Sonya menatap keluar jendela pesawat, tidak terlihat apapun selain langit malam yang gelap. Sonya sedang merasakan sakit hati yang begitu menyiksa, saking sakitnya sampai-sampai ia tidak mampu mengatakan dari mulutnya. Memendam sendiri dalam hati pun hanya akan menambah beban pikiran, dan tidak bisa mengurangi kesedihannya.
Sonya butuh teman untuk berbagi, untuk mendengarkan keluh kesahnya, untuk meringankan bebannya. Tapi alih-alih teman atau sahabat, yang ada di sebelahnya justru pria yang ia benci, pria yang sangat dingin dan tidak berperasaan. Yang tidak terlihat bersimpati sedikitpun dengan kesedihannya saat ini.
Dan Sonya harus menghabiskan waktu selama enam belas jam di atas pesawat bersamanya. Perjalanan panjang yang sangat menyiksanya, senyaman apapun kursi business class yang sedang ia duduki sekarang, hingga membuat Sonya ingin membuka pintu pesawat dan langsung terjun bebas.
"Bapak belum tidur kan?" tanya Sonya pada akhirnya, memecah kesunyian di antara mereka.
"Hmmm." gumam Alex.
"Darimana Bapak dapat foto-foto itu? Apa Bapak memata-matai Owen? Kenapa Bapak melakukan itu?" Sonya menyecar Alex dengan pertanyaan-pertanyaan.
"Tidak perlu berterima kasih padaku." jawab Alex dingin.
Astaga pria ini!!
"Saya bertanya Pak bukan mau berterima kasih!" desis Sonya dari sela-sela giginya.
"Seharusnya itu lah yang kau lakukan."
"Yang seharusnya saya lakukan dari tadi adalah... menendang bokong Bapak hingga keluar dari pesawat!!" geram Sonya, lalu mengalihkan lagi perhatiannya ke luar jendela.
"Tidurlah, siapa tahu mimpimu lebih indah dari kenyataan."
"Cih, tidur di samping Jailangkung macam kamu, mana bisa mimpi indah aku..." gumam Sonya kesal.
"Saya masih bisa mendengarnya."
"Pakai headphonenya kalau tidak mau mendengar Pak!"
Astaga.... bisa gila aku lama-lama di sini!!
Awalnya Sonya datang ke bandara dengan penuh semangat, ia belum pernah ke Paris sebelumnya, membuatnya melewati hari ini dengan excited.
Calon tunangannya yang mengantarnya ke bandara, membuat harinya bertambah sempurna, membuatnya melayang-layang dengan kebahagiaan.
Lalu pria yang duduk di sebelahnya saat ini, memberikan kenyataan pahit yang membuatnya terpuruk, membuatnya terbangun dari mimpi indahnya yang berganti dengan mimpi buruk, dan dunia Sonya yang tadinya berwarna, berubah menjadi kelabu.
Dan pria itu tidak merasa bersalah sedikitpun karena sudah membuat Sonya menderita seperti ini. Tidak ada kata-kata menenangkan yang keluar dari bibirnya, selain kata-kata dingin dan menusuk.
Saat ini pikirannya kacau, hingga ia tidak tahu harus berterima kasih pada Alex karena sudah membuka matanya tentang perselingkuhan Owen, atau mengutuknya seumur hidup karena sudah membuat Sonya tahu Owen selingkuh.
Pikiran Sonya kembali ke foto-foto yang di berikan Alex tadi, masih tidak habis pikir kenapa Owen bisa selingkuh darinya, bukan hanya dengan satu wanita tapi lebih. Bahkan dengan sepupunya sendiri.
Sekuat-kuatnya Sonya menahan, akhirnya air matanya tidak terbendung lagi, mengalir deras ke pipinya dengan isakan-isakan kecil yang keluar dari bibirnya.
Sonya rela menukar apapun demi ada Kei sahabatnya di sini. Sonya butuh sahabatnya itu untuk mencurahkan isi hatinya, membutuhkan pelukan dan kata-katanya yang menenangkan. Sonya melirik Alex sekilas, pria itu sudah memakai headphonenya, dan memejamkan matanya, mungkin isakan tangis Sonya mengganggu tidurnya.
Benar-benar tidak punya perasaan!!
batin Sonya kesal.
Sonya merebahkan kursinya, lalu berbaring miring membelakangi Alex, menutup selimut sampai kepalanya untuk meredam isakannya, ia menangis sampai tertidur.
Paginya Alex menggoyang-goyangkan bahu Sonya, membangunkannya. "Iihh apaan sihh!!" gerutu Sonya sambil menepis tangan Alex, lalu kembali tidur.
"Bangun makan pagi akan segera datang." kata Alex sambil menepuk pundak Sonya lagi.
"Saya tidak lapar!"
"Jangan sampai patah hati membuatmu mati kelaparan." ejek Alex.
"Astaga Pak, harus yaa mengingatkan saya akan hal itu?!" suntuk Sonya lalu mendirikan lagi sandaran kursinya dan bergegas ke toilet, sambil membawa amenity kit yang sudah di sediakan pihak maskapai.
"Dasar Jailangkung sialan!! Tidak bisakah dia membiarkan aku tenang? Padahal hanya dengan tidur aku bisa melepas sementara kesedihanku!" maki Sonya sambil melihat pantulan dirinya di depan cermin toilet.
Sonya membuka amenity kit yang dikemas dalam pouch ekslusif itu, lalu mengeluarkan sikat gigi dan pasta giginya, dan mulai menyikat giginya.
Setelah kumur-kumur, Sonya membersihkan mukanya dengan treatment was dari brand ternama yang tersedia di dalam pouch, lalu mengoleskan dan meratakan concentrate cream ke wajahnya, dan lip balm ke bibirnya.
Ketika Sonya kembali ke kursinya, makan paginya sudah tersedia dan Sonya memakannya dengan enggan. Tidak ada lagi pembicaraan di antara mereka berdua, layaknya dua orang yang saling mengenal, sampai pesawat berhasil landing dengan mulus di bandara CDG.
Paris memang terkenal dengan kota cinta, kota romantis. Tapi dengan suasana hati yang sedang patah hati seperti yang di alami Sonya saat ini, rasanya semua keindahan kota ini terasa hambar.
"Apa Boss dan Kei sudah sampai?" tanya Sonya.
Alex hanya menjawab dengan anggukan.
"Apa saya sekamar dengan Kei?" tanya Sonya lagi.
Alex menatap Sonya dengan sebelah alisnya yang terangkat naik.
Sonya mengibas tangannya, "Yah, sudah pasti dia sekamar dengan Boss."
"Kenapa kita berangkat dengan jam penerbangan yang berbeda dengan mereka?"
Tidak ada jawaban dari Alex, Sonya langsung mengalihkan perhatiannya dari Alex ke luar jendela. Ke pemandangan musim panas di kota ini, ke lalu lalang orang-orang dari berbagai benua.
"Saya masih penasaran, untuk apa Bapak mengumpulkan bukti perselingkuhan Owen?" tanya Sonya sesampainya mereka di penthouse bossnya.
Alex tetap diam, tidak menjawab bahkan tidak melihat Sonya. Membuat amarah Sonya yang sudah terpendam sejak di bandara semalam akhirnya memuncak.
Dengan geram Sonya menghampiri Alex dan menarik jasnya, “Kenapa diam? Jawab Pak!!!” teriaknya.
Alex menahan tangan Sonya, “Nanti kau juga akan tahu.” jawab Alex sekenanya.
Sonya menarik lepas tangannya dari genggaman Alex, “Batu lo!” suntuk Sonya kesal.
Untuk waktu yang lama hanya ada keheningan di antara mereka, sampai akhirnya pintu terbuka dan Hardhan masuk sambil membopong Kei, nampak sekali mereka berdua sedang bermesraan, dan tidak menyangka Alex dan Sonya sudah sampai.
“Sonyaaa...” seru Kei sambil turun dari bopongan Hardhan dan berlari ke arah Sonya lalu memeluknya, Sonya balas memeluk Kei.
"Apa kami mengganggu kalian?" tanya Sonya canggung, melihat ke pipi Kei yang merona merah, dan Wajah Hardhan yang terlihat kesal.
Kei mengibaskan tangannya, "Tidak ada yang terganggu..." elak Kei.
Sonya melihat wajah Hardhan yang memberengut, jelas-jelas bossnya itu merasa kesal karena kehadiran Sonya dan Alex yang mengganggu kegiatan apapun yang sudah ia rencanakan.
“Alex, tempatkan Sonya di kamar tamu, saya mau ke kamar dulu" perintah Hardhan lalu bergegas pergi.
"Kamu mau tidur sayang?" tanya Kei.
"Mau mandi air es!" suntuk Hardhan kesal.
"Mandi air es?" gumam Kei pelan.
"Hmmmpppttt..." Sonya menahan tawanya, membuat Kei menatapnya sambil menyipitkan kedua matanya, “Apanya yang lucu?" tanya Kei.
Lalu Kei melihat mata Sonya, matanya sembab seperti habis menangis. Kei menangkup wajah Sonya dengan kedua tangannya.
"Kamu kenapa? kamu habis nangis yaa?" tanya Kei khawatir.
Sonya wanita yang sangat tegar, Kei bahkan nyaris tidak pernah melihatnya menangis, hanya saat mamanya meninggal saja Kei melihat Sonya menangis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
sintesa destania
ish dasat jaelangkung🤣🤣🤣
2022-05-19
1
sintesa destania
oh My god🤣
2022-05-19
1
Rokiyah Yulianti
Penasaran nunggu bucinnya Alex ke Sonya
2022-05-12
0