Damian duduk di sofa panjang itu sambil memonton tv, tidak ada yang bicara, hanya fikiran mereka yang melayang kemana-mana. Memikirkan solusi mendatangkan orangtua Hanna.
Damian menoleh pada Hanna, yang juga menoleh padanya.
“Kau punya ide?” tanya Hanna.
“Aku punya ide,” jawab Damian.
“Bagus. Ide apa?” tanya Hanna, memiringkan tubuhnya menghadap Damian.
“Kita cari orangtua palsu,” jawab Damian.
“Orang tua palsu?” tanya Hanna.
“Iya, yang pura-pura menjadi orangtuamu, bagaimana?”jawab Damian.
“Terus dimana mencarinya?” tanya Hanna.
“Aku akan membayar figuran-figuran sinetron, yang mau berakting jadi orangtuamu,” jawab Damian.
“Tunggu sebentar,” Hanna bangun dari duduknya, berjalan mondar-mandir, berfikir dengan serius.
“Kenapa?” tanya Damian.
“Aku melihatmu di tabloid bisnis, bagaimana kalau resepsi itu masuk tabloid itu?” tanya Hanna.
“Memangnya kenapa?” tanya Damian.
“Bagaimana kalau oratuaku membacanya?” tanya Hanna. Damian malah berdiri sambil tertawa.
“Aku bukan selebiritis yang beritanya masuk televisi. Itu hanya tabloid internal bisnis saja, orangtuamu tidak akan membacanya,” ucap Damian.
“Bagaimana kau bisa berfikir begitu?” tanya Hanna menatap Damian yang juga menatapnya.
“Ayahmu bukan pengusaha besarkan? Sudah terlihat dari putrinya ini yang tidak terurus,” ucap Damian, sambil memegang bahunya Hanna, diputar-putranya.
“Kau kurus seperti kurang makan. Kau makan di acaraku waktu itu seperti orang kelaparan melihat makanan enak. Mana ada anak pengusaha seperti ini,” cibir Damian. Hanna langsung memberengut.
“Kau ini bicara apa?” bentaknya.
“Makanya aku memberimu uang bulanan menjadi istriku supaya kau perawatan, tampil lebih cantik dan modis, juga makan yang banyak supaya kau lebih gemuk sedikit, jangan kurus seperti ini, nanti orang fikir, aku tidak bisa memberi istrinya makan,” ucap Damian, semakin membuat Hanna sebal.
Hanna mengambil bantal di sofa itu dan langsung dipukul pukulkan pada Damian.
“Hei apa yang kau lakukan?” teriak Damian, mundur beberapa langkah.
“Kenapa kau selalu mengejekku? Memangnya aku sejelek itu?” teriak Hanna.
“Aku bicara jujur, supaya kau memeperbaiki diri, waktu kau memakaia baju pengantimu itu saat aku bertemu denganmu saja, kau sangat lusuh,” ucap Damian, membuat Hanna semakin kesal. Hanna kembali memukul mukulkan bantal itu, Damian kembali mundur dan menghalangi bantal itu dengan kedua tangannya.
“Terus saja mengejekku! Aku tidak akan mau jadi pengantinmu!” teriaknya, kembali memukul Damian yang jadi terduduk di tempat tidur karena sudah tidak bisa mundur lagi.
“Kau jangan khawatir, menjadi pengantinku, kau akan didandani seperti artis, tidak seperti waktu itu, bahkan daun daun kering menempel dirambutmu! Kau sama sekali tidak seperti pengantin!” ucap Damian.
“Terus! Terus saja mengejekku! Itu Karena aku lari di hutaaan! Bahkan aku juga meninggalkan sepatuku disana!” teriak Hanna, benar-benar kesal diejek terus Damian.
Diapun memukul bantal itu dengan keras, kini Damian tidak menahannya tapi mengambil bantal itu dari tangan Hanna. Tapi karena menariknya dengan keras, membuat Hanna tertarik dan jatuh ke pelukannya, membuat Damian spontan memeluk pinggangnya. Merekapun terkejut. Kenapa mereka jadi berpelukan seperti ini? Untung kedua tangan Hanna menahan ke tempat tidur, kalau tidak, dia sudah mencium pria itu yang tepat didepannya. Seketika mereka terdiam saking terkejutnya.
Meskipun setiap malam Hanna memeluk Damian saat mengigau, tidak dengan sadar seperti ini, wajahnya berdekatan dengan pria itu dengan mata terbuka, bukan terpejam seperti biasanya. Meskipun setiap malam dia bisa memandang wajahnya Damian saat tidur, tapi tidak dengan bertatapan sedekat ini. Jantung Hanna langsung berdebar kencang, berbagai perasaan bercampur aduk didalam dadanya.
Damianpun sama terkejutnya. Setiap malam dia hanya merasakan ada yang memeluknya saat mimpi buruk. Dia tidak pernah tau apa Hanna benar-benar memandangnya saat dia tidur? Karena dia benar-benar terlelap saat dipeluk Hanna. Dia hanya bercanda saat mengatakan kalau dia tahu Hanna suka memandangnya saat tidur. Dia hanya menduga-duga saja, sebenarnya dia benar-benar tidak sadar saat terlelap. Ketika bangun, Hanna juga tidak sedang memeluknya, dia hanya sedang tidur berbaring meringkuk disampingnya.
Mata mereka saling bertemu. Dalam hati Damian berkata, benarkah kalau Hanna itu tidak cantik? Melihatnya sedekat ini, membuat Damian merubah persepsinya, ternyata Hanna memiliki mata yang indah, mata yang menyejukkan.
Tok tok tok
Kekakuan mereka terhenti saat mendengar suara pintu diketuk. Merekapun tersadar. Hanna cepat cepat bangun, dengan wajahnya yang memerah, karena malu, gugup, kaget, segala perasaan bercampur aduk.Damianpun menghilangkan segala pemikirannya, menyimpan bantal kursi itu ditempat tidur, kemudian diapun bangun berjalan menuju pintu kamarnya. Saat dibukanya pintu itu, ibu tirinya sudah berdiri disana.
“Maaf kalau aku mengganggu kalian,” ucapnya, menatap Damian.
“Ada apa?” tanya Damian dengan malas.
“Kataka pada istrimu. Aku mengundang orangtuanya makan malam besok. Jadi sebelum resepsi, kita sudah saling mengenal,” jawab Ny.Sofia.
“Apa perlu?” tanya Damian, terkejut, ibu tirinya mengajak bertemu orangtua Hanna secepat itu.
“Tentu saja. Sangat aneh bukan kalau mertuamu datang tiba-tiba di hari resepsi tanpa aku mengenalnya? Juga supaya aku bisa menyiapkan pakaian juga buat mertuamu, jadi jangan mendadak, aku tidak mau resepsinya berantakan, akan membuat malu, banyak orang penting yang hadir,” kata Ny.Sofia.
“Orangtuanya lagi diluar negeri,” jawab Damian, beralasan.
“Makanya aku buru-buru kesini, Supaya bisa cepat mengabari mertuamu,” kata Ny.Sofia.
“Baiklah nanti aku menelponnya,” jawab Damian dengan lesu. Seperti biasa pintupun ditutup padahal Ny.Sofia masih berdiri di pintu.
“Ada apa?” tanya Hanna.
“Dia mengundang makan malam orangtuamu besok, sekalian menyiapkan pakaian untuk resepsi,” jawab Damian sambil berjalan menuju sofa dan duduk dengan malas.
“Apa? Besok malam? Jadi kita harus cepat-cepat mendapatkan orangtuaku yang palsu?” tanya Hanna.
“Sepertinya begitu,” jawab Damian.
“Terus bagaimana?” tanya Hanna, berjalan mendekat, diapun duduk didekat Damian.
“Aku akan menelpon agency artis. Kau tenang saja, acting mereka pasti bagus, kita tinggal menyusun scenarionya saja,” jawab Damian, lalu bangun, menuju meja rias, mengambil sesuatu di lacinya, kemudian kembali duduk dekat Hanna, dengan memegang secarik kertas dan ala tulis.
“Sekarang kita harus menulis scenario untuk orangtuamu,” jawab Damian. Dia mulai menulis di meja di depannya.
“Ayahmu, siapa nama ayahmu?” tanya Damian.
“Sanjaya,” jawab Hanna.
“Nama ibumu?” tanya Damian sambil menulis.
“Sulastri,” jawab Hanna.
“Oke. Pekerjaan ayahmu seperti yang aku bilang pada ibu tiriku. Ayahmu pengusah terkaya di pulau itu, memiliki banyak perahu nelayan dan juga kapal pesiar. Hobi ayahmu apa?” tanya Damian.
“Memancing di kolam,” jawab Hanna, membuat Damian tertawa.
“Kau kenapa?” tanya Hanna.
“Masa pengusaha pemilik kapal pesiar memancing di kolam?” jawab Damian, masih tertawa.
“Memang ayahku suka memancing di kolam, bisa berjam jam memancing meskipun ikannya tidak dapat dapat. Kadang hanya dapat ikan kecil,” jawab Hanna dengan serius.
“Ah tidak keren, masa pemilik kapal memancing di kolam. Ayahmu hoby bermain golf saja,” ucap Damian, kembali menulis.
“Terserah kau saja,” jawab Hanna.
“Sekarang ibumu, ibumu berkerja atau tidak?” tanya Damian.
“Ibuku suka membuat makanan dari berbagai jenis ikan,” jawab Hanna.
“Berjualan makanan maksudmu? Tulis saja memiliki restaurant seafood yang terkenal di kotamu,” ucap Damian, kembali menulis.
Hanna hanya memperhatikan Damian menulis.
“Hobi ibumu selain memasak ikan, apa?” tanya Damian.
“Ibuku, suka hang out sama ibu ibu arisannya,” jawab Hanna.
“Wah itu keren, pekerjaan ibu sosialita. Ibu tiriku pasti suka itu,” ucap Damian, kembali menulis.
“Apa yang kau tulis?” tanya Hanna.
“Menulis jenis arisan ibumu. Arisan perhiasan mahal, berlian dan semacamnya,” jawab Damian.
“Apa perlu menulis seperti itu?” tanya Hanna.
“Tentu saja, kau fikir ibu tiriku akan membicarakan apa kalau bertemu dengan ibu ibu yang lain selain arisan barang barang brand dan perhiasan?” jawab Damian, tanpa menoleh. Dia serius menulis.
“Apa lagi?” tanya Hanna, menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal.
“Aku rasa sudah cukup,” jawab Damian.
“Jadi bagaimana sekarang?” tanya Hanna lagi, menatap Damian.
“Aku akan menelpon agency sekarang, minta orang untuk berperan jadi orangtuamu. Besok kita menemui mereka dan memberikan scenario ini,” jawab Damian. Hanna hanya diam.
“Kau kenapa?” tanya Damian, menatap Hanna.
“Apa ini tidak berlebihan? Bagaimana kalau orangtuaku tau?” tanya Hanna.
“Kau tenang saja, tidak akan banyak wartawan, paling di taloid bisnis saja, orangtuamu tidak akan membacanya,” jawab Damian.
“Bukan itu maksudku,” ucap Hanna.
“Bukan itu apa?” Damian menatap Hanna.
“Mau sampai kapan kita berbohong?” tanya Hanna, balas menatap Damian.
“Aku belum tau jalan keluarnya. Yang ada dibenakku, sementara kita lanjutkan saja, karena aku tidak mau imageku buruk gara-gara pernikahan ini. Aku sedang banyak proyek sekarang, bahkan aku akan membuat tempat wisata dan real estate di pulau tempat tinggalmu itu. Jangan membuat klienku tidak percaya padaku, kalau mereka tahu pernikahan itu tidak pernah terjadi dan aku membohongi mereka, mereka akan berfikir aku juga tidak bisa dipercaya dalam pekerjaanku,” jawab Damian.
Akhirnya Hanna diam. Ya semua memang salahnya, menumpang mobil Damian, membuat kekacauan di acaranya Damian, dia tidak tega kalau Damian yang menolongnya malah mendapat masalah karenanya.
******************
Lanjut besok....jangan dibuat serius ya..ini cerita halu halu an author saja..
Jangan lupa like dan komen ya
Baca juga”My Secretary” season 2 Love Story in London, episode : Makan Siang Keluarga
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments
Juragan Jengqol
solisinya, buat kebohongan itu jadi nyata. alias nikah beneran 🤭
2023-11-25
1
Ririn
kenapa gak jujur aja di awal
jadi kan berbohong terus
ya kalo gak berbohong ceritanya gak kayak gini.. paling sama kyk yg lain ceo tampan dan kaya berjodoh dengan gadis sederhana dan polos
2022-03-09
0
Nevertary Anggraini
prtnyaan nya ortu si hanna kyk apa, atw bsa jd yg mw krj sma, sma damian ortu hanna...
2021-04-19
1