Nenek tergeletak di atas lantai

Anggara tiba di rumah nya, sang nenek sudah menunggu di depan rumah.

"Kau kemana gara, kenapa kau lama pulang dari sekolah?" Tanya Nenek karna merasa khawatir

"Ada sedikit masalah kecil di sekolah tadi nek" jawab Anggara sambil memasukan sepedanya

"Masalah apa gara, apa kau di ganggu dengan teman mu lagi?" Tanya Nenek

"Tidak nek, rantai sepeda gara putus, jadi gara memperbaikinya" jawab Anggara

Anggara masuk ke dalam rumah dan membuka sepatunya, lalu dia masuk ke dalam kamar dan meletakan tas nya di atas meja belajar. Dia duduk di atas tempat tidur nya dan berpikir tentang yang terjadi pada dirinya

"Sepertinya yang terjadi pada ku bukan lah ilusi, ini terjadi berulang kali, datang dengan tiba-tiba dan hilang begitu saja, ini sangat aneh" ucap Anggara. Dia mengganti baju sekolah dengan baju kaos biasa, lalu dia keluar kamar.

"Neeekkkk" panggil Anggara karna Nenek tidak ada di dalam rumah

"Nenek pergi kemana, bukannya tadi nenek ada di depan rumah" sambil mencari-cari Nenek ke depan rumah, seluruh ruangan yang ada di rumah, dan di belakang rumah

"Kemana Nenek pergi, apa Nenek pergi berbelanja, tapi biasanya Nenek pergi berbelanja bersama ku" kata Anggara dan dia duduk di kursi tamu menunggu Nenek

"Tunggu, aku belum memeriksa gudang di samping, apa mungkin Nenek di sana" Anggara langsung berjalan menuju gudang di samping rumah nya, lalu dia melihat pintu gudang terbuka, dia pun langsung masuk ke dalam gudang.

Saat memasuki gudang, Anggara melihat sang Nenek tergeletak di atas lantai gudang.

"Neneeeekkkk" Anggara terkejut dan langsung berlari menghampiri nenek

"Nek, bangun nek, Nenek kenapa" ucap Anggara sambil memegang sang Nenek, dia mengangkat tubuh Nenek dan menggendong nya, dan membawa sang nenek ke dalam kamar nya.

"Nek.. banguunn nek" ucap Anggara sambil mengusap kan minya kayu putih ke hidung nenek agar Nenek terbangun, tetapi Nenek belum juga bangun dari pingsannya, karna itu Anggara ingin membawa Nenek ke rumah sakit, saat Anggara hendak menggendong nenek, sang Nenek membuka matanya.

"Gara" kata Nenek dengan suara yang kurang jelas

"Nenek, Nenek sudah bangun, Nenek tidak apa-apa kan?" Kata Anggara sambil duduk di samping Nenek

"Nenek tadi terjatuh, setelah itu Nenek lupa gara" jawab nenek

"Nenek ngapain ke gudang, di sana kan banyak barang yang bisa membuat nenek terluka" ucap Anggara sambil memberikan Nenek minum

"Nenek hendak membersih kan gudang, karna nenek lihat gudang berantakan"

"Kenapa Nenek tidak memanggil gara aja, biar gara yang membersihkan gudang"

"Tidak apa-apa gara, nenek juga tidak kenapa-kenapa" ucap nenek

"Nenek istirahat aja ya, gara mau mandi dah tu gara masak, Nenek jangan kerja, biar gara aja yang kerjain semuanya" kata Anggara, karna hari sudah semakin sore, Anggara pun pergi mandi, selesai mandi dia masak untuk persiapan makan malam. Selesai masak untuk makan malamnya, dia memasakan bubur untuk Nenek, dan memberikannya pada Nenek.

"Nek, nek makan bubur ya, gara buat kan bubur untuk Nenek, Nenek jangan makan yang sembarangan, nanti Nenek makin sakit" kata Anggara karna dia sangat menyayangi sang Nenek

"Nenek tidak apa-apa gara, kamu tak perlu kawatir" kata Nenek

"Gara hanya punya Nenek di dunia ini, Anggara tidak akan membiarkan Nenek kenapa-kenapa" ucap Anggara sambil menyuapin Nenek

"Kamu adalah cucu nenek satu-satunya" kata Nenek memegang wajah Anggara

Anggara terus menyuapin Nenek bubur yang sudah dia buat, setelah dia pun kembali ke dapur dan mencuci piring kotor, selesai mencuci piring kotor, dia ke kamar nya dan membuat komik.

Beberapa menit membuat komik, dia mendengar suara adzan maghrib, lalu dia sholat maghrib, saat selesai sholat maghrib, tiba-tiba telinga nya berdenging, dia langsung menutup telinga dengan kedua tangannya dan dia terduduk di atas kasur tempat tidur, ketika dengingan itu hilang, terdengar suara orang-orang yang melintasi rumah Anggara, terdengar banyak orang yang sedang mengobrol, dan ada suara burung, serta suara daun pohon yang di tiup angin, banyak suara yang terdengar di telinga Anggara, dia berusaha memahami situasi itu, telinga yang masih dia tutup dengan kedua tangannya perlahan dia buka, lalu dia mendekati jendela kamar dan melihat ke arah luar rumah, suara-suara yang terdengar di telinganya dia dengar kan dengan baik.

"Kenapa aku bisa mendengar bermacam suara, aku bahkan bisa mendengar suara daun di pohon sana yang tertiup angin, bahkan aku mendengar suara burung yang jauh dari rumah ku, ini juga pernah ku alami sebelumnya, kejadian yang terjadi pada ku memang bukan ilusi, ini sangat nyata, aku harus mencari cara agar bisa mengendalikan kekuatan ini, aku tau sekarang, aku memang memiliki kekuatan, dan aku akan mencari caranya agar aku bisa mengendalikan kekuatan ini, aku dapat dari mana akan ku pikirkan nanti" ucap Anggara sambil berdiri di jendela kamar, ketika itu suara yang dia dengar kan tiba-tiba menghilang.

"Suara yang ku dengar tadi tiba-tiba menghilang, aku harus apa agar aku bisa mengembalikan kekuatan pendengaran ku itu" kata Anggara sambil berjalan dan duduk di kasur nya

"Aku akan mencoba nya" ucap Anggara, dia mencoba untuk mengembalikan kekuatan pendengarannya itu.

Anggara berusaha diam dan dia memejam kan matanya, dia berusaha fokus, lalu dia membuka matanya dengan perlahan, tetapi saat itu yang kembali bukan lah pendengarannya yang tajam, melainkan tembus pandang, dia melihat isi gudang yang berada tepat di samping kamar nya, lalu dia melihat ke sana ke sini, dia melihat semuanya, hingga dia bisa melihat orang-orang yang berjalan melintasi rumahnya, serta melihat burung-burung bertebangan di luar rumah.

"Kenapa aku bisa melihat semuanya, bahkan aku bisa melihat yang ada di luar rumah, padahal aku berada di dalam kamar, sekarang aku tau, aku memiliki kekuatan tembus pandang dan pendengaran yang tajam, saat aku menutup mata dan aku berusaha fokus, aku bisa melihat semuanya, aku tau ku bisa mengendalikan tembus pandang ini dengan menutup mata dan fokus, karna aku sudah tau cara mengendalikan tembus pandang, aku harus bisa mencari cara mengendalikan pendengaran tajam" ucap Anggara berbicara dengan dirinya sendiri dan dia menutup kembali matanya lalu membukanya untuk menghilangkan tembus pandangnya, dan itu sekarang bisa dia kendalikan.

Setelah dia bisa mengendalikan tembus pandang, dia mencari cara agar bisa mengendalikan kekuatan pendengaran tajam nya, tetapi saat itu belum bisa dia mencari caranya.

"Aku belum bisa mencari cara mengendalikan kekuatan pendengaran tajam ku" ucap Anggara

Bersambung....

Jangan lupa like dan komennya😊😊

Terpopuler

Comments

Eko Rianto

Eko Rianto

aku penasaran sama musuh terbesarnya

2022-01-06

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Anggara berumur 13 tahun
3 Teman baru satu bangku
4 Anggara adalah sosok pendiam
5 Anggara merasakan hal aneh pada dirinya
6 Anggara menyelamatkan seseorang
7 Anggara bisa melukis
8 Kekuatannya tiba-tiba datang
9 Anggara di pukuli teman sekelasnya
10 Tembus pandang nya datang lagi
11 Anggara membuka hatinya untuk berteman
12 Anggara kembali di usik Dika
13 Tembus pandangnya datang dengan tiba-tiba
14 Nenek tergeletak di atas lantai
15 Setelah berhasil mengendalikan tembus pandangnya
16 Anggara pergi ke taman bermain bersama temannya
17 Bertemu dengan Dika dan adanya pertengkaran di taman bermain
18 Sasya dan Indra bertengkar di dalam rumah hantu
19 Anggara mencoba menggunakan kekuatannya di dalam permainan
20 Anggara dan temannya berhasil menyelesaikan permainan
21 Anggara mendegarkan suara dari balik dinding
22 Anggara berhasil mengeluarkan kekuatan pendengarannya yang tajam
23 Sasya melihat pengumuman lomba di mading
24 Anggara setuju mengikuti lomba melukis
25 Dika juga mengikuti perlombaan melukis
26 Anggara merasa diri nya selalu ingin mengikuti permintaan Sasya
27 Anggara menang perlombaan
28 Beberapa tahun kemudian
29 Rasa tidak rela jika dia pergi
30 Apa yang sudah terjadi di rumah?
31 Seseorang mencari Anggara
32 Sasya akan berangkat ke Inggris
33 Sedih dengan kepergian Sasya
34 Mengejar copet
35 Mendaftar ke Universitas
36 Teman baru
37 Musuh baru
38 Orang itu mengejar
39 Pohon saksi kebersamaan Anggara dan orang tua
40 Ambisi Raisa
41 Ini pasti fitnah
42 Mencari bukti
43 Mendapatkan bukti
44 Siapa lagi mereka?
45 Sasya akan kembali
46 Tidak ada yang boleh mengganggu ku
47 Anggara tidak suka dia
48 Raisa selalu menggangu Anggara
49 Indra di kroyok
50 Nenek memberikan buku tabungan
51 Susi memberikan sarapan pada Anggara dan Indra
52 Hari yang di tunggu Anggara
53 Ke rumah Sasya
54 Ada rasa di antara mereka
55 Besok Sasya sudah masuk kuliah di kampus Anggara
56 Sasya jadi incaran Zidan
57 Nenek sakit
58 Memimpikan kejadian dulu
59 Kebersamaan mereka bertiga
60 Nenek tiada
61 Seperti nya Anggara harus memberitahukan tentang kekuatan nya
62 Sasya cemburu
63 Zidan mulai mengganggu Sasya
64 Tiba di pasar
65 Sasya terkilir
66 Indra mengungkap kan perasaannya
67 Indra iri dengan Anggara
68 Anggara merasa kehilangan Nenek
69 Indra salah paham
70 Indra tidak lagi salah paham
71 Ada seorang pria di makam Ayah Anggara
72 Pria pakain hitam datang kembali
73 Perasaan Sasya
74 Ketemu teman lama
75 Di kejar orang suruhan Tante Anggara
76 Perasaan mereka
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Prolog
2
Anggara berumur 13 tahun
3
Teman baru satu bangku
4
Anggara adalah sosok pendiam
5
Anggara merasakan hal aneh pada dirinya
6
Anggara menyelamatkan seseorang
7
Anggara bisa melukis
8
Kekuatannya tiba-tiba datang
9
Anggara di pukuli teman sekelasnya
10
Tembus pandang nya datang lagi
11
Anggara membuka hatinya untuk berteman
12
Anggara kembali di usik Dika
13
Tembus pandangnya datang dengan tiba-tiba
14
Nenek tergeletak di atas lantai
15
Setelah berhasil mengendalikan tembus pandangnya
16
Anggara pergi ke taman bermain bersama temannya
17
Bertemu dengan Dika dan adanya pertengkaran di taman bermain
18
Sasya dan Indra bertengkar di dalam rumah hantu
19
Anggara mencoba menggunakan kekuatannya di dalam permainan
20
Anggara dan temannya berhasil menyelesaikan permainan
21
Anggara mendegarkan suara dari balik dinding
22
Anggara berhasil mengeluarkan kekuatan pendengarannya yang tajam
23
Sasya melihat pengumuman lomba di mading
24
Anggara setuju mengikuti lomba melukis
25
Dika juga mengikuti perlombaan melukis
26
Anggara merasa diri nya selalu ingin mengikuti permintaan Sasya
27
Anggara menang perlombaan
28
Beberapa tahun kemudian
29
Rasa tidak rela jika dia pergi
30
Apa yang sudah terjadi di rumah?
31
Seseorang mencari Anggara
32
Sasya akan berangkat ke Inggris
33
Sedih dengan kepergian Sasya
34
Mengejar copet
35
Mendaftar ke Universitas
36
Teman baru
37
Musuh baru
38
Orang itu mengejar
39
Pohon saksi kebersamaan Anggara dan orang tua
40
Ambisi Raisa
41
Ini pasti fitnah
42
Mencari bukti
43
Mendapatkan bukti
44
Siapa lagi mereka?
45
Sasya akan kembali
46
Tidak ada yang boleh mengganggu ku
47
Anggara tidak suka dia
48
Raisa selalu menggangu Anggara
49
Indra di kroyok
50
Nenek memberikan buku tabungan
51
Susi memberikan sarapan pada Anggara dan Indra
52
Hari yang di tunggu Anggara
53
Ke rumah Sasya
54
Ada rasa di antara mereka
55
Besok Sasya sudah masuk kuliah di kampus Anggara
56
Sasya jadi incaran Zidan
57
Nenek sakit
58
Memimpikan kejadian dulu
59
Kebersamaan mereka bertiga
60
Nenek tiada
61
Seperti nya Anggara harus memberitahukan tentang kekuatan nya
62
Sasya cemburu
63
Zidan mulai mengganggu Sasya
64
Tiba di pasar
65
Sasya terkilir
66
Indra mengungkap kan perasaannya
67
Indra iri dengan Anggara
68
Anggara merasa kehilangan Nenek
69
Indra salah paham
70
Indra tidak lagi salah paham
71
Ada seorang pria di makam Ayah Anggara
72
Pria pakain hitam datang kembali
73
Perasaan Sasya
74
Ketemu teman lama
75
Di kejar orang suruhan Tante Anggara
76
Perasaan mereka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!