"Kenapa tembus pandangnya tidak mau, atau kemaren itu hanya ilusi, tapi itu terjadi seperti nyata, juga di sekolah tadi, aku mengalaminya lagi" ucap Anggara karna dia heran kenapa tembus pandangnya tidak berfungsi.
"Garaaaa" panggil Nenek dari luar kamar nya.
"Iya nek" Anggara langsung keluar kamar
"Kau bisa menggantikan atap rumah kita gara? Karna satu atap bocor di bagian dapur"
"Tentu nek, mana atap yang mau di ganti nek?"
"Ada di luar, kau cari aja di luar, tangga nya juga luar"
Lalu Anggara pun mengganti atap rumahnya yang bocor, setelah menggantinya Anggara turun dari atas rumah nya, tetapi saat hendak turun, tidak sengaja kaki nya tergelincir dari pijakan tangga, dia pun terjatuh ke bawah dengan ketinggian yang lumayan tinggi.
"Neneeeeekkk" teriaknya ketika terjatuh dari tangga
"Kenapa gara?" Nenek Anggara langsung keluar rumah untuk melihat Anggara
Dia tidak terjatuh langsung ke tanah seperti orang biasanya, ketika dia berteriak, tidak dengan sengaja kaki nya dengan sendiri menahan dirinya saat berpijak ke tanah hingga tubuhnya tidak langsung tergeletak di atas tanah, jika itu orang biasa pasti akan jatuh tergeletak di atas tanah, tapi dia tidak, dia bisa menahan dirinya agar tidak tergeletak di atas tanah.
"Kenapa gara?" Kata Nenek dan melihat gara seperti memasang kuda-kuda
"Hehehe tidak ada apa-apa nek"
"Tadi kenapa berteriak?"
"Gak nek, tadi gara terpeselet dari tangga, tapi gara tidak kenapa-kenapa"
"Apa atap nya sudah di ganti"
"Udah nek" ucap nya sambil membawa tangga dan mengembalikan ke tempatnya
"Kau langsung mandi sana, sudah sore"
"Iya nek, gara langsung mandi" dia pun pergi ke kamar nya lalu mandi.
Selesai mandi, dia memasak untuk makan malam. Tak lama kemudian, malam hari telah tiba, dia dan neneknya makan bersama. Setelah itu, dia pergi ke kamar nya dan kembali melanjutkan cerita komik. Ketika sedang membuat komik, telinganya merasa berdenging, dia mendengar suara kalelawar yang berkeliaran di malam hari, mendengar suara burung yang bertebangan, dia terus menutup telinga.
"Tidak.. tidak." Ucap nya karna merasa ketakutan
Nenek nya mendengar suara Anggara.
"Gara, kau kenapa?" Sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar Anggara
"Tidaaakk, tidak" Anggara hanya mendengar suara kebisingan di luar rumah nya, dan suara Nenek yang terus memanggil nya bersatu dengan suara burung sehingga dia tidak begitu jelas mendengarnya.
"Gara, buka pintunya, kau kenapa?" Nenek mencoba memutar ganggang pintu Anggara agar bisa terbuka.
Anggara tetap tidak membuka pintu, bermacam suara yang dia dengar dengan perlahan mulai menghilang. Dan dia pun mendengar dengan jelas Nenek nya yang terus memanggil.
"Iya nek" sambil membuka pintu kamar
"Kau kenapa gara? Kau terus berteriak"
"Tidak nek, tidak kenapa-kenapa, tadi gara hanya membuat komik, mungkin terbawa cerita komik, sehingga gara berteriak sesuai cerita komiknya"
"Aahh kau ini, membuat nenek takut saja, baik lah, Nenek mau ke kamar, kau jangan berteriak di malam gini lagi ya"
"Iya nek"
Lalu Anggara berbaring di atas kasur nya.
"Apa yang terjadi pada ku tadi, kenapa tekinga ku tiba-tiba mendengarkan suara kalelawar dan suara burung, bermacam suara yang terdengar di telinga ku, apa yang terjadi pada ku"
Saat dia sedang sibuk memikirkan tentang kejadian pada dirinya tadi, tanpa di sadari hari sudah mulai tengah malam, bulan yang bersinar menerangi kamar Anggara lewat jendela kamar nya, melihat itu dia duduk dan menatap bulan dari jendelanya.
"Ayah, apa yang terjadi pada ku yah, kenapa aku merasa hal aneh terjadi pada ku, jika kau ada aku akan curhat dengan mu, dan kau akan mencari tau apa yang terjadi pada diri ku, melewati penelitian mu itu, aku rindu pada mu yah" ratap Anggara karna merindukan kehadiran sang Ayah yang sudah tiada.
Setelah dia melihat bulan, dan mulai mengantuk, dia pun tidur karna harus sekolah.
Keesokan harinya, Anggara kembali bersekolah seperti biasa, di hari itu berjalan dengan hari biasanya, Indra yang terus berusaha mendekat diri pada Anggara, membuat rencana dengan Sasya, akan datang ke rumah Anggara secara berdiam-diam, agar Anggara mau berteman dengan mereka.
"Sya..." kata Indra yang sedang makan bersama Sasya di kantin, dan saat itu Anggara pun makan di kantin, tapi dia duduk sendirian.
"Ada apa ndra?"
"Aku mau berteman dengan Anggara, tapi belum dapat kesempatan"
"Aku juga, sebaiknya kita membuat rencana agar dia mau berteman dengan kita"
"Rencana apa?"
"Kita harus bisa membuat dia nyaman dengan kita berdua, sehingga dia membuka hatinya untuk berteman dengan kita"
"Kamu benar sya, tapi bagaimana caranya"
Cerita soal Indra ni, dia adalah anak yang cupu, memakai kaca mata, dia juga anak yang kutu buku, keman-mana dia selalu membawa buku pelajaran.
Sedangkan Sasya, dia siswa yang cantik dan putih, dia pintar di pelajaran matematika, di pelajaran matematika, dia sangat menguasainya.
"Aku punya ide, gimana kalau kita datang ke rumah Anggara, kalau kita sering ke rumah nya, pasti dia mau berteman dengan kita"
"Emang nya kamu tau rumah Anggara di mana"
"Tidak tau sih, tapi kita bisa tanyakan pada wali kelas aku"
"Iya, kamu benar sya, hari libur nanti kita akan ke rumah nya"
Setelah membuat rencana ke rumah Anggara, dan sudah selesai makan, mereka kembali ke kelas masing-masing.
Anggara dia sudah lebih dulu kembali ke dalam kelasnya, dan dia belajar di dalam kelas.
"Hei Anggara" sapa Sasya melihat Anggara sedang belajar, siswa lain beluk ada kembali ke dalam kelas, karna bel masuk belum berbunyi.
"Iya" jawabnya sambil membaca buku
"Kamu sedang apa?" Tanya Sasya sambil duduk di kursinya
"Baca buku"
"Oohh.. kamu rajin baca buku ya, pantes semua pelajaran kamu kuasai, kamu juga bisa melukis"
"Terima kasih"
"Hari libur nanti, kamu kemana?"
"Tidak kemana-mana"
"Kamu tidak pernah pergi jalan-jalan gitu"
"Tidak, emang kenapa?" Dia tetap membaca buku nya
"Tidak kenapa-kenapa, hanya bertanya"
Tak lama itu, bel masuk pun berbunyi, para siswa bergotongan masuk ke dalam kelas. Mereka belajar seperti biasanya, dan mereka sedang mengerjakan ulangan yang di berikan guru. Tentu saja lagi-lagi Anggara lah yang lebih dulu selesai mengerjakan soal tersebut, dengan santai dia duduk sambil melihat ke arah luar jendela.
"Hei, lagi-lagi dia yang duluan selesai mengerjakan soal" ucap Dika pada temannya dengan suara pelan
"Iya dik, kamu jangan kalah dengan dia dik, masa kamu kalah dengannya" kata teman Dika seperti memanasi Dika agar Dika marah pada Anggara.
Bersambung..
Jangan lupa like dan komen ya😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Eko Rianto
aku merasakan niat jahat dari Dika and the Gang
2022-01-06
0