Keluarga Raina terkejut melihat kedatangan Devano yang secara tiba-tiba, apalagi melihat raut wajah Devano yang tidak bersahabat dengan hanya memakai pakaian tidurnya serta mengenakan jaket.
Shakira terpesona dengan ketampanan Devano, gadis itu terus menatap Devano sampai pria itu berbicara pada Bima dan yang lainnya.
"Maaf kehadiran saya malam-malam begini mengganggu kalian, saya kesini untuk menjemput Raina." Ucap Devano, meskipun pria itu sedang menahan amarahnya saat mendengar suara serak Raina akibat menangis namun pria tampan itu tidak mau mengambil resiko.
Tatapan Devano jatuh pada Shakira yang tengah berusaha mengambil perhatiannya, Devano mengerti sekarang siapa yang di maksud Raina dalam telepon tadi.
"Menjemput Raina? Tapi ini sudah malam nak, kalian akan kemana malam-malam begini?" Tanya Bima, terlihat Shakira menatap tak suka mendengar perkataan Devano yang datang hanya untuk menjemput Raina.
"NONA! Tolong buka pintunya nona, pelayan ini sangat khawatir dengan keadaan nona." Teriakan Mayang dan Saras membuat semua mata tertuju ke atas tepat di depan pintu kamar Raina, kedua pelayan itu terus mengetuk pintu namun Raina enggan membukanya untuk mereka.
"Ada apa dengan Raina? Pa, ayo cepat kita temui Raina." Ucap Dewi yang tiba-tiba menjadi cemas dengan keadaan Raina.
"Tuan, nyonya, nona muda mengunci pintunya sejak usai makan malam tadi. Nona muda enggan membuka pintu, didalam terdengar suara bising kami takut terjadi sesuatu pada nona muda." Ucap Saras saat Dewi dan Bima sudah berada di hadapan mereķa.
Devano yang mendengar perkataan Saras pun segera berjalan menuju pintu kamar Raina, mengetuk nya pelan berharap Raina mau membuka pintu untuknya.
"Raina sayang, buka pintunya yaa. Ini aku Devano, aku udah datang buat jemput kamu. Tolong buka pintunya yaa, aku khawatir." Ucap Devano, perkataan Devano membuat Shakira mendelik tak suka.
"Cihh, apa cantiknya sih gadis nakal itu" ucap Shakira pelan.
Dengan perlahan, knop pintu kamar Raina akhirnya bergerak terbuka menampilkan wajah Raina yang berantakan. Gadis itu berlari ke pelukan Devano tanpa memperdulikan sekitarnya.
"Hiks, hiks, Dev hiks Raina mau pergi hiks, Raina ndak mau tinggal disini." Ucap Raina di sela-sela tangisnya, Devano membalas pelukan Raina mengelus pundak gadis itu dengan lembut.
"Heyy, ada apa sebenarnya hem? Ini sudah malam, dan ini rumah kamu gak mungkin aku bawa kamu pergi. Kalo mama papa kamu gak bolehin gimana?" Ucap Devano lembut, menghapus jejak air mata di wajah gadisnya.
"Ndak mau Dev, Raina ndak mau disini!! Hiks, hiks, kalo Dev ndak mau bawa Raina pergi Raina bisa pergi sendiri hiks, hiks" Raina melepas pelukan nya dari Devano lalu berlari menuruni tangga, karena tidak hati-hati kaki gadis itu tergelincir hingga jatuh ke lantai dasar.
Semuanya kecuali Shakira dan Yuna, berteriak histeris saat melihat Raina sudah tergeletak dengan kepala yang berdarah.
Untunglah, luka kecil yang di alami Raina dapat segera di obati. Gadis cantik itu kini sedang melarikan diri dari pengawasan keluarganya. Mengingat kejadian yang sudah terjadi, membuat Raina tidak sanggup menahan air matanya untuk tidak terjatuh.
Flashback
Raina baru saja sadar dari pingsan nya namun enggan untuk membuka mata, kini gadis itu tengah di rawat di rumah sakit.
Devano izin pulang untuk mengganti pakaian, sedangkan keluarganya yang lain sedang menunggu di luar rawat Raina.
Sayup-sayup Raina dapat mendengar pembicaraan Revan dengan kedua orang tuanya.
"Apa maksud kamu Revan? Kamu ingin Shakira menjadi adik kamu? Lalu bagaimana dengan Raina? Apa kamu fikir dia akan setuju?" Ucap Bima yang terkejut mendengar perkataan Revan yang ingin Shakira menjadi adik angkatnya.
"Apa Revan perlu dapat izin dari Raina? Kalo mama sama papa gak setuju, Revan tetap akan ngangkat Shakira jadi adik kesayangannya Revan." Ucap Revan final tidak dapat di ganggu gugat.
Mendengar perkataan Revan, air mata Raina kembali menetes dengan derasnya.
"Apa Raina udah sangat keterlaluan nakal nya sampai kak Revan mau nyari adek baru? Hiks, hiks, hanya Raina yang boleh jadi adik nya kak Revan hiks, hiks Raina ndak mau berbagi kasih sayang." Ucap Raina dalam hati.
"Mama setuju-setuju aja sayang, lagian Shakira kan bukan orang asing juga. Masalah Raina kita bisa bicara sama dia nanti." Ucap Dewi menyetujui perkataan Revan.
Raina kembali menangis mendengar perkataan Dewi, hatinya teriris saat ibunya sendiri berkata seperti itu dan tidak memperdulikan perasaannya.
Raina bangkit dari tempat tidurnya, melepas selang infus yang masih melekat di tangannya dengan pelan. Memastikan semuanya aman sebelum pergi dari ruangan tempat dirinya di rawat.
****
Dan disinilah Raina berada sekarang, di taman rumah sakit dan tidak memperdulikan semua orang yang tengah khawatir mencarinya.
Dari kejauhan, Devano akhirnya berhasil menemukan Raina yang sedang menangis di taman.
"Sayang, kamu kenapa ada disini? Semuanya khawatir karena kamu menghilang. Kamu kenapa menangis?"
"Dev?? Hiks, hiks, hiks, mereka ndak sayang lagi sama Raina. Kak Revan mau angkat perempuan itu jadi adiknya, Raina ndak suka. Mama juga setuju sama keputusan kak Revan, Raina sedih hiks Raina marah hiks Raina ndak mau pulang." Devano merasa sangat terpukul melihat Raina yang rapuh seperti ini.
Devano jadi teringat selama mengenal Raina, gadis itu sangat baik pada siapapun meskipun terkadang tingkah nakal danjahilnya selalu membuat orang kesal. Namun Raina tidak pernah segan untuk meminta maaf.
Devano tidak pernah melihat kondisi Raina yang serapuh ini.
"Sayang, kamu belum sembuh. Kita akan pikirin masalah itu nanti, sekarang yang terpenting kamu harus sembuh dulu. Ayo, aku antar kamu kembali ke ruangan." Ucap Devano lembut,
"Tapi Dev harus janji ndak ninggalin Raina, tapi gendong yaah" ucap Raina dengan tingkah manjanya membuat Devano terkekeh gemas.
Devano menggendong Raina didepan hingga wajah gadis itu bebas menghirup bau maskulin dari tubuh Devano.
Bima yang melihat Raina dalam keadaan baik-baik saja pun akhirnya bisa bernafas lega. Devano membaringkan Raina di tempat tidur pasiennya, lalu beranjak ingin memanggil suster untuk memasangkan infus kembali.
"Dev mau kemana? Dev jangan pergi," tanyaRaina saat Devano melepaskan genggaman tangannya.
"Aku hanya ingin memanggil suster sayang, infus nya kan harus di pasang kembali. Kamu tunggu sebentar yaa," jawab Devano dengan lembut mengecup kening Raina dengan lembut sebelum pergi meninggalkan ruang rawat Raina.
"Kamu dari mana aja sih nak? Papa khawatir, kamu bahkan baru sadar tapi udah hilang aja. Papa ngerasa jadi gak berguna jadi orang tua sayang." Ucap Bima lembut, mengelus surai lembut Raina.
"Maaf papa, Raina hanya ingin jalan-jalan. Saat Raina sadar, ndak ada siapa-siapa Raina takut jadi pergi." Ucap Raina, gadis itu berubah tidak seperti biasa yang sangat ceria dalam keadaan apapun.
"Kamu bisa gak sih gak bikin ulah? Kita semua khawatir karena kamu menghilang!" Ucap Revan dengan wajah yang tak bersahabat. Raina hanya menundukkan kepalanya, mengabaikan pertanyaan Revan sampai suster datang dan memasang kembali infus di tangannya.
"Sayang, kamu istirahat yaa. Aku akan disini nemenin kamu, kamu tidur yaa." Ucap Devano, perlahan kedua mata Raina tertutup karena efek obat tidur yang terkandung dalam obat yang diminumnya
"Maaf kalo saya lancang, tapi saya tidak suka lihat Raina menangis. Raina sudah cerita semuanya, apa kalian sama sekali tidak memikirkan perasaan Raina? Revan, sikap Raina memanglah kekanakan tapi bukan berarti kamu bisa bersikap seperti itu sama Raina. Raina sayang sama kamu sebagai kakak nya, tapi apa yang kamu lakuin? Saat orang itu datang, sikap kamu berubah dan mengacuhkan Raina. Dan kamu kembali buat Raina terpukul dengan perkataan kamu yang ingin menjadikan dia adik angkat kamu! Saya gak akan pernah segan untuk membawa Raina pergi bersama saya, kalo kalian masih mau mengambil keputusan itu silahkan. Saya siap membawa kebahagiaan untuk Raina." Ucap Devano, sangat terlihat jelas bahwa pria itu tengah menahan emosinya saat ini.
Revan hanya terdiam mendengar perkataan Devano, terbesit rasa bersalah di hatinya karena membuat Raina menangis.
"Yaa, dan satu lagi. Raina tidak ingin tinggal satu rumah dengan mereka." Lanjut Devano, perkataan Devano kali ini membuat mereka terdiam. Jadi ini adalah sebab perubahan sikap Raina sehingga membuat gadis itu sampai seperti ini.
"Kita gak bisa gitu aja ngusir Shakira dan mamanya dari rumah kita pa, mereka juga keluarga aku. Sudahlah pa, jangan di pikirkan dulu yang terpenting sekarang kita harus fokus untuk kesembuhan Raina.
****
Jujur, part ini aku nahan kesal nulis nya. Gimana menurut kalian?
Jangan lupa like, vote dan komen yaah😉
See u next time😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Mmh Tiara Mmh
ceritanya terlalu berbelit"thor jadi males baca nya maaf ya thor
2020-11-25
0
Nur Diani
banjirr thor banjiiir😭😭😭
2020-10-24
2
Pi Py
sedih aku Thor.sampe nangis pas baca part inu
2020-10-20
2