Takdir Cinta Raina (S1&S2)

Takdir Cinta Raina (S1&S2)

1

Seorang gadis tengah duduk anteng di sofa keluarganya sembari mendengar kan ocehan orang-orang di keluarganya.

"Kamu dengarkan apa yang Mama omongin dari tadi princess Raina??" tanya Dewi, Mama Raina. Wanita itu menghela napas pelan, sifat sang anak yang selalu bersikap bodo amat selalu membuatnya hanya bisa elus dada.

"Denger kok Mama, Raina ndak boleh nakal, ndak boleh jajan sembarangan, ndak boleh tegur sapa sama orang yang ndak di kenal, ndak boleh jauh-jauh dari Mayang dan Saras. Mama udah bilang itu berkali-kali, Raina udah capek denger nya. Udah ya, Raina mau bobo ngantuk. Bye mama, muach" ucap gadis berusia 19 tahun itu dengan detailnya, lalu berlalu mencium pipi sang Mama sebelum berlalu kekamarnya.

"Adek, gak boleh ngomong gitu sama Mama lain kali ya. Gak sopan, ya udah sana kamu ke kamar besok masih ada home schooling sama miss Sabrina." ucap Revan, Kakak Raina.

Cup

Cup

Cup

Raina mencium pipi Revan, Dewi, dan Bima papa Raina.

"IYA KAKAK, TAPI RAINA NDAK JANJI YAA." ucap Raina sambil berteriak dan berlalu menuju kamarnya.

"Hufft, anak itu." Dewi menghela nafas pelan melihat tingkah sang anak.

"Ya udah, Mayang dan Saras, kalian susul nona kalian itu. Pastikan semua beres sebelum dia tidur, dan bangunkan dia lebih awal besok." perintah Dewi pada kedua pelayan yang di tugaskan khusus untuk mengikuti Raina.

Setelah kepergian kedua pelayan itu, Dewi memijat kepalanya. Terlalu pusing menghadapi tingkah absurd yang selalu di buat Raina.

"Sudahlah Ma, kita tau sendiri sifat Raina seperti apa. Kita bisa membeli lagi semua yang sudah dia rusak hari ini, yang terpenting dia baik-baik saja kan." ucap Bima dengan lembut mengelus bahu sang isteri.

"Aku tau Pa, aku hanya khawatir dengan tingkahnya ini akan membawa celaka untuk dia. Pokoknya aku mau, kamu tambahin lagi orang buat jagain dia." jawab Dewi. Bima tau apa yang sedang di khawatirkan oleh sang isteri, tingkah Raina yang tidak bisa diam dan selalu saja merusak sesuatu menjadi kekhawatiran tersendiri untuk mereka sebagai orang tuanya.

Contohnya ya seperti hari ini, putri kesayangannya itu kembali membuat ulah dengan menyenggol lima buah guci mahal yang baru saja dibeli oleh Dewi dua hari yang lalu. Karena hal itu, Raina yang sedang asik berlarian dan berniat sembunyi dari pantauan kedua pelayan nya nyaris saja terluka karena pecahan. untunglah Mayang dan Saras bergerak lebih cepat, sehingga mencegah hal itu terjadi.

"Raina ndak boleh ini, Raina ndak boleh itu, Raina ndak boleh aja semuanya sekalian. Huhh, kesel Raina tuh setiap kali itu aja wejangan nya." kesal Raina sambil bersidekap dada, Mayang dan Saras yang melihat nona mereka itu menggerutu sendiri hanya terdiam menyaksikan. Takut saat bereaksi atau menanggapi malah mereka yang kena semprot.

"Nona, sekarang waktunya tidur. Mari kami bantu untuk bersih-bersih terlebih dahulu." ucap Mayang, tanpa membantah Raina menuruti perkataan pelayannya.

Keesokan harinya, Raina kembali membuat ulah dengan bermain sabun yang seharusnya di gunakan pak Tejo untuk mencuci mobil. Hal itu lantas membuat Dewi kalang kabut melihat penampilan sang anak yang sudah basah kuyup karena ngotot ingin menggantikan pekerjaan pak Tejo mencuci mobil.

"Ya ampun princess!!! Apa, apa yang kamu lakukan sepagi ini hah?? Ini lagi, bajunya basah semua astaghfirullah Mama bingung dehh sama kelakuan kamu tiap hari bikin mama senam jantung." omel Dewi, namun hanya di acuhkan. Sedangkan si pelaku, masih sibuk mencuci mobil yang nyatanya tidak kotor sama sekali karena pak Tejo sudah lebih dulu mencucinya.

Para pelayan yang melihat tingkah Nona muda mereka hanya terkekeh kecil, menurut mereka hal ini bukanlah kejadian yang asing. Setiap harinya, pasti ada saja hal yang di lakukan oleh gadis cantik itu.

"Mama, ada apa sih pagi-pagi udah teriak aja?" tanya Bima pelan, pria itu belum melihat penampilan Raina jadi masih santai aja mukanya.

"Astaghfirullah, Raina anak Papa yang paling cantik, kesayangan Papa kenapa baju kamu basah kayak gitu?? Ayo cepat masuk ke kamar kamu, kalian berdua cepat bawa Nona kalian ke kamarnya dan ganti pakaiannya dengan yang lebih hangat." tuh kan, lihat penampilan Raina sekarang saja Bima langsung ngomel ngalahin isterinya😂

Mayang dan Saras mengangguk mengerti, lalu membujuk Raina agar mau ikut dengan Mereka.

"Ishh, kalian jangan ganggu yaa. Raina lagi sibuk ini, mending bantuin cuci mobilnya biar Raina senang." ucap Raina tak suka saat tangannya di tarik paksa oleh kedua pelayannya. Kedua pelayan itu tidak memperdulikan ocehan dari Nona Mereka, tohh Bima sendiri yang memerintah kan Mereka jadi tidak ada masalah.

Setelah mandi dan berganti pakaian, Raina kini sudah berada di meja makan bersama keluarganya.

"Mama, Raina mau keluar ya? Udah lama tau, Raina ndak main keluar rumah. Bosan tau dalam rumah mulu, boleh ya Mama nya Raina yang cantik? " bujuk Raina dengan memasang wajah imutnya membuat keluarganya tidak kuat untuk menolak permintaan princess Mereka.

"Hufft, kamu ini selalu bikin kita gak bisa nolak sayang. Ya udah, Kamu boleh pergi tapi sesudah home schoolingnya selesai oke?" jawab Dewi membuat Raina tersenyum lebar.

"Tapi, hanya sekitaran kompleks rumah kita aja." lanjut Bima membuat senyum Raina surut seketika.

"Papa, kok gitu sih?? Ndak asik ihhh," protes Raina namun tidak di hiraukan keluarganya. Kalo di rumah saja bisa membuat seisi rumah berantakan, bagaimana kalo di luar? Itulah yang ada di fikiran keluarga Raina saat ini.

"Kamu nurut aja kenapa sih Dek? Kita tuh gak mau kamu ada apa-apa di luar sana, kamu boleh keluar tapi gak boleh jauh-jauh dari rumah atau gak keluar sama sekali." ucap Revan lembut namun tegas, hal itu membuat wajah Raina semakin cemberut.

"Iya-iya, tapi Raina boleh keluar sendiri kan?" Raina menatap keluarganya dengan mata berbinar.

"Nggak!" jawab Revan, Mama dan Papa Raina.

"Humm, ya udah Raina mau ke kamar aja kalian ndak asik." ucap Raina lalu pergi meninggalkan meja makan menuju kamarnya.

"Anak kamu Pa, kok gitu banget sih dia." ucap Dewi menghela nafas pelan melihat tingkah Raina.

"Hehh, itu anak kamu juga Ma. Masa anak Papa aja sih, kan yang mengandung dia itu kamu sayang." balas Bima, Dewi hanya mendengus kesal sambil merapikan meja makan.

"Ya, ya, ya, Mama yang mengandung. Papa pikir, Mama bisa hamil tanpa ada benih dari Papa?!!" ucap Dewi dengan tatapan garang.

"Mama sama Papa kenapa jadi ribut sih, Revan ke kampus aja dehh pusing Revan denger mama Papa debat yang gak ada faedahnya." ucap Revan lalu mencium tangan kedua orang tuanya yang masih saja berdebat.

Sedangkan di tempat lain, seorang pria tampan sedang sibuk dengan berkas-berkas yang ada di meja kerjanya. Jabatannya sebagai ceo muda membuatnya harus bekerja lebih keras untuk meningkatkan kualitas perusahaan.

Dering suara telpon membuat kegiatannya terhenti sesaat, sekilas melirik nama si penelpon. Sekilas senyuman tipis terpatri di wajahnya.

",,,"

"Bagaimana? Semua nya harus sempurna, jangan sampai ada kurang."

",,,"

"Bagus, 1 jam lagi Saya kesana."

Pria tampan itu segera melanjutkan pekerjaannya setelah menutup panggilan telepon.

Terpopuler

Comments

BELVA

BELVA

hallo author kece aku datang nih

2021-02-03

0

Rizqi

Rizqi

saya sudah mampir...semangat ya Thor..


Pangeran Tampan dan Tuan Putri Cantik menunggumu🤗

2021-01-19

0

pinnacullata pinna

pinnacullata pinna

aku mampir ya thor, dan memberikan like dukung juga novelku cinta adalah sebuah perjalanan yang indah 🙏☺️

2021-01-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!