Bab 9 : Negeri yang Kini Berbisik Namaku

Jadi, Yrina, inilah yang namanya keluarga, ya? Terima kasih karena telah memberiku kesempatan untuk merasakannya. Akan ku pastikan memperbaiki semua kesalahanmu.

Setelah melewati hutan dan memakan waktu yang cukup lama akhirnya kami mulai sampai di ibukota Kerajaan Yugoos, Kota Zugus. Hari ini kami tak jadi pergi ke kediaman Keluarga Amber dan akan langsung menuju istana. Sejujurnya aku sedikit penasaran bagaimana wajah Putra Mahkota dan bagaimana megahnya istana itu mengingat Kota Zugus sangat indah.

Kota Zugus sendiri kota yang diapit pegunungan dan hutan belantara. Hutan itu merupakan hutan tempat menara sihir tempatku tinggal, hutan Siccara. Sedangkan pegunungan tersebut, Pegunungan Vizares merupakan daerah pertambangan. Kedua wilayah ini juga masih termasuk ke dalam kawasan kerajaan Yugoos. Setelah Hutan Siccara ada pedesaan kecil dan terpencar-pencar, dan setelah Pegunungan Vizares ada pantai. Kota Zugus sendiri kota yang bisa dibilang sangat maju untuk dunia ini. Bangunannya kebanyakan sudah dari marmer dan tata letaknya rapi. Banyak pepohonan dan taman tempat banyak orang berkumpul menghabiskan waktu mereka. Sungguh tata letak kota yang indah. Pasti saja, karena ini memang ibukota kerajaan. Bangunan di sini dicat seragam dengan warna putih.

Kota Zugus, seperti jantung kerajaan Yugoos, seperti sebuah lukisan yang hidup. Bangunan-bangunan megah dari marmer putih menjulang tinggi, menghadap ke sebuah danau kristal yang berkilau. Jembatan-jembatan kuno melintasi danau, menghubungkan berbagai sudut kota. Taman-taman yang indah dengan aneka bunga berwarna-warni menghiasi setiap sudut, semilir angin membawa aroma harum bunga-bungaan. Di pusat kota berdiri megah istana raja, sebuah bangunan yang dihiasi dengan ukiran-ukiran rumit dan patung-patung dewa. Warga Zugus hidup rukun dan damai. Mereka dikenal ramah dan suka menolong. Pasar-pasar tradisional selalu ramai dengan berbagai macam barang dagangan, dari rempah-rempah yang harum hingga kain-kain sutra yang indah. Setidaknya itu yang dikatakan mama.

Kami melewati balai kota, pasar, dan juga danau. Jalanannya juga sudah dibangun dengan sangat baik dari semen dan pasir putih yang dikeraskan. Ah, sejak tadi banyak mata yang memandang ke arah kereta kuda yang kami naiki. Mungkin karena ada lambang Keluarga Lavien di kereta ini. Sejujurnya tatapan orang-orang membuatku tak nyaman. Mereka mulai berbisik dan menghentikan aktivitas mereka saat kami lewat. Pandangan mata yang takut dan tak suka. Aku terdiam seketika dan memandangi mama dan Galliard bergantian. Mereka tampak tak terganggu sama sekali. Galliard membuang pandangannya keluar jendela dengan bosan sedangkan mama langsung menatapku sambil tersenyum saat sadar aku menatap mama.

"Ada apa, cintaku? Apa kau tak nyaman? Atau adakah sesuatu yang lain yang mengganggumu?" Tanya mama.

"Tidak, ma. Sama sekali tidak." Kataku sambil tersenyum.

Aku lalu mengalihkan pandanganku lagi keluar jendela. Aku mengurungkan niatku untuk bertanya mengapa mereka terlihat tak menyukai kedatangan kami. Lebih baik ku tanyakan saja ke Galliard nanti. Aku tak ingin mendengar jawaban yang menyakitkan atau membuat mama sedih. Aku takut ini memang ada hubungannya dengan Yrina.

Tak lama kemudian kami tiba di istana. Istana ini berdiri megah di jantung kota, bagaikan mahkota yang berkilau. Bangunan megah ini adalah perpaduan sempurna antara seni arsitektur yang rumit dan keindahan alam yang memukau. Dinding-dindingnya juga terbuat dari marmer putih yang berkilauan di bawah sinar matahari, dihiasi dengan ukiran-ukiran rumit yang menggambarkan kisah-kisah para pahlawan dan dewa-dewi. Ukiran-ukiran yang terbuat dari emas.

Atap istana menjulang tinggi, dihiasi dengan menara-menara yang elegan. Dari kejauhan, istana tampak seperti sebuah kue pengantin yang terbuat dari gula-gula keemasan. Di malam hari, istana menyala terang dengan ribuan lampu, memantulkan cahaya ke permukaan danau yang tenang di sekitarnya, menciptakan pemandangan yang sangat romantis. Setiap malam, istana menyala terang dengan ribuan lilin, memantulkan cahaya ke permukaan danau.

Taman-taman yang indah mengelilingi istana. Bunga-bunga bermekaran sepanjang tahun, menciptakan aroma yang semerbak. Pohon-pohon rindang memberikan keteduhan bagi mereka yang ingin bersantai. Di tengah taman terdapat sebuah air mancur yang menari-nari, menyemprotkan air ke udara.

Di dalam istana, ruangan-ruangannya dihiasi dengan perabotan mewah dan karya seni yang indah. Lantai-lantai dilapisi dengan karpet tebal yang lembut, dinding-dindingnya dihiasi dengan lukisan-lukisan yang menggambarkan pemandangan alam yang indah. Cahaya matahari masuk melalui jendela-jendela besar, menerangi setiap sudut ruangan.

Istana Zugus bukan hanya sebuah bangunan, tetapi juga sebuah simbol kekuasaan dan kemegahan kerajaan Yugoos. Istana ini adalah tempat di mana raja dan keluarganya tinggal, serta tempat di mana para tamu penting dijamu.

Setelah kami tiba dan menyampaikan maksud kedatangan kami kepada penjaga, kami dipandu untuk ke selasar bagian barat, di dekat taman bunga kerajaan. Mataku sibuk melihat ke sana kemari mengagumi tempat ini. Jika aku menikah dengan Putra Mahkota maka aku akan tinggal di tempat ini dan bukan hanya itu, aku juga akan menjadi Ratu saat ia naik tahta. Kami lalu dipersilahkan untuk duduk di paviliun yang sangat indah dan megah.

Di meja di hadapan kursi kami duduk, sudah tersaji berbagai kue dan minuman yang sangat lucu dan menggiurkan. Ah, sayangnya aku tak suka makanan manis meskipun sejujurnya stroberi di atas krim merah muda muffin coklat itu sangat cantik dan seakan meminta untuk segera ku makan. Mungkin segigit tak masalah. Aku mengambilnya segigit dan meletakkannya di atas piring. Ah, sangat manis. Aku tak suka. Daripada manis aku lebih memilih asin. Saat aku memandang sekeliling, banyak juga penjaga istana yang diminta berjaga di dekat kami.

Ini serius? Kenapa aku malah merasa jika kami diperlakukan seperti tahanan sekarang? Apakah ini memang konsepnya tahanan kehormatan atau apa? Apakah memang begini sistem keamanan istana ini? Apakah di dunia ini sesuatu yang berlebihan memang wajar, ya? Apakah memang seperti ini cara mereka menjaga calon Putri Mahkota mereka? Aku tidak tahu banyak hal karena ini pertama kalinya aku melakukan transmigrasi menjadi  sosok orang lain seperti ini. Aku sering membaca novel dan komik bertema kerajaan di duniaku dulu. Itu kegiatan yang sangat menyenangkan dan membahagiakan. Menikmati setiap gambar di panel komik yang menghadirkan gadis cantik dengan gaun indah seperti yang ku gunakan sekarang. Namun ku rasa aku belum menemukan sesuatu yang berlebihan dan berkesan mengintimidasi seperti ini.

Aku melirik ke Galliard yang memakan kue dengan santai. Dia sama sekali tak ketakutan dan terlihat terbiasa. Matanya menyapu sekeliling, menikmati pemandangan asri yang ada di sekeliling kami. Satu hal yang sedikit ku sadari, Galliard terlihat lebih dingin dan pendiam dari saat dia di menara atau saat kami bertengkar di kereta kuda tadi. Aku bahkan ragu jika dia orang yang sama yang mengaduh manja saat kesakitan dipukul Mama. Dia terlihat berusaha 'melindungi', entah dari apa.

Episodes
1 Bab 1 : Hujan yang Menghapus, Air yang Mendekap
2 Bab 2 : Kisah yang Usai, Mimpi yang Dimulai
3 Bab 3 : Retakan Ruang, Cahaya Menyelinap
4 Bab 4 : Jiwaku Bernyanyi di Ragamu
5 Bab 5 : Asing di Dunia yang Terbiasa
6 Bab 6 : Gadis yang Tak Punya Nama di Hati Mereka
7 Bab 7 : Seperti Terbangun dalam Mimpi yang Lain
8 Bab 8 : Di Antara Kita Hanya Jarak
9 Bab 9 : Negeri yang Kini Berbisik Namaku
10 Bab 10 : Persimpangan Antara Dulu dan Selamanya
11 Bab 11 : Jika Aku Bukan Nyata, Mengapa Harus Gemetar?
12 Bab 12 : Skenario Kusut, Aktor yang Berisik
13 Bab 13 : Takdir Menyisihkanmu untuk Menempatkanku
14 Bab 14 : Kita yang Pernah, Kini Hanya Ingatan
15 Bab 15 : Bunga Mawar itu Mulai Tumbuh di Tempat Baru
16 Bab 16 : Dia, Detik yang Tak Ingin Kulewati
17 Bab 17 : Racun yang Mengalir Berusaha Menjadi Obat
18 Bab 18 : Kau yang Hilang di Antara Kebohongan
19 Bab 19 : Cinta dalam Diam yang Tak Ku Mengerti
20 Bab 20 : Dunia Tak Ramah, Jadi Aku Tak Perlu Bersikap Lembut
21 Bab 21 : Ketika Duri Mengancam, Aku yang Akan Berdarah
22 Bab 22 : Biarkan Benci Bersarang di Dadaku
23 Bab 23 : Agar Seperti Kau, Tapi Masih Aku
24 Bab 24 : Ketika Aku Bukan Aku, Ketika Aku Bukan Kamu
25 Bab 25 : Mengenang Makna di Setiap Lapisan Memori
26 Bab 26 : Di Persimpangan Gelap dan Terang
27 Bab 27 : Beban Manis yang Tak Ingin Ku Tinggalkan
28 Bab 28 : Batas yang Ku Injak dengan Kesalahpahaman
29 Bab 29 : Dia yang Dekat di Mata dan Duri di Hati
30 Bab 30 : Saat Mereka Mengambilku dari Dunia yang Gelap
31 Bab 31 : Bayangan yang Menyertai Cahaya
32 Bab 32 : Lagu Pertama yang Kau Nyanyikan Untukku
33 Bab 33 : Saat Sang Pengganti Menatap Sang Sejati
34 Bab 34 : Benci yang Menjadi Nafas
35 Bab 35 : Dosa yang Berjalan dengan Gaun Indah
36 Bab 36 : Saat Keajaiban Tak Lagi Imajinasi
37 Bab 37 : Saat Si Gadis Beracun Meramu Keahliannya
38 Bab 38 : Dua Gadis, Satu Ledakan
39 Bab 39 : Di Depan Mataku Keajaiban Bangkit
40 Bab 40 : Tangan Tak Dikenali Tapi Hati Merasa
41 Bab 41 : Kami Hanya Pion dalam Perintah yang Gila
42 Bab 42 : Takdir Menertawakanku di Ujung Jalan
43 Bab 43 : Mereka yang Menunggu Keajaiban dalam Dunia yang Tak Peduli, Dia Menjaga
44 Bab 44 : Saat Hutan Menyanyi
45 Bab 45 : Keajaiban yang Bersembunyi di Mata yang Salah
46 Bab 46 : Ketika Malam Berbisik Nama Pemiliknya
47 Bab 47 : Di Antara Pepohonan, Seseorang yang Dirindukan Menunggu
48 Bab 48 : Saat Kau Terpikat pada Kegelapan
49 Bab 49 : Sebuah Kabar yang Menghentikan Waktu
50 Bab 50 : Bayangan di Balik Tirai Kekacauan
51 Bab 51 : Jika Aku Bersalah, Dimana Buktinya?
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Bab 1 : Hujan yang Menghapus, Air yang Mendekap
2
Bab 2 : Kisah yang Usai, Mimpi yang Dimulai
3
Bab 3 : Retakan Ruang, Cahaya Menyelinap
4
Bab 4 : Jiwaku Bernyanyi di Ragamu
5
Bab 5 : Asing di Dunia yang Terbiasa
6
Bab 6 : Gadis yang Tak Punya Nama di Hati Mereka
7
Bab 7 : Seperti Terbangun dalam Mimpi yang Lain
8
Bab 8 : Di Antara Kita Hanya Jarak
9
Bab 9 : Negeri yang Kini Berbisik Namaku
10
Bab 10 : Persimpangan Antara Dulu dan Selamanya
11
Bab 11 : Jika Aku Bukan Nyata, Mengapa Harus Gemetar?
12
Bab 12 : Skenario Kusut, Aktor yang Berisik
13
Bab 13 : Takdir Menyisihkanmu untuk Menempatkanku
14
Bab 14 : Kita yang Pernah, Kini Hanya Ingatan
15
Bab 15 : Bunga Mawar itu Mulai Tumbuh di Tempat Baru
16
Bab 16 : Dia, Detik yang Tak Ingin Kulewati
17
Bab 17 : Racun yang Mengalir Berusaha Menjadi Obat
18
Bab 18 : Kau yang Hilang di Antara Kebohongan
19
Bab 19 : Cinta dalam Diam yang Tak Ku Mengerti
20
Bab 20 : Dunia Tak Ramah, Jadi Aku Tak Perlu Bersikap Lembut
21
Bab 21 : Ketika Duri Mengancam, Aku yang Akan Berdarah
22
Bab 22 : Biarkan Benci Bersarang di Dadaku
23
Bab 23 : Agar Seperti Kau, Tapi Masih Aku
24
Bab 24 : Ketika Aku Bukan Aku, Ketika Aku Bukan Kamu
25
Bab 25 : Mengenang Makna di Setiap Lapisan Memori
26
Bab 26 : Di Persimpangan Gelap dan Terang
27
Bab 27 : Beban Manis yang Tak Ingin Ku Tinggalkan
28
Bab 28 : Batas yang Ku Injak dengan Kesalahpahaman
29
Bab 29 : Dia yang Dekat di Mata dan Duri di Hati
30
Bab 30 : Saat Mereka Mengambilku dari Dunia yang Gelap
31
Bab 31 : Bayangan yang Menyertai Cahaya
32
Bab 32 : Lagu Pertama yang Kau Nyanyikan Untukku
33
Bab 33 : Saat Sang Pengganti Menatap Sang Sejati
34
Bab 34 : Benci yang Menjadi Nafas
35
Bab 35 : Dosa yang Berjalan dengan Gaun Indah
36
Bab 36 : Saat Keajaiban Tak Lagi Imajinasi
37
Bab 37 : Saat Si Gadis Beracun Meramu Keahliannya
38
Bab 38 : Dua Gadis, Satu Ledakan
39
Bab 39 : Di Depan Mataku Keajaiban Bangkit
40
Bab 40 : Tangan Tak Dikenali Tapi Hati Merasa
41
Bab 41 : Kami Hanya Pion dalam Perintah yang Gila
42
Bab 42 : Takdir Menertawakanku di Ujung Jalan
43
Bab 43 : Mereka yang Menunggu Keajaiban dalam Dunia yang Tak Peduli, Dia Menjaga
44
Bab 44 : Saat Hutan Menyanyi
45
Bab 45 : Keajaiban yang Bersembunyi di Mata yang Salah
46
Bab 46 : Ketika Malam Berbisik Nama Pemiliknya
47
Bab 47 : Di Antara Pepohonan, Seseorang yang Dirindukan Menunggu
48
Bab 48 : Saat Kau Terpikat pada Kegelapan
49
Bab 49 : Sebuah Kabar yang Menghentikan Waktu
50
Bab 50 : Bayangan di Balik Tirai Kekacauan
51
Bab 51 : Jika Aku Bersalah, Dimana Buktinya?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!