Siapa?

Yeong tampak bolak-balik dan memperhatikan makanan serta hiasan kecil di kediaman. Dia ingin memberikan penyambutan untuk kedatangan suaminya.

Suaminya yang merupakan seorang jenderal tak jarang keluar untuk berperang atau pun memeriksa wilayah kerajaan ataupun perbatasan . Menjadi seorang istri jenderal yang disegani di sebuah kerajaan, tidak menjadikan Yeong sombong ataupun semena-mena. Dia adalah seorang wanita yang lemah lembut dan baik serta memiliki wawasan yang luas.

"Apa ini sudah nyonya?" Tanya salah seorang pelayan.

Yeong mencoba makanan yang ada di sendok itu. "Ya, ini sudah cukup. Enak sekali." Ucap Yeong.

"Kau bisa sajikan."

"Baik nyonya."

"Semuanya tampak bagus... Aku akan memeriksa Yong Zheng dulu." Yeong bergegas menuju putra sulungnya, karena dia ingin melihat keadaan putranya itu, apakah sudah minum obat atau belum.

"Yong Zheng....." Baru saja Yeong masuk, terlihat putranya duduk di melihat pesona malam dari jendela.

"Putraku, kau sudah makan? Maaf ya, ibu sedang memeriksa semuanya."

"Tidak apa Bu. Aku sudah makan dan minum obat, tapi bisakah ibu katakan pada nenek agar tidak memberikan ku obat lain? Aku tidak suka Bu." Jelas Yong Zheng.

"Ibu akan katakan nanti." Ucap Yeong.

"Kau menunggu ayah?"

"Tidak juga. Aku hanya belum mengantuk." Balas Yong Zheng, Yeong tersenyum tipis mendengarnya.

"Ikut dengan ibu? Kita tunggu ayahmu di gerbang?" Yong Zheng menoleh pada ibunya.

"Ibu yakin?"

"Kenapa bertanya begitu?"

"Ya, karena biasanya Qian akan selalu berbuat ulah dan berakhir ayah tidak menatap padaku." Ada gurat sendu di wajah putranya, tapi itu tidak bertahan lama.

"Lagipula Bu, aku tidak masalah. Aku sudah biasa, ayah akan melihat ku setelah Qian tertidur."

"Bukan begitu putraku...."

"Lalu bagaimana Bu? Lagipula, aku hanya membuat malu dengan kecacatan ku. Bahkan Nenek pun terus menerus memberikan ku obat, dan dia tidak meminta ku untuk keluar. Kenapa? Tentu saja aku membuat malu!"

"Jangan bicara begitu... Jangan, kau tau kau bisa sembuh nak. Itu hanya butuh waktu, ayahmu mengusahakan untuk pengobatan mu. Jangan berpikir begitu. Kami berdua menyayangi mu, begitu juga pada adikmu, jadi jangan berpikir seperti itu lagi. Kalau kau tidak mau menyambut kedatangan ayah mu, tidak apa. Tapi berkumpul di meja makan, mau kan? Kita makan lagi, kali ini bersama."

"Ibu duluan saja, sebaiknya urus Qian dulu karena kalau tidak....."

"Ibu!" Suara manis terdengar mendekat. Benar saja, Qian datang dengan gaun cantiknya yang bewarna hijau.

"Qian!" Yong Zheng hanya mendengus melihat kehadiran adiknya itu. Pasti akan ada drama lagi, begitulah yang biasanya terjadi.

"Ibu, apa aku cantik? Gaun ku bagus tidak?" Tanya Qian dengan memutar tubuhnya.

"Kau sudah sembuh putriku?"

"Iya! Aku sudah baik. Apa aku cantik Bu?"

"Iya, putri ibu cantik. Cantik sekali."

"Ibu juga cantik.... Kakak! Kenapa kakak belum bersiap juga?" Yong Zheng mengalihkan pandangannya menuju adiknya itu.

"Bersiap untuk apa?"

"Tentu saja penyambutan ayah! Kakak harus bersiap kan? Kenapa belum juga?"

"Kau saja, aku tidak......"

"Hei apa yang kau lakukan!"

"Kita keluar, karena sepertinya kakak tidak mau ganti baju dan kakak juga terlihat tampan. Jadi, tidak masalah kan?" Qian mencobanya mendorong kursi roda itu.

'Astaga! Ini berat sekali!' tubuh kecil itu tentu saja tidak bisa membuat kursi roda itu bergerak.

"Qian....." Panggil Yeong pada putrinya.

"Aku akan.... Ughhh..... Aku....." Yong Zheng menoleh, terlihat wajah adiknya memerah. Dia mendorong kursi roda nya dengan bantuan tangan nya yang membuat Qian tersenyum lebar.

"Yah! Aku bisa mendorong nya! Ibu lihat kan Bu?" Yeong ingin memberitahu, tapi dia berpikir.... Dia melihat pemandangan ini, bukankah ini bagus?

'Qian dan Yong Zheng terlihat lebih dekat.'

"Biar ibu bantu juga. Kita keluar bersama-sama benar kan Yong Zheng?"

"Hmmmm." Balas Yong Zheng, entah mengapa dia menurut.

Diantara indahnya langit malam. Terdengar suara derap langkah kaki kuda. Beberapa cahaya penerangan memperlihatkan sosok yang gagah diatas kuda nya, lengkap dengan baju zirah nya.

"Selamat datang jenderal Jun Hui."

"Putraku!"

"Ibu!"

"Akhirnya kau kembali."

"Bagaimana kabar ibu?" Pria berbaju besi itu langsung turun dari kudanya dan memberikan salam hormat pada ibunya.

Sedangkan di sisi lain, tirai penutup itu tersibak kecil untuk melihat pemandangan yang ada di depan. "Aku tidak melihat dengan jelas." Ucapnya.

"Ya, mau dikatakan baik tidak bisa. Dikatakan buruk juga tidak." Jawab nya membuat Jun Hui bingung.

"Maksud ibu? Apa semuanya baik? Dan dimana Yeong....."

"Istrimu itu? Entah kemana dia, dia membuat kepalaku pusing. Kau tau, Qian jatuh sakit dan....."

"Ayah!" Pandangan Jun Hui langsung beralih pada sosok cantik yang berlari menuju dirinya. Dengan gaun hijau di tubuhnya dan riasan rambut yang senada membuat penampilannya sangat cantik.

"Ayah!"

"Qian!" Jun Hui langsung meraih putrinya dan memeluk tubuh kecil itu.

"Ayah, selamat datang!"

"Putriku, ayah merindukan mu."

"Aku juga, bahkan ayah dan kakak juga!" Ucap Qian sembari tangannya menunjuk ke arah ibu dan kakak nya. Mata wanita tua itu jadi membesar melihat kedatangan mereka.

"Suamiku, selamat datang....."

"Kau menghias rumah?" Yeong mengangguk.

"Kau suka?"

"Ya, sangat indah."

"Ayah, kakak terlihat tampan kan?" Sontak Jun Hui kembali melihat ke arah putranya.

"Yong Zheng, putraku. Bagaimana kabar mu nak?" Pertanyaan itu membuat Yong Zheng merasakan hangat di hatinya. Dan juga, membuat senyuman di wajahnya.

"Aku baik ayah."

"Ayah senang kau ikut menyambut kedatangan ayah." Jun Hui menepuk pundak putranya dan Qian terlihat senang dengan itu. Yong Zheng melihat ekspresi adiknya, tidak ada raut ketidaksukaan disana.

"Kalau begitu ayo kita masuk. Udara malam tidak baik untuk kesehatan." Nenek tampaknya tidak suka melihat tawa Yeong dan interaksi dengan putranya.

"Sebentar Bu.... Aku ingin menyampaikan sesuatu."

"Apa itu?"

"Keluarlah!" Tatapan semuanya beralih pada kereta kuda yang maju dan terhenti di depan mereka semua.

'Wanita itu.....' ucap Qian yang tidak mengalihkan pandangannya dari sepasang kaki yang menapak turun.

Terlihat seorang wanita cantik dengan hiasan rambut sederhana, dan di gendongan nya terlihat seorang anak perempuan yang tampaknya tidak jauh berbeda dengan usia Qian.

"Dia fang Yin. Ayahnya mengobati ku ketika dalam misi kerajaan."

"Lalu? Dimana keluarganya?" Tanya Yeong.

"Sudah tiada, musuh membakar rumahnya dan membuat ayahnya tiada. Dia tidak punya siapapun lagi. Aku membawa nya kesini." Jelas Jun Hui.

"Salam....." Ucap nya.

"Dia berasal dari suku Fan?" Tanya nenek.

"Iya, aku berasal dari sana."

"Lalu? Apa itu putrimu?"

"Iya, ini putriku." Ucapnya sembari mengelus rambut anak perempuan yang ada di gendongan nya.

"Jadi ibu, dan Yeong..... Fang Yin akan tinggal disini dulu."

"Tidak masalah, benar kan Yeong? Dia dan keluarga nya telah menyelamatkan suami mu."

"Tentu saja ibu."

"Terimakasih."

"Lalu dimana suaminya ayah? Atau ayah putrinya itu? Kenapa dia tidak bersama dengan mereka?" Pertanyaan itu keluar dari bibir Qian yang membuat semuanya terkejut.

Bersambung.........

Terpopuler

Comments

Verlit Ivana

Verlit Ivana

Hart warming banget bayanginnya. Suka bacanya akuuu. /Smile/

2025-04-11

1

Abz

Abz

yang bnyak thor up nya

2025-02-28

2

Verlit Ivana

Verlit Ivana

-nya digabung aja kak.
kudanya.
zirahnya.

2025-04-11

1

lihat semua
Episodes
1 Kesempatan!
2 Obat Manis
3 Pelukan Hangat
4 Sebentar lagi....
5 Siapa?
6 Perdebatan kecil
7 Ledakan Pertama
8 Tantangan dan Tuduhan
9 Terungkap
10 Persiapan
11 Saling Merancang
12 Mulai Siaga
13 Pencerahan
14 Bertaruh
15 Berhasil
16 Rencana VS Rencana
17 Bukan Sembarang Sakit
18 Yang Terjadi
19 Panik!
20 Salah Orang
21 Kamuflase
22 Tingkah Qian
23 Rahasia
24 Jawaban
25 Pagi Tak Terduga
26 Pengakuan!
27 Akhir dan Mulai
28 Siluman pendek
29 Taring
30 Kerajaan Xang
31 Buah Bibir
32 Tidak ada Artinya
33 Dia!
34 Kejutan untuk Ayah!
35 Salah Tempat
36 Pura-pura
37 Merah Sekali
38 Harapan dan Penantian
39 Menemukan jawaban
40 Kecemasan akan masa depan
41 Ajang Tahunan
42 Tingkah Qian
43 Penyambutan ala Qian
44 Pembalasan
45 Bertanding
46 Keputusan!
47 Gerbang tanpa pintu
48 Aturan yang paling penting!
49 Hari Pertama
50 Ramuan!
51 Serangan!
52 Tantangan!
53 Temukan dan kumpulkan
54 Masalah di tangan Qian
55 Semakin Sulit
56 Tidak pernah Jera!
57 Penguntit
58 Mendekat, menjauh dan Berhasil!
59 Bayangan
60 Diantara Gelapnya Malam
61 Licik dilawan Trik
62 Kepercayaan dan Konsekuensi
63 Dewi Alam
64 Bak Malaikat
65 Sebagian Masa lalu
66 Diantara Pilihan
67 Penyambutan
68 Kabar Baik
69 Mampirlah!
70 Mata Panah
71 Iringan Pangeran
72 Waktunya Berangkat!
73 Berburu!
74 Jebakan
75 Trik
76 Perkenalan
77 Seleksi Militer
78 Pendaftaran
79 Barak
80 Tidak ada waktu!
81 Obor Perkenalan
82 Tes pertama
83 Tidak ada dalam Aturan
84 Kertas pertemuan
85 Latihan atau Tarian?
86 Dia!
87 Perdebatan
88 Memeriksa
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Kesempatan!
2
Obat Manis
3
Pelukan Hangat
4
Sebentar lagi....
5
Siapa?
6
Perdebatan kecil
7
Ledakan Pertama
8
Tantangan dan Tuduhan
9
Terungkap
10
Persiapan
11
Saling Merancang
12
Mulai Siaga
13
Pencerahan
14
Bertaruh
15
Berhasil
16
Rencana VS Rencana
17
Bukan Sembarang Sakit
18
Yang Terjadi
19
Panik!
20
Salah Orang
21
Kamuflase
22
Tingkah Qian
23
Rahasia
24
Jawaban
25
Pagi Tak Terduga
26
Pengakuan!
27
Akhir dan Mulai
28
Siluman pendek
29
Taring
30
Kerajaan Xang
31
Buah Bibir
32
Tidak ada Artinya
33
Dia!
34
Kejutan untuk Ayah!
35
Salah Tempat
36
Pura-pura
37
Merah Sekali
38
Harapan dan Penantian
39
Menemukan jawaban
40
Kecemasan akan masa depan
41
Ajang Tahunan
42
Tingkah Qian
43
Penyambutan ala Qian
44
Pembalasan
45
Bertanding
46
Keputusan!
47
Gerbang tanpa pintu
48
Aturan yang paling penting!
49
Hari Pertama
50
Ramuan!
51
Serangan!
52
Tantangan!
53
Temukan dan kumpulkan
54
Masalah di tangan Qian
55
Semakin Sulit
56
Tidak pernah Jera!
57
Penguntit
58
Mendekat, menjauh dan Berhasil!
59
Bayangan
60
Diantara Gelapnya Malam
61
Licik dilawan Trik
62
Kepercayaan dan Konsekuensi
63
Dewi Alam
64
Bak Malaikat
65
Sebagian Masa lalu
66
Diantara Pilihan
67
Penyambutan
68
Kabar Baik
69
Mampirlah!
70
Mata Panah
71
Iringan Pangeran
72
Waktunya Berangkat!
73
Berburu!
74
Jebakan
75
Trik
76
Perkenalan
77
Seleksi Militer
78
Pendaftaran
79
Barak
80
Tidak ada waktu!
81
Obor Perkenalan
82
Tes pertama
83
Tidak ada dalam Aturan
84
Kertas pertemuan
85
Latihan atau Tarian?
86
Dia!
87
Perdebatan
88
Memeriksa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!