Perasaan Arjuna

Keesokan paginya, Arjuna berdiri di depan sebuah gedung perkantoran dengan seragam petugas keamanan yang baru saja diberikan padanya. Pakaian itu terasa aneh di tubuhnya—bukan baju perang dewa, bukan jubah kebesarannya di Gunung Meru, hanya seragam manusia biasa dengan lencana kecil bertuliskan "Security."

Kirana tersenyum melihat Arjuna tampak kebingungan. "Jangan terlalu dipikirkan. Ini cuma pekerjaan sementara. Setidaknya kau punya sesuatu untuk dilakukan dan bisa mulai memahami dunia manusia."

Arjuna menghela napas panjang. "Aku, seorang dewa, harus menjaga pintu masuk sebuah bangunan? Ini sungguh penghinaan."

"Lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa," Kirana menepuk pundaknya. "Sekarang, kau ikut Pak Herman. Dia akan mengajari tugas-tugasmu."

Pak Herman, pria berusia sekitar 50-an dengan tubuh sedikit berisi dan wajah yang tampak sudah kenyang pengalaman, menatap Arjuna dari atas ke bawah. "Kau memang tampan, Nak, tapi ketampanan tidak cukup untuk jadi security. Bisa berkelahi?"

Arjuna tersenyum meremehkan. "Aku sudah bertarung sejak sebelum kau lahir."

Pak Herman terkekeh. "Sombong sekali. Ya sudah, ayo ikut aku."

Sepanjang hari, Arjuna diajarkan tugas-tugas dasar sebagai petugas keamanan: memeriksa identitas tamu, mengawasi CCTV, dan berpatroli di sekitar gedung. Ia mengerjakannya dengan enggan, merasa pekerjaan ini jauh di bawah kemampuannya. Namun, setiap kali ia menunjukkan sikap angkuh, Pak Herman hanya tersenyum sambil berkata, "Kau masih harus banyak belajar, Nak."

Saat sore menjelang, Arjuna merasa bosan luar biasa. Ia berdiri di depan gedung dengan tangan bersedekap, mengawasi orang-orang yang berlalu-lalang. Namun, tiba-tiba, teriakan terdengar dari seberang jalan.

Seorang pria berlari kencang, membawa tas hasil rampasan, sementara seorang wanita berteriak meminta tolong.

Mata Arjuna menyipit. "Akhirnya, sesuatu yang menarik."

Tanpa berpikir panjang, ia langsung melesat mengejar pria itu, siap menunjukkan bahwa meskipun ia kehilangan kekuatan dewanya, ia masih lebih dari sekadar manusia biasa.

Arjuna melesat mengejar pria itu, meskipun tanpa kekuatan dewanya, tubuhnya yang terlatih membuatnya jauh lebih cepat daripada manusia biasa. Penjahat itu berusaha kabur, menerobos lalu lintas yang ramai di jalanan Jakarta, tetapi Arjuna terus mempersempit jarak.

Di depan, pria itu melihat gang sempit dan berbelok dengan cepat, berharap bisa menghilang di antara lorong-lorong kumuh kota. Namun, Arjuna tidak memperlambat langkahnya—ia melompati pagar rendah, menendang tong sampah yang menghalangi jalannya, dan terus memburu pria itu seperti pemburu mengejar mangsa.

"Berhenti, pengecut!" teriak Arjuna.

Pria itu menoleh sebentar, wajahnya panik saat melihat Arjuna masih mengejarnya. Ia mencoba meningkatkan kecepatannya, tetapi tiba-tiba, kakinya tersandung sebuah batu. Ia jatuh tersungkur, tas rampasannya terlepas dari genggaman.

Saat pria itu mencoba bangkit, Arjuna sudah berada tepat di depannya. Dengan satu gerakan cepat, Arjuna mencengkeram kerah bajunya dan mengangkatnya sedikit dari tanah.

"Kau pikir bisa lari dariku?" Arjuna menatapnya tajam.

Pria itu gemetar ketakutan. "Ampun, Bang! Saya cuma butuh uang! Saya nggak punya pilihan lain!"

Arjuna mengerutkan kening. Ia tak peduli dengan alasan itu. Di Gunung Meru, pencuri akan langsung dihukum tanpa banyak pertimbangan. Tapi di dunia manusia ini… ia merasa ada sesuatu yang berbeda.

Sebelum ia bisa memutuskan apa yang harus dilakukan, suara langkah kaki terdengar mendekat. Seorang polisi dan beberapa warga sudah tiba di tempat kejadian.

"Bagus, anak muda!" Polisi itu menepuk bahu Arjuna. "Kau berhasil menangkapnya!"

Arjuna melepaskan cengkeramannya dengan enggan. Polisi itu segera memborgol pria tersebut dan mengamankan barang curian.

Saat polisi pergi membawa penjahat itu, seorang wanita—korban perampokan—mendekat dan menatap Arjuna dengan penuh rasa syukur.

"Terima kasih banyak, Mas… Kalau bukan karena kamu, tas saya pasti sudah hilang!"

Arjuna hanya mengangguk tanpa berkata apa-apa. Dalam hatinya, ia bertanya-tanya: "Apakah ini yang disebut keadilan di dunia manusia?"

Dalam perjalanan pulang, Arjuna berjalan di samping Kirana, masih memikirkan kejadian tadi. Langit mulai berubah jingga, lampu-lampu jalan perlahan menyala, dan hiruk-pikuk Jakarta tetap ramai meskipun sore telah tiba.

"Aku tidak mengerti," ujar Arjuna akhirnya, suaranya serius. "Di tempatku, pencuri adalah pengecut, mereka mencuri karena keserakahan. Tapi pria tadi… dia mencuri karena dia tidak punya pilihan. Bagaimana bisa dunia ini membiarkan seseorang jatuh dalam keadaan seperti itu?"

Kirana melirik Arjuna sekilas sebelum menghela napas. "Itulah dunia manusia, Arjuna. Tidak semua orang lahir dengan keberuntungan. Banyak yang harus berjuang keras hanya untuk bertahan hidup. Kadang, orang mencuri bukan karena mereka ingin, tapi karena mereka merasa tidak punya jalan lain."

Arjuna mengerutkan kening. "Bukankah seharusnya para pemimpin mereka memastikan tidak ada yang kelaparan? Apa gunanya pemimpin jika mereka membiarkan rakyatnya menderita?"

Kirana tersenyum miris. "Seharusnya begitu, tapi di dunia ini, tidak semua pemimpin peduli. Ada yang hanya mementingkan diri sendiri, menumpuk kekayaan, dan membiarkan yang lemah terlupakan. Keadilan di dunia ini… tidak selalu seimbang."

Arjuna terdiam, memikirkan kata-kata Kirana. Baginya, seorang pemimpin harus kuat dan bijaksana, memastikan kesejahteraan semua orang yang ada di bawah kekuasaannya. Tapi dunia manusia berbeda.

"Kalau begitu, kenapa manusia tidak menggulingkan pemimpin mereka yang tidak adil?" tanyanya.

Kirana tertawa kecil, tetapi ada kegetiran di balik tawanya. "Mereka yang berkuasa punya cara untuk mempertahankan kekuasaannya. Hukum, uang, kekuatan… semua itu melindungi mereka. Bahkan jika rakyat ingin melawan, mereka harus siap menanggung akibatnya. Dan kebanyakan orang terlalu sibuk bertahan hidup untuk bisa melawan."

Arjuna mengepalkan tangannya. "Itu tidak adil."

Kirana mengangguk. "Memang. Tapi inilah kenyataannya."

Arjuna menatap ke langit, merasa ada sesuatu yang bergolak dalam dirinya. Ia dulu berpikir bahwa kekuatan adalah segalanya—bahwa yang kuat pantas berkuasa. Namun, di dunia ini, kekuatan bukanlah jaminan keadilan.

Dan untuk pertama kalinya sejak ia diasingkan, Arjuna mulai bertanya-tanya… apakah ia bisa melakukan sesuatu untuk mengubahnya?

Di ruang utama markas The Vault, layar-layar holografik memancarkan data yang berisi rekaman satelit dan laporan dari berbagai sumber. Beberapa agen lalu-lalang, mendiskusikan informasi terbaru yang mereka kumpulkan.

Agent Liana, seorang wanita berambut pendek dengan seragam hitam khas The Vault, berdiri dengan tangan terlipat di depan layar utama. Di sampingnya, Rivani, analis intelijen utama, mengetik cepat di konsol, matanya tak lepas dari data yang muncul.

"Jadi, kau yakin ini bukan kebetulan?" tanya Liana, matanya menatap rekaman saat Arjuna jatuh dari langit, masih mengenakan pakaian dewa, diikuti dengan laporan kemunculan seseorang misterius tiga hari sebelumnya.

Rivani mengangguk. "Terlalu banyak anomali dalam satu waktu. Ini Jakarta, bukan kota yang terbiasa dengan kehadiran makhluk supernatural selevel ini. Satu entitas jatuh dari langit adalah keanehan. Dua dalam waktu dekat? Itu bukan kebetulan."

Liana mendekatkan wajahnya ke layar, membaca ulang data yang berkedip. "Dan kau yakin pria yang turun tiga hari sebelumnya ini… adalah ancaman?"

Rivani memunculkan gambar buram dari kamera pengawas jalanan, memperlihatkan sosok pria tinggi berambut panjang yang mengenakan pakaian mencolok, wajahnya samar tapi aura kehadirannya tidak biasa.

"Nama belum bisa dikonfirmasi, tapi dari apa yang kami dapat, dia tidak bertindak sembarangan. Dia bergerak dengan tujuan jelas, menemui orang-orang berpengaruh di bawah radar. Jika dia bukan ancaman, kenapa dia harus menyusup secara diam-diam?"

Liana menghela napas. "Dan Arjuna?"

Rivani mengetik cepat, menampilkan rekaman CCTV di berbagai titik Jakarta yang menunjukkan Arjuna sejak ia jatuh, bertemu Bara dan Kirana, hingga insiden kecil dengan polisi.

"Dia terlihat seperti ikan yang dilempar ke daratan. Tidak tahu bagaimana cara hidup di dunia ini, tapi jelas memiliki sesuatu yang lebih dari manusia biasa. Kita masih belum tahu apakah dia sekutu atau ancaman."

Liana menyipitkan mata. "Kalau begitu, kita pantau terus. Jika sesuatu yang lebih besar sedang terjadi, kita tidak boleh lengah. Dan segera laporkan ke The Closer, dia harus tahu ini."

Rivani mengangguk. "Sudah dikirim. Tapi dia masih di luar negeri, entah kapan bisa kembali."

Liana menatap layar satu kali lagi sebelum berbalik. "Baiklah, untuk sekarang, kita awasi saja. Jika keduanya adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar, cepat atau lambat kita akan mengetahuinya."

Episodes
1 Dewa Yang Sombong
2 Sang Dewa Turun Di Jakarta
3 Di selamatkan Oleh Manusia
4 Emosi yang Tidak bisa Di bendung
5 Sebuah Kepercayaan
6 Ketegangan di Gunung Meru
7 Rasa Sakit Hati dan Rencana Pembalasan
8 Arjuna Memulai Hari Di Dunia Manusia
9 Seorang Dewa yang menjadi Petugas Keamanan
10 Rencana Licik Nakula
11 Perasaan Arjuna
12 Wanita yang di cintai Arjuna
13 Kekacauan di jakarta
14 Empat Saudara Arjuna
15 Makna dan Hikmah yang di dapatkan Arjuna
16 Melatih Kekuatan
17 Nasehat Orang Tua
18 Kedatangan Agen The Vault
19 Pertemuan Arjuna dan Nakula
20 Sebuah Penyesalan
21 Kekacauan Oleh Andi Wijaya
22 Nyala Harapan Di Tengah Kekacauan
23 Hukuman dari Arjuna
24 Jejak Pertarungan
25 Rencana Nakula dan pertemuan para dewa
26 Tawaran Menjadi Model
27 Perasaan Cinta
28 Kontrak menjadi Model
29 Masa lalu Arjuna dan Kumala
30 Arjuna membuka hati nya kembali
31 Langkah Baru Arjuna
32 Sebuah Ide Kirana
33 Kekuatan Arjuna Kembali
34 Pengalaman Kirana dan Bara yang sangat luar biasa
35 Saudara yang jatuh
36 Kebencian Nakula semakin dalam
37 Ancaman yang segera di mulai
38 Kekacauan yang mengerikan
39 Harapan baru tiba
40 Melindungi warga
41 Kekuatan Penuh Arjuna
42 Cinta yang saling terungkap
43 Rasa Cemburu
44 Rapat di Pertahanan Nasional
45 Kedatangan Anak Dewi Amaterasu ke Gunung Meru
46 Pertemuan Arjuna dan Hikarimaru
47 Ambisi Kirana dan Bara
48 Pertemuan Arjuna dan Dewi Amaterasu
49 Perjalanan Ke lembah
50 Pertarungan Dengan Waktu
51 Kebangkitan Yamata No Orochi
52 Serangan Dahsyat
53 Gandiva
54 Kemenangan yang penuh arti
55 Perpisahan
56 Kelahiran Nihraziel The Eclipse
57 Ujian Untuk Para Dewa dan Iblis
58 Hikamaru VS Nihraziel
59 Pertemuan Arjuna dan Nihraziel
60 Musuh yang sangat Rumit
61 Nihraziel vs Ranggasura
62 Kedatangan Nihraziel di Sidang Langit
63 Cermin para Dewa
64 Sidang para Iblis
65 Awal Perang besar
66 Rencana Nihraziel dan Arjuna
67 Pertempuran akan di mulai
68 Nihraziel yang brutal dan sadis
69 Ras Iblis Vs Ras Dewa
70 Nihraziel menjadi Sekutu
71 Nihraziel Solo Player
72 Hasil Sidang Langit
73 Awal Ancaman baru
74 Perasaan Cinta yang Mulai Tumbuh Dalam Hati Dewi Athena
75 Kehangatan Manusia dan Dewa
76 Kecantikan Athena
77 Terjebak Di Antara Dewi dan Manusia
78 Makna dari Cinta
79 Kebohongan dan Fitnah Iblis
80 Kemunculan Bataraguru
81 Sebuah Konflik yang makin memanas
82 Kebangkitan Gor'Malekth
83 Kekalahan para dewa
84 Dampak yang sangat mengerikan
85 Rahasia di Antartika
86 Benua Celestia Divina
87 Ujian Di Celestia Divina
88 kekuatan Baru Arjuna
89 Penyerangan dengan kekuatan baru
90 Waktu yang terus berulang ulang
91 Kedatangan Dua Superhero
92 Kembali nya para dewa dan dewi
93 Ancaman Dari Kelompok Evil God
94 Kemunculan Nasha Valeriya
95 Si Tampan Vs Si Birahi
96 Kekalahan pertama oleh pria
97 Curhatan Seorang Nasha
98 Penyembuhan dari sang dewa
99 Mimpi Yang Indah
100 Pertemuan Nasha dengan Bara
101 Rencana Kencan Bara dan Nasha
102 Ketidakhadiran Si Bungsu
103 Dewi Seni Musik
104 Kehangatan Keluarga
105 Sang Dewi Seni Musik beraksi
106 Hikmah yang di ambil oleh seorang Dewi Seni Musik
107 Kehadiran Nakula
108 Rencana Ayah mengunjungi anak anak nya
109 Kedatangan Orang Tua
110 Pelajaran Dari Dunia Manusia
111 Sebuah janji dan harapan
112 Berita ancaman baru
113 Kemunculan Ahool
114 Rencana menangkap Ahool
115 Tiba di Tasikmalaya
116 Nginap Di rumah Pak Umar
117 Dewa Juga Beribadah
118 Ketegangan dalam Hutan
119 Serangan Ahool
120 Pembebasan Jiwa Jiwa yang Terikat
121 Misi selesai
122 Tiba di rumah tempat paling nyaman
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Dewa Yang Sombong
2
Sang Dewa Turun Di Jakarta
3
Di selamatkan Oleh Manusia
4
Emosi yang Tidak bisa Di bendung
5
Sebuah Kepercayaan
6
Ketegangan di Gunung Meru
7
Rasa Sakit Hati dan Rencana Pembalasan
8
Arjuna Memulai Hari Di Dunia Manusia
9
Seorang Dewa yang menjadi Petugas Keamanan
10
Rencana Licik Nakula
11
Perasaan Arjuna
12
Wanita yang di cintai Arjuna
13
Kekacauan di jakarta
14
Empat Saudara Arjuna
15
Makna dan Hikmah yang di dapatkan Arjuna
16
Melatih Kekuatan
17
Nasehat Orang Tua
18
Kedatangan Agen The Vault
19
Pertemuan Arjuna dan Nakula
20
Sebuah Penyesalan
21
Kekacauan Oleh Andi Wijaya
22
Nyala Harapan Di Tengah Kekacauan
23
Hukuman dari Arjuna
24
Jejak Pertarungan
25
Rencana Nakula dan pertemuan para dewa
26
Tawaran Menjadi Model
27
Perasaan Cinta
28
Kontrak menjadi Model
29
Masa lalu Arjuna dan Kumala
30
Arjuna membuka hati nya kembali
31
Langkah Baru Arjuna
32
Sebuah Ide Kirana
33
Kekuatan Arjuna Kembali
34
Pengalaman Kirana dan Bara yang sangat luar biasa
35
Saudara yang jatuh
36
Kebencian Nakula semakin dalam
37
Ancaman yang segera di mulai
38
Kekacauan yang mengerikan
39
Harapan baru tiba
40
Melindungi warga
41
Kekuatan Penuh Arjuna
42
Cinta yang saling terungkap
43
Rasa Cemburu
44
Rapat di Pertahanan Nasional
45
Kedatangan Anak Dewi Amaterasu ke Gunung Meru
46
Pertemuan Arjuna dan Hikarimaru
47
Ambisi Kirana dan Bara
48
Pertemuan Arjuna dan Dewi Amaterasu
49
Perjalanan Ke lembah
50
Pertarungan Dengan Waktu
51
Kebangkitan Yamata No Orochi
52
Serangan Dahsyat
53
Gandiva
54
Kemenangan yang penuh arti
55
Perpisahan
56
Kelahiran Nihraziel The Eclipse
57
Ujian Untuk Para Dewa dan Iblis
58
Hikamaru VS Nihraziel
59
Pertemuan Arjuna dan Nihraziel
60
Musuh yang sangat Rumit
61
Nihraziel vs Ranggasura
62
Kedatangan Nihraziel di Sidang Langit
63
Cermin para Dewa
64
Sidang para Iblis
65
Awal Perang besar
66
Rencana Nihraziel dan Arjuna
67
Pertempuran akan di mulai
68
Nihraziel yang brutal dan sadis
69
Ras Iblis Vs Ras Dewa
70
Nihraziel menjadi Sekutu
71
Nihraziel Solo Player
72
Hasil Sidang Langit
73
Awal Ancaman baru
74
Perasaan Cinta yang Mulai Tumbuh Dalam Hati Dewi Athena
75
Kehangatan Manusia dan Dewa
76
Kecantikan Athena
77
Terjebak Di Antara Dewi dan Manusia
78
Makna dari Cinta
79
Kebohongan dan Fitnah Iblis
80
Kemunculan Bataraguru
81
Sebuah Konflik yang makin memanas
82
Kebangkitan Gor'Malekth
83
Kekalahan para dewa
84
Dampak yang sangat mengerikan
85
Rahasia di Antartika
86
Benua Celestia Divina
87
Ujian Di Celestia Divina
88
kekuatan Baru Arjuna
89
Penyerangan dengan kekuatan baru
90
Waktu yang terus berulang ulang
91
Kedatangan Dua Superhero
92
Kembali nya para dewa dan dewi
93
Ancaman Dari Kelompok Evil God
94
Kemunculan Nasha Valeriya
95
Si Tampan Vs Si Birahi
96
Kekalahan pertama oleh pria
97
Curhatan Seorang Nasha
98
Penyembuhan dari sang dewa
99
Mimpi Yang Indah
100
Pertemuan Nasha dengan Bara
101
Rencana Kencan Bara dan Nasha
102
Ketidakhadiran Si Bungsu
103
Dewi Seni Musik
104
Kehangatan Keluarga
105
Sang Dewi Seni Musik beraksi
106
Hikmah yang di ambil oleh seorang Dewi Seni Musik
107
Kehadiran Nakula
108
Rencana Ayah mengunjungi anak anak nya
109
Kedatangan Orang Tua
110
Pelajaran Dari Dunia Manusia
111
Sebuah janji dan harapan
112
Berita ancaman baru
113
Kemunculan Ahool
114
Rencana menangkap Ahool
115
Tiba di Tasikmalaya
116
Nginap Di rumah Pak Umar
117
Dewa Juga Beribadah
118
Ketegangan dalam Hutan
119
Serangan Ahool
120
Pembebasan Jiwa Jiwa yang Terikat
121
Misi selesai
122
Tiba di rumah tempat paling nyaman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!