Bab 10 : Persimpangan Antara Dulu dan Selamanya

Mama lalu berpamitan untuk pergi menemui Alvez Amber, Kepala Keluarga Amber. Mama bilang mama ingin membicarakan hal penting, ini kesempatan yang bagus untuk bertanya banyak hal ke Galliard. Aku tak peduli bahkan jika ia marah saat aku banyak menanyainya. Setelah mama menjauh. Aku segera mendekat ke Galliard dan dia terlihat tak nyaman. Dia bahkan sedikit bergeser dari duduknya semula. Kami hanya tinggal berdua di sini sembari menunggu kedatangan Raja dan Ratu serta Si Putra Mahkota. Raja sedang melakukan pertemuan dengan utusan dari kerajaan tetangga, Ratu sedang mengadakan pesta minum teh sedangkan aku tak tahu si Putra Mahkota ada dimana. Galliard bilang jika keluargaku sudah mengabari kunjungan kami kepada istana sejak minggu lalu namun kurasa kami tak sepenting itu.

"Apa maumu? Jangan mendekat ke arahku!" Katanya. Dia terlihat sangat terganggu. Ekspresinya sangat lucu dan membuatku sedikit tertawa.

"Apa? Mengapa kau tertawa?" Tanyanya.

Aku menggeleng pelan. "Banyak hal yang ingin ku tanyakan. Aku mau kau  membantuku." Kataku.

"Apa? Jika itu tentang rencana jahatmu, aku tak mau tahu dan ikut campur. Itu urusanmu dan kau harus menanggung segala resikonya."

Aku diam. Jadi benar Yrina sejahat itu. Itu sebabnya banyak orang yang tak menyukainya dan takut kepadanya bahkan kedua saudara kandungnya sendiri.

"Jadi aku memang sejahat itu, ya?"

Galliard tak langsung menjawab. Dia mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Kau melakukan banyak hal." Cicitnya.

Aku memandangnya dengan rasa bersalah. Aku tak tahu seberapa banyak tindakan Yrina yang menyakiti mereka.

"Kak." Panggilku. "Apa kau membenciku? Jawab aku dengan jujur." Tanyaku pada akhirnya setelah sempat terdiam. Aku menundukkan kepalaku. Aku merasa sangat berdosa.

Aku baru tiba di dunia ini. Aku baru menjadi Yrina. Aku tak punya siapapun. Hanya mereka, keluarga Lavien. Mereka adalah keluargaku, orang terdekatku, aku tak ingin mereka membenciku. Aku tak ingin sendirian di dunia ini.

Sunyi. Galliard tak menjawab ku dan bahkan tak memandangku sama sekali.

"Entahlah. Mungkin rasanya lebih ke lelah. Lelah menghadapimu." Jawab Galliard setelah terdiam sangat lama.

Aku mendongakkan pandanganku dan menemukan jika Galliard sedang memandangku dengan tatapan sedih.

Angin yang berembus terasa begitu dingin dan suasana semakin hening. Bahkan para penjaga yang berdiri tak jauh dari kami hanya diam, sama sekali tak mengeluarkan suara. Aku ingin menanyakan banyak hal dan aku tak ingin mereka mendengarkan percakapan kami jadi aku menyuruh mereka untuk pergi. Mereka sempat terlihat ragu pada awalnya.

"Apa semua tindakanku bisa dimaafkan?" Tanyaku pada Galliard setelah kami hanya benar-benar tinggal berdua.

Galliard masih menatapku dengan pandangan sedih. Dia tak menjawab pertanyaan yang ku ajukan.

"Aku minta maaf kepadamu, atas semua yang ku lakukan. Aku minta maaf. Aku akan menebus semua itu." Kataku dengan tegas. Aku bersungguh-sungguh. Aku memandang matanya dalam-dalam.

Galliard tertawa. "Sungguh? Dengan cara apa? Mungkin setelah ingatanmu kembali, kau akan berubah ke dirimu yang semula. Aku takut kau hanya berpura-pura." Katanya. Sepertinya dia mulai terbuka dengan apa yang ia rasakan terhadap Yrina selama ini. Syukurlah.

"Tidak. Aku tidak akan berubah. Aku akan melakukan apapun yang kau minta, apapun itu akan ku turuti."

"Sungguh?" Galliard sedikit tertawa mengejek.

"Iya. Aku juga akan menyapamu setiap hari, membuatkanmu kue-kue yang enak dan banyak hal. Aku juga akan menyanyi untukmu."

"Tunggu, apa?  Menyanyi? Aku tak perlu itu!"

"Kenapa? Padahal suaraku merdu. Ehem... Ehem... Aku akan menyanyi sekarang."

Aku bersiap-siap menyanyi namun Galliard menutup mulutku.

"Tidak! Berhentilah! Suaramu sumbang!"

"Kau bercanda? Suaraku sama sekali tak sumbang!" Bantahku sambil menyingkirkan tangannya yang menutup mulutku.

"Putuskan pertunanganmu dengan Putra Mahkota!" Kata Galliard dengan tiba-tiba.

"Baiklah." Kataku.

"Kau bersungguh-sungguh?" Dia sama sekali kelihatan tak percaya.

"Yup. Ada lagi?"

Galliard tertawa dengan nyaring. Dia terlihat sangat puas. "Ku harap kau kehilangan ingatanmu selamanya." Katanya.

Aku ikut tersenyum. "Tak masalah bagiku. Ada lagi yang kau inginkan?"

Galliard terdiam dan wajahnya kembali serius. "Kau tak diberitahu tentang hubunganmu dengan Putra Mahkota bagaimana?"

"Tidak sama sekali."

"Ibu dan ayah tak memberitahumu?"

"Tidak."

"Yvanna? Catherine?"

"Sama sekali tidak. Yvanna bahkan membanting pintu tepat di depan mukaku saat aku berusaha masuk ke kamarnya. Eum, sebenarnya Catherine saat itu ingin memberitahuku namun aku tak mau mendengarnya. Sepertinya membosankan."

"Membosankan?"

"Iya." Aku mengangguk.

"Kau pasti bercanda. Kau sangat mencintai Putra Mahkota."

"Oh begitu. Mari kita lihat orangnya. Aku ingin tahu mengapa aku sangat cinta pada orang itu." Kataku sambil berdiri dari dudukku. "Jadi ayo cari dia, tunangan macam apa yang membiarkan keluarga tunangannya dan si tunangan yang baru sadar dari koma selama ini dan tak menemuinya? Dia bahkan tak menyambut kedatangan kita dan malah menyuruh kita untuk menunggu di sini."

"Karena dia tak mencintaimu."

"Ah, itu sebabnya. Jadi kenapa dia mau bertunangan denganku jika dia tak mencintaiku?" Aku kembali duduk dan melipat kedua tangan di depan dada. Sedikit demi sedikit aku mulai memahami hubungan ini. Pantas saja Si Putra Mahkota tak repot-repot menjenguk Yrina kemarin.

"Karena kau memaksa. Kau merengek pada ayah. Keluarga Kerajaan juga setuju mengingat ini pernikahan yang menguntungkan karena akan mempererat hubungan antara menara sihir dan keluarga raja."

"Baiklah. Ayo kita batalkan. Ayo cari si berengsek ini."

"Bagaimana kau tahu jika dia berengsek?"

Aku tertawa. "Dia benar-benar berengsek? Lucu sekali. Apa yang dia lakukan?"

"Dia berselingkuh dengan gadis lain meskipun dia sudah bertunangan denganmu."

Aku menganga tak percaya. "Sungguh? Aku jadi punya alasan lebih untuk membatalkan pertunangan ini. Ceritakan secara rinci, kak!"

"Dia terpaksa bertunangan denganmu dan dia jatuh cinta pada seorang gadis dari Keluarga Thatcher. Namanya Margareth Thatcher. Dia juga sangat dekat dengan Ratu. Putra Mahkota berkali-kali mencoba memutuskan pertunangan tapi tak berhasil dan kau selalu mengemis cintanya."

"Siapa? Aku?" Aku merinding mendengar ucapan Galliard. Ah, Yrina sepertinya dulu sangat mencintai Si Putra Mahkota.

Namun, maaf, Yrina. Aku, Yrina yang baru, tak menginginkan hubungan ini. Jadi aku sama sekali tak keberatan mengakhirinya. Ini yang terbaik.

Galliard tertawa lagi. "Maaf, tapi aku suka ekspresimu yang seakan jijik mendengar apa yang ku ceritakan."

"Tapi kau tak berbohong, kan?"

Galliard menggeleng dan tawanya mereda. "Tidak. Ini akan menyenangkan." Katanya sambil tersenyum jahil.

"Ayo kita cari Putra Mahkota." Kataku sambil beranjak dari tempat kami duduk. Aku mendengar langkah kaki Galliard yang mengikuti dari belakang.

"Yrina." Panggilnya yang membuatku menoleh seketika.

"Kau yakin?" Tanyanya lagi. Dia terlihat begitu sedih bercampur khawatir dan aku tahu jika masih banyak yang ia sembunyikan dariku. Namun aku percaya dia hanya ingin yang terbaik untukku.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

lanjuddd semangat/Rose/

2025-02-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Hujan yang Menghapus, Air yang Mendekap
2 Bab 2 : Kisah yang Usai, Mimpi yang Dimulai
3 Bab 3 : Retakan Ruang, Cahaya Menyelinap
4 Bab 4 : Jiwaku Bernyanyi di Ragamu
5 Bab 5 : Asing di Dunia yang Terbiasa
6 Bab 6 : Gadis yang Tak Punya Nama di Hati Mereka
7 Bab 7 : Seperti Terbangun dalam Mimpi yang Lain
8 Bab 8 : Di Antara Kita Hanya Jarak
9 Bab 9 : Negeri yang Kini Berbisik Namaku
10 Bab 10 : Persimpangan Antara Dulu dan Selamanya
11 Bab 11 : Jika Aku Bukan Nyata, Mengapa Harus Gemetar?
12 Bab 12 : Skenario Kusut, Aktor yang Berisik
13 Bab 13 : Takdir Menyisihkanmu untuk Menempatkanku
14 Bab 14 : Kita yang Pernah, Kini Hanya Ingatan
15 Bab 15 : Bunga Mawar itu Mulai Tumbuh di Tempat Baru
16 Bab 16 : Dia, Detik yang Tak Ingin Kulewati
17 Bab 17 : Racun yang Mengalir Berusaha Menjadi Obat
18 Bab 18 : Kau yang Hilang di Antara Kebohongan
19 Bab 19 : Cinta dalam Diam yang Tak Ku Mengerti
20 Bab 20 : Dunia Tak Ramah, Jadi Aku Tak Perlu Bersikap Lembut
21 Bab 21 : Ketika Duri Mengancam, Aku yang Akan Berdarah
22 Bab 22 : Biarkan Benci Bersarang di Dadaku
23 Bab 23 : Agar Seperti Kau, Tapi Masih Aku
24 Bab 24 : Ketika Aku Bukan Aku, Ketika Aku Bukan Kamu
25 Bab 25 : Mengenang Makna di Setiap Lapisan Memori
26 Bab 26 : Di Persimpangan Gelap dan Terang
27 Bab 27 : Beban Manis yang Tak Ingin Ku Tinggalkan
28 Bab 28 : Batas yang Ku Injak dengan Kesalahpahaman
29 Bab 29 : Dia yang Dekat di Mata dan Duri di Hati
30 Bab 30 : Saat Mereka Mengambilku dari Dunia yang Gelap
31 Bab 31 : Bayangan yang Menyertai Cahaya
32 Bab 32 : Lagu Pertama yang Kau Nyanyikan Untukku
33 Bab 33 : Saat Sang Pengganti Menatap Sang Sejati
34 Bab 34 : Benci yang Menjadi Nafas
35 Bab 35 : Dosa yang Berjalan dengan Gaun Indah
36 Bab 36 : Saat Keajaiban Tak Lagi Imajinasi
37 Bab 37 : Saat Si Gadis Beracun Meramu Keahliannya
38 Bab 38 : Dua Gadis, Satu Ledakan
39 Bab 39 : Di Depan Mataku Keajaiban Bangkit
40 Bab 40 : Tangan Tak Dikenali Tapi Hati Merasa
41 Bab 41 : Kami Hanya Pion dalam Perintah yang Gila
42 Bab 42 : Takdir Menertawakanku di Ujung Jalan
43 Bab 43 : Mereka yang Menunggu Keajaiban dalam Dunia yang Tak Peduli, Dia Menjaga
44 Bab 44 : Saat Hutan Menyanyi
45 Bab 45 : Keajaiban yang Bersembunyi di Mata yang Salah
46 Bab 46 : Ketika Malam Berbisik Nama Pemiliknya
47 Bab 47 : Di Antara Pepohonan, Seseorang yang Dirindukan Menunggu
48 Bab 48 : Saat Kau Terpikat pada Kegelapan
49 Bab 49 : Sebuah Kabar yang Menghentikan Waktu
50 Bab 50 : Bayangan di Balik Tirai Kekacauan
51 Bab 51 : Jika Aku Bersalah, Dimana Buktinya?
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Bab 1 : Hujan yang Menghapus, Air yang Mendekap
2
Bab 2 : Kisah yang Usai, Mimpi yang Dimulai
3
Bab 3 : Retakan Ruang, Cahaya Menyelinap
4
Bab 4 : Jiwaku Bernyanyi di Ragamu
5
Bab 5 : Asing di Dunia yang Terbiasa
6
Bab 6 : Gadis yang Tak Punya Nama di Hati Mereka
7
Bab 7 : Seperti Terbangun dalam Mimpi yang Lain
8
Bab 8 : Di Antara Kita Hanya Jarak
9
Bab 9 : Negeri yang Kini Berbisik Namaku
10
Bab 10 : Persimpangan Antara Dulu dan Selamanya
11
Bab 11 : Jika Aku Bukan Nyata, Mengapa Harus Gemetar?
12
Bab 12 : Skenario Kusut, Aktor yang Berisik
13
Bab 13 : Takdir Menyisihkanmu untuk Menempatkanku
14
Bab 14 : Kita yang Pernah, Kini Hanya Ingatan
15
Bab 15 : Bunga Mawar itu Mulai Tumbuh di Tempat Baru
16
Bab 16 : Dia, Detik yang Tak Ingin Kulewati
17
Bab 17 : Racun yang Mengalir Berusaha Menjadi Obat
18
Bab 18 : Kau yang Hilang di Antara Kebohongan
19
Bab 19 : Cinta dalam Diam yang Tak Ku Mengerti
20
Bab 20 : Dunia Tak Ramah, Jadi Aku Tak Perlu Bersikap Lembut
21
Bab 21 : Ketika Duri Mengancam, Aku yang Akan Berdarah
22
Bab 22 : Biarkan Benci Bersarang di Dadaku
23
Bab 23 : Agar Seperti Kau, Tapi Masih Aku
24
Bab 24 : Ketika Aku Bukan Aku, Ketika Aku Bukan Kamu
25
Bab 25 : Mengenang Makna di Setiap Lapisan Memori
26
Bab 26 : Di Persimpangan Gelap dan Terang
27
Bab 27 : Beban Manis yang Tak Ingin Ku Tinggalkan
28
Bab 28 : Batas yang Ku Injak dengan Kesalahpahaman
29
Bab 29 : Dia yang Dekat di Mata dan Duri di Hati
30
Bab 30 : Saat Mereka Mengambilku dari Dunia yang Gelap
31
Bab 31 : Bayangan yang Menyertai Cahaya
32
Bab 32 : Lagu Pertama yang Kau Nyanyikan Untukku
33
Bab 33 : Saat Sang Pengganti Menatap Sang Sejati
34
Bab 34 : Benci yang Menjadi Nafas
35
Bab 35 : Dosa yang Berjalan dengan Gaun Indah
36
Bab 36 : Saat Keajaiban Tak Lagi Imajinasi
37
Bab 37 : Saat Si Gadis Beracun Meramu Keahliannya
38
Bab 38 : Dua Gadis, Satu Ledakan
39
Bab 39 : Di Depan Mataku Keajaiban Bangkit
40
Bab 40 : Tangan Tak Dikenali Tapi Hati Merasa
41
Bab 41 : Kami Hanya Pion dalam Perintah yang Gila
42
Bab 42 : Takdir Menertawakanku di Ujung Jalan
43
Bab 43 : Mereka yang Menunggu Keajaiban dalam Dunia yang Tak Peduli, Dia Menjaga
44
Bab 44 : Saat Hutan Menyanyi
45
Bab 45 : Keajaiban yang Bersembunyi di Mata yang Salah
46
Bab 46 : Ketika Malam Berbisik Nama Pemiliknya
47
Bab 47 : Di Antara Pepohonan, Seseorang yang Dirindukan Menunggu
48
Bab 48 : Saat Kau Terpikat pada Kegelapan
49
Bab 49 : Sebuah Kabar yang Menghentikan Waktu
50
Bab 50 : Bayangan di Balik Tirai Kekacauan
51
Bab 51 : Jika Aku Bersalah, Dimana Buktinya?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!