Setelah melalui persiapan matang akhirnya peresmian PV berjalan sesuai dengan yang mereka inginkan. Acara ini dilakukan secara privat. Hanya doa bersama dan makan bersama seluruh pegawai PV dan seluruh jajaran direksinya. Semua yang diolah dan dihidangkan dalam acara ini adalah hasil panen dari bagian pertanian dan peternakan PV. Selain doa bersama diadakan juga penguatan dan pemantapan kembali seluruh bagian dari PV serta wejangan dan nasihat-nasihat. Semua yang ada dalam acara ini merasa begitu bahagia dan bersyukur bisa menjadi bagian dari PV sebab di bagian apapun pekerjaan mereka akan mendapatkan keistimewaan yang sama.
" Fir, kami harus mencoba menggunakan kartu yang kami miliki. Biarkan kami menikmati bulan madu kami yang tertunda begitu lama. Mulai malam ini aku cuti hingga Minggu depan ya" Roni menyela percakapan Anyelir dengan ibu-ibu di sampingnya.
" Bagian mana yang ingin kamu coba?" Anyelir menggoda dua orang kepercayaannya itu.
" Kami ingin menikmati Minggu tenang kami di pondok alam. Mohon izin bos"
" Memang rumahku kurang nyaman?"
" Tentu saja bos. Kami tidak tega menikmati bulan madu jika ada yang bakal menderita di antara kami" Roni melangkah menjauh bersama Monica sambil tersenyum menggoda Anyelir yang dongkol dengan tingkah mereka.
Roni dan Monica menuju salah satu pondok alam di PV dengan menaiki motor, sebab untuk kesana hanya boleh menggunakan motor atau sepeda.
Suasana malam di pondok alam sungguh indah. Melihat bintang, berpadu suara jakrik, katak, serta gemericik air.
***
Anyelir terbangun dengan tubuh kaku yang mengisyaratkan penat yang tidak dia rasakan beberapa hari ini. Setelah melakukan beberapa perenggangan, Anyelir beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Kemudian berbenah, menyusuri setiap sudut rumah yang tidak dia lihat sejak tiga bulan yang lalu. Rumah kesayangannya ini masih tetap dalam keadaan yang dia inginkan sebab Bu Siti dan Pak Ahmat merawatnya dengan telaten. Bu Siti dan Pak Ahmat adalah dua orang yang Anyelir percaya mengurus rumah ini ketika dia tinggalkan. Mereka tinggal di paviliun belakang dekat dengan tanaman buah-buahan yang Anyelir tanam sejak lima tahun yang lalu. Tanaman itu sedang berbuah lebat. Terutama mangga dan jeruk.
Selesai sarapan, Anyelir berjalan ke kebun belakang rumahnya melihat-lihat hasil dari kesukaannya bercocok tanam. Buah-buahan yang ada di sini seperti tak lelah untuk terus berbuah. Beberapa pot sayuran yang dulu dia tanam sudah diganti yang baru seperti keinginan Anyelir.
" Mbak Anyelir apakah akan lama di sini? Ada yang Mbak ingin ibu lakukan?" Sapa Bu Siti yang berjalan menghampiri Anyelir yang sedang berjalan di tepi kolam ikan di belakang rumahnya.
" Nanti agak siangan saya balik Bu. Tolong buatkan gurami bakar dan kirim ke pondok alam ya Bu. O ya dimana Pak Ahmat?"
" Bapak lagi di belakang melihat buah-buahan kita yang sudah waktunya dipanen Mbak"
" O ya klo begitu tolong petikkan sekalian untuk saya ya Bu"
" Buah apa saja yang pengen Mbak bawa?"
" Apa saja yang sudah waktunya dipanen. Parselkan saja langsung seperti biasa ya Bu. Beri tambahan tiga dari biasanya, nanti saya kasih alamatnya ke ibu. Untuk saya petikkan saja beberapa mangga, jeruk dan pisang saja, nanti langsung letakkan aja di mobil"
" Baik Mbak."
" O ya Bu. Mungkin Roni dan Monica masih akan di sini untuk beberapa hari ke depan. Saya percayakan kebutuhan mereka sama ibu. Biarkan mereka menikmati liburan mereka"
***
Hari ini Diandra kehilangan fokus dengan semua pekerjaan yang dia lakukan. Akhirnya Alvin dan Desi yang harus menangani pekerjaannya yang tersisa. Diandra memutuskan pulang terlebih dahulu, padahal seharusnya besok jadwal kepulangannya. Sesampai di rumah, Diandra tak menemukan sosok Anyelir di rumah. Namun rumah yang dia ingat seminggu yang lalu telah berubah hampir 360 derajat. Diandra melemparkan tas yang dia bawa, melepas dasi dan jas sekenanya kemudian begitu saja membaringkan tubuhnya di atas kasur tanpa keinginan untuk sekedar membersihkan diri sebelum terlelap.
Pukul 07.00 Diandra terbangun, karena rasa lapar yang begitu terasa. Dia jadi teringat makan malam yang dilewatkannya agar bisa segera sampai di rumah. Dengan enggan, Diandra beranjak dari tempat tidur dan membersihkan dirinya yang terasa begitu lengket. Kemudian melihat isi kulkas seandainya saja ada yang bisa di makan. Akhirnya Diandra memutuskan mbuat secangkir kopi dan sarapan setangkup roti. Pagi yang sepi. Entah mengapa dia ingin segera kembali? Padahal jika dia masih bertahan di Bandung sampai besok masih ada waktu luang yang bisa dia nikmati bersama Desi.
Setelah tidak tahu apa yang harus dia lakukan, Diandra memutuskan untuk membaca buku di balkon. Anyelir begitu pandai menata tempat ini menjadi begitu nyaman dan menyenangkan. Setelah lelah mbaca akhirnya Diandra tertidur di atas ayunan dan dia terbangun sebab aroma makanan yang begitu nikmat. Perutnya yang hanya diganjal roti meronta-ronta menginginkannya. Dengan perlahan Diandra menuruni tangga menuju dapur. Dia melihat perempuan manis itu sedang memasak makan siang. Kenapa wajah perempuan yang seperti itu begitu indah untuk dipandang.
" Sudah pulang? Dari mana?" Diandra mencoba mengajukan pertanyaan dengan nada sebiasa mungkin agar Anyelir tidak menyadari rasa ingin tahunya yang besar.
" Baru saja. Ada keperluan mendesak. Lumayan jauh tempatnya, jadi butuh waktu lebih lama untuk sampai ke rumah"
" Sama siapa?"
" Teman"
"Oh.."
" Kamu masak apa? Aku dah lapar."
" Cuma sup sayuran dan ayam goreng. Soalnya cuma itu yang ada. Tadi belum sempat belanja. Tapi kalau kamu gak bisa, order ajalah di **food atau apa gitu"
" Malas untuk nunggu lagi. Makan ajalah yang ada. Aku bukan pemilih makanan. Ayo makan bareng aja"
" Ya"
tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
🇮🇩 M i K u R 🇵🇸
Jo...si Diandra jan dibikin jd sosok yg kasar yaaa... Thank U darling... Aq nunggu upnya terus. Suka bangeeet... 💜💜💜
2021-02-03
2
Vayutanchayank
senng daya thor, makin seru aj,semangat terus
2020-11-20
2
halimah aamir
up
2020-10-13
2