Sebuah Penyesalan

Arjuna masih berdiri di tempatnya, napasnya berat menahan gejolak yang mendidih dalam dadanya. Malam yang tenang kini terasa menyesakkan, seakan langit pun memahami bahwa hubungan dua saudara ini tak lagi sama seperti dulu.

Nakula berhenti beberapa langkah dari Arjuna, lalu menoleh dengan tatapan yang tajam dan penuh kebencian. “Sebelum aku pergi, ada satu hal yang ingin kau ketahui,” katanya dengan suara dingin.

Arjuna menatapnya dengan serius.

“Aku membencimu,” kata Nakula tanpa ragu. “Dari dulu… hingga sekarang… dan sampai kapan pun.”

Arjuna terdiam. Kata-kata itu seperti pedang yang menembus dadanya, lebih menyakitkan daripada luka fisik mana pun.

“Kau selalu menjadi yang terbaik,” lanjut Nakula, suaranya semakin penuh emosi. “Kau selalu berada di atas. Aku hanyalah bayangan yang selalu tertinggal di belakangmu. Aku muak dengan itu, Arjuna! Aku muak menjadi yang terlemah di antara kita!”

Arjuna mengepalkan tangannya. “Nakula… itu tidak benar. Aku tidak pernah menganggapmu lemah.”

Nakula tertawa sinis. “Omong kosong! Kau tahu itu tidak benar. Dulu kau bahkan tidak pernah menoleh ke belakang untuk melihatku! Dan sekarang, setelah kau kehilangan segalanya, kau ingin menjadi seseorang yang lebih baik? Menyedihkan.”

Arjuna merasakan kepedihan dalam kata-kata adiknya. Ia ingin mengatakan sesuatu, ingin membantah, ingin menjelaskan—tapi ia tahu Nakula tidak akan mendengarkannya. Kebencian itu sudah mengakar terlalu dalam.

“Aku pergi untuk sekarang,” kata Nakula, matanya masih menatap Arjuna dengan penuh kebencian. “Tapi ini belum selesai. Kita akan bertemu lagi, kakakku yang sempurna. Dan saat itu terjadi… aku pastikan kau akan jatuh lebih dalam.”

Tanpa menunggu jawaban, Nakula berbalik dan menghilang dalam gelapnya malam.

Arjuna berdiri kaku, merasakan sakit yang lebih dalam dari sebelumnya. Ia kehilangan kekuatannya. Ia kehilangan kepercayaannya pada dirinya sendiri. Dan kini, ia kehilangan adiknya.

Malam itu, angin berhembus lebih dingin dari biasanya.

Bab Ini (Lanjutan)

Arjuna melangkah pelan di trotoar kota Jakarta yang mulai lengang. Lampu-lampu jalan berpendar samar, memantulkan bayangan dirinya yang tampak lebih berat dari sebelumnya. Langkahnya tak secepat biasanya, seakan pikirannya yang kacau memperlambat setiap gerakan.

Di dalam hatinya, perasaan sesal itu menggerogoti dirinya lebih dalam dari yang ia sangka.

"Ini salahku."

Suara Nakula masih bergema di kepalanya. Kata-kata penuh kebencian itu seperti cambuk yang menghantam kesadarannya. Ia tahu Nakula tidak berbohong—kebencian itu nyata, mendalam, dan sudah terlalu lama terkubur tanpa ia sadari.

Dulu… Arjuna tak pernah benar-benar memperhatikan perasaan adiknya. Dalam kejayaannya, dalam kesombongannya sebagai Dewa yang paling tampan dan kuat, ia selalu melihat Nakula sebagai bayangannya.

Sebagai seseorang yang tidak akan pernah mengejarnya.

Sebagai seseorang yang akan selalu ada di belakangnya.

Kini ia sadar, bahwa dengan sikapnya itu, ia telah menciptakan luka yang tak terlihat—luka yang perlahan berubah menjadi kebencian, hingga akhirnya menguasai hati adiknya.

Arjuna menghembuskan napas berat. “Nakula…” gumamnya pelan, nyaris seperti bisikan pada angin malam.

Ia mencoba mengingat saat mereka masih kecil, bermain bersama di puncak Gunung Meru. Saat Nakula masih menatapnya dengan penuh rasa hormat, dengan kagum yang begitu murni. Tapi semua itu telah sirna.

Ia telah kehilangan adiknya.

Bukan karena perbedaan kekuatan. Bukan karena perbedaan jalan.

Tapi karena kesombongannya sendiri.

Arjuna berhenti melangkah. Kepalan tangannya bergetar, rahangnya mengeras. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia benar-benar menyesal.

Bukan karena kehilangan kekuatan.

Bukan karena diasingkan ke dunia manusia.

Tapi karena menyadari bahwa kesombongannya telah menghancurkan sesuatu yang jauh lebih berharga—cinta seorang saudara.

Malam semakin larut. Jalanan semakin sepi. Tapi di dalam hati Arjuna, badai sesal itu terus berkecamuk tanpa henti.

Arjuna terus melangkah mendekati rumah Kirana, tetapi tiba-tiba ia mendengar suara teriakan dari gang kecil di seberang jalan. Nalurinya segera bereaksi. Tanpa berpikir panjang, ia bergegas menuju sumber suara.

Di dalam gang sempit yang remang-remang, ia melihat seorang pria paruh baya terjatuh di tanah, tubuhnya gemetar ketakutan. Beberapa meter darinya, sekumpulan pria berbadan besar dengan jaket kulit berdiri mengelilingi, masing-masing membawa senjata tajam—rantai besi, tongkat kayu, dan belati.

Geng motor.

Salah satu dari mereka menendang korban yang sudah tak berdaya. “Mana uangnya, hah?!” bentaknya kasar.

Pria itu memohon, “Tolong… Saya hanya punya ini untuk keluarga saya…”

Arjuna merasakan amarahnya bangkit. Sekalipun kekuatannya belum pulih sepenuhnya, ia tidak bisa tinggal diam melihat ketidakadilan di depan matanya.

“Aku rasa kalian sudah cukup bermain,” katanya lantang.

Para anggota geng langsung menoleh, mata mereka menyipit penuh kecurigaan. Salah satu dari mereka, yang tampaknya pemimpin kelompok itu, menyeringai sinis. “Hah? Sok pahlawan, ya? Kau pikir ini urusanmu?”

Arjuna menatap mereka dingin. “Aku tak peduli siapa kalian. Aku hanya tahu satu hal—kalian berhadapan dengan orang yang salah.”

Tanpa aba-aba, salah satu anggota geng mengayunkan rantai ke arah Arjuna. Dengan refleks cepat, Arjuna menunduk dan menangkap rantai itu dengan satu tangan, lalu menariknya dengan kuat. Pria itu terhuyung dan jatuh ke tanah.

Dua orang lainnya langsung menyerang bersamaan. Arjuna menghindari pukulan pertama dengan sedikit geseran tubuh, lalu menangkap tangan penyerang kedua dan memutarnya ke belakang hingga pria itu menjerit kesakitan.

Pemimpin geng mengeluarkan belatinya dan menyerbu dengan cepat. Arjuna melompat ke belakang, lalu dengan gerakan gesit, ia menendang pria itu tepat di dada, membuatnya terjungkal ke dinding gang.

Para anggota geng yang tersisa mulai ketakutan. Melihat pemimpin mereka terkapar, mereka mundur perlahan.

“K-kita pergi dari sini!” salah satu dari mereka berteriak sebelum akhirnya melarikan diri.

Arjuna menatap mereka pergi dengan ekspresi dingin. Ia menarik napas panjang, lalu berbalik menatap pria yang tadi mereka serang.

“Apakah kau baik-baik saja?” tanyanya sambil mengulurkan tangan.

Pria itu mengangguk ketakutan, lalu menerima uluran tangan Arjuna untuk berdiri. “T-terima kasih… Kau menyelamatkanku…”

Arjuna hanya mengangguk. Ia tak butuh ucapan terima kasih. Ini bukan tentang dirinya—ini tentang melakukan hal yang benar.

Tanpa berkata apa-apa lagi, ia melanjutkan langkahnya menuju rumah Kirana, meninggalkan gang yang kini sunyi.

Malam ini, ia kembali diingatkan bahwa dunia manusia bukanlah dunia yang adil. Tapi setidaknya, selama ia ada di sini, ia bisa melakukan sesuatu untuk mengubahnya.

Saat Arjuna melangkah masuk ke rumah Kirana, Kirana yang sedang duduk di sofa segera menoleh ke arahnya. Ia mengernyit saat melihat ekspresi Arjuna yang tampak lebih suram dibandingkan pagi tadi.

“Kau kenapa?” tanya Kirana dengan nada penasaran, matanya memperhatikan wajah Arjuna yang terlihat sedikit lelah.

Arjuna menghela napas, berjalan menuju kursi di hadapan Kirana, lalu duduk dengan gerakan pelan. “Aku hanya… berpikir,” jawabnya singkat.

Kirana memiringkan kepala. “Berpikir tentang apa?”

Arjuna menatap Kirana sejenak sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya ke luar jendela. “Dunia ini… manusia… Aku mulai memahami mengapa mereka seperti ini. Tadi, aku melihat seseorang hampir kehilangan segalanya hanya karena beberapa orang yang lebih kuat ingin mengambil apa yang bukan hak mereka.”

Kirana terdiam, memahami apa yang dimaksud Arjuna. Dunia ini memang keras.

“Aku melawan mereka,” lanjut Arjuna. “Tanpa kekuatan penuhkupun, aku tetap tidak bisa diam melihat ketidakadilan. Tapi… hal ini membuatku berpikir.”

“Berpikir tentang apa?” Kirana bertanya lagi, kini lebih lembut.

Arjuna menatapnya kembali, kali ini dengan mata yang menunjukkan perasaan yang lebih dalam. “Apakah selama ini aku juga seperti mereka?”

Kirana mengerutkan dahi. “Maksudmu?”

Arjuna tersenyum miris. “Dulu, aku tidak peduli pada apa pun kecuali diriku sendiri. Aku memandang orang lain lebih rendah. Aku menganggap semua di bawahku, termasuk adikku sendiri.” Ia menundukkan kepala, jemarinya saling bertaut. “Dan sekarang aku menyadari… itulah yang membuat Nakula membenciku.”

Kirana terdiam. Ia tidak menyangka bahwa Arjuna akan terbuka sejauh ini. Biasanya, pria itu selalu bersikap percaya diri, bahkan sedikit arogan. Tapi kali ini…

“Kau menyesal?” Kirana bertanya pelan.

Arjuna mengangguk pelan. “Ya… sangat.”

Kirana tersenyum tipis, lalu mendekat dan duduk di sampingnya. “Kau tahu, Arjuna… penyesalan itu bukan hal yang buruk. Justru, itu tanda bahwa kau mulai berubah.”

Arjuna menoleh, menatap Kirana yang tersenyum lembut kepadanya.

“Kau diberi kesempatan kedua di dunia ini,” lanjut Kirana. “Mungkin ini bukan hukuman, tapi pelajaran untukmu.”

Arjuna terdiam sejenak, lalu akhirnya tersenyum tipis. “Mungkin kau benar…”

Kirana tersenyum lebar. “Tentu saja aku benar.”

Mereka berdua terdiam, menikmati suasana malam yang hening. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, Arjuna merasa bahwa mungkin… hanya mungkin… ia bisa menjadi lebih baik.

Episodes
1 Dewa Yang Sombong
2 Sang Dewa Turun Di Jakarta
3 Di selamatkan Oleh Manusia
4 Emosi yang Tidak bisa Di bendung
5 Sebuah Kepercayaan
6 Ketegangan di Gunung Meru
7 Rasa Sakit Hati dan Rencana Pembalasan
8 Arjuna Memulai Hari Di Dunia Manusia
9 Seorang Dewa yang menjadi Petugas Keamanan
10 Rencana Licik Nakula
11 Perasaan Arjuna
12 Wanita yang di cintai Arjuna
13 Kekacauan di jakarta
14 Empat Saudara Arjuna
15 Makna dan Hikmah yang di dapatkan Arjuna
16 Melatih Kekuatan
17 Nasehat Orang Tua
18 Kedatangan Agen The Vault
19 Pertemuan Arjuna dan Nakula
20 Sebuah Penyesalan
21 Kekacauan Oleh Andi Wijaya
22 Nyala Harapan Di Tengah Kekacauan
23 Hukuman dari Arjuna
24 Jejak Pertarungan
25 Rencana Nakula dan pertemuan para dewa
26 Tawaran Menjadi Model
27 Perasaan Cinta
28 Kontrak menjadi Model
29 Masa lalu Arjuna dan Kumala
30 Arjuna membuka hati nya kembali
31 Langkah Baru Arjuna
32 Sebuah Ide Kirana
33 Kekuatan Arjuna Kembali
34 Pengalaman Kirana dan Bara yang sangat luar biasa
35 Saudara yang jatuh
36 Kebencian Nakula semakin dalam
37 Ancaman yang segera di mulai
38 Kekacauan yang mengerikan
39 Harapan baru tiba
40 Melindungi warga
41 Kekuatan Penuh Arjuna
42 Cinta yang saling terungkap
43 Rasa Cemburu
44 Rapat di Pertahanan Nasional
45 Kedatangan Anak Dewi Amaterasu ke Gunung Meru
46 Pertemuan Arjuna dan Hikarimaru
47 Ambisi Kirana dan Bara
48 Pertemuan Arjuna dan Dewi Amaterasu
49 Perjalanan Ke lembah
50 Pertarungan Dengan Waktu
51 Kebangkitan Yamata No Orochi
52 Serangan Dahsyat
53 Gandiva
54 Kemenangan yang penuh arti
55 Perpisahan
56 Kelahiran Nihraziel The Eclipse
57 Ujian Untuk Para Dewa dan Iblis
58 Hikamaru VS Nihraziel
59 Pertemuan Arjuna dan Nihraziel
60 Musuh yang sangat Rumit
61 Nihraziel vs Ranggasura
62 Kedatangan Nihraziel di Sidang Langit
63 Cermin para Dewa
64 Sidang para Iblis
65 Awal Perang besar
66 Rencana Nihraziel dan Arjuna
67 Pertempuran akan di mulai
68 Nihraziel yang brutal dan sadis
69 Ras Iblis Vs Ras Dewa
70 Nihraziel menjadi Sekutu
71 Nihraziel Solo Player
72 Hasil Sidang Langit
73 Awal Ancaman baru
74 Perasaan Cinta yang Mulai Tumbuh Dalam Hati Dewi Athena
75 Kehangatan Manusia dan Dewa
76 Kecantikan Athena
77 Terjebak Di Antara Dewi dan Manusia
78 Makna dari Cinta
79 Kebohongan dan Fitnah Iblis
80 Kemunculan Bataraguru
81 Sebuah Konflik yang makin memanas
82 Kebangkitan Gor'Malekth
83 Kekalahan para dewa
84 Dampak yang sangat mengerikan
85 Rahasia di Antartika
86 Benua Celestia Divina
87 Ujian Di Celestia Divina
88 kekuatan Baru Arjuna
89 Penyerangan dengan kekuatan baru
90 Waktu yang terus berulang ulang
91 Kedatangan Dua Superhero
92 Kembali nya para dewa dan dewi
93 Ancaman Dari Kelompok Evil God
94 Kemunculan Nasha Valeriya
95 Si Tampan Vs Si Birahi
96 Kekalahan pertama oleh pria
97 Curhatan Seorang Nasha
98 Penyembuhan dari sang dewa
99 Mimpi Yang Indah
100 Pertemuan Nasha dengan Bara
101 Rencana Kencan Bara dan Nasha
102 Ketidakhadiran Si Bungsu
103 Dewi Seni Musik
104 Kehangatan Keluarga
105 Sang Dewi Seni Musik beraksi
106 Hikmah yang di ambil oleh seorang Dewi Seni Musik
107 Kehadiran Nakula
108 Rencana Ayah mengunjungi anak anak nya
109 Kedatangan Orang Tua
110 Pelajaran Dari Dunia Manusia
111 Sebuah janji dan harapan
112 Berita ancaman baru
113 Kemunculan Ahool
114 Rencana menangkap Ahool
115 Tiba di Tasikmalaya
116 Nginap Di rumah Pak Umar
117 Dewa Juga Beribadah
118 Ketegangan dalam Hutan
119 Serangan Ahool
120 Pembebasan Jiwa Jiwa yang Terikat
121 Misi selesai
122 Tiba di rumah tempat paling nyaman
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Dewa Yang Sombong
2
Sang Dewa Turun Di Jakarta
3
Di selamatkan Oleh Manusia
4
Emosi yang Tidak bisa Di bendung
5
Sebuah Kepercayaan
6
Ketegangan di Gunung Meru
7
Rasa Sakit Hati dan Rencana Pembalasan
8
Arjuna Memulai Hari Di Dunia Manusia
9
Seorang Dewa yang menjadi Petugas Keamanan
10
Rencana Licik Nakula
11
Perasaan Arjuna
12
Wanita yang di cintai Arjuna
13
Kekacauan di jakarta
14
Empat Saudara Arjuna
15
Makna dan Hikmah yang di dapatkan Arjuna
16
Melatih Kekuatan
17
Nasehat Orang Tua
18
Kedatangan Agen The Vault
19
Pertemuan Arjuna dan Nakula
20
Sebuah Penyesalan
21
Kekacauan Oleh Andi Wijaya
22
Nyala Harapan Di Tengah Kekacauan
23
Hukuman dari Arjuna
24
Jejak Pertarungan
25
Rencana Nakula dan pertemuan para dewa
26
Tawaran Menjadi Model
27
Perasaan Cinta
28
Kontrak menjadi Model
29
Masa lalu Arjuna dan Kumala
30
Arjuna membuka hati nya kembali
31
Langkah Baru Arjuna
32
Sebuah Ide Kirana
33
Kekuatan Arjuna Kembali
34
Pengalaman Kirana dan Bara yang sangat luar biasa
35
Saudara yang jatuh
36
Kebencian Nakula semakin dalam
37
Ancaman yang segera di mulai
38
Kekacauan yang mengerikan
39
Harapan baru tiba
40
Melindungi warga
41
Kekuatan Penuh Arjuna
42
Cinta yang saling terungkap
43
Rasa Cemburu
44
Rapat di Pertahanan Nasional
45
Kedatangan Anak Dewi Amaterasu ke Gunung Meru
46
Pertemuan Arjuna dan Hikarimaru
47
Ambisi Kirana dan Bara
48
Pertemuan Arjuna dan Dewi Amaterasu
49
Perjalanan Ke lembah
50
Pertarungan Dengan Waktu
51
Kebangkitan Yamata No Orochi
52
Serangan Dahsyat
53
Gandiva
54
Kemenangan yang penuh arti
55
Perpisahan
56
Kelahiran Nihraziel The Eclipse
57
Ujian Untuk Para Dewa dan Iblis
58
Hikamaru VS Nihraziel
59
Pertemuan Arjuna dan Nihraziel
60
Musuh yang sangat Rumit
61
Nihraziel vs Ranggasura
62
Kedatangan Nihraziel di Sidang Langit
63
Cermin para Dewa
64
Sidang para Iblis
65
Awal Perang besar
66
Rencana Nihraziel dan Arjuna
67
Pertempuran akan di mulai
68
Nihraziel yang brutal dan sadis
69
Ras Iblis Vs Ras Dewa
70
Nihraziel menjadi Sekutu
71
Nihraziel Solo Player
72
Hasil Sidang Langit
73
Awal Ancaman baru
74
Perasaan Cinta yang Mulai Tumbuh Dalam Hati Dewi Athena
75
Kehangatan Manusia dan Dewa
76
Kecantikan Athena
77
Terjebak Di Antara Dewi dan Manusia
78
Makna dari Cinta
79
Kebohongan dan Fitnah Iblis
80
Kemunculan Bataraguru
81
Sebuah Konflik yang makin memanas
82
Kebangkitan Gor'Malekth
83
Kekalahan para dewa
84
Dampak yang sangat mengerikan
85
Rahasia di Antartika
86
Benua Celestia Divina
87
Ujian Di Celestia Divina
88
kekuatan Baru Arjuna
89
Penyerangan dengan kekuatan baru
90
Waktu yang terus berulang ulang
91
Kedatangan Dua Superhero
92
Kembali nya para dewa dan dewi
93
Ancaman Dari Kelompok Evil God
94
Kemunculan Nasha Valeriya
95
Si Tampan Vs Si Birahi
96
Kekalahan pertama oleh pria
97
Curhatan Seorang Nasha
98
Penyembuhan dari sang dewa
99
Mimpi Yang Indah
100
Pertemuan Nasha dengan Bara
101
Rencana Kencan Bara dan Nasha
102
Ketidakhadiran Si Bungsu
103
Dewi Seni Musik
104
Kehangatan Keluarga
105
Sang Dewi Seni Musik beraksi
106
Hikmah yang di ambil oleh seorang Dewi Seni Musik
107
Kehadiran Nakula
108
Rencana Ayah mengunjungi anak anak nya
109
Kedatangan Orang Tua
110
Pelajaran Dari Dunia Manusia
111
Sebuah janji dan harapan
112
Berita ancaman baru
113
Kemunculan Ahool
114
Rencana menangkap Ahool
115
Tiba di Tasikmalaya
116
Nginap Di rumah Pak Umar
117
Dewa Juga Beribadah
118
Ketegangan dalam Hutan
119
Serangan Ahool
120
Pembebasan Jiwa Jiwa yang Terikat
121
Misi selesai
122
Tiba di rumah tempat paling nyaman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!