Karna merasa putus asa, dia pun tidak memikirkan tentang tembus pandangnya lagi, dia berpikir bahwa itu hanya lah ilusi nya saja, lalu dia tidur agar tidak terpikirkan tentang ilusinya itu.
Kriiinngg... kriinnnggg alarm Anggara telah berdering, dia terbangun dan mematikan alarm, lalu dia pergi mandi, dia bersiap-siap untuk sekolah, setelah itu dia pergi keluar untuk mengambil sepeda nya. Ketika membuka pintu tiba-tiba ada seseorang ada di depan rumah.
"Pagi gara" ternyata yang datang adalah Sasya dan Indra
"Eh.. kalian, pagi juga.. ada apa pagi-pagi datang ke rumah? Bukannya sekarang mau ke sekolah" Tanya Anggara dengan heran
"Iya gara, kami datang ke sini untuk melihat keadaan mu, apa kau baik-baik saja?" Tanya Sasya
"Iya, aku baik-baik saja, sekarang aku mau pergi ke sekolah, apa kalian tidak pergi ke sekolah?" Kata Anggara sambil memakai sepatunya
"Tentu saja kami sekolah, aku ingin pergi ke sekolah bersama kalian berdua, tadi aku berpapasan dengan Indra, dan ternyata dia juga mau ke rumah mu, jadi aku dan Indra pergi ke rumah mu bersama" kata Sasya, sambil menaiki sepeda nya
"Baik lah, ayo sekarang kita berangkat" kata Anggara
"Gara, bukannya sepeda mu tinggal di sekolah" kata Indra yang sedang duduk di atas sepeda
"Ooo iya.. aku lupa, bagaimana aku pergi ke sekolah, yang ada cuman sepeda motor Kakek" kata Anggara yang berdiri di depan rumah
"Kenapa kau tidak memakainya ke sekolah?" Tanya Indra
"Ak sayang sekali dengan sepeda motornya, jadi aku tidak menggunakannya ke sekolah, lagian, bukannya di sekolah kita ada peraturan tidak boleh membawa sepeda motor ke sekolah" kata Anggara
"Iya, aku juga ingat dengan peraturan itu, kalau gitu kau boncengan dengan ku saja gara" kata Indra
"Baik lah" Kata Indra, dia pun menaiki sepeda Indra
Di jalan menuju sekolah, mereka mengobrol di sepeda, Anggara yang masih terbawa kebiasaan pendiamnya, dia tidak banyak berbicara. Sasya dan Indra lah yang terus berbicara, mereka memahami tentang sifat Indra yang suka diam.
"Gara.." panggil Sasya yang saat itu masih di jalan menuju sekolah nya
"Iya sya" jawab Anggara melihat ke arah Sasya yang mengayuh sepeda di samping Indra dan Anggara, mereka bersepeda saling berdampingan.
"Kenapa kau diam saja gara? Apa kau tidak nyaman berteman dengan kami" tanya Sasya
"Bukan begitu, aku senang berteman dengan kalian, tapi apa kalian tidak masalah berteman dengan ku, orang-orang tau jika aku tidak berteman dengan siapa pun, jika kalian bersama ku, pastinya jadi omongan siswa lain" jawa Anggara
"Kami senang berteman dengan mu gara, kau sangat baik, dan kau juga pernah membantu ku kemaren" kata Indra menjawab dari pertanyaan Anggara
Anggara berdiam, dia berpikir takut akan melukai Sasya dan Indra tanpa dia sengaja.
"Sebelum kalian memutuskan untuk berteman dengan ku, aku ingin membicarakan tentang diri ku pada kalian"
"Cerita tentang apa gara?" Tanya Indra dan Sasya
Ketika Anggara ingin menceritakan, tanpa di sadari mereka telah tiba di sekolah.
"Eehh.. tanpa kita sadari kita sudah sampai di sekolah" kata Indra memasuki parkiran sepeda di sekolah
"Karna kita keasyikan ngobrol" jawab Sasya
"Oiya, kamu mau cerita apa tadi?" Tanya Sasya yang sedang menarok sepeda di parkiran
"Bukan apa-apa kok, ayok kita masuk ke dalam" kata Anggara, karna sudah berada di sekolah, dia tidak menceritakan tentang dirinya pada Indra dan Sasya.
Mereka pun masuk ke dalam sekolah, Indra yang berbeda kelas, dia menduhului Sasya dan Anggara.
"Aku duluan ya sya, gara" kata Indra
"Iya ndra" jawab Sasya
Anggara dam Sasya berjalan bersama memasuki kelasnya.
"Lihat, Anggata dan Sasya, terlihat semakin dekat saja" kata teman Dika berbisik pada Dika ketika melihat Anggara dan Sasya masuk kelas bersama.
"Iya, apa istimewanya dia, sehingga Sasya mau berteman dengan orang pendiam yang tidak berteman pada siapa pun sepertinya" kata Dika
"Iya dik, tapi Anggara kan pintar dik" kata teman Dika bernama Ari, dia tidak bisa menajaga omongannya seperti teman Dika yang lain, dia selalu berbicara memuji Anggara, dia selalu berbicara dengan fakta.
Mendengar Ari memuji Anggara, Dika langsung melihat dengan mata jahat pada Ari.
"Huuss.. jangan berbicara seperti itu, kau telah memuji nya" kata Bowo yaitu teman Dika yang selalu bersama Dika, mereka bertiga selalu bersama, dan mendukung perbuatan jahat Dika pada Anggara, karna Dika yang kaya dan selalu mentraktir mereka.
"Maaf kan aku" kata Ari
Anggara dan Sasya duduk di bangku mereka..
Tak lama itu, bel masuk pun berbunyi, mereka belajar seperti biasanya, di mana guru menjelaskan pelajaran yang mereka pelajari sesuai jadwal, dan setelah menjelaskan, terkadang guru memberikan soal sesuai yang telah mereka pelajari. Anggara selalu melihat ke arah jendela, dia tidak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan, tetapi dia selalu bisa menjawab pertanyaan yang di berikan guru padanya, dia bisa mengerti hanya dengan mendengar. Ketika dia mendengarkan penjelasan dari guru, dia melihat ke arah luar jendela.
"Anggara.." panggil Sasya dengan suara pelan agar tidak terdengar oleh guru
"Ya sya" jawab Anggara, tetapi matanya masih melihat arah luar jendela
"Kenapa, kau selalu melihat ke luar jendela ketika guru menjelaskan pelajaran?" Tanya Sasya
"Ketika aku melihat pohon-pohon yang tumbuh di luar sana dan rerumputan hijau, aku selalu merasa ketenangan ada diri ku" jawab Anggara
"Apa kau pernah pergi ke luar?" Tanya Sasya
"Maksudnya?" Tanya balik Anggara karna tidak mengertk pertanyaan Sasya
"Maksud ku, apa kau pernah berlibur, seperti pergi ke pariwisata, atau semacamnya.."
"Aku tidak pergi ke mana-mana" jawab Anggara.
"Walaupun libur sekolah?" Tanya Sasya lagi
"Iya, aku sama sekali tidak pernah pergi ke mana-mana, paling tidak aku menemani nenek ke pasar" jawab Anggara
Setelah mendengar jawaban Anggara, Sasya pun diam.
"Kesian Anggara, dia tidak berteman dengan siapa pun, dan dia juga tidak pernah pergi kemana-mana, besok kan hari libur, apa aku ajak Indra untuk mengajak Anggara jalan-jalan di luar, mungkin saja akan membuat Anggara bahagia" ucap Sasya dia dalam hatinya..
"Baik lah anak-anak, karana sudah Bapak jelaskan pada kalian, sekarang kalian kerjakan soal yang ada di halaman 50" kata Bapak guru, saat itu pelajaran IPS
Siswa-siswi masing-masing membuka buku pelajaran.
"Duuuhhh... buku aku mana ya" kata Sasya sambil mengobak abik isi tas nya sendiri
"Ada apa sya?" Tanya Anggara, karna melihat Sasya seperti sedang mencari sesuatu
Bersambung...
Jangan lupa like dan komennya😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
nur kholifah
wah kapan bisa pake tembus pandangnya Thor.......
2022-05-18
0
Eko Rianto
aku mencium tanda tanda pdkt
2022-01-06
0