Anggara berumur 13 tahun

4 tahun kemudian, Anggara yang sudah berumur 13 tahun sedang berada di sekolah menengah pertama, dia menjadi seorang yang pendiam, dingin dan tidak berteman pada siapa pun.

"Hai, nama kamu Anggara ya?" Tanya salah satu siswa

Dia sama sekali tidak menjawabnya, dia lalu pergi dan meninggalkan siswa tersebut.

Kepintarannya sama sekali tidak berubah, bahkan dia semakin pintar, kepintarannya itu membuat seseorang iri padanya.

Namanya Dika, dia dari anak orang kaya, tetapi memiliki sifat sombong, iri hati, dan dengki. Dia selalu di manjakan oleh orang tuanya, hingga dia berani untuk mengucili teman sekelas nya.

"Eh, serahkan uang jajan kamu" Dika suka meminta uang pada anak-anak di sekolah.

"Uang jajan aku habis dik" ucap anak itu

"Alaaahhh! Cepat berikan uang nya" kata salah satu teman Dika, yaitu teman geng Dika, dia mempunyai 3 orang teman geng.

Teman Dika langsung mencari paksa uang anak itu, dan uang nya memang tidak ada, mereka pun berhenti meminta uang pada nya.

Anggara hanya melihat kelakuan mereka dari kejauhan, dia sedang duduk di bawah pohon rindang yang tumbuh di halaman sekolahnya.

Dia membenci orang yang berbuat kejahatan, karena dia tidak suka melihat perbuatan Dika pada siswa-siswa di sekolah, dia langsung menghampiri Dika yang sedang meminta uang siswa.

Dia tidak berkata apapun, hanya berdiri di hadapan Dika

"Eh, lihat anak lugu ini datang menghampiri kita" kata Dika dengan wajah sinisnya

"Iya dik, dia mau apa? Mau menyerahkan uang nya ya, hahahaha" kata teman Dika.

Anggara pun mengatakan

"Jangan meminta uang pada siswa lagi" ucap nya

"Apa, kamu melarang kita untuk tidak meminta uang siswa lagi, emang nya kamu pahlawan di sini" ucap Dika yang langsung berkata tepat di depan mata Anggara

"Jangan meminta uang pada siswa lagi" kata Anggara

"Dik, sepertinya dia minta kita singkirkan ni" kata teman Dika yang lain

"Iya, kamu mau menjadi pahlawan di sini!" Ucap Dika yang langsung menggenggam lingkaran leher baju Anggara dan mendorongnya dengan sekeras-kerasnya, hingga membuat tangan Anggara tergores.

Hal itu membuat nya menjadi marah dan emosi nya meningkat, dia langsung berdiri lalu membalas perbuatan Dika padanya. Siapa sangka dorongan nya yang terlihat tidak terlalu keras membuat Dika terpental dan terluka di bagian kaki nya. Melihat kejadian itu teman Dika terkejut dan langsung membawa Dika ke UKS untuk di obati luka di kakinya, teman Dika yang mengadu kan atas perbuatan dia pada Dika membuat nya di panggil ke ruang kepala sekolah, tentu saja Nenek nya juga di panggil untuk kejelasan terhadap kejadian itu.

Tok.. tok.. tok bunyi ketuk pintu ruang kepala sekolah

"Iya, masuk" kata kepala sekolah

"Maaf pak, saya Nenek Anggara"

"Oh iya buk, silahkan duduk"

"Ada apa ya pak memanggil saya dan cucu saya?" Tanya Nenek pada kepala sekolah

"Begini buk, kemarin di sekolah, ada kejadian siswa di sini kakinya terluka dan itu perbuatan dari Anggara" kata kepala sekolah

"Apa pak! Jadi maksud bapak cucu saya melukai siswa di sini"

"Kata teman siswa yang kakinya terluka itu, Anggara dan siswa itu berkelahi dan

Anggara mendorong nya hingga kakinya terluka "

"Pak, cucu saya belum tumbuh dewasa, mana mungkin dia melakukan hal semacam itu, lagian saya percaya pada cucu saya pak, dia tidak akan melakukan hal seperti itu"

"Maaf buk, teman siswa itu melihat kejadian tersebut"

"Jika cucu saya memang berbuat seperti itu, saya minta maaf"

"Baik lah bu, karna ibu dan cucu ibu sudah mengakui kesalahan, saya memaafkannya, dan kasus di sekolah ini saya usahakan tidak berkepanjangan lagi"

"Terima kasih pak"

"Tidak perlu terima kasih buk, Anggara adalah anak yang sangat pintar, dan saya juga yakin bahwa dia tidak melakukan itu, cuman saksi yang melihatnya membuat saya harus memanggil ibu ke sini, untuk menandatangi surat perjanjian agar Anggara tidak melakukan hal seperti itu lagi" kata kepala sekolah

"Tidak bisa!" Tiba-tiba ada seorang ibu-ibu masuk ke ruangan dengan berpakaian mewah, dan di hiasi kalung serta anting-anting mahal

"Ibu Cahya" ucap Bapak kepala sekolah yang langsung kaget melihat kedatang ibu-ibu itu, yang tak lain adalah orang tua Dika

"Tidak bisa begitu dong pak, masa di lepasin begitu saja dia, dia sudah melukai anak saya" kata ibu Cahya menentang kepala sekolah yang ingin menyudahi kasus ini

"Maaf buk, nenek ini dan cucu nya kan juga sudah mengakui kesalahannya, Nenek ini juga bersedia untuk menandatangani perjanjian"

"Aku tidak terima pak, anak saya terluka gara-gara dia"

Anggara hanya berdiam diri

"Lukanya juga tidak terlalu besar buk, jadi masalah ini tidak perlu di perbesarkan" kata bapak kepala sekolah Anggara

"Saya mau dia ganti rugi atas perbuatan cucu nya" ucap ibu Cahya

"Baik, saya akan mengganti ruginya"

"Bagus kalau begitu, saya mau uang nya sekarang"

"Kalau sekarang, saya tidak bisa, saya akan berikan besok, saya janji" kata Nenek Anggara

"Baik lah, besok saya tunggu uang nya, kaki anak saya terluka iti gara-gara cucu kamu, jadi wajar jika kamu ganti rugi sama saya"

"Baik lah pak, kalau begitu saya dan cucu saya permisi dulu" ucap Nenek sambil berdiri

"Iya buk"

"Nek, kenapa Nenek harus minta maaf dan mengganti rugi? Gara tidak bersalah nek, Dika lah mendorong ku terlebih dahulu" kata Anggara yang sedang berjalan bersama nenek nya menuju kelas

"Dengar gara, Nenek tau kamu tidak bersalah, jika Nenek tidak minta maaf masalah ini tidak akan selesai, apa lagi orang tua Dika datang dan marah-marah seperti tadi, kita orang yang lemah tidak bisa melawan orang seperti dia"

"Nek, ketika gara besar nanti, gara akan menjaga Nenek, gara janji nek" Kakek gara sudah meninggal ketika gara berumur 12 tahun

"Iya gara, jadi kamu harus menjadi anak yang baik, jadi lah seperti Ayah kamu, dia selalu baik terhadap orang lain, dia menjadi seorang ilmuan yang terkenal"

"Iya nek, gara akan menjadi orang hebat"

"Nenek pulang ya, kamu hati-hati di sekolah"

"Iya Nenek" gara pun masuk ke dalam kelas nya

Di sekolah dia adalah anak yang sangat pendiam, dan tak ada satu pun anak yang mendekati dan berteman dengannya, karna sifat dingin nya membuat anak lain tidak berteman dengannya.

"Hei-hei, lihat dia adalah orang yang sudah melukai Dika" kata seorang teman Dika

Anggara sedang duduk di kursi bangku kelasnya, dan tidak memperdulikan perkataan teman Dika.

Bersambung...

Semoga suka sama cerita nya ya😊😊 jangan lupa like dan komen

Terpopuler

Comments

MR.FAKBOY pendukung setia

MR.FAKBOY pendukung setia

lemah aja belagu Lo tau rasa wkwkwkwk

2020-11-05

3

Hadi Hadi

Hadi Hadi

bantai

2020-10-17

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Anggara berumur 13 tahun
3 Teman baru satu bangku
4 Anggara adalah sosok pendiam
5 Anggara merasakan hal aneh pada dirinya
6 Anggara menyelamatkan seseorang
7 Anggara bisa melukis
8 Kekuatannya tiba-tiba datang
9 Anggara di pukuli teman sekelasnya
10 Tembus pandang nya datang lagi
11 Anggara membuka hatinya untuk berteman
12 Anggara kembali di usik Dika
13 Tembus pandangnya datang dengan tiba-tiba
14 Nenek tergeletak di atas lantai
15 Setelah berhasil mengendalikan tembus pandangnya
16 Anggara pergi ke taman bermain bersama temannya
17 Bertemu dengan Dika dan adanya pertengkaran di taman bermain
18 Sasya dan Indra bertengkar di dalam rumah hantu
19 Anggara mencoba menggunakan kekuatannya di dalam permainan
20 Anggara dan temannya berhasil menyelesaikan permainan
21 Anggara mendegarkan suara dari balik dinding
22 Anggara berhasil mengeluarkan kekuatan pendengarannya yang tajam
23 Sasya melihat pengumuman lomba di mading
24 Anggara setuju mengikuti lomba melukis
25 Dika juga mengikuti perlombaan melukis
26 Anggara merasa diri nya selalu ingin mengikuti permintaan Sasya
27 Anggara menang perlombaan
28 Beberapa tahun kemudian
29 Rasa tidak rela jika dia pergi
30 Apa yang sudah terjadi di rumah?
31 Seseorang mencari Anggara
32 Sasya akan berangkat ke Inggris
33 Sedih dengan kepergian Sasya
34 Mengejar copet
35 Mendaftar ke Universitas
36 Teman baru
37 Musuh baru
38 Orang itu mengejar
39 Pohon saksi kebersamaan Anggara dan orang tua
40 Ambisi Raisa
41 Ini pasti fitnah
42 Mencari bukti
43 Mendapatkan bukti
44 Siapa lagi mereka?
45 Sasya akan kembali
46 Tidak ada yang boleh mengganggu ku
47 Anggara tidak suka dia
48 Raisa selalu menggangu Anggara
49 Indra di kroyok
50 Nenek memberikan buku tabungan
51 Susi memberikan sarapan pada Anggara dan Indra
52 Hari yang di tunggu Anggara
53 Ke rumah Sasya
54 Ada rasa di antara mereka
55 Besok Sasya sudah masuk kuliah di kampus Anggara
56 Sasya jadi incaran Zidan
57 Nenek sakit
58 Memimpikan kejadian dulu
59 Kebersamaan mereka bertiga
60 Nenek tiada
61 Seperti nya Anggara harus memberitahukan tentang kekuatan nya
62 Sasya cemburu
63 Zidan mulai mengganggu Sasya
64 Tiba di pasar
65 Sasya terkilir
66 Indra mengungkap kan perasaannya
67 Indra iri dengan Anggara
68 Anggara merasa kehilangan Nenek
69 Indra salah paham
70 Indra tidak lagi salah paham
71 Ada seorang pria di makam Ayah Anggara
72 Pria pakain hitam datang kembali
73 Perasaan Sasya
74 Ketemu teman lama
75 Di kejar orang suruhan Tante Anggara
76 Perasaan mereka
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Prolog
2
Anggara berumur 13 tahun
3
Teman baru satu bangku
4
Anggara adalah sosok pendiam
5
Anggara merasakan hal aneh pada dirinya
6
Anggara menyelamatkan seseorang
7
Anggara bisa melukis
8
Kekuatannya tiba-tiba datang
9
Anggara di pukuli teman sekelasnya
10
Tembus pandang nya datang lagi
11
Anggara membuka hatinya untuk berteman
12
Anggara kembali di usik Dika
13
Tembus pandangnya datang dengan tiba-tiba
14
Nenek tergeletak di atas lantai
15
Setelah berhasil mengendalikan tembus pandangnya
16
Anggara pergi ke taman bermain bersama temannya
17
Bertemu dengan Dika dan adanya pertengkaran di taman bermain
18
Sasya dan Indra bertengkar di dalam rumah hantu
19
Anggara mencoba menggunakan kekuatannya di dalam permainan
20
Anggara dan temannya berhasil menyelesaikan permainan
21
Anggara mendegarkan suara dari balik dinding
22
Anggara berhasil mengeluarkan kekuatan pendengarannya yang tajam
23
Sasya melihat pengumuman lomba di mading
24
Anggara setuju mengikuti lomba melukis
25
Dika juga mengikuti perlombaan melukis
26
Anggara merasa diri nya selalu ingin mengikuti permintaan Sasya
27
Anggara menang perlombaan
28
Beberapa tahun kemudian
29
Rasa tidak rela jika dia pergi
30
Apa yang sudah terjadi di rumah?
31
Seseorang mencari Anggara
32
Sasya akan berangkat ke Inggris
33
Sedih dengan kepergian Sasya
34
Mengejar copet
35
Mendaftar ke Universitas
36
Teman baru
37
Musuh baru
38
Orang itu mengejar
39
Pohon saksi kebersamaan Anggara dan orang tua
40
Ambisi Raisa
41
Ini pasti fitnah
42
Mencari bukti
43
Mendapatkan bukti
44
Siapa lagi mereka?
45
Sasya akan kembali
46
Tidak ada yang boleh mengganggu ku
47
Anggara tidak suka dia
48
Raisa selalu menggangu Anggara
49
Indra di kroyok
50
Nenek memberikan buku tabungan
51
Susi memberikan sarapan pada Anggara dan Indra
52
Hari yang di tunggu Anggara
53
Ke rumah Sasya
54
Ada rasa di antara mereka
55
Besok Sasya sudah masuk kuliah di kampus Anggara
56
Sasya jadi incaran Zidan
57
Nenek sakit
58
Memimpikan kejadian dulu
59
Kebersamaan mereka bertiga
60
Nenek tiada
61
Seperti nya Anggara harus memberitahukan tentang kekuatan nya
62
Sasya cemburu
63
Zidan mulai mengganggu Sasya
64
Tiba di pasar
65
Sasya terkilir
66
Indra mengungkap kan perasaannya
67
Indra iri dengan Anggara
68
Anggara merasa kehilangan Nenek
69
Indra salah paham
70
Indra tidak lagi salah paham
71
Ada seorang pria di makam Ayah Anggara
72
Pria pakain hitam datang kembali
73
Perasaan Sasya
74
Ketemu teman lama
75
Di kejar orang suruhan Tante Anggara
76
Perasaan mereka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!