Kilas 19

You can change your live, if you want. But, you can't erase your past because it was be your half self .

***

"Ingat baik-baik pelajaran yang gue kasih tadi kak. Jangan lupa diulang lagi dirumah. Sama ini...iqra'nya beli sendiri dong! Itu iqra' punya sepupu gue, umur tujuh tahun. Kasihan nanti dia gak bisa ngaji lagi!" Seru Kaira pada mantan musuh bebuyutannya---Amar.

Saat ini mereka sedang berada di salah satu toko perlengkapan, yang menjual berbagai macam alat untuk naik gunung. Mulai dari sepatu, tambang, bahkan ransel yang nantinya akan mereka gunakan.

Berhubung tadi Kaira baru selesai mengajari Amar mengaji, ditemani Bu Hana yang setia selalu mendampingi. Jadilah sekarang mereka memutuskan untuk melanjutkan pencarian alat naik gunung, yang lusa mereka akan memulai trip lagi.

Amar menoleh pada Kaira, laki-laki itu mendengus sebal. "Iya nanti dibeli kok!" lengkap dengan ekspresi datarnya.

Seminggu yang lalu. Amar mendapat pesan dari angin, bahwa hidupnya tidak boleh seperti ini terus. Walau laki-laki itu berpikir bahwa selama ini dia telah 'maju jalan' nyatanya untuk ukuran pendidikan dan agama, Amar masih 'jalan di tempat'. Membedakan alif dengan lam saja Amar masih susah, "Mereka kembar siam, jadi gak tahu mana yang Alif mana yang Lam." Pikir Amar saat itu.

Jadilah saat itu, Amar menyampaikan maksud dan tujuannya menemui Kaira di rumah. Sekalian ingin menjenguk, perihal masalah kemarin sore. Awalnya Kaira tertawa, benar saja, anak seumuran mereka masih belajar iqra?

Tapi Kaira cepat-cepat mengganti mimik wajahnya menjadi serius.

"Kapan kita mulainya?"

Dan dimulailah dari pulang sekolah tadi, Kaira mengajak Amar untuk belajar di musholla sekalian disana ada Bu Hana. Mereka bisa bertanya banyak nantinya.

Setelah setengah jam berkeliling mencari alat perlengkapan, akhirnya mereka berhenti di salah satu toko langganan Kaira. Padahal mereka sudah memutari toko itu sampai dua kali.

Putaran pertama gak mampir, karena "Lihat toko lain aja dulu Kak, takutnya nanti di toko lain ada yang lebih bagus dari toko ini." Jadi lah mereka mencari lagi ke toko lain. Namun dari lima belas toko di mall tersebut, tidak ada satu pun yang sesuai dengan selera mereka.

Putaran kedua "Eh tadi di sana Kaira lihat ranselnya bagus Kak, Kita ke sana yuk!" Namun ransel yang dimaksud telah raib, keduluan dengan pelanggan lain. Keduanya pun mengeluh sebal.

Jadilah mereka memasuki toko langganan Kaira. Di sana malah lebih banyak barang yang di butuhkan Kaira dan Amar, dan juga pas dengan selera mereka.

"Kenapa gak dari tadi kita ke toko ini?" Gumam Amar saat tangannya sibuk memilih ransel gunung.

Kaira yang mendengar itu pun mendelik tajam. Masih untung di temani!

Tidak lama mencari, akhirnya barang yang mereka inginkan pun telah ada. Mereka berjalan bersama ke arah kasir, dan membayar jumlah uang sesuai barang yang dibeli.

"Gue aja yang bayar Kai. Lo bayar parkiran aja." Ucap Amar sambil mengeluarkan kartu ATM dari selipan dompetnya.

"Nggak. Kita bayar masing-masing aja. Gue takut nanti pas pulang kakak malah ngadu ke Bang Aga. 'tadi gue traktir Kaira coba' is malas banget!" Tolak Kaira mentah-mentah.

Sebenarnya, gadis satu ini senang sekali dengan barang traktiran. Satu-satunya alasan adalah untuk menghemat uang jajan. Tapi berhubung ini Amar yang men-traktir, Kaira mencoba untuk tidak sedekat itu dulu. Pasalnya, mereka baru akrab belakangan ini.

Amar mengerutkan dahinya heran. Tumben, adik kelasnya menolak ditraktir, biasanya tanpa di suruh pun Kaira sudah langsung tancap gas ke tempat mana dia akan dibayarin.

"Udah, gue aja. Simpan duit lo, gue tau lo masih pengen beli alas kaki Naruto lagi kan." Tebak Amar, yang sayangnya itu benar.

Kaira meringis malu, ketahuan ini mah! Tapi, Kali ini Kaira lebih sopan menolak.

"Gue serius Kak, uang jajan gue masih cukup untuk beli mereka." Tunjuk Kaira pada barang belanjaannya.

"Bukan apa-apa, siapin aja uang kakak setiap waktu. Supaya pas gue lagi Karam, gue tinggal nadah tangan aja." Celetuk Kaira dengan tawa di akhir kalimatnya.

Sementara mereka sibuk berdebat 'siapa yang akan membayar' antrian di belakang mereka semakin panjang. Terlebih, mbak-mbak kasir yang bertugas, bingung akan memakai kartu yang mana. Yang punya cowok atau ceweknya?

"Mas, jadi ini pakai kartu siapa?"

Amar menatap sekilas Kaira kemudian menjawab. "Bayar masing-masing mbak." Ucapnya dengan senyum yang sangat manis.

Mbak-mbak kasir sampai cengo lihat senyum Amar. Benar-benar!

"Mbak, mbak. Belanjaanya belum di bayar." Celetuk Kaira, menyadarkan Mbak-mbak kasir dari dunia khayalnya.

Amar yang melihat itu hanya tersenyum kecil, sementara Kaira? Menganggap Amar sedang tebar pesona!

Setelah semua selesai, mereka pun bergegas pulang ke rumah, mengingat maghrib sebentar lagi tiba.

Namun, saat di perjalanan mereka melihat Jola yang sedang duduk di salah satu taman kota. Gadis itu termenung, dan sedang sendirian.

Kaira memutuskan untuk turun, dan menyapa kakak kelasnya.

"Assalamu'alaykum...Kak Jola kenapa disini?"

Hana terkejut akan kehadiran Kaira. Wajahnya yang semula sembab, berusaha untuk menampilkan seulas senyum manis. Namun, tetap tidak bisa di pungkiri. Bekas aliran air mata, di tambah warna merah di bagian matanya.

"Wa'alaikumsallam Kai. Ini...lagi jalan-jalan sore aja." Kilah Jola, dengan senyum yang masih menggantung di wajahnya.

Amar baru turun, setelah mematikan mesin mobil dan ikut bergabung di sisi Kaira.

"Loh, Ada lo Mar! Kalian jalan berdua?" Tuduh Jola. Pandangannya silih berganti pada dua makhluk di hadapannya.

Kaira menggeleng cepat. Mengusir Prasangka buruk yang dipikirkan Jola.

Berbeda dengan Amar. Laki-laki itu malah mengangguk antusias diiringi senyuman yang membuat mabuk mbak-mbak kasir tadi.

"Apaan sih!" Satu tangan Kaira mendarat tepat di bahu kanan laki-laki itu. Keras dan tanpa perasaan!

Kaira kembali fokus pada Jola, Dan mengacuhkan Amar yang sedari tadi berbicara sendiri.

"Kan benar! kita lagi jalan Kai. Kok lo bohong sih." Kata Amar.

Sementara Kaira lebih memilih mengajak Jola berbicara ketimbamh meladeni kata-kata Amat barusan. "Jadi Kak Jola ada urusan apa duduk sendirian di sini?"

Tahu apa artinya di kacangin? Sakit. Perih tapi gak berdarah. Malu sampe ubun-ubun!

"Kakak lagi cari Topan Kai. Dia belum pulang dari kemarin." Ungkap Jola dengan raut wajah tertekuk sedih. Nada bicaranya gusar, seolah tidak tenang dengan keadaan adiknya saat ini.

"Kakak udah hubungi teman-teman dia yang lain. Tapi satu pun gak Ada yang tahu Topan dimana." Lanjut Hana lagi. Gadis itu memejamkan matanya sesaat, berusaha mengusir pikiran negatif yang bermunculan.

"Kakak takut dia kenapa-kenapa." Gadis itu menundukkan pandangannya. Menatap kosong rumput kecil yang mereka pijak.

Kaira terdiam. Sama halnya dengan Amar yang kini memandang lurus ke hadapan Jola. Baru sore kemarin dia menasehati Topan untuk segera pulang. Lantas sekarang kakaknya, Jola yang kini kalang kabut mencari.

Drama apa yang sedang mereka buat?

"Memangnya Topan Ada masalah apa Kak? Sampai dia minggat dari rumah?" Tanya Kaira hati-hati. Takut melukai hati gadis yang ada di hadapannya saat ini.

Ada jeda sejenak di antara mereka. Jola lalu mengangkat pandangannya,

"Dia disuruh pindah sama mama-papa. Kakak tahunya pas pulang sekolah kemarin, ternyata mama-papa udah merencanakan ini dari lama."

Tetesan bening itu kembali luruh, sesaat Jola berusaha menahannya. Namun kesedihannya cukup mendalam, kerisauannya mengacaukan segala pikiran gadis itu.

Seandainya adiknya tahu. Seandainya Topan tahu, bahwa perhatian kakaknya masih utuh, tanpa berkurang sedikit pun. Tidak menimbulkan efek apapun pada fakta di antara mereka. Sekali saudara, tetap saudara. Walaupun harus terlahir dari rahim yang berbeda.

Mereka terdiam cukup lama. Setelah Hana memberitahu alasan Topan minggat.

Kaira diam. Bingung akan menjawab apa, dia takut jawabannya nanti malah memperburuk suasana, alhasi Kaira memilih untuk menenangkan Jola, yang kembali terisak.

"Biar gue nanti yang ngobrol sama Topan. Mending sekarang Kita ke masjid, sudah azan soalnya." Mereka pun setuju dan kemudian masuk ke dalam mobil Amar, dan mencari masjid terdekat untuk mereka singgahi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!