"Aku akan membuat nya tunduk pada ku, dan aku yang akan menjadi terpintar di sekolah ini bukan dia" kata Dika
"Apa rencana mu Dika?"
"Lihat saja nanti" jawab Dika dengan senyuman sinis nya
Di situ Anggara yang sedang melihat ke arah luar jendela, Sasya pun sudah mengantar kan soal ulangan yang sudah dia selesaikan, lalu dia mencoba mengobrol dengan Anggara.
"Kau memang pintar gara, kau lebih cepat mengerjakan soal dari murid yang lainnya"
Anggara tidak menjawab apa pun dia hanya diam dan melihat ke arah jendela, terlihat dari matanya ketenangan dan rasa kecewa, dia merasa tenang jika melihat keindahan alam, tapi dia merasa kecewa tidak bisa menikmati dengan teman seperti siswa lainnya.
"Kau tetap diam gara, baik lah" Sasya berhenti berbicara karna Anggara tidak menjawab ucapan nya.
Beberapa jam kemudian, bel pulang berbunyi, Anggara bersiap-siap untuk pulang, siswa-siswi lainnya sudah keluar dari kelas, tinggal Anggara, Sasya, Dika dan temannya. Ketika Anggara dan Sasya hendak keluar kelas, tiba-tiba Dika menghadang mereka, Sasya di tarik oleh teman Dika dan di dorong keluar dari kelas, lalu pintu di kunci dari dalam, tinggal lah, Anggara, Dika dan temannya.
"Hei, apa yang kalian lakukan pada Anggara" teriak Sasya dari luar kelas dan mengetuk-ngetuk pintu
"Hahaha, sekarang hanya tinggal kau dan kami" ucap Dika
"Apa yang kau inginkan?" Kata Anggara
"Kita akan melakukan apa ya padanya" tanya Dika pada temannya dengan suara yang ada maksud lain
"Hahaha, seperti kata mu sebelumnya Dika, kita akan memberi dia pelajaran agar dia tidak sombong lagi akan kepintarannya itu" kata teman Dika
"Kau benar sekali teman, aku mau lihat kondisi yang sekarang ini apa dia masih bisa menggunakan kepintarannya itu" ucap Dika sambil berjalan dengan perlahan mendekati Anggara
Ada Sasya yang masih berada di luar, dan terus mengetuk pintu agar pintu di buka.
"Kenapa kau di sini sya?" Kata Indra yang datang dari kelas nya, ketika dia mau pulang dan melihat Sasya di depan pintu.
"Ndra.. Anggara ada di dalam, Dika dan temannya ingin melakukan sesuatu pada Anggara, aku takut dia melukai Anggara"
"Kita harus membantu nya sya"
Mereka berdua berusaha membuka pintu, Sasya mencari alat keras yang bisa menghancurkan ganggang pintu nya.
Sedangkan Dika, yang sedang di dalam menggenggam kerah baju Anggara.
"Aku katakan dengan mu ya, jangan kau sok menjadi pintar di sini, hanya aku yang ada di posisi itu, hanya aku yang berhak di pandang pintar di sekolah ini"
"Jika kau yang berhak, kenapa nilai yang kau dapatkan sangat rendah" jawab Anggara
"Hei!!! Beraninya kau menghina Dika, jangan kasih ampun dik, dia telah menghina mu dengan nilai jelek mu itu" kata teman Dika
"Apa kau bilang, nilai ku rendah, aku sengaja melakukan itu, karna aku tidak seperti mu yang sombong akan kepintaran"
"Aku tidak sombong, tapi aku hanya melakukan yang aku bisa, jika kau menganggap ku pintar, ya bagus" jawab Anggara
Jawaban itu membuat Dika semakin marah, dia mengepal tangannya, dengan gerakan cepat dia mengayunkan kepalannya ke perut Anggara, hingga Anggara terbungkuk karna pukulan Dika.
"Hahaha.. sekarang kau akan tau siapa yang berkuasa di sini, dan siapa yang di segani di sini" kata Dika setelah memukul bagian perut Anggara, akibat pukulannya itu, darah menetes dari bibir Anggara.
Sasya dan Indra yang mencoba untuk menghancurkan ganggang pintu agar kunci pintu bisa terbuka berhasil, dan mereka langsung membuka pintu nya.
"Dika! apa yang kau lakukan padanya" ucap Sasya terkejut melihat Anggara kesakitan, dan darah yang keluar dari mulutnya, dan Sasya langsung memegang Anggara
"Jangan kau ikut campur urusan kami" kata Dika pada Sasya
"Apa salah nya kau tega melukai dia seperti ini?"
"Salah nya banyak, dia sudah sombong akan kepintarannya itu, dan ini adalah balasan kaki ku yang terluka dulu" kata Dika
"Dika, kita pulang ya, kita obati luka mu dulu" kata Sasya yang sedang memegang kedua bahu Anggara
"Kau memang tidak punya hati, kau tega memukulnya dan membuatnya berdarah"kata Indra yang sedang membantu Sasya mendirikan Anggara
"Hei!! Siapa kau, beraninya kau bilang begitu, kau siswa dari kelas lain, kenapa kau ikut campur"
"Aku memang siswa dari kelas lain, tapi aku adalah teman Anggara, ayok Anggara, kita pulang sekarang"
"Jika kau berani menyentuh kami bertiga, akan aku katakan kejadian ini kepada kepala sekolah" kata Sasya sambil menatap Dika dengan penuh amarah
"Sudah lah dik, biarkan mereka pergi, jika dia adukan ini kepada kepala sekolah, kita bisa di skor" kata teman Dika
"Aku tidak takut pada aduannya, aku adalah anak orang kaya, apapun bisa di lakukan oleh Ibu ku, aku hanya kasihan pada mereka bertiga makanya aku biarkan mereka pergi" ucap Dika
Sasya dan Indra memopong Anggara keluar dari kelas dan mengantarkan Anggara ke rumahnya, Indra membonceng Anggara menggunakansepeda nya, dan Sasya sendirian di belakang menggunakan sepeda dan mengikuti Indra dari belakang, sepeda Anggara di parkirkan di parkiran sekolah.
"Anggara, apa kau masih bisa menahan sakit nya?" Tanya Indra
"Iya, terima kasih karna sudah menolong ku"
"Tidak masalah teman, kan kita teman jadi harus saling menolong kan"
Anggara hanya diam, dia menahan sakit karna pukulan di perut nya.
"Rumah mu apa masih jauh?" Tanya Indra
"Tidak, kita masuk ke lorong yang di sampung warung di depan sana, rumah paling ujung adalah rumahku" jawab Anggara
"Baik lah"
Mereka pun mengayuh sepeda dengan cepat, agara mereka lebih cepat tiba di rumah Anggara.
Beberapa menit mereka tiba di depan rumah Anggara. Nenek Anggara yang sedang menyiram bunga melihat kedatangan mereka, dan ketika melihat Anggara bersama mereka terlihat di wajahnya sedikit ada memar, karna itu, membuat Nenek nya kaget dan cemas.
"Anggara... apa yang terjadi pada mu nak?" Kata Nenek sambil memegang Anggara dan turun dari sepeda
"Gara tidak kenapa-kenapa nek" jawab Anggara
"Maaf Nenek, kami tidak bisa menjaga Anggara" ucap Indra dan membantu membawa Anggara
"Anggara di pukuli dengan temannya nek" kata Sasya
"Kenapa bisa dia di pukuli temannya? Ayok masuk lah dulu ke dalam"
"Kami juga tidak tau masalahnya nek, kami hanya tau dia di pukuli Dika" jawab Sasya sambil membawa kan tas Anggara
"Anggara di bawak ke mana nek?" Tanya Indra
"Bawak ke kamar nya saja"
Mereka pun meletak kan Anggara di tempat tidur nya.
"Terima kasih sudah membawa Anggara pulang" kata Nenek, sambil duduk di samping Anggara yang sedang terbarin, ketika itu Anggara hanya diam
"Sama-sama nek, kami kan adalah teman Anggara, jadi sudah sepantasnya kami membantunya"
Bersambung....
Jangan lupa like dan komennya😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Eko Rianto
Dika!!!!!!!!
2022-01-06
0