Anggara pergi ke taman bermain bersama temannya

"Gara.." kejut Sasya karna melihat Anggara yang sedang termenung

"Haa iya sya, ada apa?" Tanya Anggara

"Kamu mau kan ikut kami ke taman?" Tanya Sasya dengan maksud memaksa Anggara untuk ikut bersamanya ke taman

"Iya sya" jawab Anggara

"Iya apa gara, kamu mau ikut kan" ucap Sasya dengan jelas

"Iya sya, aku ikut bersama kalian" jawab Anggara

"Bagus, selesai sarapan kita akan pergi ke taman" kata Sasya

Anggara, Sasya dan Indra menghabiskan sarapannya, lalu Anggara berganti pakaian

"Aku mau ganti pakaian dulu ya, kalian tunggu lah di ruang tamu" kata Anggara sambil membawa piring-piring kotor ke tempat pencucian piring

"Iya" jawab Sasya dan Indra

Sasya dan Indra pergi ke ruang tamu dan menunggu Anggara berganti pakaian, sedangkan Anggara sedang mengambil pakaiannya di dalam lemari, lalu mengenakannya, dia memakai baju kaos panjang warna biru muda, dan celana jeans warna biru dongker.

"Aku sudah siap" kata Anggara berjalan ke ruang tamu

"Waaahhh gara kau terlihat manis dan tampan" kata Indra dan Sasya memuji Anggara dengan candaan

"Sudah lah jangan memuji gitu, ayok kita pergi" kata Anggara

"Iya, ayok kita pergi" kata Sasya

Ketika berjalan ke luar, Anggara melupakan sesuatu

"Tunggu.." kata Anggara menghentikan langkah kakinya

"Ada apa gara?" Tanya Sasya

"Aku lupa meminta uang pada Nenek, kalian tunggu lah di sini, aku mau ke dalam" kata Anggara

"Tidak perlu gara, kau tidak perlu membawa uang" kata Indra

"Kenapa? Bukannya masuk ke taman harus membeli tiket" kata Anggara

"Karna Sasya akan mentraktir kita, dia yang akan membayar semuanya, dari makan hingga membeli tiket" jawab Indra.

Sasya adalah anak orang kaya, tapi dia tidak sesombong Dika, dia lebih suka menggunakan sepeda dari pada di antar jemput seperti Dika.

"Benar sya?" Tanya Anggara pada Sasya

"Iya gara, aku akan mentraktir kalian hari ini" jawab Sasya

"Neeeekkk gara pergi dengan Sasya dan Indra" ucap Anggara dengan suara lantang

Mereka pun berangkat menggunakan sepeda karna mereka belum berumur 17 tahun, tidak bisa sembarangan anak membawa sepeda motor atau mobil di jalan raya.

Di jalanan mereka beririangan membawa sepeda, dan saling berbicara, Anggara yang sebelumnya jarang berbicara mulai membuka mulutnya untuk sering berbicara pada mereka berdua.

"Gara, apa kau hanya tinggal bersama Nenek?" Tanya Sasya sambil mengayuh sepeda

"Iya sya" jawab Anggara

"Orang tua mu kemana gara?" Tanya Indra karna mereka belum tau jika orang tua Anggara sudah tiada

"Mereka sudah tiada saat aku masih kecil" jawab Anggara

"Maaf gara, kami turut prihatin" kata Sasya dan Indra

50 menit berlalu, mereka tiba di depan gerbang taman bermain, di sana banyak anak-anak yang juga berlibur, serta orang tua yang ikut menjaga anak mereka masing-masing, ada berbagai macam permainan di dalamnya, ada biang lala, lempar gelang, game boneka, ayunan perahu, dan ada berbagai macam permainan lainnya, di sana bukan ada anak-anak saja, orang dewasa juga bermain di taman itu.

Anggara, Sasya dan Indra menampatkan sepeda ke parkiran sepeda.

"Ramai sekali ya orang-orang di sini" kata Anggara karna dia tidak pernah datang ke taman bermain

"Iya gara, di sini setiap hari libut pasti ramai anak-anak bahkan orang dewasa" jawab Sasya

"Ayok kita masuk, aku sudah tidak sabar mau bermain di dalam sana" kata Indra

"Iya iya" kata Sasya

Mereka pun masuk ke dalam taman melalui gerbang.

"Waaahh.. banyak permainan di sini, lihat yang di sana, sepertinya aku ingin bermain itu" kata Indra menunjuk ke arah biang lala yang tidak terlalu besar

"Apa boleh kita naik ke sana?" Tanya Anggara karna dia tidak mengerti peraturan yang ada di taman

"Boleh gara, asal umur kita di atas sepuluh tahun, kita bertiga kan di atas sepuluh tahun" jawab Sasya

"Oo begitu ya" ucap Anggara

Mereka bertiga pun pergi biang lala itu, sebelum naik mereka harus membeli karcis terlebih dahulu

"Kalian tunggu di sini ya, aku akan membeli karcis dulu" kata Sasya setibanya di depan pintu untuk naik ke biang lala

"Iya sya" jawab Indra

Sasya pergi ke kasir yang menjual karcis, sedangkan Indra dan Anggara menunggu nya di depan pintu naik ke biang lala

"Aku sudah membeli karcisnya" kata Sasya sambil menunjukan karcis pada Indra dan Anggara.

Mereka pun menunggu antrian untuk naik ke biang lala.

"Antriannya panjang sekali, aku jadi tidak sabar mau naik biang lala" kata Indra yang sedang berdiri menunggu antrian

"Sabar lah sebentar ndra, kita pasti naik ke biang lala" kata Sasya yang juga menunggu antrian dan berdiri di belakang Indra

Anggara yang berdiri di belajang Sasya melihat ke kanan ke kiri, dia melihat-lihat hiburan yang ada di taman tersebut

"Gara.. apa kau suka sama tamannya?" Tanya Sasya

"Suka sya, aku baru pertama kali datang ke sini, dan di sini banyak permainannya, dan ada juga yang berjual makanan" jawab Anggara

"Iya gara, aku setiap weekend selalu ke sini bersama orang tua ku" kata Sasya

"Terus kenapa sekarang kau tidak pergi bersama orang tua mu?" Tanya Anggara

"Karna aku ingin pergi bersama kalian" jawab Sasya

"Sudah, sudah, kalian jangan bicara terus, ini udah waktunya giliran kita" kata Indra karna antriannya tinggal dua orang lagi hingga menunggu giliran mereka.

Ketika dua orang itu sudah masuk ke dalam kotak biang lala, tibanya giliran mereka bertiga, tapi saat giliran mereka, kotak biang lala sudah penuh, sehingga harus menunggu beberapa menit lagi hingga mereka bertiga bisa mendapat giliran masuk ke dalam kotak biang lala

"Pak ini karcis kami bertiga" kata Sasya yang memegang karcis nya

"Maaf mas, biang lala nya lagi penuh, kalian bisa menunggu beberapa menit lagi, jika ada yang turun kalian bisa naik ke dalam nya" kata petugas yang bertugas menerima karcis dan membantu masuk ke dalam kotak biang lala.

"Apa pak, kami harus menunggu lagi" kata Indra terkejut

"Sudah lah ndra, kita tunggu aja" kata Anggara

"Iya ndra, kita tunggu di sana saja, di tempat minum itu" kata Sasya sambil menunjuk warung yang menjual minuman dan ada tempat duduk yang sudah di sediakan

"Kita sudah mengantri lama, dan sekarang kita harus menunggu lagi" kata Indra dengan rasa kesal

"Tidak apa ndra, nanti kita juga bisa naik ke atas sana" kata Anggara

Indra dengan rasa kesalnya terpaksa menunggu, mereka berjalan menuju warung yang menjual minuman, dan duduk di sana.

"Kalian mau pesan minum apa?" Tanya Sasya pada Indra dan Anggara

Bersambung....

Jangan lupa like dan komennya😊🤗

Terpopuler

Comments

Eko Rianto

Eko Rianto

flashback on

2022-01-07

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Anggara berumur 13 tahun
3 Teman baru satu bangku
4 Anggara adalah sosok pendiam
5 Anggara merasakan hal aneh pada dirinya
6 Anggara menyelamatkan seseorang
7 Anggara bisa melukis
8 Kekuatannya tiba-tiba datang
9 Anggara di pukuli teman sekelasnya
10 Tembus pandang nya datang lagi
11 Anggara membuka hatinya untuk berteman
12 Anggara kembali di usik Dika
13 Tembus pandangnya datang dengan tiba-tiba
14 Nenek tergeletak di atas lantai
15 Setelah berhasil mengendalikan tembus pandangnya
16 Anggara pergi ke taman bermain bersama temannya
17 Bertemu dengan Dika dan adanya pertengkaran di taman bermain
18 Sasya dan Indra bertengkar di dalam rumah hantu
19 Anggara mencoba menggunakan kekuatannya di dalam permainan
20 Anggara dan temannya berhasil menyelesaikan permainan
21 Anggara mendegarkan suara dari balik dinding
22 Anggara berhasil mengeluarkan kekuatan pendengarannya yang tajam
23 Sasya melihat pengumuman lomba di mading
24 Anggara setuju mengikuti lomba melukis
25 Dika juga mengikuti perlombaan melukis
26 Anggara merasa diri nya selalu ingin mengikuti permintaan Sasya
27 Anggara menang perlombaan
28 Beberapa tahun kemudian
29 Rasa tidak rela jika dia pergi
30 Apa yang sudah terjadi di rumah?
31 Seseorang mencari Anggara
32 Sasya akan berangkat ke Inggris
33 Sedih dengan kepergian Sasya
34 Mengejar copet
35 Mendaftar ke Universitas
36 Teman baru
37 Musuh baru
38 Orang itu mengejar
39 Pohon saksi kebersamaan Anggara dan orang tua
40 Ambisi Raisa
41 Ini pasti fitnah
42 Mencari bukti
43 Mendapatkan bukti
44 Siapa lagi mereka?
45 Sasya akan kembali
46 Tidak ada yang boleh mengganggu ku
47 Anggara tidak suka dia
48 Raisa selalu menggangu Anggara
49 Indra di kroyok
50 Nenek memberikan buku tabungan
51 Susi memberikan sarapan pada Anggara dan Indra
52 Hari yang di tunggu Anggara
53 Ke rumah Sasya
54 Ada rasa di antara mereka
55 Besok Sasya sudah masuk kuliah di kampus Anggara
56 Sasya jadi incaran Zidan
57 Nenek sakit
58 Memimpikan kejadian dulu
59 Kebersamaan mereka bertiga
60 Nenek tiada
61 Seperti nya Anggara harus memberitahukan tentang kekuatan nya
62 Sasya cemburu
63 Zidan mulai mengganggu Sasya
64 Tiba di pasar
65 Sasya terkilir
66 Indra mengungkap kan perasaannya
67 Indra iri dengan Anggara
68 Anggara merasa kehilangan Nenek
69 Indra salah paham
70 Indra tidak lagi salah paham
71 Ada seorang pria di makam Ayah Anggara
72 Pria pakain hitam datang kembali
73 Perasaan Sasya
74 Ketemu teman lama
75 Di kejar orang suruhan Tante Anggara
76 Perasaan mereka
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Prolog
2
Anggara berumur 13 tahun
3
Teman baru satu bangku
4
Anggara adalah sosok pendiam
5
Anggara merasakan hal aneh pada dirinya
6
Anggara menyelamatkan seseorang
7
Anggara bisa melukis
8
Kekuatannya tiba-tiba datang
9
Anggara di pukuli teman sekelasnya
10
Tembus pandang nya datang lagi
11
Anggara membuka hatinya untuk berteman
12
Anggara kembali di usik Dika
13
Tembus pandangnya datang dengan tiba-tiba
14
Nenek tergeletak di atas lantai
15
Setelah berhasil mengendalikan tembus pandangnya
16
Anggara pergi ke taman bermain bersama temannya
17
Bertemu dengan Dika dan adanya pertengkaran di taman bermain
18
Sasya dan Indra bertengkar di dalam rumah hantu
19
Anggara mencoba menggunakan kekuatannya di dalam permainan
20
Anggara dan temannya berhasil menyelesaikan permainan
21
Anggara mendegarkan suara dari balik dinding
22
Anggara berhasil mengeluarkan kekuatan pendengarannya yang tajam
23
Sasya melihat pengumuman lomba di mading
24
Anggara setuju mengikuti lomba melukis
25
Dika juga mengikuti perlombaan melukis
26
Anggara merasa diri nya selalu ingin mengikuti permintaan Sasya
27
Anggara menang perlombaan
28
Beberapa tahun kemudian
29
Rasa tidak rela jika dia pergi
30
Apa yang sudah terjadi di rumah?
31
Seseorang mencari Anggara
32
Sasya akan berangkat ke Inggris
33
Sedih dengan kepergian Sasya
34
Mengejar copet
35
Mendaftar ke Universitas
36
Teman baru
37
Musuh baru
38
Orang itu mengejar
39
Pohon saksi kebersamaan Anggara dan orang tua
40
Ambisi Raisa
41
Ini pasti fitnah
42
Mencari bukti
43
Mendapatkan bukti
44
Siapa lagi mereka?
45
Sasya akan kembali
46
Tidak ada yang boleh mengganggu ku
47
Anggara tidak suka dia
48
Raisa selalu menggangu Anggara
49
Indra di kroyok
50
Nenek memberikan buku tabungan
51
Susi memberikan sarapan pada Anggara dan Indra
52
Hari yang di tunggu Anggara
53
Ke rumah Sasya
54
Ada rasa di antara mereka
55
Besok Sasya sudah masuk kuliah di kampus Anggara
56
Sasya jadi incaran Zidan
57
Nenek sakit
58
Memimpikan kejadian dulu
59
Kebersamaan mereka bertiga
60
Nenek tiada
61
Seperti nya Anggara harus memberitahukan tentang kekuatan nya
62
Sasya cemburu
63
Zidan mulai mengganggu Sasya
64
Tiba di pasar
65
Sasya terkilir
66
Indra mengungkap kan perasaannya
67
Indra iri dengan Anggara
68
Anggara merasa kehilangan Nenek
69
Indra salah paham
70
Indra tidak lagi salah paham
71
Ada seorang pria di makam Ayah Anggara
72
Pria pakain hitam datang kembali
73
Perasaan Sasya
74
Ketemu teman lama
75
Di kejar orang suruhan Tante Anggara
76
Perasaan mereka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!