Bab 14 : Kita yang Pernah, Kini Hanya Ingatan

"Aku, sejahat itu?" Tanyaku lagi dengan sangat hati-hati. Sejujurnya aku sedikit takut jika Yrina yang asli dulu ternyata benar-benar melakukan banyak hal jahat.

"Kita anggap saja kau begitu. Ku harap kau benar-benar memperbaiki kesalahan yang kau perbuat dan menanggung seluruh konsekuensinya. Kau tak bisa lari dari tanggung jawab." Kata Galliard lagi.

Aku menelan ludah dan mendengarkan semua yang ia katakan dengan saksama. Aku sama sekali tak berusaha mencari tahu bagaimana watak Yrina dari awal dan sama sekali tak mencoba untuk menjadi sepertinya. Karena mama dan papa bilang aku tak perlu berpura-pura menjadi Yrina. Aku bebas menjadi diriku sendiri. Itu juga sebabnya aku sama sekali tak keberatan membatalkan pertunangan dengan Anthony saat Galliard memintaku melakukannya pertama kali. Aku tak mencintai Anthony. Ini bukan lagi cerita Yrina melainkan ceritaku. Aku bersumpah akan hidup dengan baik dan lebih baik dari Yrina juga memperbaiki semua kesalahannya.

"Kakak tenang saja, aku akan bertanggung jawab dan memperbaiki semua itu." Kataku sambil tersenyum.

Galliard tersenyum hangat dan mengusap pucuk kepalaku dengan lembut. Tatapannya penuh cinta dan kasih sayang. Lalu tiba-tiba senyumnya menghilang. "Aku harap kau lupa ingatan selamanya." Katanya. Dia tersenyum jahil dan terlihat sangat menyebalkan.

Aku juga kehilangan senyumku lalu mencubitnya sementara dia mengaduh kesakitan. Dia jahil sekali.

Pintu kamar tiba-tiba terbuka dan kami serentak melihat ke arah pintu. Ada Anthony di sana yang langsung masuk dan bergegas mendekat ke arah kami. Galliard bangkit dari duduknya dan memberi hormat lalu tanpa diminta ia menutup pintu kamar yang Anthony biarkan terbuka. Galliard lalu duduk di sofa, memberi kami ruang untuk bicara berdua. Anthony berdiri di samping ranjang dan menatapku dengan tatapan marah. Dia seakan menahan emosi.

Sejujurnya dia sama sekali bukan tipeku meskipun dia memang tampan, tinggi dan atletis. Pupil mata berwarna merah dan rambut perak, perpaduan sempurna yang bukan seleraku. Ah pria bermata biru tadi jauh lebih menarik darinya.

"Galliard, tunggulah di luar! Aku ingin bicara dengan adikmu!" Kata Anthony.

"Tidak. Kita hanya akan berbicara sebentar dan aku merasa tak aman jika hanya berdua dengan mantan tunanganku." Kataku sambil tersenyum.

Galliard ikut meringis melihat tingkahku. Ia lalu mengabaikan kami dan meminum teh.

"Baiklah. Jika itu maumu. Aku tak masalah. Namun kau akan malu jika kakakmu mendengar adiknya dimarahi."

Aku mengendikkan bahu. Tak peduli. Aku tak mencintaimu, Anthony.

"Jadi, kenapa kau tak menungguku datang di tempatku menyuruhmu menunggu?" Tanyanya.

Dasar angkuh.

Aku menahan amarahku dan tersenyum dengan terpaksa. "Mengapa aku perlu menunggu lama hanya untuk bertemu dengan tunanganku?" Tanyaku.

"Bukankah selama ini selalu seperti itu?"

Hah? Maksudmu Yrina dan keluarganya selalu kau perlakukan begitu? Kau bercanda? Keluarga Lavien itu Keluarga Panglima Sihir di kerajaan ini.

"Aku ingin mencoba hal baru."

"Apa?" Anthony lalu mengembuskan napas dengan kasar.

"Kau mendengar ucapanku dengan jelas."

"Berhentilah bermain-main. Jadi sekarang kau mencoba berperan sebagai seorang pembangkang untuk menarik perhatianku? Kau bahkan repot-repot memutuskan pertunangan denganku."

"Perhatianmu? Tidakkah kau dengar jika tadi aku memutuskan pertunangan kita? Atau kau perlu mendengarkannya sekali lagi?"

"Berhentilah bercanda, Yrina! Kau tahu betul jika aku tak mencintaimu sama sekali jadi berhentilah melakukan hal-hal seperti ini!" Kata Anthony terlihat frustasi.

"Bukankah aku sudah membantumu untuk bisa bersatu dengan selingkuhanmu?"

"Apa?" Anthony berteriak marah. "Dengar! Kau tahu jika aku terpaksa bertunangan denganmu dan aku hanya mencintai Margareth. Dari awal hanya dia dan sampai nanti pun hanya dia. Tak ada tempat bagimu di antara kami! Kau tak bisa melibatkannya dalam permainan gilamu ini! Jika kau sampai melibatkannya kau akan merasakan akibatnya!" Ancam Anthony kepadaku.

Wah, Margareth ternyata sangat berarti bagi Anthony.

"Ku rasa kau takkan berani melakukannya, Anthony!" Kata Galliard. Dia sudah bangkit dari duduknya. "Jika kau mengancam Yrina, itu artinya kau mendeklarasikan perang terhadap menara sihir."

Anthony seketika menoleh ke Galliard. Dia hendak berbicara namun langsung ku potong.

"Apa maksudmu? Aku mundur dari permainan ini. Kalian berbahagialah, aku takkan mengganggu kalian lagi. Aku minta maaf karena banyak membuat masalah untuk sepasang burung kenari yang dimabuk cinta seperti kalian."

Galliard memekik mendengar ucapanku, dia menahan semburan tawanya.

"Apa? Kenari? Hentikan semua kegilaanmu sekarang, Yrina. Ini tidak lucu."

"Aku sudah berhenti mengejarmu namun ku rasa aku akan tetap menjadi gila. Sekarang kau bisa meninggalkan kami."

Anthony terdiam. "Aku takkan mempercayai semua ucapanmu dan kau harus segera keluar dari sini sekarang! Cepat pulihkan dirimu dan tinggalkan istana jika kau memang benar-benar berniat mengakhiri pertunangan kita! Dan setelah ini, kau yang mengakhiri pertunangan kita dan itu artinya kau tak ada hubungannya lagi denganku. Kau tak boleh mendekatiku atau Margareth lagi setelah ini! Camkan hal itu!" Katanya sambil berlalu menuju pintu kamar.

Orang ini menyebalkan, ya. Aku tak menyukainya jadi ku putuskan untuk melakukan sedikit lagi drama.

"Huhuhu." Teriakku dan segera menjatuhkan diri dari ranjang. Lututku menghantam lantai lebih dulu dan rasanya benar-benar sakit. Jadi aku mengaduh dan berguling-guling menahan sakit.

Anthony dan Galliard menatapku dengan terkejut.

"Tak puaskah kau sudah menolak cintaku dan sekarang kau mengusirku dari istana?" Teriakku hingga tenggorokanku terasa hampir putus. "Aku rela, Anthony sayang. Aku merelakanmu bersama Nona Thatcher meskipun hatiku sakit. Secinta itu kau dengannya hingga kau mengancamku begitu kejam."

Aku sengaja melakukannya agar banyak orang mendengarkan kami. Anthony menganga sedangkan Galliard kembali menahan tawa.

"Galliard, kendalikan adikmu!" Kata Anthony ke Galliard. Sedangkan yang dia ajak berbicara hanya menutup mulutnya sambil tertawa.

Aku tak peduli. Aku tak menyukai orang ini namun bukan berarti aku menerima fakta jika ia berselingkuh. Maka rasakanlah. Bukankah dia berpikir jika aku adalah penjahatnya? Jadi kuberikan saja sisi jahatku.

"Yrina, diamlah! Kumohon, Yrina! Pelankan suaramu!" Anthony mendekat dan berusaha membujukku. Dia terlihat gelisah dan ketakutan sambil terus menerus melihat keluar kamar dan diriku bergantian. Tak lama kemudian dia bersimpuh di depanku dan malah memelukku dengan erat.

"Lepaskan! Apa kau gila? Berhentilah memelukku!" Kataku. Menepis tangannya dan berusaha melepaskan pelukannya.

"Aku akan penuhi apapun yang kau minta, jadi kumohon berhentilah bersandiwara seperti ini? Kumohon, Yrina! Tolonglah!"

Aku tersenyum puas mendengarnya. "Baiklah." Aku mengusap air mata buayaku. "Aku ingin kau membersihkan namaku dan memperlakukan keluargaku dengan baik! Itu yang pertama."

"Ada lagi?" Tanya Anthony. Dia terlihat frustasi.

"Yang kedua, aku mau rumor yang mengatakan perselingkuhanmu dan Margareth Thatcher tidak dibersihkan. Aku mau namaku bersih."

"Lalu? Ada lagi?"

"Kusimpan yang terakhir. Akan ku katakan lain kali. Anggap saja sebagai upah karena sudah mengakhiri pertunangan kita."

"Apa kau jadi semakin tak waras setelah koma?"

"Kurasa aku sudah gila sejak dulu. Dan satu lagi, apapun hal buruk yang kulakukan padamu, aku minta maaf dan kupastikan untuk menebus semuanya." Kataku sambil tersenyum dan bangkit dari dudukku. Rasanya lututku masih sakit. Aku berjalan tertatih-tatih.

Anthony tak menjawab. Dia ikut bangkit dan melihatku serta Galliard bergantian. Galliard hanya memandang Anthony dengan tatapan datar. Galliard terlihat sama sekali tak peduli dengan percakapan kami. Tatapan matanya seakan berkata jika apa yang kami lakukan dan perbuat tak menarik baginya.

"Baiklah. Karena kakakmu sama sekali tak menghentikanmu dan malah membelamu, kurasa aku akan menuruti yang kau mau mengingat jika dia sangat waras dibandingkan denganmu. Tapi ingatlah, Yrina Lavien, aku sama sekali tak mempercayaimu dan aku akan mengawasi semua gerak-gerikmu." Ancam Anthony.

Ku rasa Yrina sudah membuat hubungan keluarga Kerajaan dan menara sihir memburuk.

"Tolong, jangan, aku sudah tak tertarik padamu. Kau bisa menganggapku tak ada." Kataku.

Anthony hendak berbicara namun ia urungkan. Dia memilih untuk berpamitan kepada kami dan segera keluar dari kamar. Baiklah, aku sudah menyelesaikan satu, dan aku akan menyelesaikan lainnya lagi nanti. Menyelesaikan masalah-masalah yang diperbuat Yrina yang asli.

Episodes
1 Bab 1 : Hujan yang Menghapus, Air yang Mendekap
2 Bab 2 : Kisah yang Usai, Mimpi yang Dimulai
3 Bab 3 : Retakan Ruang, Cahaya Menyelinap
4 Bab 4 : Jiwaku Bernyanyi di Ragamu
5 Bab 5 : Asing di Dunia yang Terbiasa
6 Bab 6 : Gadis yang Tak Punya Nama di Hati Mereka
7 Bab 7 : Seperti Terbangun dalam Mimpi yang Lain
8 Bab 8 : Di Antara Kita Hanya Jarak
9 Bab 9 : Negeri yang Kini Berbisik Namaku
10 Bab 10 : Persimpangan Antara Dulu dan Selamanya
11 Bab 11 : Jika Aku Bukan Nyata, Mengapa Harus Gemetar?
12 Bab 12 : Skenario Kusut, Aktor yang Berisik
13 Bab 13 : Takdir Menyisihkanmu untuk Menempatkanku
14 Bab 14 : Kita yang Pernah, Kini Hanya Ingatan
15 Bab 15 : Bunga Mawar itu Mulai Tumbuh di Tempat Baru
16 Bab 16 : Dia, Detik yang Tak Ingin Kulewati
17 Bab 17 : Racun yang Mengalir Berusaha Menjadi Obat
18 Bab 18 : Kau yang Hilang di Antara Kebohongan
19 Bab 19 : Cinta dalam Diam yang Tak Ku Mengerti
20 Bab 20 : Dunia Tak Ramah, Jadi Aku Tak Perlu Bersikap Lembut
21 Bab 21 : Ketika Duri Mengancam, Aku yang Akan Berdarah
22 Bab 22 : Biarkan Benci Bersarang di Dadaku
23 Bab 23 : Agar Seperti Kau, Tapi Masih Aku
24 Bab 24 : Ketika Aku Bukan Aku, Ketika Aku Bukan Kamu
25 Bab 25 : Mengenang Makna di Setiap Lapisan Memori
26 Bab 26 : Di Persimpangan Gelap dan Terang
27 Bab 27 : Beban Manis yang Tak Ingin Ku Tinggalkan
28 Bab 28 : Batas yang Ku Injak dengan Kesalahpahaman
29 Bab 29 : Dia yang Dekat di Mata dan Duri di Hati
30 Bab 30 : Saat Mereka Mengambilku dari Dunia yang Gelap
31 Bab 31 : Bayangan yang Menyertai Cahaya
32 Bab 32 : Lagu Pertama yang Kau Nyanyikan Untukku
33 Bab 33 : Saat Sang Pengganti Menatap Sang Sejati
34 Bab 34 : Benci yang Menjadi Nafas
35 Bab 35 : Dosa yang Berjalan dengan Gaun Indah
36 Bab 36 : Saat Keajaiban Tak Lagi Imajinasi
37 Bab 37 : Saat Si Gadis Beracun Meramu Keahliannya
38 Bab 38 : Dua Gadis, Satu Ledakan
39 Bab 39 : Di Depan Mataku Keajaiban Bangkit
40 Bab 40 : Tangan Tak Dikenali Tapi Hati Merasa
41 Bab 41 : Kami Hanya Pion dalam Perintah yang Gila
42 Bab 42 : Takdir Menertawakanku di Ujung Jalan
43 Bab 43 : Mereka yang Menunggu Keajaiban dalam Dunia yang Tak Peduli, Dia Menjaga
44 Bab 44 : Saat Hutan Menyanyi
45 Bab 45 : Keajaiban yang Bersembunyi di Mata yang Salah
46 Bab 46 : Ketika Malam Berbisik Nama Pemiliknya
47 Bab 47 : Di Antara Pepohonan, Seseorang yang Dirindukan Menunggu
48 Bab 48 : Saat Kau Terpikat pada Kegelapan
49 Bab 49 : Sebuah Kabar yang Menghentikan Waktu
50 Bab 50 : Bayangan di Balik Tirai Kekacauan
51 Bab 51 : Jika Aku Bersalah, Dimana Buktinya?
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Bab 1 : Hujan yang Menghapus, Air yang Mendekap
2
Bab 2 : Kisah yang Usai, Mimpi yang Dimulai
3
Bab 3 : Retakan Ruang, Cahaya Menyelinap
4
Bab 4 : Jiwaku Bernyanyi di Ragamu
5
Bab 5 : Asing di Dunia yang Terbiasa
6
Bab 6 : Gadis yang Tak Punya Nama di Hati Mereka
7
Bab 7 : Seperti Terbangun dalam Mimpi yang Lain
8
Bab 8 : Di Antara Kita Hanya Jarak
9
Bab 9 : Negeri yang Kini Berbisik Namaku
10
Bab 10 : Persimpangan Antara Dulu dan Selamanya
11
Bab 11 : Jika Aku Bukan Nyata, Mengapa Harus Gemetar?
12
Bab 12 : Skenario Kusut, Aktor yang Berisik
13
Bab 13 : Takdir Menyisihkanmu untuk Menempatkanku
14
Bab 14 : Kita yang Pernah, Kini Hanya Ingatan
15
Bab 15 : Bunga Mawar itu Mulai Tumbuh di Tempat Baru
16
Bab 16 : Dia, Detik yang Tak Ingin Kulewati
17
Bab 17 : Racun yang Mengalir Berusaha Menjadi Obat
18
Bab 18 : Kau yang Hilang di Antara Kebohongan
19
Bab 19 : Cinta dalam Diam yang Tak Ku Mengerti
20
Bab 20 : Dunia Tak Ramah, Jadi Aku Tak Perlu Bersikap Lembut
21
Bab 21 : Ketika Duri Mengancam, Aku yang Akan Berdarah
22
Bab 22 : Biarkan Benci Bersarang di Dadaku
23
Bab 23 : Agar Seperti Kau, Tapi Masih Aku
24
Bab 24 : Ketika Aku Bukan Aku, Ketika Aku Bukan Kamu
25
Bab 25 : Mengenang Makna di Setiap Lapisan Memori
26
Bab 26 : Di Persimpangan Gelap dan Terang
27
Bab 27 : Beban Manis yang Tak Ingin Ku Tinggalkan
28
Bab 28 : Batas yang Ku Injak dengan Kesalahpahaman
29
Bab 29 : Dia yang Dekat di Mata dan Duri di Hati
30
Bab 30 : Saat Mereka Mengambilku dari Dunia yang Gelap
31
Bab 31 : Bayangan yang Menyertai Cahaya
32
Bab 32 : Lagu Pertama yang Kau Nyanyikan Untukku
33
Bab 33 : Saat Sang Pengganti Menatap Sang Sejati
34
Bab 34 : Benci yang Menjadi Nafas
35
Bab 35 : Dosa yang Berjalan dengan Gaun Indah
36
Bab 36 : Saat Keajaiban Tak Lagi Imajinasi
37
Bab 37 : Saat Si Gadis Beracun Meramu Keahliannya
38
Bab 38 : Dua Gadis, Satu Ledakan
39
Bab 39 : Di Depan Mataku Keajaiban Bangkit
40
Bab 40 : Tangan Tak Dikenali Tapi Hati Merasa
41
Bab 41 : Kami Hanya Pion dalam Perintah yang Gila
42
Bab 42 : Takdir Menertawakanku di Ujung Jalan
43
Bab 43 : Mereka yang Menunggu Keajaiban dalam Dunia yang Tak Peduli, Dia Menjaga
44
Bab 44 : Saat Hutan Menyanyi
45
Bab 45 : Keajaiban yang Bersembunyi di Mata yang Salah
46
Bab 46 : Ketika Malam Berbisik Nama Pemiliknya
47
Bab 47 : Di Antara Pepohonan, Seseorang yang Dirindukan Menunggu
48
Bab 48 : Saat Kau Terpikat pada Kegelapan
49
Bab 49 : Sebuah Kabar yang Menghentikan Waktu
50
Bab 50 : Bayangan di Balik Tirai Kekacauan
51
Bab 51 : Jika Aku Bersalah, Dimana Buktinya?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!