Bab 13 : Takdir Menyisihkanmu untuk Menempatkanku

Mereka membawaku ke kamar tamu terdekat untuk beristirahat. Kamar itu sangat luas, tentu saja, kamar istana, tentu saja luas. Dindingnya dicat warna hijau kehitaman, dihiasi ornamen-ornamen berbentuk matahari, lambang Kerajaan Yugoos. Di dekat pintu masuk kamar, ada piano putih yang sangat cantik. Ada satu set sofa tepat di tengah ruangan. Di dinding ada lemari raksasa di sebelah kiri dan jendela di sebelah kanan. Di samping lemari ada pintu menuju kamar mandi. Dari jendela ada teras yang pemandangannya mengarah ke taman. Lalu ranjang tempat tidur berjejer lurus dengan sofa, diletakkan berdempetan dengan dinding. Di atas kepala ranjang ada lukisan bunga mawar putih. Ada juga dua buah nakas di sisi kanan dan kiri ranjang.

Galliard menurunkanku ke atas ranjang dengan perlahan. Dari suara yang kudengarkan sepertinya mama dan Ratu juga ikut bersama kami. Aku bisa mendengar suara mama yang sangat panik dan suara Ratu yang memerintahkan untuk membawakan seorang dokter kerajaan untuk memeriksa keadaanku. Dokter kerajaan di sini lebih mirip dengan tabib yang langsung dengan cekatan memeriksaku saat ia datang beberapa saat kemudian. Para tabib ini adalah orang-orang kuil. Setelah menyatakan keadaanku baik-baik saja dan menyimpulkan jika penyebabku pingsan adalah syok berat, dokter itu lalu meninggalkan kami. Begitu pula yang mulia Ratu. Tak lama kemudian suara mama juga perlahan meninggalkan ruangan.

"Kau bisa membuka matamu sekarang!" Kata Galliard.

Aku pun membuka mataku dan meringis sementara Galliard menahan tawanya. Galliard duduk di samping tempat tidur. Dia memandangiku sambil tersenyum. Aku masih tak menyangka jika dia adalah orang yang sama dengan orang ketus tadi pagi. Dia bisa tersenyum dengan lepas sekarang.

"Aku kira kau hanya bercanda." Katanya. Dia seakan tak percaya atas apa yang baru saja ku lakukan.

"Bukankah sudah kubilang jika aku akan melakukan semua yang kau minta. Hehehe. Lagipula aku juga tidak menyukai Putra Mahkota." Kataku seraya bangkit dari tidurku dan memilih duduk. "Apa mereka akan kembali ke sini lagi? Aku lelah pura-pura pingsan."

"Entahlah. Kurasa ibu akan berusaha keras untuk menenangkan ayah. Anthony mungkin juga akan segera ke sini untuk menemuimu."

"Haruskah aku berpura-pura pingsan lagi, Kak? Jadi papa juga sedang ada di istana sekarang?"

"Kurasa tidak perlu, ibu pasti sadar jika kau tadi hanya berpura-pura pingsan. Dan iya, ayah sedang ada pertemuan dengan penyihir agung dari kerajaan lain."

"Baiklah." Kataku seraya memandangi isi kamar ini. Kamar ini jauh lebih luas dan mewah daripada menara sihir kami. Keluarga Kerajaan memang sungguh kaya. Bahkan ada batu permata di hiasan kepala tempat tidur. Tak salah lagi Kerajaan Yugoos sangat makmur.

"Kau sungguh baik-baik saja?" Tanya Galliard.

Aku mengalihkan pandanganku kepadanya dan ia tampak khawatir. Aku bersyukur dia mulai terbuka padaku dan ku harap ini perubahan yang baik. Ini perubahan yang sangat cepat. Aku sedikit bertanya-tanya apakah ia sadar banyak hal yang berubah dari diriku. Aku juga tak tahu bagaimana hubungan Yrina dengan Galliard sebelum ini, apakah mereka benar-benar saling benci ataukah hanya pertengkaran biasa antar saudara.

"Selain sedikit pusing dan lapar, aku baik-baik saja." Jawabku sambil sedikit tertawa. Aku tak ingin dia khawatir.

"Selain itu? Ada lagi?"

"Tidak. Memangnya kenapa?"

Galliard menatapku seakan berusaha meneliti ekspresiku. "Kau baru saja mengakhiri pertunanganmu dengan putra mahkota, orang yang selama ini sangat kau cintai, apa kau baik-baik saja dengan fakta tersebut?"

"Tak masalah sama sekali. Hal itu tak menggangguku." Aku sedikit tertawa. "Baiklah, katakanlah aku memang dulu sangat mencintai orang itu namun sekarang sudah tidak lagi. Karena aku lupa ingatan jadi aku tak punya kenangan indah darinya. Aku juga tak ingin terjebak pada suatu hubungan yang tidak menyenangkan bagiku dan mungkin hanya akan membuatku terluka terus-menerus meskipun aku tahu jika dulu aku yang sangat memaksa untuk bisa bertunangan dengan Putra Mahkota, padahal aku tahu jika dia tak pernah mencintaiku sama sekali. Kurasa hal itu tak masalah, aku juga ingin bahagia tanpa dia." Aku mengendikkan bagiku. "Kau tak perlu khawatir sama sekali, kak." Sambungku.

Galliard seakan ingin membuka mulutnya namun ia urungkan. Dia masih menyembunyikan banyak hal tentang sosok Yrina yang ia kenal dan aku harap ia mau menceritakan semua itu agar aku bisa memperbaiki semuanya. Aku meminum air di gelas yang ada di atas nakas. Rasanya tenggorokanku sudah segar.

"Apa ada yang mengganggumu?"

Galliard mengangguk pelan. Tatapan matanya seakan mencerminkan jika pikirannya sedang menerawang jauh ke depan. "Hanya saja aku tak tahu lupa ingatan bisa membuatmu tak mencintai Anthony lagi. Mengingat dulu kau benar-benar mencintainya. Rasanya kau seperti berubah menjadi orang yang sangat berbeda." Katanya. Galliard menatapku lamat-lamat. "Seperti orang lain."

Aku tersedak saat mendengar ucapannya. Aku tak bisa memberitahunya jika aku memang orang lain. Aku bukan Yrina yang asli. Aku hanya jiwa lain yang menempati raga adiknya. Aku sedikit menunduk dan terdiam. Kenyataan bahwa mereka semua sebenarnya memang bukan keluargaku melainkan keluarga Yrina seketika menghantamku. Itu membuatku sedih. Rasanya seperti semua ini palsu. Aku terlalu berharap jika mereka semua mencintaiku. Aku ingin keluarga yang penuh kasih sayang. Seakan semua kasih sayang yang sudah kuterima selama ini bukanlah untukku.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanyanya lagi.

Aku menengok ke arahnya dan ia terlihat sangat khawatir. Maaf, Galliard, sungguh aku minta maaf, maaf karena aku berpura-pura menjadi adikmu. Dia pasti akan sangat terluka jika tahu aku bukan Yrina yang asli. Aku ingin menangis. Aku tahu walaupun Galliard sangat ketus terhadap Yrina, sebenarnya dia sangat menyayangi adiknya.

"Yrina, apa kau baik-baik saja? Apa ada yang sakit?" Tanyanya lagi.

Aku menggeleng pelan. "Tidak." Aku menelan ludahku. Tenggorokanku terasa begitu kering. Aku mencoba menahan tangisku hingga suaraku malah terdengar bergetar. "Apa aku jauh berbeda dari yang dulu?"

"Kau sangat berbeda, kau tak pernah suka bunga mawar dan itu sebabnya kau menanam Lily of The Valley. Kau suka dengan makanan manis namun tadi saat di selasar barat, kau hanya mencicipinya sedikit padahal kue-kue yang tadi adalah favoritmu. Caramu memanggil ayah dan ibu, caramu memanggilku, kegigihanmu mengajak Yvanna berbicara dan caramu memperlakukan para pelayan, semuanya sangat berbeda. Itu sebabnya aku bilang jika kau seperti orang lain. Bahkan caramu berbicara dan tersenyum, semua itu seperti bukan dirimu yang biasanya. Bukan dirimu sebelum kau kehilangan ingatanmu. Kau yang biasanya tergila-gila pada Anthony pun seperti orang yang tak pernah jatuh cinta padanya bahkan tak pernah mengenalnya sama sekali. Tatapan matamu, seperti orang lain."

Aku diam memandangi Galliard. Galliard tampak bingung dan seakan bertanya-tanya. Dia balik memandangku seakan menelisik, mencoba mencari tahu apa yang berbeda dari diri adiknya. Aku tak tahu harus berkata apa.

"Apa itu perubahan yang buruk?" Tanyaku. Aku tak tahu harus bagaimana lagi. Aku ingin tahu bagaimana pendapatnya tentangku. Tentang diriku ini, tentang Yrina yang baru. Sejujurnya aku berharap dia dan yang lain bisa menerimaku dengan baik meskipun aku bukan adiknya yang sebenarnya.

"Tidak. Aku masih tak tahu bagaimana ke depannya. Mungkin ini ada hubungannya dengan hilang ingatan yang kau alami. Namun kurasa, ini sesuatu yang baik karena kau tak seperti dirimu yang biasanya. Kau berubah, entahlah, kau hanya sangat berbeda." Katanya menjelaskan.

Episodes
1 Bab 1 : Hujan yang Menghapus, Air yang Mendekap
2 Bab 2 : Kisah yang Usai, Mimpi yang Dimulai
3 Bab 3 : Retakan Ruang, Cahaya Menyelinap
4 Bab 4 : Jiwaku Bernyanyi di Ragamu
5 Bab 5 : Asing di Dunia yang Terbiasa
6 Bab 6 : Gadis yang Tak Punya Nama di Hati Mereka
7 Bab 7 : Seperti Terbangun dalam Mimpi yang Lain
8 Bab 8 : Di Antara Kita Hanya Jarak
9 Bab 9 : Negeri yang Kini Berbisik Namaku
10 Bab 10 : Persimpangan Antara Dulu dan Selamanya
11 Bab 11 : Jika Aku Bukan Nyata, Mengapa Harus Gemetar?
12 Bab 12 : Skenario Kusut, Aktor yang Berisik
13 Bab 13 : Takdir Menyisihkanmu untuk Menempatkanku
14 Bab 14 : Kita yang Pernah, Kini Hanya Ingatan
15 Bab 15 : Bunga Mawar itu Mulai Tumbuh di Tempat Baru
16 Bab 16 : Dia, Detik yang Tak Ingin Kulewati
17 Bab 17 : Racun yang Mengalir Berusaha Menjadi Obat
18 Bab 18 : Kau yang Hilang di Antara Kebohongan
19 Bab 19 : Cinta dalam Diam yang Tak Ku Mengerti
20 Bab 20 : Dunia Tak Ramah, Jadi Aku Tak Perlu Bersikap Lembut
21 Bab 21 : Ketika Duri Mengancam, Aku yang Akan Berdarah
22 Bab 22 : Biarkan Benci Bersarang di Dadaku
23 Bab 23 : Agar Seperti Kau, Tapi Masih Aku
24 Bab 24 : Ketika Aku Bukan Aku, Ketika Aku Bukan Kamu
25 Bab 25 : Mengenang Makna di Setiap Lapisan Memori
26 Bab 26 : Di Persimpangan Gelap dan Terang
27 Bab 27 : Beban Manis yang Tak Ingin Ku Tinggalkan
28 Bab 28 : Batas yang Ku Injak dengan Kesalahpahaman
29 Bab 29 : Dia yang Dekat di Mata dan Duri di Hati
30 Bab 30 : Saat Mereka Mengambilku dari Dunia yang Gelap
31 Bab 31 : Bayangan yang Menyertai Cahaya
32 Bab 32 : Lagu Pertama yang Kau Nyanyikan Untukku
33 Bab 33 : Saat Sang Pengganti Menatap Sang Sejati
34 Bab 34 : Benci yang Menjadi Nafas
35 Bab 35 : Dosa yang Berjalan dengan Gaun Indah
36 Bab 36 : Saat Keajaiban Tak Lagi Imajinasi
37 Bab 37 : Saat Si Gadis Beracun Meramu Keahliannya
38 Bab 38 : Dua Gadis, Satu Ledakan
39 Bab 39 : Di Depan Mataku Keajaiban Bangkit
40 Bab 40 : Tangan Tak Dikenali Tapi Hati Merasa
41 Bab 41 : Kami Hanya Pion dalam Perintah yang Gila
42 Bab 42 : Takdir Menertawakanku di Ujung Jalan
43 Bab 43 : Mereka yang Menunggu Keajaiban dalam Dunia yang Tak Peduli, Dia Menjaga
44 Bab 44 : Saat Hutan Menyanyi
45 Bab 45 : Keajaiban yang Bersembunyi di Mata yang Salah
46 Bab 46 : Ketika Malam Berbisik Nama Pemiliknya
47 Bab 47 : Di Antara Pepohonan, Seseorang yang Dirindukan Menunggu
48 Bab 48 : Saat Kau Terpikat pada Kegelapan
49 Bab 49 : Sebuah Kabar yang Menghentikan Waktu
50 Bab 50 : Bayangan di Balik Tirai Kekacauan
51 Bab 51 : Jika Aku Bersalah, Dimana Buktinya?
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Bab 1 : Hujan yang Menghapus, Air yang Mendekap
2
Bab 2 : Kisah yang Usai, Mimpi yang Dimulai
3
Bab 3 : Retakan Ruang, Cahaya Menyelinap
4
Bab 4 : Jiwaku Bernyanyi di Ragamu
5
Bab 5 : Asing di Dunia yang Terbiasa
6
Bab 6 : Gadis yang Tak Punya Nama di Hati Mereka
7
Bab 7 : Seperti Terbangun dalam Mimpi yang Lain
8
Bab 8 : Di Antara Kita Hanya Jarak
9
Bab 9 : Negeri yang Kini Berbisik Namaku
10
Bab 10 : Persimpangan Antara Dulu dan Selamanya
11
Bab 11 : Jika Aku Bukan Nyata, Mengapa Harus Gemetar?
12
Bab 12 : Skenario Kusut, Aktor yang Berisik
13
Bab 13 : Takdir Menyisihkanmu untuk Menempatkanku
14
Bab 14 : Kita yang Pernah, Kini Hanya Ingatan
15
Bab 15 : Bunga Mawar itu Mulai Tumbuh di Tempat Baru
16
Bab 16 : Dia, Detik yang Tak Ingin Kulewati
17
Bab 17 : Racun yang Mengalir Berusaha Menjadi Obat
18
Bab 18 : Kau yang Hilang di Antara Kebohongan
19
Bab 19 : Cinta dalam Diam yang Tak Ku Mengerti
20
Bab 20 : Dunia Tak Ramah, Jadi Aku Tak Perlu Bersikap Lembut
21
Bab 21 : Ketika Duri Mengancam, Aku yang Akan Berdarah
22
Bab 22 : Biarkan Benci Bersarang di Dadaku
23
Bab 23 : Agar Seperti Kau, Tapi Masih Aku
24
Bab 24 : Ketika Aku Bukan Aku, Ketika Aku Bukan Kamu
25
Bab 25 : Mengenang Makna di Setiap Lapisan Memori
26
Bab 26 : Di Persimpangan Gelap dan Terang
27
Bab 27 : Beban Manis yang Tak Ingin Ku Tinggalkan
28
Bab 28 : Batas yang Ku Injak dengan Kesalahpahaman
29
Bab 29 : Dia yang Dekat di Mata dan Duri di Hati
30
Bab 30 : Saat Mereka Mengambilku dari Dunia yang Gelap
31
Bab 31 : Bayangan yang Menyertai Cahaya
32
Bab 32 : Lagu Pertama yang Kau Nyanyikan Untukku
33
Bab 33 : Saat Sang Pengganti Menatap Sang Sejati
34
Bab 34 : Benci yang Menjadi Nafas
35
Bab 35 : Dosa yang Berjalan dengan Gaun Indah
36
Bab 36 : Saat Keajaiban Tak Lagi Imajinasi
37
Bab 37 : Saat Si Gadis Beracun Meramu Keahliannya
38
Bab 38 : Dua Gadis, Satu Ledakan
39
Bab 39 : Di Depan Mataku Keajaiban Bangkit
40
Bab 40 : Tangan Tak Dikenali Tapi Hati Merasa
41
Bab 41 : Kami Hanya Pion dalam Perintah yang Gila
42
Bab 42 : Takdir Menertawakanku di Ujung Jalan
43
Bab 43 : Mereka yang Menunggu Keajaiban dalam Dunia yang Tak Peduli, Dia Menjaga
44
Bab 44 : Saat Hutan Menyanyi
45
Bab 45 : Keajaiban yang Bersembunyi di Mata yang Salah
46
Bab 46 : Ketika Malam Berbisik Nama Pemiliknya
47
Bab 47 : Di Antara Pepohonan, Seseorang yang Dirindukan Menunggu
48
Bab 48 : Saat Kau Terpikat pada Kegelapan
49
Bab 49 : Sebuah Kabar yang Menghentikan Waktu
50
Bab 50 : Bayangan di Balik Tirai Kekacauan
51
Bab 51 : Jika Aku Bersalah, Dimana Buktinya?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!