Nasehat Orang Tua

Di puncak Gunung Meru, istana megah yang dikelilingi awan dan cahaya keemasan menjadi saksi dari sebuah perjamuan besar keluarga Dewa. Malam ini, Dewa Arka Dewa mengundang semua anak-anaknya untuk berkumpul dalam sebuah jamuan makan bersama di aula utama.

Meja panjang dari batu giok terbentang di tengah ruangan, dihiasi hidangan surgawi yang hanya bisa dinikmati oleh para penghuni Meru. Cahaya obor berwarna kebiruan berkedip-kedip di setiap sudut ruangan, menciptakan suasana hangat dan megah.

Di ujung meja, Arka Dewa duduk dengan tenang, mengenakan jubah emasnya yang bersinar. Di sampingnya, Dewi Laksmi tersenyum lembut, memperhatikan anak-anak mereka yang sedang menikmati hidangan.

Dewi Indira, dengan tatapan penuh semangat, menyuapkan potongan daging celestial ke mulutnya. “Sudah lama kita tidak makan bersama seperti ini. Biasanya selalu ada yang sibuk dengan urusannya masing-masing,” katanya sambil melirik Bhima, yang sibuk mengunyah dengan rakus.

Bhima mendengus, “Aku terlalu sibuk menjaga keseimbangan tanah dan pegunungan. Tidak sepertimu yang bisa dengan mudah bermain dengan badai.”

Dewi Saraswati tertawa kecil, “Sepertinya Bhima tetap saja seperti dulu. Tapi aku setuju dengan Indira, sudah lama sekali kita tidak berkumpul seperti ini.”

Di sisi lain meja, Nakula duduk dengan tatapan tenang, tetapi dalam hatinya ia menyembunyikan sesuatu. Ia masih mengingat pertemuannya dengan Andi Wijaya di dunia manusia. Rencana liciknya sudah mulai berjalan, dan kini ia menunggu waktu yang tepat untuk mengungkap langkah selanjutnya.

Arka Dewa mengangkat cawan emasnya. “Keluargaku, aku ingin mengingatkan bahwa kita adalah para pelindung dunia ini. Kita memiliki tanggung jawab besar, dan aku ingin kita selalu bersatu dalam kebaikan.”

Mereka semua mengangkat cawan mereka, kecuali Nakula yang hanya tersenyum tipis. Dalam pikirannya, ia sudah memiliki rencana untuk mengguncang keluarga ini, terutama untuk Arjuna, saudara yang paling ia benci.

Malam itu, makan malam berlangsung dengan kehangatan, tetapi di balik senyum dan tawa, ada niat tersembunyi yang siap mengguncang keseimbangan Meru.

Setelah perjamuan makan selesai, para dewa mulai meninggalkan meja makan satu per satu. Beberapa kembali ke tugas mereka, sementara yang lain menikmati waktu bersantai di istana Gunung Meru.

Nakula tetap duduk di kursinya, menatap kosong ke dalam cawan emasnya yang sudah kosong. Dalam pikirannya, bayangan masa lalu berputar seperti badai yang tak kunjung reda.

Ia ingat bagaimana Arjuna selalu berada di atasnya. Sejak kecil, Arjuna selalu lebih unggul—lebih cepat, lebih kuat, lebih dikagumi. Para penghuni Meru, bahkan para dewa lainnya, selalu memandang Arjuna sebagai yang terbaik di antara mereka.

Nakula mengepalkan tangannya.

“Kenapa selalu dia?” pikirnya penuh kebencian.

Ia ingat bagaimana setiap kali ia berusaha menunjukkan kehebatannya, Arjuna selalu melangkah lebih jauh. Saat mereka berlatih bersama, Arjuna selalu menang dengan mudah. Saat mereka bertanding dalam perlombaan atau pertempuran persahabatan, Nakula hampir tak pernah menang.

Yang paling menyakitkan baginya adalah bagaimana Arjuna selalu meremehkannya.

"Kau terlalu lambat, Nakula."

"Coba lebih serius, kau ini dewa angin, bukan embusan sepoi-sepoi!"

"Ah, kau sebaiknya mundur saja, aku yang akan menyelesaikan ini!"

Ucapan-ucapan itu terus terngiang di kepalanya. Ia menundukkan kepala, merasakan amarahnya semakin membara.

Namun, tiba-tiba suara lembut yang penuh kasih sayang memecah lamunannya.

“Nakula...”

Ia menoleh dan melihat ibunya, Dewi Laksmi, berdiri di sampingnya dengan tatapan penuh perhatian.

“Apa yang kau pikirkan, anakku?” tanya Dewi Laksmi lembut.

Nakula menghela napas dan berusaha menyembunyikan ekspresi amarahnya. “Tidak ada, Ibu. Aku hanya merenungkan beberapa hal.”

Dewi Laksmi menatapnya dalam-dalam, seolah bisa membaca kegelisahan hatinya. Ia lalu duduk di samping Nakula, menyentuh tangannya dengan lembut.

“Nakula, aku tahu ada sesuatu yang mengganggumu.”

Nakula terdiam sejenak. Ia ingin melampiaskan isi hatinya, ingin mengungkapkan betapa ia merasa dipandang rendah, betapa ia membenci bayangan Arjuna yang selalu lebih unggul darinya. Namun, ia menahan diri.

“Arjuna... dia selalu berada di atas, Ibu. Tidak peduli seberapa keras aku berusaha, aku selalu tertinggal jauh di belakangnya.”

Dewi Laksmi tersenyum lembut. “Nakula, setiap anak memiliki jalannya sendiri. Kau adalah dewa angin, kau adalah kecepatan dan ketangkasan yang tiada banding. Kau bukan bayangan Arjuna, kau adalah dirimu sendiri.”

Nakula mengepalkan tangannya lebih erat. “Tapi semua orang selalu membandingkanku dengannya! Aku selalu dianggap lebih lemah, lebih lambat... lebih tidak berguna!”

Dewi Laksmi menghela napas dan membelai rambut Nakula. “Dendam dan iri hati hanya akan membutakan hatimu, Nakula. Kau tidak perlu membuktikan dirimu dengan membenci saudaramu.”

Nakula menatap ibunya, tetapi hatinya tetap gelap. Dalam pikirannya, hanya ada satu jalan untuk membuktikan dirinya lebih baik dari Arjuna.

Dan ia sudah mulai mengambil langkah ke arah itu.

Dewi Laksmi tetap menatap putranya dengan penuh kasih sayang, meskipun ia bisa merasakan ada yang berbeda dalam sorot mata Nakula. Ada api yang membara, bukan api semangat atau keberanian, melainkan api kebencian yang mulai membakar hatinya.

“Nakula...” suara lembutnya mengalun, “Kau adalah anakku. Aku mengenalmu lebih dari siapa pun. Apa yang ada di hatimu, Nakula? Mengapa kau membiarkan kegelapan menguasai dirimu?”

Nakula menghela napas, berusaha menahan gejolak yang berkecamuk di dalam dirinya. “Ibu, aku hanya ingin diakui. Aku ingin dihormati. Aku ingin menjadi lebih dari sekadar ‘adik Arjuna’. Aku muak selalu hidup dalam bayangannya.”

Dewi Laksmi tersenyum tipis, lalu berkata dengan lembut, “Nakula, tidak ada yang hidup dalam bayangan orang lain, kecuali jika ia membiarkan dirinya percaya bahwa ia ada di sana.”

Nakula terdiam.

“Arjuna memang kuat, ia memang dikagumi banyak orang. Tapi itu tidak membuatmu lebih rendah darinya. Setiap dewa, setiap manusia, bahkan setiap makhluk di alam semesta ini memiliki takdirnya masing-masing. Kau tidak harus menjadi Arjuna. Kau harus menjadi Nakula.”

Mata Nakula menyipit. “Dan menjadi Nakula berarti apa, Ibu? Menjadi yang kedua? Menjadi yang selalu kalah?”

Dewi Laksmi menggeleng perlahan. “Menjadi Nakula berarti menjadi dirimu sendiri, tanpa harus membandingkan dirimu dengan orang lain. Kau punya kekuatanmu sendiri, kau punya kehebatanmu sendiri.”

Nakula mengepalkan tangannya. “Tapi dunia tidak peduli akan itu! Dunia hanya melihat siapa yang lebih kuat, siapa yang lebih unggul! Kau tidak tahu, Ibu, bagaimana rasanya selalu tertinggal, selalu dipandang sebelah mata!”

Dewi Laksmi menatap Nakula dengan dalam, kali ini ada kesedihan di matanya. “Nakula, kau salah. Aku tahu bagaimana rasanya diabaikan, bagaimana rasanya tidak didengar. Aku adalah Dewi Kemakmuran, tetapi banyak yang hanya menginginkanku karena apa yang bisa kuberikan, bukan karena siapa diriku.”

Nakula mengerutkan kening, mendengarkan kata-kata ibunya.

“Tapi aku tidak membiarkan itu mengubah hatiku. Aku memilih untuk tetap menjadi diriku sendiri, untuk tetap memberi, tetap mencintai, tetap menjaga keseimbangan. Karena aku tahu, begitu aku membiarkan kebencian menguasai hatiku, aku bukan lagi Laksmi. Aku akan kehilangan diriku sendiri.”

Nakula terdiam. Ada sesuatu dalam kata-kata ibunya yang menusuk ke dalam hatinya, namun ia menolaknya.

Ia menggeleng pelan. “Ibu tidak mengerti... aku sudah memilih jalanku.”

Dewi Laksmi menatapnya dengan penuh kesedihan. “Nakula, hati yang dipenuhi kebencian tidak hanya akan menghancurkan orang lain... tetapi juga dirimu sendiri.”

Nakula menoleh ke arah lain, tidak sanggup membalas tatapan ibunya. Dalam hatinya, ia tahu ibunya benar.

Tapi sudah terlambat.

Kebencian bukan hanya bisa menguasai manusia. Bahkan dewa sekalipun bisa jatuh ke dalam cengkeramannya.

Episodes
1 Dewa Yang Sombong
2 Sang Dewa Turun Di Jakarta
3 Di selamatkan Oleh Manusia
4 Emosi yang Tidak bisa Di bendung
5 Sebuah Kepercayaan
6 Ketegangan di Gunung Meru
7 Rasa Sakit Hati dan Rencana Pembalasan
8 Arjuna Memulai Hari Di Dunia Manusia
9 Seorang Dewa yang menjadi Petugas Keamanan
10 Rencana Licik Nakula
11 Perasaan Arjuna
12 Wanita yang di cintai Arjuna
13 Kekacauan di jakarta
14 Empat Saudara Arjuna
15 Makna dan Hikmah yang di dapatkan Arjuna
16 Melatih Kekuatan
17 Nasehat Orang Tua
18 Kedatangan Agen The Vault
19 Pertemuan Arjuna dan Nakula
20 Sebuah Penyesalan
21 Kekacauan Oleh Andi Wijaya
22 Nyala Harapan Di Tengah Kekacauan
23 Hukuman dari Arjuna
24 Jejak Pertarungan
25 Rencana Nakula dan pertemuan para dewa
26 Tawaran Menjadi Model
27 Perasaan Cinta
28 Kontrak menjadi Model
29 Masa lalu Arjuna dan Kumala
30 Arjuna membuka hati nya kembali
31 Langkah Baru Arjuna
32 Sebuah Ide Kirana
33 Kekuatan Arjuna Kembali
34 Pengalaman Kirana dan Bara yang sangat luar biasa
35 Saudara yang jatuh
36 Kebencian Nakula semakin dalam
37 Ancaman yang segera di mulai
38 Kekacauan yang mengerikan
39 Harapan baru tiba
40 Melindungi warga
41 Kekuatan Penuh Arjuna
42 Cinta yang saling terungkap
43 Rasa Cemburu
44 Rapat di Pertahanan Nasional
45 Kedatangan Anak Dewi Amaterasu ke Gunung Meru
46 Pertemuan Arjuna dan Hikarimaru
47 Ambisi Kirana dan Bara
48 Pertemuan Arjuna dan Dewi Amaterasu
49 Perjalanan Ke lembah
50 Pertarungan Dengan Waktu
51 Kebangkitan Yamata No Orochi
52 Serangan Dahsyat
53 Gandiva
54 Kemenangan yang penuh arti
55 Perpisahan
56 Kelahiran Nihraziel The Eclipse
57 Ujian Untuk Para Dewa dan Iblis
58 Hikamaru VS Nihraziel
59 Pertemuan Arjuna dan Nihraziel
60 Musuh yang sangat Rumit
61 Nihraziel vs Ranggasura
62 Kedatangan Nihraziel di Sidang Langit
63 Cermin para Dewa
64 Sidang para Iblis
65 Awal Perang besar
66 Rencana Nihraziel dan Arjuna
67 Pertempuran akan di mulai
68 Nihraziel yang brutal dan sadis
69 Ras Iblis Vs Ras Dewa
70 Nihraziel menjadi Sekutu
71 Nihraziel Solo Player
72 Hasil Sidang Langit
73 Awal Ancaman baru
74 Perasaan Cinta yang Mulai Tumbuh Dalam Hati Dewi Athena
75 Kehangatan Manusia dan Dewa
76 Kecantikan Athena
77 Terjebak Di Antara Dewi dan Manusia
78 Makna dari Cinta
79 Kebohongan dan Fitnah Iblis
80 Kemunculan Bataraguru
81 Sebuah Konflik yang makin memanas
82 Kebangkitan Gor'Malekth
83 Kekalahan para dewa
84 Dampak yang sangat mengerikan
85 Rahasia di Antartika
86 Benua Celestia Divina
87 Ujian Di Celestia Divina
88 kekuatan Baru Arjuna
89 Penyerangan dengan kekuatan baru
90 Waktu yang terus berulang ulang
91 Kedatangan Dua Superhero
92 Kembali nya para dewa dan dewi
93 Ancaman Dari Kelompok Evil God
94 Kemunculan Nasha Valeriya
95 Si Tampan Vs Si Birahi
96 Kekalahan pertama oleh pria
97 Curhatan Seorang Nasha
98 Penyembuhan dari sang dewa
99 Mimpi Yang Indah
100 Pertemuan Nasha dengan Bara
101 Rencana Kencan Bara dan Nasha
102 Ketidakhadiran Si Bungsu
103 Dewi Seni Musik
104 Kehangatan Keluarga
105 Sang Dewi Seni Musik beraksi
106 Hikmah yang di ambil oleh seorang Dewi Seni Musik
107 Kehadiran Nakula
108 Rencana Ayah mengunjungi anak anak nya
109 Kedatangan Orang Tua
110 Pelajaran Dari Dunia Manusia
111 Sebuah janji dan harapan
112 Berita ancaman baru
113 Kemunculan Ahool
114 Rencana menangkap Ahool
115 Tiba di Tasikmalaya
116 Nginap Di rumah Pak Umar
117 Dewa Juga Beribadah
118 Ketegangan dalam Hutan
119 Serangan Ahool
120 Pembebasan Jiwa Jiwa yang Terikat
121 Misi selesai
122 Tiba di rumah tempat paling nyaman
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Dewa Yang Sombong
2
Sang Dewa Turun Di Jakarta
3
Di selamatkan Oleh Manusia
4
Emosi yang Tidak bisa Di bendung
5
Sebuah Kepercayaan
6
Ketegangan di Gunung Meru
7
Rasa Sakit Hati dan Rencana Pembalasan
8
Arjuna Memulai Hari Di Dunia Manusia
9
Seorang Dewa yang menjadi Petugas Keamanan
10
Rencana Licik Nakula
11
Perasaan Arjuna
12
Wanita yang di cintai Arjuna
13
Kekacauan di jakarta
14
Empat Saudara Arjuna
15
Makna dan Hikmah yang di dapatkan Arjuna
16
Melatih Kekuatan
17
Nasehat Orang Tua
18
Kedatangan Agen The Vault
19
Pertemuan Arjuna dan Nakula
20
Sebuah Penyesalan
21
Kekacauan Oleh Andi Wijaya
22
Nyala Harapan Di Tengah Kekacauan
23
Hukuman dari Arjuna
24
Jejak Pertarungan
25
Rencana Nakula dan pertemuan para dewa
26
Tawaran Menjadi Model
27
Perasaan Cinta
28
Kontrak menjadi Model
29
Masa lalu Arjuna dan Kumala
30
Arjuna membuka hati nya kembali
31
Langkah Baru Arjuna
32
Sebuah Ide Kirana
33
Kekuatan Arjuna Kembali
34
Pengalaman Kirana dan Bara yang sangat luar biasa
35
Saudara yang jatuh
36
Kebencian Nakula semakin dalam
37
Ancaman yang segera di mulai
38
Kekacauan yang mengerikan
39
Harapan baru tiba
40
Melindungi warga
41
Kekuatan Penuh Arjuna
42
Cinta yang saling terungkap
43
Rasa Cemburu
44
Rapat di Pertahanan Nasional
45
Kedatangan Anak Dewi Amaterasu ke Gunung Meru
46
Pertemuan Arjuna dan Hikarimaru
47
Ambisi Kirana dan Bara
48
Pertemuan Arjuna dan Dewi Amaterasu
49
Perjalanan Ke lembah
50
Pertarungan Dengan Waktu
51
Kebangkitan Yamata No Orochi
52
Serangan Dahsyat
53
Gandiva
54
Kemenangan yang penuh arti
55
Perpisahan
56
Kelahiran Nihraziel The Eclipse
57
Ujian Untuk Para Dewa dan Iblis
58
Hikamaru VS Nihraziel
59
Pertemuan Arjuna dan Nihraziel
60
Musuh yang sangat Rumit
61
Nihraziel vs Ranggasura
62
Kedatangan Nihraziel di Sidang Langit
63
Cermin para Dewa
64
Sidang para Iblis
65
Awal Perang besar
66
Rencana Nihraziel dan Arjuna
67
Pertempuran akan di mulai
68
Nihraziel yang brutal dan sadis
69
Ras Iblis Vs Ras Dewa
70
Nihraziel menjadi Sekutu
71
Nihraziel Solo Player
72
Hasil Sidang Langit
73
Awal Ancaman baru
74
Perasaan Cinta yang Mulai Tumbuh Dalam Hati Dewi Athena
75
Kehangatan Manusia dan Dewa
76
Kecantikan Athena
77
Terjebak Di Antara Dewi dan Manusia
78
Makna dari Cinta
79
Kebohongan dan Fitnah Iblis
80
Kemunculan Bataraguru
81
Sebuah Konflik yang makin memanas
82
Kebangkitan Gor'Malekth
83
Kekalahan para dewa
84
Dampak yang sangat mengerikan
85
Rahasia di Antartika
86
Benua Celestia Divina
87
Ujian Di Celestia Divina
88
kekuatan Baru Arjuna
89
Penyerangan dengan kekuatan baru
90
Waktu yang terus berulang ulang
91
Kedatangan Dua Superhero
92
Kembali nya para dewa dan dewi
93
Ancaman Dari Kelompok Evil God
94
Kemunculan Nasha Valeriya
95
Si Tampan Vs Si Birahi
96
Kekalahan pertama oleh pria
97
Curhatan Seorang Nasha
98
Penyembuhan dari sang dewa
99
Mimpi Yang Indah
100
Pertemuan Nasha dengan Bara
101
Rencana Kencan Bara dan Nasha
102
Ketidakhadiran Si Bungsu
103
Dewi Seni Musik
104
Kehangatan Keluarga
105
Sang Dewi Seni Musik beraksi
106
Hikmah yang di ambil oleh seorang Dewi Seni Musik
107
Kehadiran Nakula
108
Rencana Ayah mengunjungi anak anak nya
109
Kedatangan Orang Tua
110
Pelajaran Dari Dunia Manusia
111
Sebuah janji dan harapan
112
Berita ancaman baru
113
Kemunculan Ahool
114
Rencana menangkap Ahool
115
Tiba di Tasikmalaya
116
Nginap Di rumah Pak Umar
117
Dewa Juga Beribadah
118
Ketegangan dalam Hutan
119
Serangan Ahool
120
Pembebasan Jiwa Jiwa yang Terikat
121
Misi selesai
122
Tiba di rumah tempat paling nyaman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!