Bab 2 : Kisah yang Usai, Mimpi yang Dimulai

"Tolong! Tolong!" Teriakku tanpa henti. Aku berpikir keras bagaimana cara menyelamatkannya. Mengapa gadis kecil ini hanyut terbawa arus? Aku memutar otak berkali-kali sementara dia semakin menjauh dariku. Aku terus berlari di pinggir sungai.

Lalu aku langsung melompat ke sungai, meraihnya dan memeluknya dengan erat. Gadis ini memiliki rambut yang bewarna merah, merah tua seperti warna senja. Warna rambut yang sangat jarang dan tak pernah ku temui secara langsung selama ini. Dia sangat cantik. Pupil matanya berwarna hijau seperti batu emerald. Dia memelukku erat sambil menangis. Aku berusaha memastikan kepala gadis kecil itu tetap berada di atas air, dia tak boleh kehabisan napas. Kami terus terbawa arus dan berteriak meminta tolong berulang kali. Sampai akhirnya beberapa orang berlari ke dekat sungai dan berusaha menolong kami. Mereka berjejer di sepanjang aliran sungai, berlari-lari mengikuti arah arus yang membawa kami. Sampai akhirnya mereka melempar tali ke arah kami yang berhasil ku pegang. Mereka beramai-ramai menarik kami ke tepian. Aku pastikan gadis itu selamat. Aku pastikan itu. Dia hanya gadis kecil, masa depannya masih panjang, kami akan selamat dari ini. Hingga akhirnya kami benar-benar berhasil ditarik warga naik ke daratan. Gadis kecil itu langsung ku serahkan kepada warga terlebih dahulu. Beberapa warga juga dengan panik dan cekatan mencoba memegangiku untuk mengangkatku dari sungai. Aku sungguh kelelahan. Jari-jemariku bahkan sudah tak sanggup berpegangan.

Hingga akhirnya, "Byur."  Lagi. Aku kembali terjatuh ke sungai. Aku lelah sekali. Dengan segala sisa tenaga yang ku miliki, aku berusaha memastikan jika aku tak tenggelam namun tak berhasil. Teriakan para warga yang berada di pinggir sungai langsung menggema kemana-mana hingga perlahan menjadi sayup-sayup di telingaku. Aku pasrah. Aku tak sedih sama sekali, akhirnya aku terbebas dari neraka ini. Suara tangisan lalu terdengar, suara seorang gadis kecil yang menangis, suara gadis itu. Aku tak tahu berapa lama aku terombang-ambing terbawa arus sungai, namun lambat laun suara gadis itu semakin nyaring. Tangisan yang sangat menyayat hati, kesedihan yang menyakitkan. Aku ingin memeluknya dengan erat dan memberitahunya agar ia berhenti menangis. Aku sama sekali tak menyesal. Suara tangisan itu semakin nyaring hingga aku seperti tahu darimana asalnya, seperti dari dalam diriku sendiri. Dia pantas untuk hidup. Aku yakin hidupnya lebih baik dariku dan dia harus hidup. Perlahan aku mulai mati rasa dan gelap.

Aku pasrah, tanganku lelah dan tubuhku berat. Air masuk dari mata, hidung, telinga, dan mulutku. Aku bisa melihat helaian rambut hitamku bergerak kesana kemari terbawa arus yang menenggelamkan tubuhku. Aku tak punya tenaga lagi. Sejujurnya aku ingin ada keajaiban yang datang padaku di saat seperti ini. Namun aku tahu itu mustahil. Takut akan kematian? Ku rasa tidak. Walau harus ku akui aku sangat merasa ngeri. Namun tak ada yang benar-benar mencintaiku dan milikku seutuhnya selain kengerian itu. Apakah aku akan ditelan kengerian dengan simfoni berupa tangisan gadis kecil yang sangat menyayat hati itu? Entahlah! Aku memejamkan mataku. Aku harap kehidupan setelah kematian tak membuatku menderita lagi.

Tiba-tiba kepalaku terasa berat. Aku tak mati ternyata. Perlahan-lahan aku bisa merasakan semua inderaku berfungsi lagi. Atau apakah ini adalah kehidupan setelah kematianku? Aku mencoba membuka mataku perlahan. Atau apakah ini mimpi? Saat aku membuka mata,seketika silau karena banyaknya cahaya yang masuk, rasanya seperti sudah tak membuka mata sekian lama. Siluet beberapa orang langsung nampak di hadapanku, mereka terlihat kabur dan seketika berteriak mengatakan jika aku sudah sadar. Perlahan namun pasti penglihatanku semakin jelas dan aku bisa melihat sosok mereka. Aku terbaring di atas kasur yang sangat lembut dan hangat, di tengah ruangan yang asing. Ini bukan rumahku atau kamar kostku, apalagi rumah sakit. Tempat ini sangat asing. Seperti kembali ke zaman kerajaan. Ada jendela yang terletak di samping kiri dan pintu yang terletak di samping kananku. Ruangan ini seperti bangunan zaman dulu, temboknya terbuat dari bebatuan yang ditata dengan sangat indah. Seperti pada abad pertengahan. Bentuk ruangan ini melingkar, bukan persegi seperti bangunan kebanyakan yang selama ini ku lihat. Temboknya tersusun dari batuan putih pucat yang bahkan tak ku ketahui namanya.

Aku berusaha duduk dengan bersusah payah. Orang-orang yang ada di hadapanku begitu asing. Ada tiga orang, seorang pria dan wanita berusia lima puluhan dan seorang nenek-nenek yang sudah bungkuk. Ku rasa pria dan wanita itu adalah pasangan kekasih atau suami istri. Mereka memakai kalung dengan Batu Delima di leher mereka, mereka menangis dan langsung memelukku erat. Sementara si nenek hanya diam dan memandangku. Mereka orang asing. Aku tak pernah mengenal mereka sama sekali. Pakaian yang mereka gunakan, itu bukan pakaian modern yang biasa ku lihat sebelumnya. Si wanita memakai gaun panjang berwarna merah kehitaman, si pria menggunakan setelan ala negeri dongeng dengan warna serupa. Yang biasa ku lihat di film fantasi. Mereka berpakaian dengan sangat indah dan menawan. Sementara si nenek menggunakan jubah. Ada Batu Delima juga di tusuk konde yang nenek itu pakai. Aku hanya diam mematung ketika mereka memelukku. Mereka menangis begitu kencang. Ku rasa mereka bukan orang jahat. Aku tak tahu bagaimana aku bisa mengetahuinya namun hatiku yakin sekali.

Lalu mereka berhenti memelukku, mereka masih menangis, mereka seakan-akan meneliti wajahku, memastikan jika aku benar-benar sadar. Aku tak tahu harus bagaimana. Apakah aku berada di dunia lain atau aku hanya sedang dijebak oleh suatu program televisi khusus acara mengerjai dan lelucon.

"Yrina akhirnya kau sudah sadar." Ucap si perempuan. "Ibu sangat merindukanmu." Ucap wanita itu lagi sebelum kembali memelukku.

Aku hanya menganga. Siapa Yrina? Itu bukan namaku. Hingga aku menengok ke samping kiriku dan menemukan cermin yang berada di sana. Pantulan bayangan di cermin itu adalah bayangan mereka yang sedang menangis dan memeluk seorang gadis dengan sangat erat, dan gadis itu bukan aku! Itu bukan wajahku! Aku tak terlihat seperti itu sama sekali. Baik dari fitur wajah, warna rambut, warna mata, dan warna kulit, sama sekali tak mirip denganku. Namun bayangan itu berkedip saat aku mengedipkan mataku, bahkan mulutnya juga menganga seperti yang ku lakukan, meniru semua yang ku lakukan dengan sangat persis. Jika itu benar aku? Mengapa aku terlihat seperti ini? Tubuh siapa ini? Aku masuk ke dalam tubuh siapa? Bagaimana bisa aku ada di sini dan terlihat seperti ini padahal tadinya aku sedang tenggelam dan hampir mati? Aku lalu oleng dan kembali kehilangan kesadaranku di detik selanjutnya.

Terpopuler

Comments

Celeste Banegas

Celeste Banegas

Aku tidak bisa tidur sebelum membaca kelanjutannya, jadi cepat update ya thor! 😴

2025-02-27

1

Retno Isma

Retno Isma

☕☕☕

2025-03-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Hujan yang Menghapus, Air yang Mendekap
2 Bab 2 : Kisah yang Usai, Mimpi yang Dimulai
3 Bab 3 : Retakan Ruang, Cahaya Menyelinap
4 Bab 4 : Jiwaku Bernyanyi di Ragamu
5 Bab 5 : Asing di Dunia yang Terbiasa
6 Bab 6 : Gadis yang Tak Punya Nama di Hati Mereka
7 Bab 7 : Seperti Terbangun dalam Mimpi yang Lain
8 Bab 8 : Di Antara Kita Hanya Jarak
9 Bab 9 : Negeri yang Kini Berbisik Namaku
10 Bab 10 : Persimpangan Antara Dulu dan Selamanya
11 Bab 11 : Jika Aku Bukan Nyata, Mengapa Harus Gemetar?
12 Bab 12 : Skenario Kusut, Aktor yang Berisik
13 Bab 13 : Takdir Menyisihkanmu untuk Menempatkanku
14 Bab 14 : Kita yang Pernah, Kini Hanya Ingatan
15 Bab 15 : Bunga Mawar itu Mulai Tumbuh di Tempat Baru
16 Bab 16 : Dia, Detik yang Tak Ingin Kulewati
17 Bab 17 : Racun yang Mengalir Berusaha Menjadi Obat
18 Bab 18 : Kau yang Hilang di Antara Kebohongan
19 Bab 19 : Cinta dalam Diam yang Tak Ku Mengerti
20 Bab 20 : Dunia Tak Ramah, Jadi Aku Tak Perlu Bersikap Lembut
21 Bab 21 : Ketika Duri Mengancam, Aku yang Akan Berdarah
22 Bab 22 : Biarkan Benci Bersarang di Dadaku
23 Bab 23 : Agar Seperti Kau, Tapi Masih Aku
24 Bab 24 : Ketika Aku Bukan Aku, Ketika Aku Bukan Kamu
25 Bab 25 : Mengenang Makna di Setiap Lapisan Memori
26 Bab 26 : Di Persimpangan Gelap dan Terang
27 Bab 27 : Beban Manis yang Tak Ingin Ku Tinggalkan
28 Bab 28 : Batas yang Ku Injak dengan Kesalahpahaman
29 Bab 29 : Dia yang Dekat di Mata dan Duri di Hati
30 Bab 30 : Saat Mereka Mengambilku dari Dunia yang Gelap
31 Bab 31 : Bayangan yang Menyertai Cahaya
32 Bab 32 : Lagu Pertama yang Kau Nyanyikan Untukku
33 Bab 33 : Saat Sang Pengganti Menatap Sang Sejati
34 Bab 34 : Benci yang Menjadi Nafas
35 Bab 35 : Dosa yang Berjalan dengan Gaun Indah
36 Bab 36 : Saat Keajaiban Tak Lagi Imajinasi
37 Bab 37 : Saat Si Gadis Beracun Meramu Keahliannya
38 Bab 38 : Dua Gadis, Satu Ledakan
39 Bab 39 : Di Depan Mataku Keajaiban Bangkit
40 Bab 40 : Tangan Tak Dikenali Tapi Hati Merasa
41 Bab 41 : Kami Hanya Pion dalam Perintah yang Gila
42 Bab 42 : Takdir Menertawakanku di Ujung Jalan
43 Bab 43 : Mereka yang Menunggu Keajaiban dalam Dunia yang Tak Peduli, Dia Menjaga
44 Bab 44 : Saat Hutan Menyanyi
45 Bab 45 : Keajaiban yang Bersembunyi di Mata yang Salah
46 Bab 46 : Ketika Malam Berbisik Nama Pemiliknya
47 Bab 47 : Di Antara Pepohonan, Seseorang yang Dirindukan Menunggu
48 Bab 48 : Saat Kau Terpikat pada Kegelapan
49 Bab 49 : Sebuah Kabar yang Menghentikan Waktu
50 Bab 50 : Bayangan di Balik Tirai Kekacauan
51 Bab 51 : Jika Aku Bersalah, Dimana Buktinya?
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Bab 1 : Hujan yang Menghapus, Air yang Mendekap
2
Bab 2 : Kisah yang Usai, Mimpi yang Dimulai
3
Bab 3 : Retakan Ruang, Cahaya Menyelinap
4
Bab 4 : Jiwaku Bernyanyi di Ragamu
5
Bab 5 : Asing di Dunia yang Terbiasa
6
Bab 6 : Gadis yang Tak Punya Nama di Hati Mereka
7
Bab 7 : Seperti Terbangun dalam Mimpi yang Lain
8
Bab 8 : Di Antara Kita Hanya Jarak
9
Bab 9 : Negeri yang Kini Berbisik Namaku
10
Bab 10 : Persimpangan Antara Dulu dan Selamanya
11
Bab 11 : Jika Aku Bukan Nyata, Mengapa Harus Gemetar?
12
Bab 12 : Skenario Kusut, Aktor yang Berisik
13
Bab 13 : Takdir Menyisihkanmu untuk Menempatkanku
14
Bab 14 : Kita yang Pernah, Kini Hanya Ingatan
15
Bab 15 : Bunga Mawar itu Mulai Tumbuh di Tempat Baru
16
Bab 16 : Dia, Detik yang Tak Ingin Kulewati
17
Bab 17 : Racun yang Mengalir Berusaha Menjadi Obat
18
Bab 18 : Kau yang Hilang di Antara Kebohongan
19
Bab 19 : Cinta dalam Diam yang Tak Ku Mengerti
20
Bab 20 : Dunia Tak Ramah, Jadi Aku Tak Perlu Bersikap Lembut
21
Bab 21 : Ketika Duri Mengancam, Aku yang Akan Berdarah
22
Bab 22 : Biarkan Benci Bersarang di Dadaku
23
Bab 23 : Agar Seperti Kau, Tapi Masih Aku
24
Bab 24 : Ketika Aku Bukan Aku, Ketika Aku Bukan Kamu
25
Bab 25 : Mengenang Makna di Setiap Lapisan Memori
26
Bab 26 : Di Persimpangan Gelap dan Terang
27
Bab 27 : Beban Manis yang Tak Ingin Ku Tinggalkan
28
Bab 28 : Batas yang Ku Injak dengan Kesalahpahaman
29
Bab 29 : Dia yang Dekat di Mata dan Duri di Hati
30
Bab 30 : Saat Mereka Mengambilku dari Dunia yang Gelap
31
Bab 31 : Bayangan yang Menyertai Cahaya
32
Bab 32 : Lagu Pertama yang Kau Nyanyikan Untukku
33
Bab 33 : Saat Sang Pengganti Menatap Sang Sejati
34
Bab 34 : Benci yang Menjadi Nafas
35
Bab 35 : Dosa yang Berjalan dengan Gaun Indah
36
Bab 36 : Saat Keajaiban Tak Lagi Imajinasi
37
Bab 37 : Saat Si Gadis Beracun Meramu Keahliannya
38
Bab 38 : Dua Gadis, Satu Ledakan
39
Bab 39 : Di Depan Mataku Keajaiban Bangkit
40
Bab 40 : Tangan Tak Dikenali Tapi Hati Merasa
41
Bab 41 : Kami Hanya Pion dalam Perintah yang Gila
42
Bab 42 : Takdir Menertawakanku di Ujung Jalan
43
Bab 43 : Mereka yang Menunggu Keajaiban dalam Dunia yang Tak Peduli, Dia Menjaga
44
Bab 44 : Saat Hutan Menyanyi
45
Bab 45 : Keajaiban yang Bersembunyi di Mata yang Salah
46
Bab 46 : Ketika Malam Berbisik Nama Pemiliknya
47
Bab 47 : Di Antara Pepohonan, Seseorang yang Dirindukan Menunggu
48
Bab 48 : Saat Kau Terpikat pada Kegelapan
49
Bab 49 : Sebuah Kabar yang Menghentikan Waktu
50
Bab 50 : Bayangan di Balik Tirai Kekacauan
51
Bab 51 : Jika Aku Bersalah, Dimana Buktinya?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!