Anggara menyelamatkan seseorang

Anggara langsung menangkis serangan pemuda itu dengan tangannya, pemuda itu langsung kesakitan terkena tangkisan oleh Anggara.

"Hei, lihat bocah ini, berani-beraninya dia menangkis serangan teman kita" kata ketua mereka, dari ketiga pemuda itu

Lalu datang lagi serangan dari salah satu mereka mengarah pada Anggara, dengan cepat dia menangkis lagi serangan mereka, sungguh tidak di sangka, seusia Anggara bisa menangkis serangan dari ketiga pemuda tersebut, tidak ada salah satu dari mereka serangannya mengenai Anggara, dia tidak melawan serangan mereka, dia hanya menangkis dan terus menangkis, setelah ketiga pemuda itu kelelahan, mereka langsung pergi meninggalkan Anggara di lorong buntu bersama anak yang di bulinya tadi.

"Terima kasih sudah membantu ku"kata anak itu.

"Iya" jawaban Anggara dengan cetus, dia pun berjalan keluar dari lorong itu, dan duduk di atas sepeda nya, lalu dia mengangkat lutut sebelah kananya dan di taruh di kayuhan sepeda.

"Hei, siapa nama mu, sepertinya kita bersekolah di sekolah yang sama" kata anak itu

Anggara tidak menjawabnya, dia langsung pergi meninggalkan anak itu.

"Aneh, dia membantu tapi tidak berbicara sama sekali, hanya menjawab iya, dia juga tidak memberitahu namanya siapa"

Anak itu pun mengambil sepeda nya juga yang terbaring di dinding rumah samping lorong buntu.

Setibanya di depan sekolah, Anggara langsung masuk ke parkiran sepeda, jika dia terlambat sedikit saja pagar sekolah akan di tutup. Dia berlari ke kelas nya, dan di kelas sudah ada guru yang mengajar.

"Anggara, kau terlambat hari ini" kata Ibu guru yang melihat Anggara baru tiba di kelas dan berdiri di depan pintu.

"Maaf buk" kata nya, dengan nafas yang ngos-ngosan

"Tidak apa-apa, karna Ibu juga baru masuk ke kelas kalian"

Anggara langsung duduk di kursi nya.

"Kenapa kau terlambat Anggara?" Tanya Sasya

"Tidak kenapa-kenapa" jawab nya

"Baik lah anak-anak, buka buku IPA kalian, halaman dua tiga" kata Ibu guru

Para murid masing-masing membuka buku ipa, dan mendengarkan apa saja di jelaskan oleh Ibu guru. Ketika jam pelajaran sedang berlangsung, tiba-tiba Anggara merasakan hal yang sama ketika di rumahnya, dia melihat siswa-siwi di sebelah kelasnya, padahal itu di batasi dengan dinding, dan telinga nya mendengarkan suara yang bukan berasal dari suara guru yang sedang mengajarnya, tidak tau suara itu berasal dari mana, dia mendengar suara siswa-siwi yang ribut di kelas, tapi itu bukan lah suara di kelas nya juga, dia terus menutup telinga nya, dan menutup mata nya, dia merasa ketakutan, seperti sedang di hantui.

"Anggara, kau kenapa? Apa yang terjadi?" Kata Sasya melihat nya sedang ketakutan

Anggara hanya diam, dan tetap menutup telinga dan matanya, walaupun dia menutup telinga, dia masih mendengarkan suara keributan. Karna tidak tahan lagi, dia langsung bangun dari tempat duduknya, lalu pergi meninggalkan kelas.

"Anggara, kau kenapa keluar dari kelas?" Tanya gurunya meneriaki Anggara, dia tetap berlari.

Melihat itu, ibuk guru dan para siswa-siswi di kelasnya berlari mengikuti nya. Dia masuk ke dalam ruangan yang berisi barang-barang tidak terpakai.

"Anggara, kamu kenapa? Keluar lah Anggara" ucap gurunya dari luar ruangan itu

Anggara membuka matanya, dan dia masih melihat teman-temannya dan guru yang berada di luar ruangan, dan bermacam suara terus menghantui di telinganya, dia terus ketakutan di dalam ruangan tersebut.

Tok.. tok.. tok.. tok..

"Anggara buka pintunya, kamu kenapa Anggara?" Kata gurunya dari luar pintu yang terus mengetuk pintu agar Anggara membuka pintu

"Iya, Anggara kau kenapa?" Kata Sasya yang ikut mengetuk pintu nya

Tak lama itu, Anggara membuka pintu nya.

"Anggara, kau kenapa? Ada apa dengan mu" tanya gurunya Melihat dia keluar dari ruangan, dan memegang kedua bahu Anggara

"Tidak, kenapa-kenapa buk" jawab nya dengan wajah tertunduk ke bawah

"Tidak kenapa-kenapa gimana, kau keluar dan lari ke ruangan ini"

Anggara hanya berdiam, tidak menjawab apa pun

"Baik lah, kalau begitu, kita kembali ke kelas" sambil menggandeng tangan Anggara, dan mereka semua kembali masuk ke kelas.

Semuanya, duduk kembali ke bangku masing-masing, dan kembali melanjutkan pelajaran.

"Anggara, kamu kenapa? Apa ada sesuatu yang terjadi pada mu? "

"Tidak ada apa-apa" jawab nya dengan jutek

"Kamu masih tidak mau ngobrol dengan ku, baik lah, aku tidak memaksakannya" kata Sasya.

Ibu guru terus menjelaskan yang di pelajari, Anggara fokus mendengarkan apa saja yang di jelaskan oleh gurunya.

Dua jam lebih telah berlalu, sudah waktunya istirahat, karna bunyi bel sudah berbunyi.

Ketika Anggara keluar kelas, anak yang di tolong nya, lewat di depan nya, anak itu berhenti sejenak, dan berusaha mengenalinya.

"Bukan kah, kau yang menolong ku tadi" kata anak itu, di depan siswa-siswi beserta Sasya yang baru keluar kelas, Anggara pun mengehentikan langkahnya saat anak itu berbicara padanya

"Apa maksud mu menolong mu?" Tanya Sasya pada anak itu

"Iya, dia sudah menolong ku tadi, dia sudah berhasil melawan tiga orang pemuda"

"Dia sudah melawan tiga orang pemuda, apa itu mungkin, mana mungkin anak seusia dia bisa melawan tiga orang pemuda" ucap Dika mentertawakan perkataan siswa tersebut

"Aku melihatnya sendiri, jika tidak ada dia, mungkin aku sudah di buli habis-habisan" kata anak itu

"Aku tidak percaya, sudah lah, ayok kita pergi, aku sudah lapar sekali" kata Dika sambil mengajak tiga orang temannya

Anggara hanya berdiam, tidak menjawab apa pun

"Benar kau sudah menolong nya Anggara?" Tanya Sasya padanya

"Tidak" jawab Anggara

"Tidak mungkin aku salah orang, aku ingat sekali wajah mu, tadi aku belum sempat menanyakan nama mu" ucap anak tersebut

"Aku tidak menolong siapa pun" jawab Anggara langsung melanjutkan langkah kaki nya dan meninggalkan anak tersebut bersama Sasya, siswa lain nya juga sudah pergi.

"Apa benar dia sudah menolong mu?" Tanya Sasya lagi pada anak itu

"Iya, aku sangat yakin dia lah yang membantu ku, dia sangat berani melawan tiga orang pemuda, aku menyaksikan nya sendiri, aku juga bingung kenapa dia tidak ingat"

"Eemmm kalau itu benar, berarti dia tidak mau ada yang tau kalau dia sudah menolong mu, oiya nama ku Sasya"

"Nama ku Indra"

"Baik lah, aku pergi dulu" kata Sasya lalu pergi ke kantin

Anggara tidak pergi ke kantin, dia duduk di bawah pohon rindang, di rumputan yang sangat pendek memang untuk bersantai, dia sambil melukis sesuatu di bukunya, dia kembali membuat komik dan melanjutkan cerita nya.

Bersambung...

Jangan lupa like dan komen😊😊

Terpopuler

Comments

Naoki Miki

Naoki Miki

haii mampir yuk ke krya q 'Rasa yang tak lagi sama'
cuss bacaa jan lupa tinggalkan jejaakk🤗
tkan prfil q aja yaa😍
vielen danke😘

2020-10-16

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Anggara berumur 13 tahun
3 Teman baru satu bangku
4 Anggara adalah sosok pendiam
5 Anggara merasakan hal aneh pada dirinya
6 Anggara menyelamatkan seseorang
7 Anggara bisa melukis
8 Kekuatannya tiba-tiba datang
9 Anggara di pukuli teman sekelasnya
10 Tembus pandang nya datang lagi
11 Anggara membuka hatinya untuk berteman
12 Anggara kembali di usik Dika
13 Tembus pandangnya datang dengan tiba-tiba
14 Nenek tergeletak di atas lantai
15 Setelah berhasil mengendalikan tembus pandangnya
16 Anggara pergi ke taman bermain bersama temannya
17 Bertemu dengan Dika dan adanya pertengkaran di taman bermain
18 Sasya dan Indra bertengkar di dalam rumah hantu
19 Anggara mencoba menggunakan kekuatannya di dalam permainan
20 Anggara dan temannya berhasil menyelesaikan permainan
21 Anggara mendegarkan suara dari balik dinding
22 Anggara berhasil mengeluarkan kekuatan pendengarannya yang tajam
23 Sasya melihat pengumuman lomba di mading
24 Anggara setuju mengikuti lomba melukis
25 Dika juga mengikuti perlombaan melukis
26 Anggara merasa diri nya selalu ingin mengikuti permintaan Sasya
27 Anggara menang perlombaan
28 Beberapa tahun kemudian
29 Rasa tidak rela jika dia pergi
30 Apa yang sudah terjadi di rumah?
31 Seseorang mencari Anggara
32 Sasya akan berangkat ke Inggris
33 Sedih dengan kepergian Sasya
34 Mengejar copet
35 Mendaftar ke Universitas
36 Teman baru
37 Musuh baru
38 Orang itu mengejar
39 Pohon saksi kebersamaan Anggara dan orang tua
40 Ambisi Raisa
41 Ini pasti fitnah
42 Mencari bukti
43 Mendapatkan bukti
44 Siapa lagi mereka?
45 Sasya akan kembali
46 Tidak ada yang boleh mengganggu ku
47 Anggara tidak suka dia
48 Raisa selalu menggangu Anggara
49 Indra di kroyok
50 Nenek memberikan buku tabungan
51 Susi memberikan sarapan pada Anggara dan Indra
52 Hari yang di tunggu Anggara
53 Ke rumah Sasya
54 Ada rasa di antara mereka
55 Besok Sasya sudah masuk kuliah di kampus Anggara
56 Sasya jadi incaran Zidan
57 Nenek sakit
58 Memimpikan kejadian dulu
59 Kebersamaan mereka bertiga
60 Nenek tiada
61 Seperti nya Anggara harus memberitahukan tentang kekuatan nya
62 Sasya cemburu
63 Zidan mulai mengganggu Sasya
64 Tiba di pasar
65 Sasya terkilir
66 Indra mengungkap kan perasaannya
67 Indra iri dengan Anggara
68 Anggara merasa kehilangan Nenek
69 Indra salah paham
70 Indra tidak lagi salah paham
71 Ada seorang pria di makam Ayah Anggara
72 Pria pakain hitam datang kembali
73 Perasaan Sasya
74 Ketemu teman lama
75 Di kejar orang suruhan Tante Anggara
76 Perasaan mereka
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Prolog
2
Anggara berumur 13 tahun
3
Teman baru satu bangku
4
Anggara adalah sosok pendiam
5
Anggara merasakan hal aneh pada dirinya
6
Anggara menyelamatkan seseorang
7
Anggara bisa melukis
8
Kekuatannya tiba-tiba datang
9
Anggara di pukuli teman sekelasnya
10
Tembus pandang nya datang lagi
11
Anggara membuka hatinya untuk berteman
12
Anggara kembali di usik Dika
13
Tembus pandangnya datang dengan tiba-tiba
14
Nenek tergeletak di atas lantai
15
Setelah berhasil mengendalikan tembus pandangnya
16
Anggara pergi ke taman bermain bersama temannya
17
Bertemu dengan Dika dan adanya pertengkaran di taman bermain
18
Sasya dan Indra bertengkar di dalam rumah hantu
19
Anggara mencoba menggunakan kekuatannya di dalam permainan
20
Anggara dan temannya berhasil menyelesaikan permainan
21
Anggara mendegarkan suara dari balik dinding
22
Anggara berhasil mengeluarkan kekuatan pendengarannya yang tajam
23
Sasya melihat pengumuman lomba di mading
24
Anggara setuju mengikuti lomba melukis
25
Dika juga mengikuti perlombaan melukis
26
Anggara merasa diri nya selalu ingin mengikuti permintaan Sasya
27
Anggara menang perlombaan
28
Beberapa tahun kemudian
29
Rasa tidak rela jika dia pergi
30
Apa yang sudah terjadi di rumah?
31
Seseorang mencari Anggara
32
Sasya akan berangkat ke Inggris
33
Sedih dengan kepergian Sasya
34
Mengejar copet
35
Mendaftar ke Universitas
36
Teman baru
37
Musuh baru
38
Orang itu mengejar
39
Pohon saksi kebersamaan Anggara dan orang tua
40
Ambisi Raisa
41
Ini pasti fitnah
42
Mencari bukti
43
Mendapatkan bukti
44
Siapa lagi mereka?
45
Sasya akan kembali
46
Tidak ada yang boleh mengganggu ku
47
Anggara tidak suka dia
48
Raisa selalu menggangu Anggara
49
Indra di kroyok
50
Nenek memberikan buku tabungan
51
Susi memberikan sarapan pada Anggara dan Indra
52
Hari yang di tunggu Anggara
53
Ke rumah Sasya
54
Ada rasa di antara mereka
55
Besok Sasya sudah masuk kuliah di kampus Anggara
56
Sasya jadi incaran Zidan
57
Nenek sakit
58
Memimpikan kejadian dulu
59
Kebersamaan mereka bertiga
60
Nenek tiada
61
Seperti nya Anggara harus memberitahukan tentang kekuatan nya
62
Sasya cemburu
63
Zidan mulai mengganggu Sasya
64
Tiba di pasar
65
Sasya terkilir
66
Indra mengungkap kan perasaannya
67
Indra iri dengan Anggara
68
Anggara merasa kehilangan Nenek
69
Indra salah paham
70
Indra tidak lagi salah paham
71
Ada seorang pria di makam Ayah Anggara
72
Pria pakain hitam datang kembali
73
Perasaan Sasya
74
Ketemu teman lama
75
Di kejar orang suruhan Tante Anggara
76
Perasaan mereka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!