Hari ini Raina kembali melakukan rutinitasnya di hari kerja, apalagi sejak guru privat nya datang. Gadis itu terus berfikir ide jahil apa yang harus dirinya lakukan agar gurunya itu segera pergi. Raina sedang tidak ingin belajar, dirinya kan sudah lulus tapi mama papa nya kan tidak tahu jadi harus belajar kan.
"Miss Sabrina, Raina udah pinter" ucap Raina di sela-sela menulisnya, menatap Miss Sabrina penuh harap. Saat ini gadis itu sangat ingin bebas, apalagi semenjak adanya Devano disisinya kebebasan Raina semakin terbatas.
Saat ini Raina sangat ingin bertemu dengan ketiga sahabatnya, mumpung Devano kembali keluar kota untuk beberapa hari kedepan.
"Heh? Kamu ini, kali ini tidak bisa mengelabui miss ya. Ayo cepat selesaikan tugas kamu, sehabis ini miss masih ada keperluan lain." Jawab miss Sabrina, wanita itu sudah sangat hapal dengan tabiat muridnya
"Iya miss Sabrina yang cantik, tapi cantikan Raina." Miss Sabrina geleng kepala melihat tingkah murid nya yang satu ini, semua murid yang pernah di ajarnya tentu saja ada yang nakal tapi tidak senakal Raina ini.
Miss Sabrina sangat salut pada keluarga Raina yang betah menghadapi kenakalan Raina.
Akhirnya setelah 2 jam berlalu, home schooling pun berakhir. Dengan gerakan cepat Raina berlari ke kamarnya untuk berganti pakaian. Gadis itu sudah tidak sabar ingin menemui ketiga sahabatnya.
Dengan usaha yang keras akhirnya Raina lagi-lagi berhasil mengerjai kedua pelayannya agar tidak mengikutinya, gadis itu dengan sengaja menaruh obat tidur pada minuman Mayang dan Saras.
"Hihihi, maaf yo mbak-mbakku sayang, Raina terpaksa hihihi." Ucap Raina sambil tertawa senang.
Tujuan Raina kali ini adalah rumah Siska, karena ketiga sahabat nya sedang berada di sana. Tanpa mengetuk pintu dan mendapat kan izin dari sang pemilik rumah, Raina malah nyelonong masuk dan mengagetkan Siska yang tengah serius menonton drama di ruang tengah bersama Rara dan Namira.
Raina tidak perlu izin atau harus di persilakan terlebih dahulu jika ingin masuk ke rumah sahabat nya, karena menurut keempat sahabat ini mereka adalah saudara jadi buat apa harus izin kan. Seperti yang di lakukan Raina saat ini,
"SISKA MAIN YUKK!" Dengan tidak elitnya Rara dan Namira tersedak makanan karena mendengar suara menggegar milik Raina, begitupun dengan Siska yang menjatuhkan ponselnya karena terkejut.
Ketiga gadis cantik itu menatap Raina dengan tatapan tajam, tapi yang namanya Raina kan sikapnya bodo amat. Gadis cantik itu malah memasang wajah yang menggemaskan membuat Rara dan Namira luluh seketika, namun sangat berbeda dengan Siska yang tetap memasang wajah juteknya. Meskipun begitu, sebenar nya gadis itu sedang menahan diri untuk tidak luluh melihat wajah menggemaskan Raina.
Raina adalah yang termuda dari ketiganya walaupun mereka hanya selisih hari dan bulan, namun mereka menganggap Raina seperti adik mereka sendiri terutama Siska yang sangat menyayangi Raina lebih dari apapun.
"Heh gadis sok polos, lo mau buat gue jantungan yaa?! Kalo gue tiba-tiba kena serangan jantung terus mati gimana? Lo mau tanggung jawab?!" Ucap Siska wajah yang kesal, Rara dan Namira juga kesal namun mereka tidak tega untuk memarahi Raina apalagi dengan ekspresi menggemaskan gadis itu sekarang mana tega mereka.
Sangat berbeda dengan Siska yang justru sudah mengeluarkan taringnya. Sementara si biang kerok? Gadis itu dengan santai nya mengambil keripik singkong milik Siska dan memakannya.
"Siska ndak mati, jadi Raina ndak perlu tanggung jawab tohh kalo Siska mati baru Raina mau tanggung jawab. Semua biaya pemakaman Siska nanti Raina suruh papa dan Dev bayarin." Ucap Raina dengan polosnya.
"Hehh, lo doain gue mati beneran??! Haiyyahh, sudahlah malas gue ngomong sama lo malah bikin gue tambah sensi aja." Ucap
Siska bertambah kesal menghadapi Raina.
"Ehh, tapi tunggu deh. Gue baru ingat kalo kemarin Gio nemuin kita-kita dan dia maksa buat balikkan sama lo, emang lo mau balikan sama dia?" Ucap Namira tiba-tiba yang menjawab anggukan dari ketiga sahabatnya, mereka sangat penasaran dengan keputusan Raina.
Mereka sangat tau bagaimana dulu Raina sangat mencintai Gio, namun saat tau niat busuk pria itu yang menjadikannya bahan taruhan Raina berubah menjadi sangat membenci pria itu terlebih saat dirinya memergoki Gio berselingkuh dengan sepupunya sendiri.
"Hahaha, gue? Balikan sama cowok brengsek sama dia?! Kalian jangan becanda dehh, gak lucu tau gak. Gue kasih tau yaa, sekarang gue hanya cinta dan sayang sama tunangan gue Devano. Gue udah gak ada tuh perasaan apa-apa sama si brengsek siapa namanya tadi? Aduhh, sorry gue amnesia lagi deh kayaknya." Perkataan Raina membuat mereka bertiga terdiam, memang benar yang di katakan Raina.
Sepertinya Raina enggan untuk memaafkan pria itu, terbukti dengan sikap Raina yang berubah seketika saat membahas pria itu. Bahkan penyebutan untuk diirinya sendiri pun berubah, yang biasanya menyebut namanya sendiri kini berubah menjadi 'gue' sama seperti ketiga sahabatnya.
Dulu, Gio memacari Raina hanya karena sebuah taruhan dan untungnya dirinya kalah setelah gagal merebut ciuman pertama Raina. Dan sebelum itu, pria itu juga ternyata berselingkuh dengan sepupu Raina sendiri.
"Raina, Raina, sekarang aja kalo bahas Gio lo ngomong gini. Dimana sikap lo yang ini saat kita berusaha nyadarin lo dulu?" Tanya Siska sedikit menyindir, Raina hanya diam tak ingin membahas masa lalu.
"Lo harus hati-hati, Gio bukan orang baik. Dia bakal lakuin apa aja buat dapetin apa yang dia mau, termasuk lo. Kita semua gak mau lo kenapa-kenapa." Lanjut Siska lagi, meskipun memiliki sikap jutek tapi justru dialah yang lebih dewasa dari yang lain.
"Makasih Siska," ucap Raina tersenyum tulus.
"Gue gak akan biarin dia tenang, kita lihat sejauh mana dia bakalan berusaha buat dapetin gue." Ucap Raina menatap tajam kedepan, tidak seperti biasanya Raina yang selalu bertingkah polos dan menggemaskan berubah menjadi singa betina.
"Dia gak akan berani ngapa-ngapain saat perusahaannya hancur di bawah kendali Dev," lanjut Raina, sikap datarnya menguap saat menyebut nama Dev. Gadis itu sudah merindukan Devano rupanya, baru juga ditinggal sebentar, wajahnya sudah murung.
"Hemm, kayaknya ada yang udah move on nih."sindir Rara saat menyadari perubahan sikap Raina.
"Lo kayak bunglon tau gak, sikap lo gak bisa cuma ada satu?" Mereka geleng kepala melihat sikap Raina yang suka berubah-ubah.
Ya, Raina memang secara reflek berubah sikap saat mengingat kejadian menyakitkan yang pernah di alaminya dulu mmebuat gadis itu seolah-olah memiliki dua kepribadian namun dirinya sendirilah yang mengontrol kepribadian itu. Intinya, Raina akan menghormati orang-orang yang baik padanya.
"Raina lo serius gak mau balikan sama Gio? Gue denger-denger nih ya, rumor nya itu Gio adalah idaman para wanita dan sebab dia selingkuhin lo dulu karena lo gak mau dia cium apa bener?" Tanya Siska, hal itu membuat wajah Raina memerah.
"Kepo lo!" Ucap Raina dengan nada yang ketus.
"Bodoh amat Raina, bodoh amat. Si Amat aja belum tentu bodoh, malas gue ngomong sama lo." Ucap Siska kesal.
"Amat saha?" Ingin rasanya Siska menghancurkan wajah menggemaskan Raina saat ini namun tidak tega.
"Lo udah ngapain aja sama si Devano itu? Dia baik kan sama lo?" Tanya Namira.
"Ndak ngapa-ngapain. Dev orangnya baik dan romantis, Dev akan lakuin apa aja supaya Raina ndak sedih. Dev akan kabulin semua permintaan Raina, kecuali satu. Raina ndak boleh beli eskrim kalo lagi sama Devano." Jawaban Raina membuat ketiga sahabatnya tertawa terbahak-bahak, mereka tentu saja sangat tahu kebiasaan Raina yang selalu memesan semua jenis eskrim dengan berisi 10 cup tiap varian rasanya dan setelah itu orang yang menemaninya akan terserang radang tenggorokan.
"Dia gak pernah cium lo?" Tanya Rara penasaran.
"Ndak."
"Pipi?"
"Kening?"
"Bibir?" Semua pertanyaan Rara di jawab gelengan oleh Raina membuat gadis itu berdecak kagum.
"Lo gak ngasih dia nyium lo?" Tanya Rara lagi, Namira dan Siska ikut menyimak.
"Ndak, Dev ndak pernah minta." Jawab Raina kelewat jujur, hal itu kembali membuat mereka berdecak kagum.
"Saran gue sih, mending lo tanya deh sama dia kenapa belum pernah nyium lo, takut nya nanti dia ninggalin lo sama seperti Gio dulu." Ucap Namira.
"Emang gitu?" Tanya Raina masih dengan wajah polosnya.
"Gue pingin karungin lo aja deh Raina, boleh gak?" Tanya Siska yang gemas dengan wajah polos Raina.
"Ya, itu sih kalo lo gak mau di tinggalin lagi." Jawab Namira kelewat santai, tanpa menyadari akibat dari perkataannya.
Setelah pulang dari rumah Siska, Raina selalu kepikiran dengan saran yang di berikan Namira. Gadis itu memutuskan untuk libur dalam kenakalan nya dan mau fokus mencerna perkataan Namira tadi.
Benar-benar ya Raina, katanya pintar tapi mau aja di pengaruhin sama Namira dan kedua sahabat nya yang lain🤣
*****
Jangan lupa like, vote dan komen yaah😉
See u next time😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
human:'
ini raina yg lupa apa gmna seh Thor?kan dia udh pernah di kiss di bagian keningnya hiksrott T~T
2021-02-13
1
Umala Sari
lanjut Thor ,, up tiap hari dong 🙏🙏🙏
2020-09-29
0