Sonya, Alex dan keempat anak buahnya, keluar masuk toko-toko branded di sepanjang jalan Champs Elysees, yang di sebut-sebut memiliki harga sewa yang sangat mahal.
Dan biasanya sosialita berkatong tebal akan kalap belanja di sini. Bagaimana tidak kalap, kalau harganya bisa tiga puluh sampai empat puluh persen lebih murah dari negara manapun, meskipun antrian mengurai panjang mereka tetap rela ikut masuk dalam antrian.
Beruntungnya Kei, sahabat baiknya itu memiliki suami sebaik bossnya Sonya, Hardhan, yang meminta Alex untuk mencarikan tas dan fashion keluaran terbaru untuk Kei. Tanpa perlu repot-repot ikut antri seperti Sonya.
Dan Alex, Jailangkung kutub itu dengan gesit mampu memilihnya untuk Kei, hanya sesekali ia bertanya pada Sonya mengenai ukuran Kei, atau sepatu ini muat atau tidak untuk Kei, "Son, apa size ini cukup untuk nona Kei?" atau "Son, baju ini sesuai atau tidak dengan selera nona Kei?" hanya sebatas itu saja interaksi mereka berdua.
Tidak terasa sudah tiga jam mereka berbelanja, tangan-tangan keempat anak buah Alex sudah penuh dengan belanjaan.
"Kalian kembali ke Penthouse sekarang, saya dan Sonya akan menemui boss terlebih dahulu." perintah Alex pada anak buahnya.
"Baik Pak..." jawab mereka serentak.
"Dimana Boss dan Kei sekarang?" tanya Sonya.
"Ikut aku." seru Alex lalu jalan mendahului Sonya.
Sonya langsung mencibir di belakang Alex, dengan tatapan menusuknya ke punggung Alex, dan kakinya mulai melangkah membuntutinya.
Monumen Arc de Triomphe yang terletak tepat di tengah jalan simpang dua belas itu tempat tadi Sonya dan Kei berswafoto kembali terlihat. Sonya terus membuntuti Alex di sepanjang lorong L'Arc de Triomphe.
Lorong ini banyak terdapat pedagang kaki lima dan pedagang asongan yang rata-rata berasal dari imigran Afrika. Tangan mereka penuh dengan souvenir seperti gantungan kunci, magnet kulkas, serta pernak-pernik khas Perancis lainnya.
"Ayo beli... Harga kawan..." teriak mereka ke turis-turis Asia yang lewat, yang memang ada banyak juga orang Indonesia di sini. Menurut Hardhan, pedagang-pedagang di sini dan beberapa negara Eropa lainnya rata-rata mengerti bahasa Indonesia, karena memang terkenal dengan jiwa shoppingnya.
"Syahrini, ayo beli... Ini murah... Harga kawan... Tidak mahal..." seru salah satu pedagang itu ke Sonya sambil mengulurkan gantungan kunci berbentuk Menara Eiffel.
What?! Sejak kapan aku ganti nama jadi Syahrini?
Orang Afrika itu terus mengikuti Sonya, mengulurkan gantungan kunci dan scarf dengan motif Eiffel juga padanya.
"Ini murah... Lima euro dapat sepuluh biji..." seru pedagang lainnya.
Biji? Buah kali mas bro... Seru Sonya dalam hatinya sambil terkikik geli.
Sonya melirik Alex, dia nampak tidak peduli Sonya di kerubungi pedagang-pedagang Afrika ini, Jailangkung kutub itu masih terus melangkahkan kakinya, jangankan berhenti, melirik sebentar ke Sonya pun tidak.
Dan anehnya, tidak ada satupun pedagang Afrika ini yang menawarkan dagangannya ke Alex, mungkin mereka tahu untuk tidak mengganggu Jailangkung itu, atau mereka sudah mual duluan melihat wajah masam Alex.
"Lima euro dapat lima ya?" Sonya iseng menawar.
"Sepuluh euro lima..." pedagang itu bersikeras.
"Sepuluh euro enam..." seru pedagang lainnya.
"Sepuluh euro tujuh..." sambung pedagang lainnya lagi, membuat Sonya pusing sendiri.
Lalu tiba-tiba pedagang itu menghindari Sonya, mencari target pembeli lainnya, ke turis asal Thailand, dan mereka menawarkannya juga dengan bahasa Thailand.
Ah gilaa sih, berapa bahasa yang mereka bisa?
Sonya bingung sendiri melihatnya, sambil geleng-geleng kepala Sonya melanjutkan lagi perjalanannya, dan terlihatlah penyebab pedagang-pedagang itu meninggalkan Sonya, dengan kedua tangan terlipat di depan dadanya, Alex sedang memberikan tatapan membunuh pada mereka yang kemudian beralih ke Sonya.
"Dasar bodoh! Kau harus hati-hati jika mereka mengerubungimu seperti itu!" cetus Alex tegas.
"Bapak tidak usah pedulikan saya, lagipula sedari tadi Bapak asik jalan sendiri kan? Bahkan kalau saya menghilangpun bapak tidak akan tahu. Kenapa sekarang tiba-tiba peduli?" tanya Sonya ketus.
"Jangan panggil saya bapak Son, saya bukan bapakmu!" protes Alex.
Sambil melotot galak Sonya berjinjit, mendekatkan wajahnya ke wajah Alex, "Dan jangan panggil saya Son, saya bukan putra anda!!" desisnya, lalu mendorong tubuh Alex dan bergegas meninggalkannya.
San... Son... San... Son... Seenak jidatnya saja Jailangkung kutub itu manggil aku!!
Siapa yang bilang Paris bisa bikin orang jatuh cinta, apa sebutannya? Ah, Paris I'm in love... Yang ada saat ini adalah Paris I Hate Him!!
Dengan langkah kesal dan wajah yang memberengut Sonya terus melangkah meninggalkan Alex, sampai ia tiba di persimpangan dan bingung arah mana yang akan mereka lewati. Sonya menghentikan langkahnya supaya Alex bergegas mendahuluinya, karena Sonya malas kalau harus bertanya pada Jailangkung itu.
Tapi setelah detik berganti menit, dan Alex belum juga melewatinya, Sonya langsung balik badan kesal, dan mendapati Jailangkung itu sedang berdiri santai, dengan tangan kanan di masukkan ke saku kanan celana panjangnya, sebelah alisnya naik membentuk tanya di wajahnya ketika Sonya menatapnya galak.
Sial Jailangkung ini!!
"Lewat mana?" tanya Sonya akhirnya tidak sabar.
Dengan tatapan memburu, Alex mendekati Sonya, "Makanya kalau tidak tahu jangan sok tahu!" geramnya, lalu bergegas belok ke kiri jalan.
Sonya baru saja akan menanggapi hinaan Alex itu dengan sama pedasnya, ketika tiba-tiba seorang anak berusia sekitar tujuh tahun menarik-narik rok mini Sonya. Anak Gypsy itu mengulurkan gantungan Menara Eiffel ke Sonya.
"Sepuluh euro dapat enam..." katanya.
Merasa kasihan dengan anak kecil ini, Sonya lalu mengeluarkan dompetnya berniat membelinya, tapi tidak lama kemudian seorang pemuda tanggung menjambret dompetnya, dan langsung lari sekencang-kencangnya.
"Jambreeeettt sialan.... Berhenti... Stoooopp...." teriak Sonya sambil mengejar jambret itu.
"Thief!! Pickpocket!! Anyone... Stop him please!! Wooiii berhentiii!!" Sonya masih terus teriak dan mengejar jambret itu.
Jambret itu menabrak tubuh seseorang yang lebih besar darinya, hingga larinya terhenti sebentar, sebelum lanjut lari lagi, dan Sonya berhasil menarik tangan jambret itu. Jambret itu balik badan dan langsung mendorong Sonya ke samping hingga Sonya terjatuh dan dahinya terbentur meja salah satu pedagang kaki lima.
Sejurus kemudian Alex sampai dan langsung jongkok di depannya, kemudian mencengkram erat kedua pundak Sonya, sambil menggoyang-goyangkannya, "Bodoh kau!! Untuk apa kau kejar jambret itu? Kau mau cari mati?!!" cecarnya.
Jantung Alex tadi terasa mau copot ketika melihat Sonya yang dengan bodohnya mengejar jambret itu, Alex masih teringat dengan kejadian Anindira, yang di kabarkan tewas saat mengejar seseorang yang menjambret tasnya. Walaupun itu hanya alibi untuk menutupi kasus pembunuhannya. Tetap saja banyak kasus kecelakaan di sini karena mengejar jambret.
"Pak tolong bantu kejar dia Pak... Dompet saya... Itu dompet dari Owen Pak..." pinta Sonya sambil memegang keningnya yang terluka dan berdarah.
Mengabaikan permintaan Sonya, Alex membantunya berdiri, lalu Sonya mendorongnya, memintanya mengejar jambret tadi.
"Shut up!!!" teriak Alex dengan suara menggelegar. Rasa khawatir yang tadi sempat ia rasakan kini berubah menjadi amarah.
Mata Sonya terbelalak kaget, mungkin ia ngeri melihat Alex semurka ini, dan Alex tidak peduli.
Alex meraih tangan Sonya dan menariknya dengan kasar, memaksa Sonya mengikuti langkah lebar kakinya.
Memangnya siapa dia? Berani-beraninya meminta Alex mengejar jambret itu hanya karena dompet itu pemberian dari mantan pacarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Astuti Puji VaNolzky
yachh sahrini🤣🤣🤣
2022-05-20
0
Rokiyah Yulianti
Duh Alex panggilan ke Sonyanya ga bgt dah son son
jadi inget tuyul dan mbak yul "ngerti ora son"
2022-05-13
1
Anisatul Azizah
masih panjang perjalananmu Son.. pasti Jelangkung bakal buka hati pas kasus Anindira clear
2021-12-30
0