Di selamatkan Oleh Manusia

Arjuna merasakan besi borgol yang mengikat pergelangan tangannya. Dingin dan kasar, seperti belenggu yang menghina martabatnya sebagai seorang dewa. Namun, jika kekuatannya telah lenyap, bukan berarti ia telah kehilangan segalanya.

Dua polisi berusaha menggiringnya menuju mobil patroli, tapi gerakan mereka terlalu lambat bagi insting bertarungnya. Begitu tangan polisi pertama menyentuh bahunya, Arjuna bertindak.

Dengan satu putaran tubuh, ia memanfaatkan momentum untuk melingkarkan kakinya ke belakang lutut polisi itu dan menjatuhkannya ke tanah. Polisi kedua mencoba meraih senjata, tapi Arjuna sudah lebih dulu bergerak. Dengan tangan masih diborgol, ia menghantam dagu polisi itu dengan siku, membuatnya terhuyung ke belakang.

Ketiga polisi lainnya segera bereaksi, mengacungkan pentungan ke arahnya.

"Berhenti bergerak!" bentak salah satu dari mereka.

Arjuna menatap mereka dengan tatapan tajam. Dalam pikirannya, mereka ini hanyalah manusia biasa—tapi mereka bersenjata, dan dirinya kini rentan.

Salah satu polisi melayangkan serangan dengan pentungan, tapi Arjuna menunduk, menghindari pukulan itu dengan kecepatan naluriah. Dengan gerakan cepat, ia berputar dan menendang lutut lawannya, membuatnya jatuh tersungkur.

Dua polisi tersisa mencoba menyerang bersamaan. Salah satu menargetkan rusuknya, sementara yang lain berusaha memukul kepalanya. Arjuna melompat ke belakang, lalu menggunakan kakinya untuk melompat ke dinding terdekat dan melancarkan tendangan ganda ke arah mereka.

Brak!

Kedua polisi itu jatuh terguling, mengerang kesakitan. Namun, borgol di tangannya tetap menjadi penghalang utama. Arjuna mendengus frustrasi, merasakan ketidakberdayaan yang belum pernah ia alami sebelumnya.

Tiba-tiba, suara klakson keras terdengar di belakangnya.

"Bro, lu mau mati di sini atau kabur?"

Arjuna menoleh dan melihat pria berjaket kulit dan wanita berhoodie hitam yang tadi sempat mendekatinya. Mereka berada di atas motor, si pria sudah menyalakan mesinnya, sementara si wanita melirik gelisah ke arah polisi yang mulai bangkit kembali.

"Ayo, sebelum lebih banyak polisi datang!" kata si wanita.

Arjuna menatap mereka penuh curiga. Mengapa mereka membantunya? Apa kepentingan mereka?

Polisi yang terjatuh mulai merangkak bangkit, sementara sirene lain terdengar semakin dekat. Arjuna sadar ia tidak punya banyak pilihan.

Menggeram kesal, ia berlari dan melompat ke atas motor tanpa pikir panjang.

"Gas!"

Si pria memutar gas penuh, dan motor melesat membelah jalanan Jakarta yang mulai dipenuhi suara sirene.

Di balik wajahnya yang tanpa ekspresi, Arjuna merasa sesuatu yang baru—bukan hanya kehilangan kekuatan, tapi kini ia harus bergantung pada manusia biasa untuk bertahan hidup.

Angin malam Jakarta menampar wajah Arjuna saat motor melaju membelah jalanan yang masih ramai. Lampu-lampu kota berpendar seperti bintang-bintang kecil, tetapi baginya, semua ini hanyalah bayangan suram dari keagungan Gunung Meru yang kini telah kehilangan dirinya.

Pria yang mengendarai motor tetap fokus pada jalan, sementara wanita yang duduk di belakangnya menoleh ke arah Arjuna yang duduk di jok tengah.

"Gila, lu tadi ngelawan polisi kayak jagoan aja," kata wanita itu sambil tertawa kecil, meski jelas masih tegang. "Siapa sih lu sebenarnya?"

Arjuna meliriknya sekilas dengan tatapan penuh harga diri.

"Aku adalah Arjuna, putra Dewa Arka Dewa, pewaris kekuatan ilahi."

Kedua orang di depannya terdiam sesaat sebelum pria yang mengendarai motor tertawa terbahak.

"Hahaha, seriusan? Lu dewa?"

Wanita di belakangnya ikut mendengus. "Oke, kita berhasil nyelamatin orang gila. Ini makin seru aja."

Arjuna menggeram kesal. "Beraninya kalian meragukan keturunanku! Aku tidak perlu membuktikan apapun kepada manusia sepertimu!"

Si pria menggeleng. "Denger, gue nggak peduli siapa lu. Yang gue peduli sekarang adalah kita harus cari tempat buat sembunyi. Polisi pasti udah nyebarin info tentang lu di mana-mana."

Arjuna menyeringai. "Biarkan mereka mencariku. Tidak ada manusia fana yang bisa menyentuhku."

Wanita itu melirik borgol di tangannya. "Iya, jelas banget tadi lu nggak tersentuh sampai harus gue tolong, ya?"

Arjuna terdiam, rahangnya mengeras. Ia benci mengakuinya, tapi wanita ini benar. Tanpa kekuatannya, ia hanyalah manusia biasa yang harus lari dari ancaman yang seharusnya bisa ia hancurkan dengan satu jentikan jari.

Pria itu mempercepat laju motor, lalu berbelok masuk ke gang sempit yang gelap. Mereka berhenti di depan sebuah pintu besi dengan beberapa coretan graffiti.

"Kita sampai," kata si pria. "Masuk, sebelum ada yang lihat."

Arjuna melompat turun dengan angkuh, menatap tempat kumuh itu dengan jijik. "Kalian mau membawaku ke gubuk kotor ini?"

Si wanita menyeringai. "Kalo nggak suka, silakan balik ke jalan dan lihat apa polisi bakal nyambut lu dengan tangan terbuka."

Arjuna menatapnya tajam, tapi akhirnya mendengus dan melangkah masuk ke dalam.

Bagi seorang putra dewa, ini adalah penghinaan. Tapi untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia menyadari sesuatu yang lebih mengerikan dari sekadar diasingkan—ia benar-benar sendirian, di dunia yang tidak mengenalnya, tanpa kuasa yang bisa membuatnya dihormati.

Dan ia membenci itu.

Ruangan tempat mereka masuk sempit, dengan cahaya redup dari lampu neon berkedip di sudut langit-langit. Bau asap rokok dan minyak mesin bercampur di udara, sementara beberapa kasur tipis dan tumpukan barang terlihat di sudut ruangan.

Arjuna memandang sekeliling dengan ekspresi penuh penghinaan. "Ini tempat tinggal kalian? Bahkan istal kuda di Gunung Meru lebih layak dari ini."

Si pria yang membawanya ke sini mengangkat bahu sambil menyalakan sebatang rokok. "Kalo lu mau tidur di hotel, silakan aja. Tapi lu nggak punya duit, nggak punya KTP, dan sekarang jadi buronan polisi."

Wanita itu duduk di kursi reyot dan menyilangkan tangan. "Oke, sekarang kita ngomong serius. Lu siapa?"

Arjuna mendengus, lalu dengan angkuh mengibaskan rambutnya yang panjang dan berkilau seperti sutra. "Aku Arjuna, putra Arka Dewa, keturunan langsung dari Gunung Meru. Aku bukan sekadar dewa—aku adalah dewa yang paling tampan, paling dikagumi, dan paling kuat."

Ruangan itu hening selama beberapa detik.

Lalu pria itu tertawa terbahak-bahak. "Hahaha! Gila! Jadi kita barusan nolongin orang gila?"

Wanita itu ikut terkikik, menatap Arjuna dengan ekspresi penuh skeptisisme. "Ya ampun, ini lebih parah dari yang gue kira."

Arjuna menggeram kesal. "Beraninya kalian meragukan keturunanku! Aku adalah pewaris tahta Gunung Meru!"

Si pria menyeringai. "Oke, kalo lu beneran dewa, coba tunjukin kekuatan lu."

Arjuna mengepalkan tinjunya. "Aku tidak perlu membuktikan apa pun kepada manusia seperti kalian."

Wanita itu terkekeh. "Iya, iya. Soalnya emang nggak ada yang bisa lu buktiin, kan?"

Arjuna merasakan panas di dadanya. Sepanjang hidupnya, ia selalu dihormati, dipuja, dan dikagumi. Tak pernah ada yang meragukan keilahiannya—dan sekarang, dua manusia biasa justru menertawakannya.

"Aku tidak berbohong!" bentaknya. "Aku ini dewa!"

Si pria mengangkat tangan. "Oke, oke, kita percaya. Lu dewa, gua naga, dan dia putri duyung."

Wanita itu tergelak. "Sial, kalau lu dewa, kenapa bisa kena tangkap polisi?"

Arjuna terdiam, rahangnya mengeras. Ia benci mengakuinya, tapi mereka benar. Tanpa kekuatannya, ia hanyalah manusia biasa—dan di dunia ini, tak ada yang peduli siapa dirinya.

Si pria menepuk bahu Arjuna dengan tawa kecil. "Denger, tampan. Entah lu gila atau cuma kena amnesia, tapi satu hal yang pasti—di dunia ini, nggak ada yang gratis. Mau bertahan hidup? Lu harus belajar hidup kayak manusia biasa."

Arjuna mengepalkan tangannya. Ia masih merasa superior, tapi sesuatu dalam kata-kata mereka menusuk ke dalam dirinya.

Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia sadar bahwa tanpa kekuatan, tanpa statusnya sebagai dewa, ia bukan siapa-siapa di dunia manusia.

Dan itu adalah kenyataan yang sulit ia terima.

Episodes
1 Dewa Yang Sombong
2 Sang Dewa Turun Di Jakarta
3 Di selamatkan Oleh Manusia
4 Emosi yang Tidak bisa Di bendung
5 Sebuah Kepercayaan
6 Ketegangan di Gunung Meru
7 Rasa Sakit Hati dan Rencana Pembalasan
8 Arjuna Memulai Hari Di Dunia Manusia
9 Seorang Dewa yang menjadi Petugas Keamanan
10 Rencana Licik Nakula
11 Perasaan Arjuna
12 Wanita yang di cintai Arjuna
13 Kekacauan di jakarta
14 Empat Saudara Arjuna
15 Makna dan Hikmah yang di dapatkan Arjuna
16 Melatih Kekuatan
17 Nasehat Orang Tua
18 Kedatangan Agen The Vault
19 Pertemuan Arjuna dan Nakula
20 Sebuah Penyesalan
21 Kekacauan Oleh Andi Wijaya
22 Nyala Harapan Di Tengah Kekacauan
23 Hukuman dari Arjuna
24 Jejak Pertarungan
25 Rencana Nakula dan pertemuan para dewa
26 Tawaran Menjadi Model
27 Perasaan Cinta
28 Kontrak menjadi Model
29 Masa lalu Arjuna dan Kumala
30 Arjuna membuka hati nya kembali
31 Langkah Baru Arjuna
32 Sebuah Ide Kirana
33 Kekuatan Arjuna Kembali
34 Pengalaman Kirana dan Bara yang sangat luar biasa
35 Saudara yang jatuh
36 Kebencian Nakula semakin dalam
37 Ancaman yang segera di mulai
38 Kekacauan yang mengerikan
39 Harapan baru tiba
40 Melindungi warga
41 Kekuatan Penuh Arjuna
42 Cinta yang saling terungkap
43 Rasa Cemburu
44 Rapat di Pertahanan Nasional
45 Kedatangan Anak Dewi Amaterasu ke Gunung Meru
46 Pertemuan Arjuna dan Hikarimaru
47 Ambisi Kirana dan Bara
48 Pertemuan Arjuna dan Dewi Amaterasu
49 Perjalanan Ke lembah
50 Pertarungan Dengan Waktu
51 Kebangkitan Yamata No Orochi
52 Serangan Dahsyat
53 Gandiva
54 Kemenangan yang penuh arti
55 Perpisahan
56 Kelahiran Nihraziel The Eclipse
57 Ujian Untuk Para Dewa dan Iblis
58 Hikamaru VS Nihraziel
59 Pertemuan Arjuna dan Nihraziel
60 Musuh yang sangat Rumit
61 Nihraziel vs Ranggasura
62 Kedatangan Nihraziel di Sidang Langit
63 Cermin para Dewa
64 Sidang para Iblis
65 Awal Perang besar
66 Rencana Nihraziel dan Arjuna
67 Pertempuran akan di mulai
68 Nihraziel yang brutal dan sadis
69 Ras Iblis Vs Ras Dewa
70 Nihraziel menjadi Sekutu
71 Nihraziel Solo Player
72 Hasil Sidang Langit
73 Awal Ancaman baru
74 Perasaan Cinta yang Mulai Tumbuh Dalam Hati Dewi Athena
75 Kehangatan Manusia dan Dewa
76 Kecantikan Athena
77 Terjebak Di Antara Dewi dan Manusia
78 Makna dari Cinta
79 Kebohongan dan Fitnah Iblis
80 Kemunculan Bataraguru
81 Sebuah Konflik yang makin memanas
82 Kebangkitan Gor'Malekth
83 Kekalahan para dewa
84 Dampak yang sangat mengerikan
85 Rahasia di Antartika
86 Benua Celestia Divina
87 Ujian Di Celestia Divina
88 kekuatan Baru Arjuna
89 Penyerangan dengan kekuatan baru
90 Waktu yang terus berulang ulang
91 Kedatangan Dua Superhero
92 Kembali nya para dewa dan dewi
93 Ancaman Dari Kelompok Evil God
94 Kemunculan Nasha Valeriya
95 Si Tampan Vs Si Birahi
96 Kekalahan pertama oleh pria
97 Curhatan Seorang Nasha
98 Penyembuhan dari sang dewa
99 Mimpi Yang Indah
100 Pertemuan Nasha dengan Bara
101 Rencana Kencan Bara dan Nasha
102 Ketidakhadiran Si Bungsu
103 Dewi Seni Musik
104 Kehangatan Keluarga
105 Sang Dewi Seni Musik beraksi
106 Hikmah yang di ambil oleh seorang Dewi Seni Musik
107 Kehadiran Nakula
108 Rencana Ayah mengunjungi anak anak nya
109 Kedatangan Orang Tua
110 Pelajaran Dari Dunia Manusia
111 Sebuah janji dan harapan
112 Berita ancaman baru
113 Kemunculan Ahool
114 Rencana menangkap Ahool
115 Tiba di Tasikmalaya
116 Nginap Di rumah Pak Umar
117 Dewa Juga Beribadah
118 Ketegangan dalam Hutan
119 Serangan Ahool
120 Pembebasan Jiwa Jiwa yang Terikat
121 Misi selesai
122 Tiba di rumah tempat paling nyaman
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Dewa Yang Sombong
2
Sang Dewa Turun Di Jakarta
3
Di selamatkan Oleh Manusia
4
Emosi yang Tidak bisa Di bendung
5
Sebuah Kepercayaan
6
Ketegangan di Gunung Meru
7
Rasa Sakit Hati dan Rencana Pembalasan
8
Arjuna Memulai Hari Di Dunia Manusia
9
Seorang Dewa yang menjadi Petugas Keamanan
10
Rencana Licik Nakula
11
Perasaan Arjuna
12
Wanita yang di cintai Arjuna
13
Kekacauan di jakarta
14
Empat Saudara Arjuna
15
Makna dan Hikmah yang di dapatkan Arjuna
16
Melatih Kekuatan
17
Nasehat Orang Tua
18
Kedatangan Agen The Vault
19
Pertemuan Arjuna dan Nakula
20
Sebuah Penyesalan
21
Kekacauan Oleh Andi Wijaya
22
Nyala Harapan Di Tengah Kekacauan
23
Hukuman dari Arjuna
24
Jejak Pertarungan
25
Rencana Nakula dan pertemuan para dewa
26
Tawaran Menjadi Model
27
Perasaan Cinta
28
Kontrak menjadi Model
29
Masa lalu Arjuna dan Kumala
30
Arjuna membuka hati nya kembali
31
Langkah Baru Arjuna
32
Sebuah Ide Kirana
33
Kekuatan Arjuna Kembali
34
Pengalaman Kirana dan Bara yang sangat luar biasa
35
Saudara yang jatuh
36
Kebencian Nakula semakin dalam
37
Ancaman yang segera di mulai
38
Kekacauan yang mengerikan
39
Harapan baru tiba
40
Melindungi warga
41
Kekuatan Penuh Arjuna
42
Cinta yang saling terungkap
43
Rasa Cemburu
44
Rapat di Pertahanan Nasional
45
Kedatangan Anak Dewi Amaterasu ke Gunung Meru
46
Pertemuan Arjuna dan Hikarimaru
47
Ambisi Kirana dan Bara
48
Pertemuan Arjuna dan Dewi Amaterasu
49
Perjalanan Ke lembah
50
Pertarungan Dengan Waktu
51
Kebangkitan Yamata No Orochi
52
Serangan Dahsyat
53
Gandiva
54
Kemenangan yang penuh arti
55
Perpisahan
56
Kelahiran Nihraziel The Eclipse
57
Ujian Untuk Para Dewa dan Iblis
58
Hikamaru VS Nihraziel
59
Pertemuan Arjuna dan Nihraziel
60
Musuh yang sangat Rumit
61
Nihraziel vs Ranggasura
62
Kedatangan Nihraziel di Sidang Langit
63
Cermin para Dewa
64
Sidang para Iblis
65
Awal Perang besar
66
Rencana Nihraziel dan Arjuna
67
Pertempuran akan di mulai
68
Nihraziel yang brutal dan sadis
69
Ras Iblis Vs Ras Dewa
70
Nihraziel menjadi Sekutu
71
Nihraziel Solo Player
72
Hasil Sidang Langit
73
Awal Ancaman baru
74
Perasaan Cinta yang Mulai Tumbuh Dalam Hati Dewi Athena
75
Kehangatan Manusia dan Dewa
76
Kecantikan Athena
77
Terjebak Di Antara Dewi dan Manusia
78
Makna dari Cinta
79
Kebohongan dan Fitnah Iblis
80
Kemunculan Bataraguru
81
Sebuah Konflik yang makin memanas
82
Kebangkitan Gor'Malekth
83
Kekalahan para dewa
84
Dampak yang sangat mengerikan
85
Rahasia di Antartika
86
Benua Celestia Divina
87
Ujian Di Celestia Divina
88
kekuatan Baru Arjuna
89
Penyerangan dengan kekuatan baru
90
Waktu yang terus berulang ulang
91
Kedatangan Dua Superhero
92
Kembali nya para dewa dan dewi
93
Ancaman Dari Kelompok Evil God
94
Kemunculan Nasha Valeriya
95
Si Tampan Vs Si Birahi
96
Kekalahan pertama oleh pria
97
Curhatan Seorang Nasha
98
Penyembuhan dari sang dewa
99
Mimpi Yang Indah
100
Pertemuan Nasha dengan Bara
101
Rencana Kencan Bara dan Nasha
102
Ketidakhadiran Si Bungsu
103
Dewi Seni Musik
104
Kehangatan Keluarga
105
Sang Dewi Seni Musik beraksi
106
Hikmah yang di ambil oleh seorang Dewi Seni Musik
107
Kehadiran Nakula
108
Rencana Ayah mengunjungi anak anak nya
109
Kedatangan Orang Tua
110
Pelajaran Dari Dunia Manusia
111
Sebuah janji dan harapan
112
Berita ancaman baru
113
Kemunculan Ahool
114
Rencana menangkap Ahool
115
Tiba di Tasikmalaya
116
Nginap Di rumah Pak Umar
117
Dewa Juga Beribadah
118
Ketegangan dalam Hutan
119
Serangan Ahool
120
Pembebasan Jiwa Jiwa yang Terikat
121
Misi selesai
122
Tiba di rumah tempat paling nyaman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!