"Lo gak pernah cerita kalo punya adek, kita juga udah beberapa kali kesini tapi gak pernah ketemu sama adek lo itu." Ucap David, sahabat Revan. Kini ketiga pria tampan itu tengah berada di kamar tamu yang di gunakan Revan selama kamarnya di renovasi.
"Kalian kan gak pernah tanya, kalian gak pernah lihat ya karena dia sejak umur 10 tahun udah tinggal sama oma dan opa gue. Baru aja sebulan yang lalu tuh bocah balik dan tingal sama keluarga gue lagi." Jelas Revan
"Terus, tadi kenapa sikapnya itu berbeda banget dengan gadis remaja pada umumnya? Kelakuannya bahkan seperti bocah, sorry ya kalo omongan gue buat lo tersinggung. Tapi gue rada aneh aja sama sikap adek lo tadi." Ucap Marcel, hal itu membuat Revan tersenyum kecut. Terlihat jelas ada yang sedang pria itu sembunyikan dari kedua sahabatnya.
Masalah Raina adalah urusan keluarganya, Revan tidak ingin membaginya dengan orang lain. " udah yuk, mending kita lanjut lagi biar cepat kelar." Ucap Revan mengalihkan pembicaraan.
David dan Marcel mengerti bahwa sahabat mereka itu belum mau menceritakan masalah nya kepada mereka pun menuruti perkataan Revan.
"Ahhhhh! Ya ampun nona, nyonya pasti akan marah kalo tau ikan-ikannya kembali menjadi santapan Tommy!!" Ucap Mayang tersentak kaget saat melihat Tommy tengah mengacak-acak aquarium sedangkan Raina sedang sibuk menonton drama korea kesukaannya dan mengabaikan kedua hewan kesayangan nya.
"Ada apa mbak?" Tanya Revan memastikan saat mendengar teriakan Mayang tadi.
"I-itu tuan, kali ini kucing nona muda berhasil memakan ikan-ikan kesayangan nyonya." Jawab Mayang sedikit gugup.
Revan memandang ikan-ikan itu yang mati mengenaskan di tangan Tommy, sedangkan si pemilik kucing masih sibuk dengan drama yang di tontonnya.
"Adek, ini kucing nya masukin kandang aja dehh. Bisa gila mama dek kalo tau ikan kesayangannya mati." Ucap Revan namun tetap di abaikan.
"Nona, tidak baik memakai earphone dalam volume yang besar. Nanti gendang telinga nona bisa bermasalah." Ucap Saras sambil menepuk bahu Raina pelan, pelayan itu sangat tau Raina sangat suka memakai earphone dengan Volume tinggi.
"Ehh?! Mbak Saras kok ada disini? Kak Revan juga kenapa ada disini? Tadi kan udah pergi, itu Tommy kenapa mukanya berantakan gitu? Kakak apain kucing Raina?" Tanya Raina.
Raina tersadar saat Saras menepuk bahunya, dan kaget saat melihat Revan yang tengah menatapnya datar serta Mayang yang tengah menggendong kucing peliharaannya Tommy.
"Kamu ya dek, gak bisa sehari aja gak bikin keributan hah?! Gak kasian sama mama yang tertekan dengan sikap kekanakan kamu ini? Lihat, kucing kamu memakan habis semua ikan hias peliharaan mama." Ucap Revan sedikit membentak, Raina yang memang nya tidak pernah di bentak pun sedikit menunduk. Raina tidak sepenuhnya salah disini, karena Raina sama sekali tidak sengaja dan tidak memperhatikan pergerakan Tommy kucing peliharaannya.
"Maaf kak, tapi Raina bener ndak tau kalo Tommy deketin aquarium ikan hias mama lagi. Raina akan minta maaf ke mama," ucap Raina dengan nada lirih, sangat kentara bahwa gadis itu berusaha untuk tidak menangis di depan kakaknya Revan.
Raina berlari menuju kamarnya di lantai dua, meninggalkan kedua pelayannya dan Revan beserta kedua sahabatnya. Menutup pintu dengan keras lalu menguncinya, badan Raina menegang seketika. Perlahan, buliran-buliran bening mulai membasahi wajah cantiknya. Raina sangat sensitif saat di bentak ataupun seseorang berbicara kasar padanya, terlebih jika orang itu termasuk orang yang di sayangi nya.
Revan masih berusaha meredakan amarahnya, pria tampan itu sebenarnya sangat merasa bersalah karena sudah membentak Raina. Seharusnya dia tau bahwa adiknya itu sangat tidak bisa untuk di kasari apalagi dirinya adalah salah satu orang terdekat Raina.
Pernah suatu hari, Dewi memarahi dan membentak Raina karena lagi-lagi memecahkan vas bunga mahal yang baru di belinya. Akibatnya, Raina mengurung diri di kamar hingga 3 hari. Jika saja Revan dan Bima tidak nekat mendobrak pintu pastilah mereka tidak mengetahui keadaan Raina di dalam kamar.
Raina hanya membuka pintu untuk membiarkan pelayannya mengantarkan makanan, namun tak sedikitpun Raina memakannya. Akibatnya, Raina harus di opname selama 1 minggu di rumah sakit dan Dewi sangat sedih serta menyesal karena gara-gara dirinya lah Raina menjadi seperti itu.
"Revan, kamu ngomong apa sih tadi sama adik kamu? Kamu tau kan Raina sama sekali tidak bisa menerima kekerasan sedikit pun, bahkan mendengar kita berbicara sedikit membentak padanya saja dia bisa sakit. Ini semua karena kejadian 8 tahun yang lalu, andai saja kejadian itu tidak pernah terjadi Raina pasti bisa hidup nyaman seperti gadis remaja lainnya." Ucap Dewi, mengelus pundak Revan dengan lembut.
Tatapan wanita setengah paruh baya itu terlihat kosong, kejadian demi kejadian selalu terlintas di otaknya. Bagaimana saat peristiwa itu terjadi dan menghancurkan kebahagiaan Raina dalam sekejab.
"Assalamualaikum, " ucap Devano yang baru saja datang dengan membawa sebuah bingkisan.
"Waalaikumsalam, Devano? Tumben kamu kesini, ada apa nak? Semuanya baik-baik saja kan?" Jawab dan tanya Bima dengan wajah yang khawatir. Khawatir dengan keadaan Raina yang masih mengunci dirinya di kamar dan khawatir kedatangan Devano yang tiba-tiba.
"Semuanya baik kok om, saya kesini untuk menyampaikan pesan mama papa. Kami sekeluarga om dan yang lain berkenan datang ke acara syukuran sembuh nya adik saya Diva." Jawab Devano sedikit tersenyum kecil. Ya, adiknya Diva kini telah di nyatakan sembuh dan keluarganya membuat acara syukuran atas sembuh nya Diva setelah berbulan-bulan terbaring di ranjang rumah sakit.
"Tentu saja kami pasti akan datang, tante sangat senang mendengarnya akhirnya Diva sembuh. Nak Devano, apa tante boleh minta tolong satu hal sama kamu?"
"Minta tolong apa tante? Selagi Devano bisa, pasti Devano bantuin." Ucap Devano, sedikit mengernyitkan dahinya bingung.
"Begini nak, kami lihat setiap kali kamu berkunjung Raina selalu menyambut kamu dengan baik. Bahkan saat ada kamu, dia lebih memilih bersamamu di bandingkan bersama kami." Ucap Bima, namun perkataan nya masih ambigu.
Devano mencerna semua perkataan Bima, memang benar beberapa hari ini Devano dan Raina menjadi dekat. Devano semakin bingung, apa hubungannya Raina dengan permintaan tolong Dewi? Seketika Devano menjadi khawatir, Devano takut terjadi apa-apa pada gadis nakal nya itu.
"Tolong kamu bujukin Raina yaa, dia udah seharian ini kunci diri di kamar. Tante khawatir kalo dia kenapa-napa, dia sangat susah untuk di bujuk dan bisa aja akan mogok makan." Lanjut Dewi, membuat Devano menjadi semakin khawatir.
Tanpa menjawab apapun lagi, Devano segera pergi ke kamar Raina. Untunglah, Raina mau mempersilahkan pria tampan itu masuk ke dalam kamar nya. Dapat Devano lihat wajah Raina yang sembab karena kebanyakan menangis, Mayang dan Saras berniat untuk ikut masuk namun Raina dengan cepat menutup pintu dan menguncinya kembali.
*****
Hai,,
bagaimana dengan part ini? jangan lupa tinggalkan jejak yaa 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Jaya Asih
saya suka jln ceritanya toorr👍👍💪💪💪
2021-02-13
0
Zihan Masrura
kalau cerita baru ya gini, pasti sepi komentar sama kaya di novel aku..
Semangat terus ya Author👍
2020-10-01
1