Gadis itu Mulai Diincar

Ketika waktu pulang tiba, Karel melihat Dalian berjalan keluar gedung bersama Chelsey. Langkah Karel cepat menghampiri keduanya, memanggil nama Chelsey dengan suara yang agak tegas.

“Chelsey, sebentar,” panggil Karel, membuat kedua gadis itu berhenti dan menoleh.

Chelsey mengerutkan dahi, bingung dengan sikap mendadak Karel. “Ada apa?”

Tatapan Karel tajam, tetapi ada sesuatu yang tersirat di baliknya. “Lo ada waktu sebentar? Gue butuh ngomong sama lo.”

Dalian menatap Karel curiga, tapi ia memilih diam. Chelsey, meski ragu, akhirnya mengangguk. “Oke. Tapi cepat, ya. Gue buru-buru.”

Karel mengajak Chelsey sedikit menjauh dari Dalian, cukup untuk memastikan percakapan mereka tidak terdengar.

Pandangannya menyapu sekeliling sebelum berbisik, “Gue perlu bantuan lo buat jagain Dalian. Ada sesuatu yang nggak beres, dan gue nggak bisa jaga dia sendirian.”

Chelsey terkejut, tapi ia tidak menolak. Ia hanya menjawab dengan nada serius, “Apa yang sebenarnya lo tahu, Karel?”

"Gue belum bisa jelasin sekarang. Tapi, gue minta, elo pastiin jangan sampai Dalian sendirian. Jagain dia, jangan sampai dia sendirian."

"Gue agak bingung, tapi gue akan coba. Tapi, elo harus bisa jelasin semua ini ke gue, atau--"

"Chelsey?" Panggil Dalian.

"Sorry Chelsey, gue nggak bisa lama-lama. Dalian udah panggil nama lo," pungkas Karel lalu dia pergi.

"Beneran ada sesuatu," selidik Chelsey. Lalu, dia menghampiri Dalian.

"Ngapain kalian bisik-bisik di belakang gue?" Tanya Dalian curiga.

Chelsey mencoba mengelak, "Bukan apa-apa. Emang dasar Karel suka iseng."

"Dia bilang apa?" Tanya Dalian.

Chelsey menghela nafas santai mencoba membuat alasan yang tampak konyol supaya Dalian tidak curiga, "Biasalah, dia mau ngisengin kamu lagi. Dia nanyain makanan kesukaan lo apa."

"Whats? Emang bener-bener ya itu cowok culun minta dijitak. Ketauan jelas mau gangguin gue terus!" Dalian menggeram.

"Udahlah, yuk balik." Ajak Chelsey.

"DASAR KAREL SONGONG!!" Teriak Dalian.

Keesokan paginya.

Suasana setelah pelajaran olahraga di sekolah terasa hiruk-pikuk. Siswa-siswa bergegas menuju toilet untuk berganti pakaian. Dalian dan Chelsey memilih toilet di sudut yang lebih sepi agar lebih leluasa.

“Dalian, Gue capek banget,” keluh Chelsey sambil melepas seragam olahraganya. “Guru olahraga hari ini sadis banget, masa suruh lari lima putaran di bawah matahari begitu?”

Dalian hanya tersenyum tipis sambil melipat pakaiannya dengan rapi. “Gue malah suka pelajaran olah raga," Dalian meringis. "Biar tubuh kita lebih bugar."

"Ck! Elo itu ya,"

Setelah selesai berganti pakaian, Chelsey tiba-tiba meringis sambil memegang perutnya. “Aduh... aduduh, perut gue kok sakit ya? kayaknya gue salah makan tadi pagi. Lo tunggu di luar aja, ya. Gue nggak lama.”

Dalian mengangguk dan melangkah keluar toilet. Ia bersandar di tembok lorong yang sepi, memandang ke arah jendela yang menghadap lapangan olahraga.

Angin pagi yang segar masuk melalui celah-celah jendela, membawa ketenangan yang sementara.

Namun, ketenangan itu segera terganggu. Tiba-tiba, Dalian merasakan sesuatu yang aneh. Tangan kirinya seperti digenggam oleh sesuatu—erat, hangat, namun tak terlihat.

Napasnya seketika memburu, ketakutan mulai menyelimuti. Ia membuka mulut untuk berteriak, tetapi sebelum suara itu keluar, sebuah bisikan lembut terdengar di telinganya.

“Please, jangan takut lagi. Tolong ikutlah sebentar bersamaku. Aku butuh sekali bantuanmu.”

Suara itu terdengar jernih dan tulus, tetapi tidak berasal dari siapa pun yang terlihat. Dalian menoleh ke sekelilingnya, mencari sumber suara itu. Tidak ada siapa-siapa. Lorong itu benar-benar kosong.

“T-tunggu… siapa kamu?” tanya Dalian dengan suara bergetar.

“Namaku Cian,” jawab suara itu. “Aku tidak bermaksud menakutimu. Aku hanya membutuhkan bantuanmu untuk sesuatu yang penting.”

Dalian terdiam, hatinya dipenuhi kebingungan dan rasa takut. Tapi ada sesuatu dalam suara itu—sesuatu yang terasa mendesak namun tidak berbahaya.

“Tolong,” lanjut suara itu, lebih memohon. “Jika kamu tidak membantuku sekarang, aku tidak tahu harus meminta tolong pada siapa lagi. Hanya tangan kamu yang bisa aku genggam."

Genggaman di tangannya menjadi lebih kuat, tetapi masih terasa hangat dan lembut. Dalian ragu, tetapi rasa penasaran mulai mengalahkan ketakutannya. “Apa yang kamu mau?” tanyanya pelan.

“Aku hanya perlu kamu melihat sesuatu,” jawab Cian. “Aku akan membawamu ke tempat itu sebentar saja. Aku janji, kamu akan aman.”

Sebelum Dalian sempat memproses sepenuhnya, dunia di sekitarnya mulai berubah. Dinding lorong yang tadi mengelilinginya memudar, digantikan oleh kabut tebal yang dingin.

Suara Chelsey dari dalam toilet terdengar semakin jauh, seperti berasal dari dunia lain.

“Ke mana kamu membawaku?” tanya Dalian, suaranya bergetar.

“Ke tempat di mana semuanya dimulai,” jawab Cian. “Di sana, kamu akan menemukan jawaban… dan kami akan menemukan jalan keluar.”

Kabut itu perlahan-lahan menyingkap, memperlihatkan pemandangan yang tidak dikenali Dalian—sebuah hutan lebat dengan pohon-pohon tinggi menjulang dan akar-akar bergelantungan.

Udara di sekitarnya terasa berat, tetapi suara-suara alam seperti desiran angin dan kicauan burung terdengar menenangkan.

“Apa tempat ini?” bisik Dalian.

“Ini adalah dunia di antara dunia,” jawab Cian. “Hanya mereka yang memiliki energi seperti milikmu yang bisa masuk ke sini.”

Dalian memandang sekeliling, perasaan aneh menjalari tubuhnya. Tempat ini terasa asing.

“Tolong, Dalian,” kata Cian, suaranya terdengar mendesak. “Aku akan menjelaskan semuanya, tapi pertama-tama, aku harus memastikan kamu bisa membantu menghentikan sesuatu yang mengerikan. Kamu adalah satu-satunya harapan.”

"Baiklah, aku akan berusaha." Jawab Dalian meski tidak yakin. Tenggorokannya begitu kering hingga membuatnya kesulitan menelan ludah.

Mereka terus berjalan.

Dalian memandang sekeliling dengan bingung. Pohon-pohon tinggi menjulang dengan akar-akar bergelantungan seperti tirai.

Cahaya yang menembus dedaunan menciptakan bayangan aneh di tanah, seolah-olah seluruh hutan ini hidup dan memperhatikan setiap langkahnya.

“Tempat ini... apa ini benar-benar nyata?” tanya Dalian dengan suara pelan, masih mencoba mencerna apa yang terjadi.

“Ini adalah Hutan Inner Child,” jawab Cian, suaranya terdengar lembut namun penuh kesedihan. “Di sinilah jiwa-jiwa inner child terperangkap. Akar-akar yang bergelantungan itu adalah jiwa-jiwa inner child itu sendiri."

“Inner child?” Dalian mengulang kata itu, bingung.

Cian muncul di hadapannya, bukan dalam wujud fisik, tetapi sebagai sosok samar yang bercahaya seperti kabut perak. Matanya yang penuh luka menatap Dalian.

“Inner child adalah sisi murni dari diri seseorang. Bagian dari jiwa yang membawa harapan, kebahagiaan, dan keberanian untuk bermimpi. Tapi seseorang telah mencuri jiwa-jiwa itu dari orang-orang di dunia manusia dan menjebaknya di sini.”

"Kejam." Sahut Dalian getir.

Cian berkata, "Makanya, tolong bebaskan kami, Dalian. Hanya kamu satu-satunya yang bisa menolong kami. Jika kami tidak bebas, maka kami akan terus terjebak disini dan penjahat itu akan terus mengambil jiwa inner child orang-orang."

Dalian menatap Cian, merasakan ada sesuatu yang janggal dalam suara makhluk itu. “Siapa yang melakukannya? Dan kenapa?”

Terpopuler

Comments

Afi Afifah

Afi Afifah

Dalian jadi the chosen one vibes. Tapi dia masih bingung dan takut.

Kayak ada perjalanan batin yang harus dia lewatin. Emotional journey banget 🤔🤔

2025-04-12

0

lihat semua
Episodes
1 Gadis Pemberani tapi Penakut
2 Gadis ini Memiliki Kekuatan Istimewa
3 Gadis ini akan Memberiku Jalan
4 Menuju Dunia bukan Manusia
5 Aku membutuhkan Gadis ini
6 Meski begitu, Aku harus Melindunginya
7 Kekuatan Gadis itu Muncul
8 Rencanaku yang Dihantam Takdir
9 Tumbal untuk Menyelamatkan Kekasihku
10 Aku Berhutang Budi pada Gadis itu
11 Maafku untuk Gadis yang Tak Bersalah
12 Gadis itu Ternyata Masih Ingat
13 Aku dalam Dua Pria Misterius
14 Mengobrol Ringan dengan Gadis itu
15 Ikut Larut dalam Dunia Gadis itu
16 Gadis itu Mencurigai Hadirnya Karel
17 Gadis itu Jutek tapi Peduli
18 Aku Suka Ngusilin Gadis Ini
19 Aku Berakhir di Tubuh yang Lumpuh
20 Gadis itu Mulai Diincar
21 Gadis itu Bersedia Menolong Makhluk Lain
22 Gadis itu Ingin Menyelamatkan Semuanya
23 Hutan Inner Child Bagian dari Kisah
24 Eclipse, Salah Satu Makhluk Terkuat
25 Inner Child Gadis itu Rela Berkorban
26 Gadis itu Berhati Besar
27 Gadis itu Bisa Bicara dengan Bijak
28 Segel Mata Gadis itu Dirusak
29 Aku Mencemaskannya, tapi Aku Tetap Usil
30 Gadis itu Punya Fans
31 Gadis itu Punya Sisi yang Memikat
32 Aku Tidak Suka
33 Gadis itu Mencemaskan Sahabatnya
34 Gadis itu Tak Mau Kuganggu
35 Aku Merasa Sahabatnya Terlalu Baik
36 Aku Harus Membuat Pilihan
37 Gadis itu Merindukanku
38 Aku ada Selama Kau Percaya
39 Aku Harus Mengambil Tubuhku Kembali
40 Siapa Kau Sebenarnya?
41 Gadis itu Memikirkanku
42 Gadis itu Tak Menyukai Circle Pertemanan
43 Rambut Gadis itu Hidup
44 Aku Ingin Tahu Semua tentang Gadis Itu
45 Kerjaanku Ngusilin Gadis itu Terus
46 Adik Gadis itu Mengajakku Bermain
47 Aku Berjanji untuk Menjaga Gadis itu
48 Aku Kagum pada Kepedulian Gadis itu
49 Kekuatan Gadis itu Bangkit
50 Aku Telah Kembali ke Tubuh Asliku
51 Gadis itu Masih Diintai
52 Ada Sesuatu yang Terasa Janggal
53 Terima Kasih, Dalian
54 Kau Aman Bersamaku, Gadisku
55 Kita Akan Melewati Ini Bersama
56 Aku ingin menyelamatkan kekasihku, tapi...
57 Aku ingin Lebih Perhatian Padanya
58 Ada Murid Baru Bernama Lio
59 Siapa Sebenarnya Yang Kusayangi?
60 Aku Pria Buruk
61 Aku Ingin Terus Memiliki Momen Ini
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Gadis Pemberani tapi Penakut
2
Gadis ini Memiliki Kekuatan Istimewa
3
Gadis ini akan Memberiku Jalan
4
Menuju Dunia bukan Manusia
5
Aku membutuhkan Gadis ini
6
Meski begitu, Aku harus Melindunginya
7
Kekuatan Gadis itu Muncul
8
Rencanaku yang Dihantam Takdir
9
Tumbal untuk Menyelamatkan Kekasihku
10
Aku Berhutang Budi pada Gadis itu
11
Maafku untuk Gadis yang Tak Bersalah
12
Gadis itu Ternyata Masih Ingat
13
Aku dalam Dua Pria Misterius
14
Mengobrol Ringan dengan Gadis itu
15
Ikut Larut dalam Dunia Gadis itu
16
Gadis itu Mencurigai Hadirnya Karel
17
Gadis itu Jutek tapi Peduli
18
Aku Suka Ngusilin Gadis Ini
19
Aku Berakhir di Tubuh yang Lumpuh
20
Gadis itu Mulai Diincar
21
Gadis itu Bersedia Menolong Makhluk Lain
22
Gadis itu Ingin Menyelamatkan Semuanya
23
Hutan Inner Child Bagian dari Kisah
24
Eclipse, Salah Satu Makhluk Terkuat
25
Inner Child Gadis itu Rela Berkorban
26
Gadis itu Berhati Besar
27
Gadis itu Bisa Bicara dengan Bijak
28
Segel Mata Gadis itu Dirusak
29
Aku Mencemaskannya, tapi Aku Tetap Usil
30
Gadis itu Punya Fans
31
Gadis itu Punya Sisi yang Memikat
32
Aku Tidak Suka
33
Gadis itu Mencemaskan Sahabatnya
34
Gadis itu Tak Mau Kuganggu
35
Aku Merasa Sahabatnya Terlalu Baik
36
Aku Harus Membuat Pilihan
37
Gadis itu Merindukanku
38
Aku ada Selama Kau Percaya
39
Aku Harus Mengambil Tubuhku Kembali
40
Siapa Kau Sebenarnya?
41
Gadis itu Memikirkanku
42
Gadis itu Tak Menyukai Circle Pertemanan
43
Rambut Gadis itu Hidup
44
Aku Ingin Tahu Semua tentang Gadis Itu
45
Kerjaanku Ngusilin Gadis itu Terus
46
Adik Gadis itu Mengajakku Bermain
47
Aku Berjanji untuk Menjaga Gadis itu
48
Aku Kagum pada Kepedulian Gadis itu
49
Kekuatan Gadis itu Bangkit
50
Aku Telah Kembali ke Tubuh Asliku
51
Gadis itu Masih Diintai
52
Ada Sesuatu yang Terasa Janggal
53
Terima Kasih, Dalian
54
Kau Aman Bersamaku, Gadisku
55
Kita Akan Melewati Ini Bersama
56
Aku ingin menyelamatkan kekasihku, tapi...
57
Aku ingin Lebih Perhatian Padanya
58
Ada Murid Baru Bernama Lio
59
Siapa Sebenarnya Yang Kusayangi?
60
Aku Pria Buruk
61
Aku Ingin Terus Memiliki Momen Ini

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!