman tangan Diandra yang dibalas Diandra dengan merengkuh Anyelir dalam pelukannya. Anyelir berniat menolak tetapi bukankah mereka baru saja melangkah untuk menjadi teman baik. Akan aneh jika menolak pelukan dari seorang teman yang juga suaminya.

***

Sebuah kartu undangan bertinta emas tergeletak di meja Diandra. Perlahan Diandra membukanya. undangan itu dari sebuah tempat bernama Paradise village. Undangan itu disertai sebuah kartu akses berwarna emas pula. Melihat lokasinya yang asing, begitu saja Diandra memasukkan undangan itu ke dalam laci meja kerjanya karena bukan sesuatu yang masuk dalam prioritas utama untuknya. Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian Diandra.

" Masuk."

" Mas, ini berkas-berkas yang harus diperiksa dan ditandatangani" Desi meletakkan tumpukan berkas di meja Diandra.

" Masih ada lagi"

" Nanti kita ada janji makan siang dengan investor dari Jepang Mas, di PF."

" Ya.."

Desi melangkah menuju pintu. Namun sebelum dia benar-benar keluar, dia berbalik kembali menghampiri Diandra. Begitu saja duduk di pangkuan Diandra, menggelayutkan tangannya manja di pundak lelaki itu dan menyatu bibir keduanya. Disaat ci**uman itu semakin dalam dan menuntut, Diandra memutuskan tautan di antara mereka. Hal itu membuat Desi merasa kecewa.

" Kenapa Mas?"

" Jangan ulangi lagi hal seperti ini ketika di kantor Des. Akan banyak mata yang menilai dan aku tidak mau itu" Diandra berdiri dari kursinya yang otomatis membuat Desi juga harus berdiri sehingga memberi jarak di antara mereka. Namun Desi tetap kembali merapatkan tubuhnya pada Diandra. Memeluk lelaki itu dari balik punggungnya.

" Apanya yang salah dari sikap kita Mas? Biar saja semua orang tahu bahwa aku milik Mas dan Mas milikku. Aku mau semua perempuan yang menginginkan Mas sadar bahwa Mas tidak mungkin lagi untuk mereka miliki"

" Aku memang sudah ada yang memiliki, tapi itu bukan kamu Des" Diandra melepas tangan Desi dari pinggangnya. Kemudian berjalan ke arah jendela.

" Mas..."

" Bukankah dari awal sudah aku tegaskan Des, aku tidak ingin terikat. Aku hanya akan bersamamu jika aku butuh. Jadi jangan paksa aku untuk terus ada di sisimu. Aku gak bisa. Maaf."

Seperti ribuan belati yang tiba-tiba meremukkan tubuh Desi. Perkataan Diandra seakan mencabut semua harapan dan kebanggaan milik Desi. Menghempasnya hingga ke dasar.

" Kamu jahat Mas. Aku tahu kamu pasti lagi punya mainan baru kan Mas? Gak papa, aku akan sabar. Karena aku tahu Mas pasti kembali. Aku tunggu nanti malam di tempatku ya Mas."

" Aku gak akan datang Des untuk nanti malam atau malam-malam berikutnya. Jangan tunggu aku. Lupakan aja yang sudah kita lewati. Melangkahkan terus ke depan karena aku tahu, aku bukan orang yang patut kamu tunggu"

" Aku akan tetap menunggu. Mas tolong ingat, siapa yang selalu ada nemeni kamu saat Rachel pergi. Aku Mas. Walau aku tahu masih banyak perempuan lain yang juga sama kamu Mas. Aku ngerti, aku peduli karena kamu sedang dalam kesedihan. Tapi sekarang kamu kan gak sedih lagi Mas. Sudah kembali menjadi kamu yang dulu. Jadi tolong pastikan aku adalah tempat kembalimu saat Rachel sudah hilang dari ingatanmu."

" Aku gak bisa Des. Lupakan aku."

"Gak Mas. Kamu adalah tujuan hidupku. Bagaimana pun caranya. Akan aku pertahankan. Gak akan pernah berubah sampai kapanpun."

Desi menyeka air matanya yang sempat terjatuh. Menarik nafas dan menghembuskannya kemudian. Berharap apa yang dia lakukan dapat mengurangi sesak di dadanya. Kemudian melangkah keluar dari ruangan bosnya itu. Seperti tidak ada hal apapun yang terjadi.

Diandra menghempaskan tubuhnya ke atas kursi kebanggaannya. Memutar-mutar kursi itu hingga dia merasa pusing. Memang dia akhir-akhir ini telah berubah, tapi bukan karena Desi. Ada perempuan sederhana yang begitu sulit untuk dia pahami namun mampu menarik semua inderanya.

***

Kedatangan Anyelir di PF membuat beberapa orang menjadi bingung. Pasalnya yang mereka tahu Anyelir adalah salah satu koki tidak tetap di PF, lalu mengapa kehadiran Anyelir kali ini untuk menggantikan Monica yang sedang cuti. Kejanggalan apa yang sedang terjadi ini. Begitulah kira-kira yang ada dalam pikiran mereka. Namun, walaupun begitu mereka tetap bekerja sebagaimana biasanya.

Suasana siang yang tenang tiba-tiba menjadi sebuah drama ketika seorang perempuan berpakaian cantik dan dandanan apik membuat keributan di salah satu meja pengunjung. Menurut salah satu pramusaji, perempuan itu memesan salah satu menu dan merasa menu itu tidak cocok dengan lidahnya. Sehingga dia minta menu yang baru sampai beberapa kali. Dan saat pembayaran, dia tidak mau membayar makanan yang tidak dia makan. Anyelir mengamati dari jauh kejadian itu. Jika dilihat dari dandanan dan pakaian yang dia kenakan, dia tentu bukan berasal dari masyarakat bawah yang tidak mampu membayar semua pesanannya. Tapi Anyelir tidak ingin melihat semua itu menjadi sesuatu yang harus didebatkan, mungkin memang kurang sedekah yang dia keluarkan. Jadi dia menganggap ini bagian dari sedekah itu.

" Beri dia voucher gratis makan di sini selama satu bulan. Kadang kita memang butuh orang seperti itu untuk mengingatkan kita jika kita lupa" Anyelir berbicara kepada seorang pramusaji.

" Tapi Bu, apa nanti kata Bu Monica?"

" Sudah jangan pikirkan, nanti saya yang tanggung jawab."

" Baik Bu."

Tak lama kemudian kegaduhan itu kembali tenang dengan senyum angkuh dari bibir perempuan yang berhasil mendapatkan voucher gratis makan selama satu bulan itu. Anyelir pun tersenyum sambil melangkahkan kakinya ke cafe Awan untuk bertemu Mia dan dua malaikat kecil yang dirindukannya.

tbc

Typo di mana-mana. Mohon maaf baru bisa update🙏

jangan lupa tetap jadikan favorit ❤️, like 👍, vote 🌟🌟 n komen ya 😀😀😀

Terpopuler

Comments

🇮🇩 M i K u R 🇵🇸

🇮🇩 M i K u R 🇵🇸

Asliii...rapi bangeeet alur ceritanya.
Gak ada drama yg gak perlu ada.
Gak ribet, gak belibet, to the point bgt.
Lanjut Jooo... Semangaaat...👍👍👍

2021-02-03

1

Vayutanchayank

Vayutanchayank

anyelir baik banget

2020-11-20

1

Annisha Mardhotillah

Annisha Mardhotillah

semngaat thor, aku padamu..
ceritanya bagus, ga kbnyakan drama.. aku sukaa

2020-10-20

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!