Gadis itu Jutek tapi Peduli

Ketika pelajaran Bahasa Inggris berlangsung, Dalian menyandarkan punggungnya ke kursi sambil melipat tangan di dada. Pandangannya terus mengarah ke Chelsey yang sedang sibuk memutar-mutar pulpen di jemarinya.

"Gue serius, Chelsey. Gimana cara gue menghadapi Pak Pandita?" tanya Dalian, nada suaranya penuh frustrasi.

Chelsey menatap Dalian dengan ekspresi bingung. "Lo ngomong seolah-olah Pak Pandita itu monster yang mau makan lo hidup-hidup."

"DIA kayak monster!" balas Dalian setengah berbisik, khawatir didengar oleh teman-temannya yang lain. "Cara dia ngeliatin gue, terus kalimat-kalimatnya yang nyindir, gue nggak tahan!"

Chelsey berhenti memutar pulpennya, lalu mengangkat bahu. "Ya... mungkin lo harus ngomong baik-baik sama dia? Tunjukin kalau lo serius belajar, siapa tahu dia berubah sikap."

Dalian memutar bola matanya. "Gue nggak yakin itu bakal berhasil. Gue malah takut dia bakal makin sinis."

Chelsey menepuk bahu Dalian. "Ya udah, kalau gitu lo lakuin cara elo itu. Bolos aja, biar nggak usah ketemu dia."

Dalian mengerutkan alis, terkejut mendengar saran itu. "Serius? Tapi kalau ketahuan, gue bisa kena masalah."

Chelsey mengedikkan bahu. "Tadi minta kabur trus dapat solusi bolos, eh malah nggak yakin. Jangan buat gue ikut pusing ya?!" Nafasnya terlihat berat, merasa geram.

"Hehe, Please, Chelsey. Soalnya gue juga takut resiko." Dalian bicara dengan ekspresi kucingnya yang memelas.

Chelsey menghela nafas, "Haah... Kadang hidup butuh risiko. Tapi, keputusan ada di tangan lo. Gue cuma ngasih ide."

Setelah merenung beberapa saat, Dalian akhirnya mengangguk pelan. "Oke. Gue bolos hari ini. Tapi lo yang bantuin gue kasih alasan kalau dia nanya, ya?"

Chelsey tersenyum berat. "Santai aja. Gue bisa bilang lo sakit perut, alergi, atau apalah."

Dalian berdiri dari kursinya dan melirik jam dinding. "Jadi gak sabar buat bolos nanti habis jam istirahat."

"DALIAN, Ada apa?!" Tanya guru bahasa inggris dengan nada tegasnya. Kacamatanya menyala terang. Seketika membuat Dalian kikuk.

"E e e e enggak bu," jawab Dalian latah. Chelsey hanya bisa menepuk keningnya melihat Dalian begitu bersemangat.

Di UKS, Dalian merebahkan tubuhnya di salah satu ranjang kecil, mencoba menenangkan diri. Namun, pikirannya masih dipenuhi kecemasan.

Ia menghela napas panjang, lalu menatap langit-langit. "Apa gue harus terus menghindar gini ya? Haah... rumit amat," gumamnya.

Namun, tatapan Dalian teralihkan oleh gerakan di luar kaca jendela UKS. Ia menggeser posisi dan mengintip keluar. Di lapangan, terlihat Karel sedang bermain sepak bola bersama beberapa siswa lain.

Awalnya, Dalian hanya berniat mengabaikan, tapi matanya tetap terpaku.

Entah kenapa, saat Karel berlari di tengah lapangan, dia terlihat berbeda. Terlihat keren. Meski ciri keculunannya masih ada, ada sesuatu dalam caranya bergerak yang tampak alami dan penuh energi.

Tubuhnya yang tegap, cara dia melompat untuk mengejar bola, serta semangat yang terpancar dari dirinya membuat beberapa temannya terlihat kagum.

Dan, tanpa sadar, Dalian pun ikut merasa takjub. “Apa-apaan, sih? Gue ini kenapa?” gumam Dalian sambil memegangi dahi, mencoba mengusir pikiran aneh yang tiba-tiba muncul.

"Kenapa dia selalu ada di mana-mana? Untung dia bukan murid baru di kelas gue," Dalian melamun. Tapi matanya tetap tidak bisa lepas dari Karel.

Gaya bermainnya memang jauh dari sempurna, tapi posturnya terlihat mempesona ketika ia berlari di bawah sinar matahari yang menyapu lapangan.

Bahkan saat gagal mencetak gol, dia hanya tertawa tanpa rasa malu. Itu membuatnya terlihat... nyaman dengan dirinya sendiri.

“Kenapa gue mikir dia keren?” bisik Dalian, merasa semakin bingung. Ia menepuk pipinya pelan, berusaha mengalihkan perhatian.

Namun, tiba-tiba Karel berhenti berlari, seperti menyadari sesuatu. Ia menoleh ke arah UKS. Tatapan mereka bertemu melalui kaca jendela, membuat Dalian langsung panik.

"Astaga, dia pasti ngeliat gue!" pikir Dalian. Ia buru-buru menjauh dari jendela, wajahnya memerah karena malu.

Di luar sana, Karel hanya tersenyum kecil sebelum kembali bermain. Sementara itu, Dalian duduk di tepi ranjang UKS, berusaha menenangkan debar jantungnya yang tiba-tiba terasa tak terkendali.

“Kenapa gue harus merasa aneh banget karena dia?” Dalian bergumam, bingung pada dirinya sendiri.

Karel, dengan gaya mainnya yang sedikit canggung tapi penuh semangat, berhasil membuat beberapa temannya tertawa. Ia terlihat ceria, tanpa beban, seperti dunia ini hanyalah permainan yang menyenangkan baginya.

Dalian kembali memperhatikan Karel lebih lama dari yang ia mau akui. Cara dia berlari, mengoper bola, hingga bereaksi mencetak gol, membuat Dalian merasa sedikit terhibur meskipun ia enggan mengakuinya.

Dalian masih duduk di tepi ranjang UKS, mencoba melupakan kejadian aneh saat matanya bertemu dengan Karel melalui kaca jendela.

Namun, pikirannya terusik lagi saat dia melihat dari kaca jendela lapangan bahwa Karel terkena lemparan bola tepat di wajahnya.

Bola itu melayang keras, mengenai bagian hidung dan kacamatanya hingga Karel terdorong ke belakang.

Seketika, Dalian merasa khawatir. “Astaga, itu sakit banget, pasti!” gumamnya. Tapi dia segera menggelengkan kepala, mencoba menepis rasa khawatirnya. “Kenapa gue peduli, sih? Dia itu cuma nyebelin!”

Namun, perhatian Dalian tetap terpaku pada Karel. Cowok itu memegangi hidungnya dengan ekspresi meringis, sementara teman-temannya di lapangan tampak panik dan berkerumun di sekitarnya.

"Karel, elo gakpapa?" Tanya salah satu temannya mencoba membantu.

"Nggakpapa-nggakpapa, gue ke UKS dulu ya," jawab Karel santai meski suaranya sengau.

Setelah beberapa saat, Karel melambaikan tangan kepada mereka, memberi tanda bahwa dia baik-baik saja, meski jelas-jelas rasa sakit masih terlihat di wajahnya.

Karel akhirnya memutuskan untuk keluar dari permainan. Ia berjalan menuju UKS sambil terus memegang hidungnya dan memeriksa kacamatanya yang miring.

Sementara itu, di dalam UKS, Dalian mulai panik. “Astaga, dia mau ke sini? Harus gimana, dong? Gue nggak mau ketemu dia sekarang!” pikirnya.

Tapi sebelum dia sempat memutuskan untuk kabur, pintu UKS terbuka, dan Karel muncul.

“Oh, ternyata ada orang di sini,” kata Karel dengan senyum kecil, meski ekspresinya sedikit meringis.

Ia menutup pintu dan langsung menuju cermin di sudut ruangan, memeriksa hidungnya yang kemerahan. “Wah, gue kena banget tadi. Kacamatanya sih masih utuh, tapi hidung gue kayaknya bakal lebam.”

Dalian memandangnya dengan bingung sekaligus cemas. “Hidung lo sakit banget, nggak?” tanyanya, mencoba terdengar biasa saja meskipun nada khawatirnya jelas terdengar.

Karel menoleh, tampak terkejut mendengar nada suara Dalian. Ia tersenyum, meski agak lemah. “Ya, lumayan sih, tapi nggak sampai patah. Untungnya bola itu cuma karet.”

Dalian menghela napas lega, meski masih berusaha menyembunyikan rasa khawatirnya. “Ya udah, kalau nggak parah, jangan lebay, deh,” katanya, mencoba kembali ke sikap biasanya yang sinis.

Tapi Karel hanya tertawa kecil, suaranya serak karena hidungnya masih terasa nyeri. “Duh, Dalian, lo ini peduli tapi sok jutek. Khas banget, ya.”

“Siapa juga yang peduli?!” sahut Dalian cepat, wajahnya mulai memerah. Ia membuang muka, pura-pura sibuk mengatur ulang selimut di ranjang UKS.

Karel tertawa lagi, meskipun langsung berhenti karena rasa sakit di hidungnya. “Ah, lo lucu banget kalau lagi malu gitu.”

Ucapan Karel membuat Dalian semakin kesal, tapi dia hanya mendengus, memilih tidak menjawab.

Terpopuler

Comments

Afi Afifah

Afi Afifah

Tambahin ekspresi atau gestur sarkas biar lebih hidup: “Lo maunya apa sih, Dal? Hidup tuh bukan Netflix yang bisa di-skip episode.”

2025-04-11

0

Afi Afifah

Afi Afifah

Dalian mulai kalah sama emosinya sendiri. "Plis otak, jangan bikin gue baper sama dia. Kita nggak se-timeline!" 🤣🤣

2025-04-11

0

Afi Afifah

Afi Afifah

Klasik respons tsundere lagi nih. "Padahal jelas-jelas jantung gue lagi bikin konser dadakan."

2025-04-11

0

lihat semua
Episodes
1 Gadis Pemberani tapi Penakut
2 Gadis ini Memiliki Kekuatan Istimewa
3 Gadis ini akan Memberiku Jalan
4 Menuju Dunia bukan Manusia
5 Aku membutuhkan Gadis ini
6 Meski begitu, Aku harus Melindunginya
7 Kekuatan Gadis itu Muncul
8 Rencanaku yang Dihantam Takdir
9 Tumbal untuk Menyelamatkan Kekasihku
10 Aku Berhutang Budi pada Gadis itu
11 Maafku untuk Gadis yang Tak Bersalah
12 Gadis itu Ternyata Masih Ingat
13 Aku dalam Dua Pria Misterius
14 Mengobrol Ringan dengan Gadis itu
15 Ikut Larut dalam Dunia Gadis itu
16 Gadis itu Mencurigai Hadirnya Karel
17 Gadis itu Jutek tapi Peduli
18 Aku Suka Ngusilin Gadis Ini
19 Aku Berakhir di Tubuh yang Lumpuh
20 Gadis itu Mulai Diincar
21 Gadis itu Bersedia Menolong Makhluk Lain
22 Gadis itu Ingin Menyelamatkan Semuanya
23 Hutan Inner Child Bagian dari Kisah
24 Eclipse, Salah Satu Makhluk Terkuat
25 Inner Child Gadis itu Rela Berkorban
26 Gadis itu Berhati Besar
27 Gadis itu Bisa Bicara dengan Bijak
28 Segel Mata Gadis itu Dirusak
29 Aku Mencemaskannya, tapi Aku Tetap Usil
30 Gadis itu Punya Fans
31 Gadis itu Punya Sisi yang Memikat
32 Aku Tidak Suka
33 Gadis itu Mencemaskan Sahabatnya
34 Gadis itu Tak Mau Kuganggu
35 Aku Merasa Sahabatnya Terlalu Baik
36 Aku Harus Membuat Pilihan
37 Gadis itu Merindukanku
38 Aku ada Selama Kau Percaya
39 Aku Harus Mengambil Tubuhku Kembali
40 Siapa Kau Sebenarnya?
41 Gadis itu Memikirkanku
42 Gadis itu Tak Menyukai Circle Pertemanan
43 Rambut Gadis itu Hidup
44 Aku Ingin Tahu Semua tentang Gadis Itu
45 Kerjaanku Ngusilin Gadis itu Terus
46 Adik Gadis itu Mengajakku Bermain
47 Aku Berjanji untuk Menjaga Gadis itu
48 Aku Kagum pada Kepedulian Gadis itu
49 Kekuatan Gadis itu Bangkit
50 Aku Telah Kembali ke Tubuh Asliku
51 Gadis itu Masih Diintai
52 Ada Sesuatu yang Terasa Janggal
53 Terima Kasih, Dalian
54 Kau Aman Bersamaku, Gadisku
55 Kita Akan Melewati Ini Bersama
56 Aku ingin menyelamatkan kekasihku, tapi...
57 Aku ingin Lebih Perhatian Padanya
58 Ada Murid Baru Bernama Lio
59 Siapa Sebenarnya Yang Kusayangi?
60 Aku Pria Buruk
61 Aku Ingin Terus Memiliki Momen Ini
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Gadis Pemberani tapi Penakut
2
Gadis ini Memiliki Kekuatan Istimewa
3
Gadis ini akan Memberiku Jalan
4
Menuju Dunia bukan Manusia
5
Aku membutuhkan Gadis ini
6
Meski begitu, Aku harus Melindunginya
7
Kekuatan Gadis itu Muncul
8
Rencanaku yang Dihantam Takdir
9
Tumbal untuk Menyelamatkan Kekasihku
10
Aku Berhutang Budi pada Gadis itu
11
Maafku untuk Gadis yang Tak Bersalah
12
Gadis itu Ternyata Masih Ingat
13
Aku dalam Dua Pria Misterius
14
Mengobrol Ringan dengan Gadis itu
15
Ikut Larut dalam Dunia Gadis itu
16
Gadis itu Mencurigai Hadirnya Karel
17
Gadis itu Jutek tapi Peduli
18
Aku Suka Ngusilin Gadis Ini
19
Aku Berakhir di Tubuh yang Lumpuh
20
Gadis itu Mulai Diincar
21
Gadis itu Bersedia Menolong Makhluk Lain
22
Gadis itu Ingin Menyelamatkan Semuanya
23
Hutan Inner Child Bagian dari Kisah
24
Eclipse, Salah Satu Makhluk Terkuat
25
Inner Child Gadis itu Rela Berkorban
26
Gadis itu Berhati Besar
27
Gadis itu Bisa Bicara dengan Bijak
28
Segel Mata Gadis itu Dirusak
29
Aku Mencemaskannya, tapi Aku Tetap Usil
30
Gadis itu Punya Fans
31
Gadis itu Punya Sisi yang Memikat
32
Aku Tidak Suka
33
Gadis itu Mencemaskan Sahabatnya
34
Gadis itu Tak Mau Kuganggu
35
Aku Merasa Sahabatnya Terlalu Baik
36
Aku Harus Membuat Pilihan
37
Gadis itu Merindukanku
38
Aku ada Selama Kau Percaya
39
Aku Harus Mengambil Tubuhku Kembali
40
Siapa Kau Sebenarnya?
41
Gadis itu Memikirkanku
42
Gadis itu Tak Menyukai Circle Pertemanan
43
Rambut Gadis itu Hidup
44
Aku Ingin Tahu Semua tentang Gadis Itu
45
Kerjaanku Ngusilin Gadis itu Terus
46
Adik Gadis itu Mengajakku Bermain
47
Aku Berjanji untuk Menjaga Gadis itu
48
Aku Kagum pada Kepedulian Gadis itu
49
Kekuatan Gadis itu Bangkit
50
Aku Telah Kembali ke Tubuh Asliku
51
Gadis itu Masih Diintai
52
Ada Sesuatu yang Terasa Janggal
53
Terima Kasih, Dalian
54
Kau Aman Bersamaku, Gadisku
55
Kita Akan Melewati Ini Bersama
56
Aku ingin menyelamatkan kekasihku, tapi...
57
Aku ingin Lebih Perhatian Padanya
58
Ada Murid Baru Bernama Lio
59
Siapa Sebenarnya Yang Kusayangi?
60
Aku Pria Buruk
61
Aku Ingin Terus Memiliki Momen Ini

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!