10. Persiapan

Sebuah amplop coklat tergeletak di meja kerja Diandra. Amplop itu kiriman dari Alvin, orang kepercayaannya. Perlahan Diandra membukanya dengan rasa penasaran yang tidak bisa ia sembunyikan. Beberapa foto Zafira di beberapa tempat dengan beberapa orang berbeda dan hampir semuanya adalah lelaki. Dari data yang Alvin dapatkan, perempuan itu bernama Anyelir, bukan Zafira seperti yang diperkenalkan kepadanya. Salah satu pegawai tidak tetap di PF dan bekerja juga di hotel Andromeda. Namun dari pengamatan dan hasil penyelidikan Alvin, Zafira lebih banyak menghabiskan waktunya di hotel. Kerja apa yang menghabiskan waktunya di hotel sehingga kenal dengan pengusaha-pengusaha muda? Dan lebih dikenal dengan nama Anyelir. Berbagai macam spekulasi berseliweran di kepala Diandra. Sehingga dia sampai pada satu pertanyaan tentang kepantasan perempuan itu untuk menjadi istrinya. Apakah orang tuanya tahu tentang ini? Semua pertanyaan membuat kepala Diandra berdenyut. Sakit.

Suara bel pintu mengagetkan Diandra, seperti menyelamatkannya dari sakit di kepalanya. Dengan langkah sedikit cepat Diandra menuju pintu apartemennya. Dan betapa terkejutnya Diandra ketika seorang perempuan yang berpakaian seksi telah menunggu di depan pintu. Bagaimana tidak terkejut, seingat Diandra dia tidak ada memberitahukan alamat ini kepada siapa pun, terutama teman wanita. Namun keterkejutan itu berlanjut menjadi sebuah kesenangan sebab seperti mendapatkan sesuatu yang bisa mengurangi rasa sakit di kepalanya.

" Liana.." Diandra menyebut nama gadis itu.

" Sayang, kenapa teleponku gak diangkat seh? Aku kan kangen.." kata perempuan itu sambil menggelayut manja di tangan Diandra.

Tanpa ajakan sang empunya rumah. Perempuan itu telah lebih dulu mendorong tubuh Diandra hingga masuk ke dalam apartemen.

" Darimana kamu tahu alamatku?"

" Ada aja.." jawab Liana sambil membawa Diandra ke atas sofa dan mendudukkan dirinya dipangkuan Diandra. Membelai wajah Diandra dan memainkan jemarinya di antara helaian rambut Diandra.

Diandra menghela nafas, sebab polah perempuan itu membangkitkan sesuatu di dalam dirinya. Tanpa berpikir lagi Diandra menangkup wajah manja di depannya kemudian melabuhkan ci**umannya pada bibir merah perempuan itu. Memberikan ke**cupan ringan yang terus semakin dalam dan menuntut. Membawa perempuan itu ke atas ranjangnya hingga desahan dua insan berlainan jenis itu terus bersahutan hingga pagi hampir menjelang.

***

Dering telepon mengagetkan Diandra dari tidurnya yang baru dua jam. Dengan malas Diandra mengangkat telepon itu tanpa melihat siapa yang menelepon dipagi buta begini.

" Halo.." Diandra berbicara denga suara parau sambil terpejam.

" Belum bangun Nak?" Suara lembut perempuan di seberang telepon yang Diandra yakini sebagai suara ibunya.

" Ini dah bangun Bu.." jawab Diandra malas.

" Kita makan siang di luar hari ini ya, ibu tunggu di PF saat makan siang. Ada yang pengen ibu omongin sama kamu"

" Iya Bu.. Diandra masih ngantuk mau tidur dulu lagi sebentar"

" Jangan lupa ya Nak"

" Ya.." jawab Diandra sambil melempar telepon genggamnya kembali ke atas nakas.

" Siapa yang telepon sayang?" Tanya perempuan yang terbaring di sampingnya. Masih sama-sama polos. Diandra kembali tersadar dengan apa yang sudah mereka lakukan semalaman.

" Bukan urusan kamu" ketus Diandra.

" O ya, tolong segera kamu keluar dari apartemen ku ini. Sebentar lagi ibuku mau datang." Bohong Diandra sambil menyerahkan cek kepada perempuan itu.

" Ok la sayang. Nanti malam aku datang lagi ya?"

" Gak usah." Jawab Diandra singkat.

Dengan senyum mengembang, perempuan itu meraih kertas yang disodorkan Diandra sambil menge**cup bibir Diandra sekilas, turun dari ranjang dan memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai. Perempuan itu pergi setelah selesai membersihkan dirinya. Sedang Diandra melanjutkan tidurnya yang terganggu.

***

Pukul 12.30 Diandra sampai di PF. Sebuah surga makanan Nusantara terbesar di negara ini. Diandra langsung menuju lantai empat puluh. Sesampainya di lantai teratas PF, Diandra diarahkan ke meja yang sudah direservasi oleh orang tuanya. Ternyata di sana sudah ada Zafira dan ke dua orang tuanya juga.

Diandra duduk di dekat ibunya yang langsung berhadapan dengan Zafira. Perempuan itu masih seperti sebelumnya. Seperti tak terpengaruh oleh apapun disekitarnya. Tetap tenang menanggapi semua cerita dengan senyum yang selalu terkembang. Tanpa bantahan ataupun persetujuan.

" O ya, kalian akan menikah seminggu lagi. Semua urusannya sudah mama serahkan ke WO kepercayaan mama. Jadi kalian tinggal mempersiapkan diri saja ya" mama Zafira mulai pembicaraan serius setelah menyelesaikan makan siang.

" Ma.." Zafira mencoba membantah perkataan mamanya. Sebab belum ada pembicaraan tentang ini lalu mengapa tiba-tiba tanggal pernikahan sudah ditentukan.

" Kami sudah tidak sabar Nak Zafira" ibu Diandra menambahkan perkataan calon besannya.

Orang tua Diandra dan Zafira terus berbicara tentang konsep pernikahan itu. Saling menguatkan dan melengkapi satu sama lain, sehingga dua manusia yang menjadi objek perbincangan itu tidak mampu berbuat apapun. Hanya saling maksakan senyum yang lebih seperti seringai.

***

Akhirnya setelah melalui perdebatan yang panjang antara orang tua dan calon mempelai, pernikahan itu mereka sepakati sebagai pernikahan dengan konsep yang sederhana dan hanya akan dihadiri oleh keluarga terdekat saja.

Acara akan digelar di rumah keluarga Rahadiansyah. Hanya prosesi ijab qobul yang dilanjutkan dengan doa bersama keluarga. Konsep acara seperti ini diminta Anyelir dan Diandra dengan harapan akan sedikit diketahui oleh orang lain. Karena mereka ingin menyampaikan berita pernikahan ini kepada orang lain sebelum mereka merasa siap secara lahir dan batin.

**tbc

*A**dakah yang menantikan cerita gak jelas ini? ayo tunjukkan dirimu. Maafkan author yang sedang tidak bisa membagi waktu antara daring dan luring ya..

Lama gak nongol sekali nongol gak lama🙏🙏

Tetap tinggal kan jejak dengan vote 🌟🌟, like 👍 👍 dan coment ya 🗣️🗣️

Dengan jejak yang kalian tinggalkan dapat memberi tambahan semangat buat author...

Biar authornya tahu bahwa ada yang menantikan kelanjutan cerita ini..

Tetap jaga kesehatan***..

Terpopuler

Comments

Rena Harianto

Rena Harianto

lanjut thor

2020-12-27

0

Vayutanchayank

Vayutanchayank

lanjut

2020-11-20

0

Vayutanchayank

Vayutanchayank

makin seru nih,lanjutkan thor

2020-11-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!