Kekacauan di jakarta

Pagi itu, Jakarta seakan diliputi oleh ketegangan yang tak terlihat. Di beberapa sudut kota, berbagai tindakan kejahatan mulai meningkat secara drastis. Pejabat-pejabat yang sebelumnya hanya dikenal sebagai sosok korup, kini mulai bertindak lebih brutal dan tanpa belas kasihan. Kekuasaan yang mereka miliki setelah diberi kekuatan oleh Nakula membuat mereka semakin tidak terkendali.

Di sebuah gedung tinggi di pusat kota, seorang pejabat bernama Andi Wijaya, yang baru saja diberi kemampuan luar biasa, memimpin sekelompok preman. Mereka merampok bank dengan kekuatan yang jauh melampaui manusia biasa. Andi mampu mengendalikan kekuatan angin yang sangat kuat, menyebabkan hujan deras dan angin tornado kecil yang menghancurkan bangunan sekitar.

“Apa yang kalian tunggu? Ambil uangnya!” teriak Andi dengan suara yang penuh kepercayaan diri, menggunakan kekuatan angin untuk menghalau penjaga dan menyebarkan kekacauan.

Sementara itu, di sebuah jalanan yang ramai, beberapa polisi yang hendak menangkap pelaku kejahatan lainnya dibuat terhuyung oleh serangan petir yang tiba-tiba muncul dari seorang pejabat lainnya, yang kini memiliki kekuatan untuk memanggil badai. Keberadaan mereka yang dilindungi oleh kekuatan baru ini membuat mereka semakin berani. Tidak ada yang bisa menghentikan mereka, karena para pejabat itu tahu bahwa Nakula memberikan mereka kekuatan untuk menguasai dunia ini.

Di dalam sebuah ruangan megah yang tersembunyi dari pandangan manusia, Nakula duduk dengan santai di atas singgasana emasnya. Dari kejauhan, ia memperhatikan kekacauan yang terjadi di Jakarta melalui sebuah cermin gaib yang memantulkan gambaran kota. Setiap kehancuran, setiap jeritan ketakutan, dan setiap tindakan brutal yang dilakukan oleh para pejabat korup itu membuatnya tersenyum lebar.

"Indah sekali," bisiknya dengan mata berbinar. "Begitu mudah manusia jatuh dalam kehancuran, hanya perlu sedikit dorongan."

Ia tertawa pelan, namun penuh kepuasan. Kekacauan yang sedang terjadi adalah hasil dari rencana jahatnya. Dengan memberikan kekuatan kepada para pejabat tamak, ia telah menciptakan alat penghancur yang bekerja atas kehendak mereka sendiri. Dan yang paling penting, ia bisa melakukannya tanpa harus turun tangan langsung—menghindari kecurigaan ayahnya, Dewa Arkadewa.

Nakula menyandarkan tubuhnya ke belakang, jari-jarinya mengetuk-ngetuk lengan kursinya dengan ritme pelan. "Arjuna," gumamnya, "Aku ingin melihat bagaimana kau berjuang tanpa kekuatanmu. Apakah kau masih sehebat yang kau kira?"

Tawanya semakin keras. Baginya, ini adalah permainan yang sangat menghibur. Arjuna, sang pangeran angkuh, kini terjebak di dunia manusia tanpa kekuatan, sementara iblis-iblis dalam wujud manusia mulai menguasai dunia ini.

"Kita lihat seberapa lama kau bisa bertahan, Kakakku tersayang," katanya sambil tersenyum licik. "Atau mungkin... kau akan jatuh semakin dalam hingga akhirnya menyerah?"

Ia pun mengangkat tangannya ke udara, menciptakan bayangan gelap yang berputar di atas telapak tangannya. "Dan jika saatnya tiba, aku sendiri yang akan turun untuk menjemputmu."

Di luar sana, kejahatan semakin merajalela. Dan Nakula hanya perlu menunggu, menikmati setiap detik kehancuran yang ia ciptakan.

Di tengah hiruk-pikuk kota Jakarta yang semakin mencekam akibat kejahatan yang dilakukan oleh pejabat berkekuatan supranatural, Arjuna berjalan di trotoar dengan pakaian sederhana yang diberikan Kirana. Matanya tajam mengamati sekeliling, menyaksikan ketakutan yang menyelimuti masyarakat.

Suara jeritan tiba-tiba menggema dari sebuah gang sempit. Tanpa berpikir panjang, Arjuna berlari menuju sumber suara. Di sana, seorang pria tua tergeletak di tanah dengan wajah penuh luka, sementara seorang pria berjas mahal dengan tubuh besar dan aura mengerikan menginjak dadanya.

“Beraninya kau tidak membayar pajak tambahan yang kami tetapkan?” bentak pria berjas itu.

Arjuna maju dengan tenang, wajahnya tidak menunjukkan ketakutan sedikit pun. “Lepaskan dia,” katanya dengan nada tegas.

Pria berjas itu menoleh dan tertawa mengejek. “Dan siapa kau? Pahlawan baru yang ingin mati hari ini?”

Arjuna tidak menjawab. Dengan kecepatan luar biasa untuk ukuran manusia biasa, ia langsung menyerang. Tinju pertamanya mengenai perut pria itu dengan keras, membuatnya mundur beberapa langkah. Namun, pria itu hanya terkekeh, seolah tidak merasakan apa-apa.

“Cukup kuat… untuk seorang manusia biasa,” katanya sebelum mengayunkan pukulan ke arah Arjuna.

Arjuna menghindar dengan lincah, menggunakan refleks dan pengalaman bertarungnya selama ini. Dengan tangan kosong, ia memanfaatkan teknik bela dirinya untuk menjatuhkan lawannya. Ia memutar tubuhnya, menyapu kaki pria itu hingga terjatuh, lalu dengan cekatan menekan lehernya dengan sikunya.

“Tidak peduli seberapa kuat kau, tubuh manusia tetap memiliki kelemahan,” ujar Arjuna dingin.

Pria itu mengerang, berusaha melepaskan diri, tetapi Arjuna menekan lebih keras hingga akhirnya pria itu pingsan.

Orang-orang yang menyaksikan kejadian itu mulai mendekat, beberapa dari mereka yang tadinya ketakutan kini mulai menunjukkan harapan.

“Siapa kau sebenarnya?” tanya seorang wanita muda dengan suara bergetar.

Arjuna menatapnya sejenak, lalu tersenyum kecil. “Aku? Aku hanya seseorang yang tidak tahan melihat ketidakadilan.”

Tanpa menunggu lebih lama, Arjuna berbalik dan pergi, meninggalkan warga yang mulai berbisik-bisik kagum. Meskipun tanpa kekuatannya, ia tahu satu hal: ia masih bisa berjuang.

Dan ia tidak akan berhenti sampai keadilan ditegakkan.

Arjuna berjalan menyusuri jalanan kota yang mulai diselimuti cahaya lampu jalan. Tubuhnya terasa sedikit lelah setelah pertarungan tadi, tetapi pikirannya masih penuh dengan apa yang telah terjadi. Meskipun ia tidak memiliki kekuatan dewa, ia masih bisa melawan kejahatan dengan kekuatan fisik dan kemampuannya dalam bertarung.

Saat ia tiba di rumah Kirana, pintu terbuka sedikit, dan suara musik lembut terdengar dari dalam. Kirana, yang mengenakan pakaian santai, tampak duduk di sofa sambil menikmati segelas teh. Ia menoleh saat melihat Arjuna masuk.

"Kau kemana saja?" tanyanya dengan nada penasaran.

Arjuna tidak langsung menjawab. Ia melepas jaket yang dikenakannya dan duduk di seberang Kirana. "Aku hanya berjalan-jalan dan menemukan beberapa masalah."

Kirana menaikkan alisnya. "Masalah seperti apa?"

Arjuna menghela napas. "Pejabat yang diberi kekuatan oleh seseorang… Mereka mulai berbuat kejahatan, menyiksa rakyat kecil. Aku tidak bisa tinggal diam."

Kirana terdiam sejenak sebelum meletakkan gelasnya. "Kau bertarung dengan mereka?"

Arjuna mengangguk. "Tanpa kekuatan. Hanya dengan kemampuan bertarungku."

Kirana menghela napas panjang. "Kau gila. Kau bisa terbunuh."

Arjuna menatapnya dengan ekspresi tenang. "Dan jika aku tidak melakukan apa pun, orang-orang yang tidak bersalah akan menderita."

Kirana mengalihkan pandangannya, tidak bisa membantah. Ia tahu Arjuna memiliki hati seorang pejuang, tetapi tetap saja, dunia ini bukan dunia para dewa. Di sini, manusia harus bertahan dengan cara mereka sendiri.

"Apa kau akan terus melakukan ini?" tanyanya akhirnya.

Arjuna tersenyum tipis. "Aku tidak tahu. Tapi aku tidak bisa diam saja."

Kirana menatapnya dalam diam. Ada sesuatu dalam diri Arjuna yang membuatnya berbeda. Mungkin kesombongannya masih ada, tetapi ia juga memiliki sisi yang peduli pada orang lain.

Setelah beberapa saat, Kirana bangkit dari sofa dan mengambil kantong es dari kulkas. Ia berjalan mendekat dan tanpa berkata apa-apa, menaruh kantong es itu di bahu Arjuna.

"Apa ini?" tanya Arjuna bingung.

"Kau pasti terluka, kan? Jangan pura-pura kuat."

Arjuna terdiam sejenak sebelum akhirnya membiarkan Kirana merawatnya. Ia menatap wanita itu, menyadari bahwa di dunia manusia ini, ia tidak sendirian.

Suara derit pintu terdengar ketika Bara memasuki rumah Kirana. Ia membawa tas ransel dan wajahnya terlihat lelah, seolah baru saja menyelesaikan sesuatu yang cukup melelahkan. Saat matanya menangkap Arjuna yang sedang duduk di sofa dengan kantong es di bahunya, ia langsung mengernyit.

"Kau kena masalah lagi, ya?" Bara bertanya sambil menutup pintu.

Arjuna menoleh santai. "Tidak juga. Hanya sedikit perkelahian kecil."

Bara mendecak. "Perkelahian kecil? Kirana bilang kau melawan orang-orang yang diberi kekuatan aneh oleh pejabat korup."

Arjuna mengangkat bahu, sementara Kirana meletakkan kantong es yang baru diambilnya. "Dia tidak akan berhenti, Bara. Sekarang aku sudah tahu sifatnya."

Bara duduk di kursi sebelah Kirana, menatap Arjuna dengan serius. "Dengar, aku tidak tahu siapa kau sebenarnya. Tapi kalau kau terus berbuat seperti ini, cepat atau lambat kau akan berurusan dengan orang-orang yang jauh lebih berbahaya."

Arjuna menyilangkan tangannya. "Aku tidak takut."

Bara menghela napas panjang. "Masalahnya bukan soal takut atau tidak. Dunia ini punya aturan sendiri. Polisi, militer, bahkan organisasi rahasia seperti The Vault—mereka semua akan memperhatikanmu. Apalagi kalau kau berurusan dengan orang-orang yang diberi kekuatan oleh seseorang."

Arjuna menatap Bara dengan tajam. "Kau tahu siapa yang memberi mereka kekuatan?"

Bara terdiam sejenak sebelum menjawab, "Belum. Tapi aku punya beberapa petunjuk. Ini bukan hal biasa. Seseorang bermain di balik layar, dan aku curiga mereka bukan manusia biasa."

Kirana ikut menimpali, "Maksudmu… mungkin ada seseorang seperti Arjuna?"

Bara mengangguk. "Kemungkinan besar, ya."

Arjuna menyipitkan matanya. Jika benar ada seseorang di balik semua ini, maka ia harus mencari tahu siapa yang bertanggung jawab. Namun, ada satu hal lain yang mengganggunya—perasaan aneh di dalam hatinya.

Kirana bangkit dan berjalan ke dapur. "Aku buatkan kopi. Sepertinya kita butuh bicara panjang malam ini."

Arjuna dan Bara saling bertukar pandang. Keduanya tahu, apa pun yang sedang terjadi, ini baru permulaan dari sesuatu yang jauh lebih besar.

Terpopuler

Comments

Andau

Andau

Semoga cerita mu kelak akan benar-benar menjadi kenyataan di bawah langit Nusantara.

2025-04-05

0

lihat semua
Episodes
1 Dewa Yang Sombong
2 Sang Dewa Turun Di Jakarta
3 Di selamatkan Oleh Manusia
4 Emosi yang Tidak bisa Di bendung
5 Sebuah Kepercayaan
6 Ketegangan di Gunung Meru
7 Rasa Sakit Hati dan Rencana Pembalasan
8 Arjuna Memulai Hari Di Dunia Manusia
9 Seorang Dewa yang menjadi Petugas Keamanan
10 Rencana Licik Nakula
11 Perasaan Arjuna
12 Wanita yang di cintai Arjuna
13 Kekacauan di jakarta
14 Empat Saudara Arjuna
15 Makna dan Hikmah yang di dapatkan Arjuna
16 Melatih Kekuatan
17 Nasehat Orang Tua
18 Kedatangan Agen The Vault
19 Pertemuan Arjuna dan Nakula
20 Sebuah Penyesalan
21 Kekacauan Oleh Andi Wijaya
22 Nyala Harapan Di Tengah Kekacauan
23 Hukuman dari Arjuna
24 Jejak Pertarungan
25 Rencana Nakula dan pertemuan para dewa
26 Tawaran Menjadi Model
27 Perasaan Cinta
28 Kontrak menjadi Model
29 Masa lalu Arjuna dan Kumala
30 Arjuna membuka hati nya kembali
31 Langkah Baru Arjuna
32 Sebuah Ide Kirana
33 Kekuatan Arjuna Kembali
34 Pengalaman Kirana dan Bara yang sangat luar biasa
35 Saudara yang jatuh
36 Kebencian Nakula semakin dalam
37 Ancaman yang segera di mulai
38 Kekacauan yang mengerikan
39 Harapan baru tiba
40 Melindungi warga
41 Kekuatan Penuh Arjuna
42 Cinta yang saling terungkap
43 Rasa Cemburu
44 Rapat di Pertahanan Nasional
45 Kedatangan Anak Dewi Amaterasu ke Gunung Meru
46 Pertemuan Arjuna dan Hikarimaru
47 Ambisi Kirana dan Bara
48 Pertemuan Arjuna dan Dewi Amaterasu
49 Perjalanan Ke lembah
50 Pertarungan Dengan Waktu
51 Kebangkitan Yamata No Orochi
52 Serangan Dahsyat
53 Gandiva
54 Kemenangan yang penuh arti
55 Perpisahan
56 Kelahiran Nihraziel The Eclipse
57 Ujian Untuk Para Dewa dan Iblis
58 Hikamaru VS Nihraziel
59 Pertemuan Arjuna dan Nihraziel
60 Musuh yang sangat Rumit
61 Nihraziel vs Ranggasura
62 Kedatangan Nihraziel di Sidang Langit
63 Cermin para Dewa
64 Sidang para Iblis
65 Awal Perang besar
66 Rencana Nihraziel dan Arjuna
67 Pertempuran akan di mulai
68 Nihraziel yang brutal dan sadis
69 Ras Iblis Vs Ras Dewa
70 Nihraziel menjadi Sekutu
71 Nihraziel Solo Player
72 Hasil Sidang Langit
73 Awal Ancaman baru
74 Perasaan Cinta yang Mulai Tumbuh Dalam Hati Dewi Athena
75 Kehangatan Manusia dan Dewa
76 Kecantikan Athena
77 Terjebak Di Antara Dewi dan Manusia
78 Makna dari Cinta
79 Kebohongan dan Fitnah Iblis
80 Kemunculan Bataraguru
81 Sebuah Konflik yang makin memanas
82 Kebangkitan Gor'Malekth
83 Kekalahan para dewa
84 Dampak yang sangat mengerikan
85 Rahasia di Antartika
86 Benua Celestia Divina
87 Ujian Di Celestia Divina
88 kekuatan Baru Arjuna
89 Penyerangan dengan kekuatan baru
90 Waktu yang terus berulang ulang
91 Kedatangan Dua Superhero
92 Kembali nya para dewa dan dewi
93 Ancaman Dari Kelompok Evil God
94 Kemunculan Nasha Valeriya
95 Si Tampan Vs Si Birahi
96 Kekalahan pertama oleh pria
97 Curhatan Seorang Nasha
98 Penyembuhan dari sang dewa
99 Mimpi Yang Indah
100 Pertemuan Nasha dengan Bara
101 Rencana Kencan Bara dan Nasha
102 Ketidakhadiran Si Bungsu
103 Dewi Seni Musik
104 Kehangatan Keluarga
105 Sang Dewi Seni Musik beraksi
106 Hikmah yang di ambil oleh seorang Dewi Seni Musik
107 Kehadiran Nakula
108 Rencana Ayah mengunjungi anak anak nya
109 Kedatangan Orang Tua
110 Pelajaran Dari Dunia Manusia
111 Sebuah janji dan harapan
112 Berita ancaman baru
113 Kemunculan Ahool
114 Rencana menangkap Ahool
115 Tiba di Tasikmalaya
116 Nginap Di rumah Pak Umar
117 Dewa Juga Beribadah
118 Ketegangan dalam Hutan
119 Serangan Ahool
120 Pembebasan Jiwa Jiwa yang Terikat
121 Misi selesai
122 Tiba di rumah tempat paling nyaman
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Dewa Yang Sombong
2
Sang Dewa Turun Di Jakarta
3
Di selamatkan Oleh Manusia
4
Emosi yang Tidak bisa Di bendung
5
Sebuah Kepercayaan
6
Ketegangan di Gunung Meru
7
Rasa Sakit Hati dan Rencana Pembalasan
8
Arjuna Memulai Hari Di Dunia Manusia
9
Seorang Dewa yang menjadi Petugas Keamanan
10
Rencana Licik Nakula
11
Perasaan Arjuna
12
Wanita yang di cintai Arjuna
13
Kekacauan di jakarta
14
Empat Saudara Arjuna
15
Makna dan Hikmah yang di dapatkan Arjuna
16
Melatih Kekuatan
17
Nasehat Orang Tua
18
Kedatangan Agen The Vault
19
Pertemuan Arjuna dan Nakula
20
Sebuah Penyesalan
21
Kekacauan Oleh Andi Wijaya
22
Nyala Harapan Di Tengah Kekacauan
23
Hukuman dari Arjuna
24
Jejak Pertarungan
25
Rencana Nakula dan pertemuan para dewa
26
Tawaran Menjadi Model
27
Perasaan Cinta
28
Kontrak menjadi Model
29
Masa lalu Arjuna dan Kumala
30
Arjuna membuka hati nya kembali
31
Langkah Baru Arjuna
32
Sebuah Ide Kirana
33
Kekuatan Arjuna Kembali
34
Pengalaman Kirana dan Bara yang sangat luar biasa
35
Saudara yang jatuh
36
Kebencian Nakula semakin dalam
37
Ancaman yang segera di mulai
38
Kekacauan yang mengerikan
39
Harapan baru tiba
40
Melindungi warga
41
Kekuatan Penuh Arjuna
42
Cinta yang saling terungkap
43
Rasa Cemburu
44
Rapat di Pertahanan Nasional
45
Kedatangan Anak Dewi Amaterasu ke Gunung Meru
46
Pertemuan Arjuna dan Hikarimaru
47
Ambisi Kirana dan Bara
48
Pertemuan Arjuna dan Dewi Amaterasu
49
Perjalanan Ke lembah
50
Pertarungan Dengan Waktu
51
Kebangkitan Yamata No Orochi
52
Serangan Dahsyat
53
Gandiva
54
Kemenangan yang penuh arti
55
Perpisahan
56
Kelahiran Nihraziel The Eclipse
57
Ujian Untuk Para Dewa dan Iblis
58
Hikamaru VS Nihraziel
59
Pertemuan Arjuna dan Nihraziel
60
Musuh yang sangat Rumit
61
Nihraziel vs Ranggasura
62
Kedatangan Nihraziel di Sidang Langit
63
Cermin para Dewa
64
Sidang para Iblis
65
Awal Perang besar
66
Rencana Nihraziel dan Arjuna
67
Pertempuran akan di mulai
68
Nihraziel yang brutal dan sadis
69
Ras Iblis Vs Ras Dewa
70
Nihraziel menjadi Sekutu
71
Nihraziel Solo Player
72
Hasil Sidang Langit
73
Awal Ancaman baru
74
Perasaan Cinta yang Mulai Tumbuh Dalam Hati Dewi Athena
75
Kehangatan Manusia dan Dewa
76
Kecantikan Athena
77
Terjebak Di Antara Dewi dan Manusia
78
Makna dari Cinta
79
Kebohongan dan Fitnah Iblis
80
Kemunculan Bataraguru
81
Sebuah Konflik yang makin memanas
82
Kebangkitan Gor'Malekth
83
Kekalahan para dewa
84
Dampak yang sangat mengerikan
85
Rahasia di Antartika
86
Benua Celestia Divina
87
Ujian Di Celestia Divina
88
kekuatan Baru Arjuna
89
Penyerangan dengan kekuatan baru
90
Waktu yang terus berulang ulang
91
Kedatangan Dua Superhero
92
Kembali nya para dewa dan dewi
93
Ancaman Dari Kelompok Evil God
94
Kemunculan Nasha Valeriya
95
Si Tampan Vs Si Birahi
96
Kekalahan pertama oleh pria
97
Curhatan Seorang Nasha
98
Penyembuhan dari sang dewa
99
Mimpi Yang Indah
100
Pertemuan Nasha dengan Bara
101
Rencana Kencan Bara dan Nasha
102
Ketidakhadiran Si Bungsu
103
Dewi Seni Musik
104
Kehangatan Keluarga
105
Sang Dewi Seni Musik beraksi
106
Hikmah yang di ambil oleh seorang Dewi Seni Musik
107
Kehadiran Nakula
108
Rencana Ayah mengunjungi anak anak nya
109
Kedatangan Orang Tua
110
Pelajaran Dari Dunia Manusia
111
Sebuah janji dan harapan
112
Berita ancaman baru
113
Kemunculan Ahool
114
Rencana menangkap Ahool
115
Tiba di Tasikmalaya
116
Nginap Di rumah Pak Umar
117
Dewa Juga Beribadah
118
Ketegangan dalam Hutan
119
Serangan Ahool
120
Pembebasan Jiwa Jiwa yang Terikat
121
Misi selesai
122
Tiba di rumah tempat paling nyaman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!