Selesai memasak dan membereskan dapur yang berserakan, dia pun duduk di kursi depan tv nya bersama sang Nenek.
"Nek, gara merasa ada yang aneh dengan gara nek" Ucap nya sambil duduk di dekat Nenek
"Aneh kenapa gara?"
"Gara merasa ada perubahan di dalam diri gata sendiri, kasus yang di sekolah tadi, gara benar-benar sama sekali tidak berniat menyakiti Dika, gara juga tidak sekuat itu mendorongnya, tapi kenapa Dika bisa terluka dan dia terpental nek, ingat gak nek sewaktu gara masih sd, gara juga pernah melukai teman gara, hingga sekarang gara masih merasa bersalah, tadi juga gara tiba-tiba melihat semua isi rumah hanya dari dalam kamar saja, seperti tembus pandang" kata Anggara
"Iya ya gara, Nenek juga memikirkan hal itu, apa ada sesuatu di dalam diri kamu"
"Sesuatu apa nek?"
"Nenek juga tidak mengetahuinya, Nenek takut itu akan menjadi kekuatan mu gara"
"Tidak mungkin nek, zaman sekarang tidak ada kekuatan seperti itu"
"Gara, Ayah kamu itu adalah seorang peneliti, dia sudah menciptakan banyak keajaiban"
"Oiya nek, gara ingat, kejadian kebakaran di laboraturium Ayah, Ayah sempat melemparkan botol kecil yang berisi cairan bewarna biru, dan Ayah menyuruh gara untuk meminumnya"
"Dan kau meminumnya?" Tanya Nenek
"Iya nek, setelah gara berhasil keluar dari kebakaran itu, gara langsung meminumnya, setelah itu gara tidak ingat apa-apa lagi nek"
"Saat itu, Nenek baru datang, kau sedang tergeletak pingsan, orang-orang pada sibuk memadamkan api nya, dan Nenek langsung membawa mu pulang ke rumah"
"Apa semua ini, yang pernah gara alami adalah efek dari cairan itu nek?"
"Sepertinya begitu gara, kalau memang kau mendapatkan kekuatan dari cairan itu, sebaiknya kau gunakan dengan sebaik mungkin, jangan ada yang boleh tau soal ini, dan gunakan hanya untuk kebaikan" pesan sang Nenek pada Anggara agar tidak menyalahgunakan kekuatan yang ia miliki
"Iya nek, gara akan ingat pesan Nenek"
Anggara sudah merasakan hal aneh yang berubah pada dirinya sejak dia telah membuat Dika terpental tanpa di sengaja, baru lah dia cerita kepada Nenek nya, karna hanya Nenek nya lah yang menjadi teman nya, sahabatnya, keluarganya, dan orang di percayanya.
"Gara, buat kan Nenek air kopi ya" kata Nenek, yang sedang duduk santai di depan tv, saat itu hari sudah mulai malam.
"Iya nek" dia pergi ke dapur dan membuat kan Nenek nya segelas kopi hitam, yang tidak terlalu manis, karna Nenek sudah mempunyai penyakit diabetes.
"Ini nek, kopinya" kata Anggara sambil membawakan segelas kopi
Beberapa menit kemudian, jam sudah menunjukan pukul 19:48, sudah waktunya Anggara dan Nenek makan malam. Mereka duduk di meja makan, Anggara memberikan piring makan kepada Nenek, dan dia mengambil nasi dua sendok, lalu dia mengambil lauk.
Selesai makan, dia masuk ke kamar nya. Di kamar dia duduk di meja belajarnya, dia mulai mengambil pensil, penggaris, dan buku, di meja belajar sudah ada lampu khusus untuk belajar. Dia membuka buku yang banyak berisi gambar, lalu dia mulai membuat garisan di tengah kertas yang kosong, lalu dia menggambar kan seorang pria dewasa, memiliki tubuh yang kekar, dia mulai membuat sebuah adegan perkelahian, dari memukul wajah, memukul kepala, memukul perut, di gambar itu tampak sebuah kekuatan yang keluar dari pria dewasa tersebut. Ternyata dia sedang membuat sebuah komik, itu lah hobi Anggara, dia membuat komik di kamar nya, dia mulai membuat komik dari SD(Sekolah Dasar) , komik itu berisikan tentang pria dewasa yang memiliki kekuatan tembus pandang. Dia membuat komik itu terinspirasi akan dirinya, yang terkadang bisa melihat barang, maupun orang di balik dinding, tetapi pandangannya belum lah jelas, masih terambang-ambang.
Di komik terdapat seorang perempuan tua, yang kehilangan tas, ternyata Nenek itu sudah kecopetan, datang lah pria dewasa karna dia melihat dari kejauhan bahwa Nenek itu sudah kecopetan, dan dia langsung berlari dan mengejar penjahat itu, dan penjahat dapat di kejarnya, lalu terjadi lah adegan perkelahian, lalu pria tersebut mengeluarkan cahaya dari matanya, dia bukan lah hanya memiliki kekuatan tembus pandang, tetapi juga memiliki kekuatan laser.
Selesai dia membuat komik dia pun tidur di kasur nya.
Kring.. kring.. kring.. kring.. bunyi alarm Anggara sudah berdering.
"Gaaraaa, sudah pagi kau harus bangun" kata Nenek meneriakinya dari luar kamar
Dia terbangun, dan langsung mematikan alarm nya.
"Iya nek" dia bangun dari tempat tidur nya, lalu duduk, dan berdiri mengambil handuk yang tergantung di balik pintu kamar, setelah itu dia pun mendi di kamar mandinya.
Selesai mandi, dia mengambil pakaian sekolah di dalam lemari, lalu memakainya.
"Neekk, gara bawak sepeda Kakek ya?" Kata gara sambil keluar dari kamar sambil menggendong tas sekolah
"Bawak aja gara, kan itu sudah jadi milik mu" kata Nenek dari dapur
"Gara pergi dulu nek"
"Makan dulu sarapannya di atas meja"
Dia pun mengambil sarapannya sekeping roti tawar yang sudah di olesi selai di atas meja, lalu dia langsung keluar mengambil sepatu, roti tersebut di taruh di dalam mulut nya dan menjempit dengan bibir.
"Sarapannya tidak di makan dulu?" Tanya Nenek keluar dari dapur dan melihat gara sedang mengikat tali sepatu
"Ini udah gara ambil sarapannya, gara sudah terlambat nek"
Dia pun langsung pergi mengeluarkan sepeda nya, lalu berangkat ke sekolah.
Setibanya di lorong buntu yang tidak jauh dari sekolah nya, dia melihat tiga orang pemuda memakai seragam sekolah dari sekolah yang berbeda dan sedang berdiri dengan menghadap ke dinding, dia berhenti sejenak untuk melihat apa yang sedang di perbuat oleh pemuda tersebut, ternyata tiga pemuda itu sedang membuli seorang murid dari sekolah nya juga, dia meminta uang dari murid tersebut, dia meminta dengan paksa, pemuda tersebut memukuli nya di perut agar murid itu memberikan uang padanya. Hingga murid itu ketakutan, dia tidak mempunyai uang banyak dia sudah memberikan semua uangnya, tapi pemuda itu terus meminta uang padanya. Melihat itu Anggara mendekati mereka.
"Apa yang sedang kalian lakukan di sini" kata Anggara
Mendengar itu, tiga pemuda tersebut berbalik badan
"Eh lihat, anak ini datang mendekati kita" kata salah satu pemuda tersebut
"Jangan sakiti dia" ucap Anggara
"Jangan coba-coba menjadi pahlawan kau di sini"
Anak yang di buli mereka berdiri dan berlari mendekati Anggara
"Jangan sakiti dia" ucap Anggara
"Hei, siapa kau, berani melarang kami" kata pemuda tersebut
"Habisi dia" kata salah satu dari pemuda itu
Salah satu dari mereka menggenggam tangannya dan mengayunkannya dengan cepat ke arah Anggara.
Bersambung...
Jangan lupa like dan komennya😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Eko Rianto
Superman? is that you?
2022-01-06
0