Tantangan dan Tuduhan

Suhu udara yang begitu sejuk dan segar langsung menerpa tubuh mungil itu. Matanya mulai terbuka, dan senyum kecil di bibirnya terbentuk.

Qian meregangkan tubuh kecil nya dan baru saja dia bangun. Seorang pelayan langsung menyambut pagi nya. "Selamat pagi nona Qian." Sapa nya dengan ramah.

Qian menanggapi nya dengan tersenyum. Pelayan begitu sigap melayani Qian. Terlihat aroma berupa dupa yang menenangkan langsung tercium.

"Nona Qian, mari mandi." Ucap pelayan.

'Apa? Mandi? Aku dimandikan? Yang benar saja..... Tubuhku ini....." Entah mengapa Qian merasa malu sendiri, meksipun dia sudah mengalami hal ini, tapi tetap saja rasanya aneh kan.

"Nona Qian...." Sapa pelayan kembali.

"Iya bibi pelayan."

"Mari Nona, kita mandi."

"Aku bisa sendiri bibi pelayan." Ucapan Qian membuat pelayanannya bingung.

"Nona Qian bilang apa? Maksudnya bagaimana?"

"Aku bisa mandi sendiri bibi pelayan. Bibi siapkan air dan sabun nya saja." Jelas Qian.

"Nona Qian, itu adalah hal biasa kan. Atau bibi melakukan kesalahan ya?"

Qian langsung menggeleng cepat. "Tidak bibi, bibi tidak buat kesalahan."

'Aishhh, kalau aku berdebat pun membuang waktu. Jadi ikut saja, karena aku harus mengurus kedua benalu itu.'

"Baiklah bi." Pelayan itu tersenyum dan menggendong Qian menuju ruang mandi.

********************

Yeong yang sedang membawakan teh untuk suaminya melihat Fang Yin di depan kediaman dirinya dan suaminya. "Fang Yin, apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Yeong.

"Selamat pagi nyonya. Aku kesini untuk....."

"Istriku, mana teh....." Jun Hui yang membuka pintu langsung melihat keberadaan istrinya dan juga Fang Yin.

"Kau, disini?" Fang Yin langsung memberikan salam.

"Selamat pagi Tuan Jun Hui. Aku kesini ingin memberikan ini." Ujarnya sembari mengulurkan mangkok yang berisi sup di tangannya.

"Sup?"

"Iya. Biasanya setiap pagi tuan Jun Hui memakannya."

"Kalau begitu sini....." Yeong ingin menerimanya, tapi Jun Hui menghentikan nya.

"Aku berterimakasih atas ini fang Yin. Tapi jika disini, aku tidak makan sendiri. Aku makan dengan keluarga dan anak-anak ku. Setiap pagi aku akan minum teh dulu. Jadi sup nya, bisa kau bawa nanti saja ketika sarapan pagi. Dan ya, kau tidak perlu repot-repot untuk itu." Meskipun ucapan Jun Hui halus, tapi tetap saja itu adalah penolakan.

"Suamiku, tidak baik menolak nya."

"Tidak apa nyonya. Aku yang salah, aku berpikir Tuan Jun Hui masih berada di tempat ku. Tidak apa, kalau begitu aku permisi." Belum banyak langkah yang diambilnya, pintu itu sudah tertutup. Fang Yin mencengkram semangkuk sup ditangan nya.

"Gagal! Si@l!" Ujarnya dengan kesal.

"Sepertinya aku harus mencari strategi yang tepat dulu."

***********************

"Wah, kau repot-repot sekali. Sup nya enak."

Senyum manis terbit di wajahnya. "Aku senang anda menyukainya. Sup ini adalah turun temurun dari keluarga ku."

"Sungguh? Aku merasa seperti berada di daerah mu."

"Apa pelayan disini jarang memasaknya?" Tanya fang Yin, ini adalah waktu yang tepat untuk mengulik infomasi.

"Bukan! Tapi menantu ku itu jarang memasak nya. Dia hanya bisa membuat kue dan teh saja. Makanan manis, kalaupun dia memasak rasanya tidak enak di lidahku! Tapi putraku itu tetap saja memujinya. Dia bilang enak sekali."

"Mungkin dia harus belajar darimu." Senyum fang Yin semakin lebar mendengar nya.

'Ternyata, wanita tua ini tidak menyukai menantu nya.'

"Tapi aku hanya wanita biasa. Tidak bisa disandingkan dengan nyonya Yeong."

"Kenapa tidak bisa? Kau cantik, tubuhmu juga masih bagus. Kau juga bisa memasak, itu adalah nilai plusnya. Kau tau, Yeong memberikan kesialan bagiku. Cucu pertama ku cacat, Dan cucu kedua ku itu, sering sakit. Dia tidak becus mengurus anak."

"Tapi aku lihat, tidak begitu."

"Matamu itu belum melihat semuanya. Sudah! Jangan bicarakan dia! Itu membuat suasana hatiku menjadi buruk!"

"Oh ya! Buatlah sup ini lagi, aku yakin putraku akan menyukainya. Dia punya istri, tapi hanya bisa makan masakan pelayan."

"Sungguh? Apa itu boleh?"

"Tentu saja! Aku nanti yang akan bicara."

*************************

Sarapan pagi akhirnya tiba. Semuanya duduk di tempat mereka. Pelayan mulai menyajikan makanan. Dan benar saja terlihat sup buatan fang Yin disana. "Sup?"

"Iya, ibu yang minta fang Yin memasak nya. Cuaca mulai dingin, makan sup sangat bagus. Dan terlebih untuk Yong Zheng, ini bagus untuk pengobatan nya."

"Dan lagipula putraku, kau juga sering memakannya ketika disana kan? Jadi tidak ada masalah. Rasanya enak dan gurih, Qian juga bisa memakan nya."

"Ibu....."

"Apa? Sudah, ayo makan!"

"Kenapa Yong Zheng? Habiskan makananmu."

"Sudah cukup nek, aku sudah kenyang. Aku tidak suka dengan sirip hiu nya."

"Tapi itu bagus untuk mu Yong Zheng."

"Aku tidak suka nek!"

"Jun Hui, lihatlah putramu itu. Dia selalu begitu."

"Sudah Bu. Tidak apa, jangan paksa dia. Lagipula Yong Zheng juga melakukan pengobatan."

"Katanya sudah kenyang, kenapa mengambil ayam kukus lagi?"

"Kakak belum dapat protein nya. Jadi makan lagi, dan ini kami makan berdua. Benarkan kak? Qian juga tidak suka dengan sirip hiu nya."

"Tapi sup buatan mu enak fang Yin." Puji Yeong.

"Tentu saja! Sedangkan kau tidak bisa kan? Kalau bisa belajarlah darinya."

"Ibu, sudah." Tegur Jun Hui.

"Selalu saja kau bela." Yeong hanya diam dan tersenyum tipis sembari menggenggam tangan suaminya dan menggeleng kecil.

"Nanti akan aku coba Bu."

"Nanti-nanti terus. Kapan?"

"Bu , istriku berusaha untuk itu."

"Kalau kau memang berusaha, baiklah! Makan malam nanti, buatlah tahu wengsi!" Nenek langsung pergi dan diikuti oleh fang Yin dan Jia.

"Ibu, ibu jangan khawatir." Ucap Qian sembari mengelus pipi ibunya.

"Tidak Qian."

"Qian bisa bantu. Kita buat tahu wengsi nya bersama ya?"

"Baiklah." Meksipun Yeong tidak yakin, tapi dia akan berusaha.

"Tidak usah pikirkan perkataan ibu istriku. Ibu memang begitu."

"Tidak apa ayah, aku dan ibu akan buktikan kalau ibu bisa memasak nya."

************************

"Ini pasti kamarnya."

"Wah! Besar sekali!" Mata Jia langsung berbinar-binar melihat keindahan kamar Qian. Dia masuk ketika Qian tidak ada.

"Lihatlah semua ini! Cantiknya! Aku mau ini!" Bak miliknya, Jia mengambil hiasan rambut bewarna merah muda.

"Apa yang kau lakukan?" Jia tersentak dan membuat kotak perhiasan Qian terjatuh.

"Tidak ada." Jawab nya.

"Kau mengambil sesuatu ya?"

"Tidak! Aku hanya salah kamar." Ucapnya mengelak.

"Lalu, apa yang ada di belakang mu?"

"Tidak ada, awas! Aku mau keluar!" Jia bergegas pergi tapi Qian menahan tangan nya.

"Lepaskan!"

"Tidak! Katakan apa yang kau ambil!"

"Aku bilang tidak ada! Lepas!" Keduanya saling tarik menarik hingga salah satunya terjatuh dan tak lama menangis.

"Putriku!"

"Qian?"

"Jia!"

"Ibu, sakit..... Dia mendorong ku!" Ucap Jia sambil menunjuk Qian.

"Qian, kenapa kau nakal sekali?" ujar Nenek.

"Bu, tidak mungkin Qian mendorong nya."

"Apa? masih bela juga?"

"Qian, katakan sesuatu nak."

"Ibu, dia mendorong ku ketika aku ingin bermain dengan nya. Dia bilang aku anak pelayan." ucap Jia semakin menjadi-jadi.

"Astaga Qian.... Panggil Jun Hui!"

'Kau ingin menjebak ku ya? Baiklah, dasar pencuri.'

Bersambung.......

Sambil ngabuburit, jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak. Supaya author update lagi, terimakasih banyak 🥰🙏

Terpopuler

Comments

Ajusani Dei Yanti

Ajusani Dei Yanti

lanjut thorrrr kuh semangat berkarya sukses selalu buat kamu Authorrr kuh

2025-03-01

1

Retno Palupi

Retno Palupi

lanjut

2025-03-01

1

Ajusani Dei Yanti

Ajusani Dei Yanti

/Rose//Rose//Rose//Rose//Rose/

2025-03-01

1

lihat semua
Episodes
1 Kesempatan!
2 Obat Manis
3 Pelukan Hangat
4 Sebentar lagi....
5 Siapa?
6 Perdebatan kecil
7 Ledakan Pertama
8 Tantangan dan Tuduhan
9 Terungkap
10 Persiapan
11 Saling Merancang
12 Mulai Siaga
13 Pencerahan
14 Bertaruh
15 Berhasil
16 Rencana VS Rencana
17 Bukan Sembarang Sakit
18 Yang Terjadi
19 Panik!
20 Salah Orang
21 Kamuflase
22 Tingkah Qian
23 Rahasia
24 Jawaban
25 Pagi Tak Terduga
26 Pengakuan!
27 Akhir dan Mulai
28 Siluman pendek
29 Taring
30 Kerajaan Xang
31 Buah Bibir
32 Tidak ada Artinya
33 Dia!
34 Kejutan untuk Ayah!
35 Salah Tempat
36 Pura-pura
37 Merah Sekali
38 Harapan dan Penantian
39 Menemukan jawaban
40 Kecemasan akan masa depan
41 Ajang Tahunan
42 Tingkah Qian
43 Penyambutan ala Qian
44 Pembalasan
45 Bertanding
46 Keputusan!
47 Gerbang tanpa pintu
48 Aturan yang paling penting!
49 Hari Pertama
50 Ramuan!
51 Serangan!
52 Tantangan!
53 Temukan dan kumpulkan
54 Masalah di tangan Qian
55 Semakin Sulit
56 Tidak pernah Jera!
57 Penguntit
58 Mendekat, menjauh dan Berhasil!
59 Bayangan
60 Diantara Gelapnya Malam
61 Licik dilawan Trik
62 Kepercayaan dan Konsekuensi
63 Dewi Alam
64 Bak Malaikat
65 Sebagian Masa lalu
66 Diantara Pilihan
67 Penyambutan
68 Kabar Baik
69 Mampirlah!
70 Mata Panah
71 Iringan Pangeran
72 Waktunya Berangkat!
73 Berburu!
74 Jebakan
75 Trik
76 Perkenalan
77 Seleksi Militer
78 Pendaftaran
79 Barak
80 Tidak ada waktu!
81 Obor Perkenalan
82 Tes pertama
83 Tidak ada dalam Aturan
84 Kertas pertemuan
85 Latihan atau Tarian?
86 Dia!
87 Perdebatan
88 Memeriksa
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Kesempatan!
2
Obat Manis
3
Pelukan Hangat
4
Sebentar lagi....
5
Siapa?
6
Perdebatan kecil
7
Ledakan Pertama
8
Tantangan dan Tuduhan
9
Terungkap
10
Persiapan
11
Saling Merancang
12
Mulai Siaga
13
Pencerahan
14
Bertaruh
15
Berhasil
16
Rencana VS Rencana
17
Bukan Sembarang Sakit
18
Yang Terjadi
19
Panik!
20
Salah Orang
21
Kamuflase
22
Tingkah Qian
23
Rahasia
24
Jawaban
25
Pagi Tak Terduga
26
Pengakuan!
27
Akhir dan Mulai
28
Siluman pendek
29
Taring
30
Kerajaan Xang
31
Buah Bibir
32
Tidak ada Artinya
33
Dia!
34
Kejutan untuk Ayah!
35
Salah Tempat
36
Pura-pura
37
Merah Sekali
38
Harapan dan Penantian
39
Menemukan jawaban
40
Kecemasan akan masa depan
41
Ajang Tahunan
42
Tingkah Qian
43
Penyambutan ala Qian
44
Pembalasan
45
Bertanding
46
Keputusan!
47
Gerbang tanpa pintu
48
Aturan yang paling penting!
49
Hari Pertama
50
Ramuan!
51
Serangan!
52
Tantangan!
53
Temukan dan kumpulkan
54
Masalah di tangan Qian
55
Semakin Sulit
56
Tidak pernah Jera!
57
Penguntit
58
Mendekat, menjauh dan Berhasil!
59
Bayangan
60
Diantara Gelapnya Malam
61
Licik dilawan Trik
62
Kepercayaan dan Konsekuensi
63
Dewi Alam
64
Bak Malaikat
65
Sebagian Masa lalu
66
Diantara Pilihan
67
Penyambutan
68
Kabar Baik
69
Mampirlah!
70
Mata Panah
71
Iringan Pangeran
72
Waktunya Berangkat!
73
Berburu!
74
Jebakan
75
Trik
76
Perkenalan
77
Seleksi Militer
78
Pendaftaran
79
Barak
80
Tidak ada waktu!
81
Obor Perkenalan
82
Tes pertama
83
Tidak ada dalam Aturan
84
Kertas pertemuan
85
Latihan atau Tarian?
86
Dia!
87
Perdebatan
88
Memeriksa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!