CH-7 Tidak tau jalan pulang

Pak Indra berdiri menatap wanita yang dia kira istri atasannya itu.

“Nyonya, kita telah mendarat, Nyonya!” panggil pak Indra pada Hanna yang masih tertidur.

“Kau mengganggu tidurku,” jawab Hanna, tidak bergeming.

“Kita sudah mendarat!” kata Pak Indra lagi.

“Aku masih mengantuk,” jawab Hanna.

Pak Indra menoleh pada Damian yang sudah berdiri di pintu.

“Sudah, biar aku yang membangunkannya,” kata Damian, dengan kesal, kenapa wanita itu sangat susah dibangunkan?

Pak Indra mengangguk, diapun  keluar pesawat duluan.

Damian mendekati wanita yang masih tertidur itu. Diapun berjongkok.

“Kau kena finalti! Kau harus mengembalikan uangku dua kali lipat,” kata Damian.

“Finalti, finalti apa?” gumam Hanna.

“Finalti 2x lipat menjadi 40M” kata Damian.

“40M, 40M, Ha?” Hanna tiba-tiba langsung  bangun.

“Kenapa finaltiku jadi 40M? Bukankah kau yang harus membayar dua kali lipat?” seru Hanna, menatap Damian.

“Tentu saja kau juga harus mengembalikan 2x lipat,” jawab Damian.

“Perasaan disuratnya tidak ada 2x lipat, hanya harus mengembalikan uangmu saja,” jawab Hanna, mengingat ingat surat perjanjiannya.

“Baik kalau begitu, kembalikan sekarang,” kata Damian.

“Tunggu tunggu tunggu. Finalti apa? Kenapa aku kenal finalti?” tanya Hanna.

“Tentu saja karena semalam kau tidak memelukku,semalaman aku tidur dengan gelisah,” kata Damian.

“Semalam? Memangnya aku tidur?’ gerutu Hanna, matanya melirik ke jendela pesawat, terlihat diluar sudah terang. Diapun melongokan kepalanya ke jendela itu, lalu pada Damian yang berdiri menatapnya.

“Ini sudah siang?” tanya Hanna.

“Hem,” Damian mengangguk.

“Berarti belum malam kan?”

“Berarti sudah lewat malamnya!” teriak Damian dengan kesal. Membuat Hanna terus berfikir.

“Sudah lewat? Jadi aku…”

“Ketiduran!” jawab Damian.

“Benarkah? Aku tidak merasa tidur,” gumam Hanna.

“Kau ini memang suka tidur. Bukankah disalon juga kau sudah tidur? Kenapa harus ketiduran lagi. Kau kena finalti. Aku semalaman dihantui mimpi buruk,” kata Damian.

“Benarkah? Aku tidak mendengar kau mengigau,” kata Hanna, dia masih bingung dengan finati ini.

“Berarti kau harus mengembalikan uangku!” kata Damian. Membuat Hanna terkejut dan tersadar akan kesalahannya.

“Jangan! “Serunya.

“Kenapa?” tanya Damian.

“Itu kan tidak sengaja. Di surat pernjajian tidak tertulis kalau pelanggarannya disengaja atau tidak disengaja,” jawab Hanna, membuat Damian terdiam dan berfikir.

“Benarkan?” tanya Hanna sambil tersenyum senang, uangnya masih selamat.

“Sepertinya surat perjanjiannya harus diperbaharui,” kata Damian, lalu membalikkan badannya.

“Ayo turun, kita sudah sampai,” ucapnya sambil meninggalkan Hanna yang tersenyum menang.

“Selamat, selamat, uangku selamat,” gumamnya. Sikapnya tidak luput dari perhatian Damian, tapi dia tidak bicara apa-apa.

Kini mereka sudah berada didalam mobil yang akan membawa Damian ke sebuah gedung perkantoran.

“Apa kau akan langsung bekerja?” tanya Hanna, kepalanya mendekat ke jendela mobil, saat mobil itu memasuki halaman parkir. Damian tidak menjawab.

“Aku belum mandi,” kata Hanna menoleh pada Damian.

“Supir akan mengantar Nyonya ke hotel,” pak Indra yang menjawab.

Damian hanya melirik sebentar pada Hanna. Kenapa tadi tidak cepat bagun dan mandi, wanita ini sangat merepotkan, batinnya.

Setelah Damian dan pak Indra masuk gedung, Hanna diantar supir menuju hotel yang tidak jauh dari gedung perkantoran itu.

Hanna sudah mandi dan berdandan, diapun duduk dipinggir tempat tidur. Dia bingung harus mengerjakan apa. Lagi-lagi membuka Hpnya, lama-lama membosankan. Hem diapun teringat, bukankah dia sedang ada di Paris? Berarti disini tempat wiasata menara Eiffel. Hem kenapa dia tidak kesana saja? Akhirnya Hanna menggunakan taxi meninggalkan hotel itu, menuju tempat wisata menara Eiffel.

Seharian ini dia berjalan jalan ditempat wisata ini sendirian, juga mengunjungi toko yang menjual cindramata. Dilihat lihatnya isi toko itu, siapa tau ada yang cocok untuk dia beli. Hingga matanya tertuju pada sebuah kacamata. Hannapun memilih milih kacamata itu. Diambilnya sebuah kacamata pria.

“Sangat bagus,” gumamnya. Tapi dia bingung harus mencoba pada siapa kacamata itu. Lewatlah seorang pria tampan berbadan tinggi proporsional.

Hanna langsung memanggilnya.

“Tuan, apakah anda bisa membantu saya?” tanyanya dalam bahasa Inggris.

Pria itu menoleh dan mengerutkan keningnya.

“Aku akan membeli kacamata, tapi aku belum tau itu cocok atau tidak,” kata Hanna.

Pria itu tersenyum dan mengangguk. Hannapun mencoba kacamata itu, dan melihatnya.

“Hem ternyata tidak cocok,” gumamnya, lalu dipilihnya kacamata yang lain beberapa kali. Untungnya si pria itu sangat ramah dan baikhati, dia mau beberapa kali mencoba kacamata yang dipilih Hanna.  Akhirnya ditemukanlah yang cocok.

“Ini cocok, terimakasih ya Tuan,” ucap Hanna pada pria itu, yang tidak bicara apa-apa lagi, keluar dari toko itu.

Setelah seharian berjalan-jalan dan hari pun mulai gelap. Hanna pun berniat akan kembali ke hotel. Tiba-tiba dia tersadar. Dia tinggal di hotel apa? Damian sedang berada di perkantoran apa? Nama jalannya saja tidak tahu. Tadi dia hanya naik taxi minta diantar ke tempat wisata menara Eiffel. Aduh bagaimana ini?

Hanna mencoba bertanya pada pengunjung lain yang tentu saja tidak tahu karena mereka juga baru menginjakkan kakinya di Paris. Mau menelpon Damian atau pak Indra, dia tidak tau nomor mereka.

Kemudian terbersit untuk mencari hotel yang lain saja, apalagi dia kan punya uang, jadi pasti mampu untuk membayar hotel mewah sekalipun.

Akhirnya Hanna duduk di sebuah kursi panjang, di depannya masih banyak yang berlalu lalang meskipun hari sudah mulai gelap, lampu lampu dijalanan sudah mulai dinyalakan.

Tiba-tiba matanya melihat pria yang tadi mencoba kacamata itu.

“Tuan! Tuan, kau kan yang tadi membantuku membeli kacamata?” serunya, menghampiri pria itu, yang langsung menatapnya dan tersenyum.

“Benar,” jawab pria tampan itu.

“Apakah anda bisa membantu saya lagi?” tanyanya pada pria itu.

“Tentu,” jawab pria itu.

“Aku kesulitan untuk kembali ke hotelku,”kata Hanna, membuat pria ini mengerutkan kening, keheranan.

“Kenapa?” tanyanya.

“Aku lupa nama Hotelku menginap,” jelas Hanna.

“Bisa kau ingat-ingat ciri-ciri Hotel itu?” tanya pria itu, sambil melirik pada kursi yang tadi Hanna duduki.

“Bagaimana kalau kita duduk dulu disana. Coba kau ingat ingat seperti apa Hotelnya, mungkin aku bisa bantu,pokoknya apa saja yang kau ingat,” kata pria itu, sambil berjalan menuju kursi panjang itu diikuti Hanna.

Hanna tampak kebingungan, masalahnya dia tadi tidak melihat ciri-ciri hotel itu.

“Entahlah aku lupa, aku baru tiba terus kesini dengan taxi,” jawab Hanna.

“Sulit kalau begitu. Bagaimana dengan nama jalannya?  Mungkin kau tau nama jalannya,” tanya pria itu.

Lagi-lagi Hanna menggeleng.

“Oh ya perkenalkan namaku Dave,” kata pria itu, mengulurkan tangannya, disambut hangat oleh Hanna.

“Aku Hanna,” jawab Hanna.

“Baik Hanna, kenapa kau tidak menelpon salah satu temanmu? Kau tidak datang sendirian kan kesini?” tanya Dave.

“Aku tidak punya nomornya,” jawab Hanna. Dave pun terdiam.

“Nama hotel tidak tahu, nama jalan juga tidak tahu, nomor telpon teman juga tidak ada,” ucap Dave, kebingungan.

“Kau tidak bilang pada temanmu kau akan kesini?” tanya Dave. Lagi-lagi Hanna menggeleng.

Tiba-tiba percakapan mereka terhenti saat ada sosok bersuara menegurnya.

“Sedang apa kau kesini?” tanya suara itu, membuat Hanna dan Dave menoleh kearah suara.  Senyum senang tersungging di bibir Hanna saat melihatnya.

“Damian!” serunya, sambil menoleh pada Dave.

Damian menatap Hanna, tampak raut muanya sedang kesal.

Hannapun berdiri begitu juga Dave. Damian menatap Dave dengan tatapan tidak suka.

“Sepertinya temanmu datang!” seru Dave, menoleh pada Hanna.

“Aku suaminya, bukan temannya,” ucap Damian, membuat Dave terkejut. Tadi Hanna tidak bilang kalau dia kesini dengan suaminya, bahkan tidak tau nomor yang bisa dihubunginya. Bagaimana mungkin Hanna tidak tau nomor suaminya?

Dave menoleh pada Hanna.

“Baiklah Hanna, senang kau bisa kembali bertemu dengan suamimu. Aku pergi dulu, sampai jumpa,” ucap dave.

“Iya, terimakasih Dave!” ucap Hanna. Dave pun pergi meninggalkan mereka berdua.

Hanna menatap Damian yang wajahnya masih ditekuk.

“Tadi aku mau pulang tapi aku lupa nama Hotelnya dan aku tidak tau nama jalannya,” kata Hanna. Damian tidak menjawab.

“Kenapa kau bisa tahu aku ada disini?” tanya Hanna.

“Ayo pulang,”  ajak damian, dia tidak menjawab pertanyaan Hanna.

Hannapun tidak bicara apa-apa lagi, dia langsung saja mengikuti langkah Damian, berjalan menjajarinya. Merkapun langung kembali ke Hotel.

“Apa kau tidak bisa berhenti membuat ulah?” tanya Damian setibanya di kamar mereka. Berdiri melipat kedua tangan di dadanya, menatap Hanna, yang duduk di sofa.

“Aku tidak bermaksud membuat ulah, aku hanya bosan dikamar lalu jalan-jalan, itu saja,” kata Hanna.

“Bukankah kau bisa memberitahuku dulu atau pak Indra,” kata Damian.

“Aku tidak tau nomormu atau nomor pak Indra,” jawab Hanna.

“Mana handphonemu?” tanya Damian.

“Mau apa menanyakan hpku?” Hanna balik bertanya.

Damian langsung meriah tasnya Hanna.

“Hei, kau mau apa?” tanya Hanna. Damian tidak menjawab, dia mengambil handphone Hanna dari tas itu, lalu mengetikkan sesuatu disana. Beberapa detik kemudian, Hp dikembalikan pada Hanna, yang langung menerimanya.

“Itu nomor handphoneku,” kata Damian.

“Jadi tidak ada alasan kau tidak tau nomor handphoneku,”lanjut Damian.

“Iya. Eh bagaimana kau bisa tahu aku kesana?” tanya Hanna.

“Semua orang juga akan berfikir ketempat itu,” jawab Damian, lalu berjalan menuju tempat tidur dan membuka sepatunya.

Hanna membuka tasnya, memberikan sesuatu pada damian.

“Apa itu?” tanya Damian, menatap pada kotak kacamata yang dipegang Hanna.

“Aku membeli kacamata buatmu, coba kau pakai,” jawab Hanna sambil membuka kotak itu, mengeluarkan kacamata itu dan memakaikannya pada Damian yang segera menolaknya.

“Aku tidak mau kacamata murahan seperti itu,” tolak Damian, tidak mau memakai kacamata itu.

“Ayolah, dicoba dulu, tadi Dave memakainya sangat bagus,” ucap Hanna, memaksa.

“Dave ? Siapa dave?” tanya Damian.

“Itu pria yang tadi bersamaku itu, namanya Dave,” jawab Hanna, diapun kembali memaksa Damian memakai kacamata itu.

“Aku tidak mau!” tolak Damian.

“Ayolah dicoba,” ucap Hanna, sambil menarik Damian ke depan cermin dan memakaikan kacamata itu.

“Tuh baguskan? Cocok untukmu!” kata Hanna.

“Tidak, ini sangat kampungan,” keluh Damian.

“Tidak, itu bagus, harganya juga murah,” jawab Hanna.

“Kau membelikanku kacamata murahan?” tanya Damian.

“Tidak murahan. Itu bagus tapi harganya murah. Bukan murahan,” jawab Hanna.

Damian melepas kacamata itu dan mengyimpannya diatas meja.

“Aku tidak mau!” ucapnya.

“Kau ini. Aku sudah perhatian padamu, kau menolaknya,” protes Hanna.

“Aku tidak butuh perhatianmu,” ucap Damian.

“Kau ini, jangan lupa kau pakai ya,” pinta Hanna. Damian tidak bicara apa-apa lagi, dia masuk ke kamar mandi.

Selama Damian di kamar mandi, Hanna berbaring di sofa, membuka buka hpnya melihat lihat hasil foto tadi di tempat wisata.

Tibat-tiba terdengar suara Damian mengagetkannya.

“Cepat mandi, aku mau istirahat, kau punya kerjaan, jangan banyak alasan lagi,” kata Damian.

“Kau kalau mau tidur, tidur saja, nanti kalau kau mengigau aku baru memelukmu,” jawab Hanna masih melihat hpnya.

“Kenapa begitu?” Damian masih berdiri menatap Hanna.

“Kau sendiri yang bilang, dalam keadaan sadar kau tidak mau memelukku. Jadi nanti kalau kau mengigau kau boleh memelukku,”jawab Hanna.

“Kau ini, banyak alasan, aku mau tidur!” gerutu Damian, sambil naik ke tempat tidur.

“Apa kau tidak makan malam?” tanya Hanna.

“Aku sudah makan, kalau kau mau makan, makan saja sendiri. Jangan lama-lama., kalau aku mengigau nanti kau tidak tau. Tidak ada  alasan lagi, kau akan kena finalti, dan kau tidak jadi membeli rumahmu itu,” ancam Damian, sambil menarik selimutnya.

“Iya, aku tau,kau tidur saja, nanti aku makan dikamar saja, sambil menunggumu tidur,” jawab Hanna, kembali melihat handphonenya.

***************

Lanjut besok ya…ceritanya enteng enteng aja, author tidak mau yang ribet-ribet, cos novel

satu lagi “My Secretary” banyak konflik, jadi yang ini isinya yang ringan ringan saja.

Jangan lupa like dan komen ya meskipun komennya lanjut lanjut juga tidak apa-apa hahhaha…

Baca juga karya author yang lain yuk, “ My secretary” sudah season 2.

Terpopuler

Comments

Ririn

Ririn

nah iya my secretary terlalu berat dan rumit terpaksa kabur dari situ

2022-03-09

0

Riska

Riska

yg romantis dikit ...

2022-01-10

0

riyu

riyu

beralih kesini..yg ceritanya udah tomattt..jadi biar gak kegantung nunggu in upppp terusss hehe..sipp ceritanya ringan...cucok nemenin weekend

2021-10-22

0

lihat semua
Episodes
1 CH-1 Pengantin Wanita di Pinggir Jalan
2 CH-2 Dalam Pesawat
3 CH-3 Kartu ATM Milyaran
4 CH-4 Surat Perjanjian memeluk
5 CH-5 Kehidupan Malam sang Milyarder
6 CH-6 Kelamaan di Spa salon kecantikan
7 CH-7 Tidak tau jalan pulang
8 CH-8 Cincin Pernikahan
9 CH-9 Rumah di Lake Lugano Swiss
10 CH-10 Revisi surat perjanjian
11 CH-11 Rencana Resepsi Pernikahan
12 CH-12 Persiapan Resepsi
13 CH-13 Drama di depan Studio Foto
14 CH-14 Pemotretan
15 CH-15 Nyonya Damian
16 CH-16 Baju Pengantin (Part 1)
17 CH-17 Baju Pengantin (Part 2)
18 CH-18 Makan malam dengan ibu mertua
19 CH -19 Mencari Orangtua Palsu
20 CH-20 Bertemu Orangtua Hanna
21 CH-21 Pelukan yang Hangat
22 CH-22 Finalti yang Impas
23 CH-23 Ojol Moge Harley Davidson
24 CH-24 Malam sebelum Resepsi
25 CH -25 Bibir yang menggoda
26 CH-26 Tamu tak di undang di resepsi
27 CH-27 Mencari Pengantin Wanita
28 CH-28 Hukuman buat Hanna
29 CH-29 Berita Orang Hilang
30 CH-30 Ketahuan
31 CH-31 Lebih Baik Cerewet
32 CH-32 Rumah di tepi pantai
33 CH-33 Apakah mulai ada cinta?
34 CH-34 Sebal
35 CH-35 Hanna mengundurkan diri
36 CH-36 Sama sama Gengsi
37 CH-37 Ternyata kau hantunya
38 CH-38 Harus ikut kemanapun aku pergi
39 CH-39 Penculikan yang salah sasaran
40 CH-40 Apa arti pelukanmu
41 CH-41 Bodyguard Gratisan ( Apakah aku jatuh cinta )
42 CH-42 Aku ingin menciummu
43 Promo Rilis novel "Kontes Menjadi Istri Presdir"
44 CH-43 Pesta Barbequ
45 CH-44 Begadang
46 CH-45 Pencarian Hanna semakin gencar
47 CH-46 Mau dibawa kemana
48 CH-47 Kau sangat menggangguku
49 CH-48 Pertemuan tidak terduga
50 CH-49 Hanna Hamil?
51 CH-50 Perubahan sikap Damian
52 CH-51 Perhatian Damian
53 CH-52 Kabar tentang Hanna
54 Promo novel baru
55 CH -53 Satria yang Kepo
56 CH-54 Bertengkar Hebat
57 CH-55 Ulat Bulu
58 CH-56 Satria bertemu dengan Cristian
59 CH-57 Suami yang baik, setia dan manis
60 CH-58 Ayo kita kencan
61 CH-59 Kencan Romantis
62 CH-60 Hanna bertemu Cristian
63 CH-61 Ada yang marah-marah
64 Pemenang Lomba Pantun di Grup Chat “RR Maesa”
65 CH-62 Hati yang Galau
66 CH-63 Rindu Pulang
67 CH-64 Cinta yang terpendam
68 CH-65 Sampai kapan pura-pura bukan Hanna
69 CH-66 Aku tau kau Hanna
70 CH-67 Drama di pantai
71 CH-68 Jujur yang percuma
72 CH-69 Aku minta maaf,Cristian
73 CH-70 Rindu Ibu
74 Ch-71 Kecurigaan Cristian dan Hanna
75 CH-72 Misi hari pertama
76 CH-73 Menjalankan Misi
77 CH-74 Mulai terciumnya pernikahan palsu
78 CH-75 Cincin siapa ini?
79 CH-76 Lupa kalau dikira hamil
80 CH-77 Rayuan maut
81 CH-78 Bertemu ayah Hanna
82 CH-79 Bekerja dalam Diam
83 CH-80 Obrolan di malam hari
84 CH-81 Pergi ke pasar
85 CH-82 Siapa pemilik dompet itu?
86 CH-83 Dokter Cinta
87 CH-84 Kabar Hanna
88 CH-85 Ada Maunya
89 CH-86 Malam di Gapura ‘Hanna Grand Lakeside’
90 CH-87 Insiden di pagi hari
91 CH-88 Hanna Merajuk
92 CH-89 Bertemu ibunya Cristian
93 CH-90 Tidak bisa tidur tanpa pelukanmu
94 CH-91 Hanna menghilang
95 CH-92 Bertemu orangtua Hanna
96 CH-93 Merasa kehilangan
97 CH-94 Kabur
98 CH-95 Jangan pernah pergi dariku
99 CH-96 Rencana melamar Hanna
100 CH-97 Damian melamar Hanna
101 CH-98 Aku adalah Putrinya Pak Louis
102 CH-99 Mari berjuang bersama-sama
103 CH-100 Benarkah Istri Damian itu, Hanna?
104 Ch-101 Kekecewaan orangtua Hanna
105 CH-102 Calon Menantu VS Calon Mertua
106 CH-103 Rival
107 CH-104 Hanna menemui ayahnya
108 CH-105 Lebih baik atau lebih buruk
109 Dukung Hanna dan Damian
110 CH-106 Manjanya ibu hamil
111 CH-107 Saling Cemburu
112 CH-108 Cristian semakin curiga
113 CH-109 Bu Astrid tertarik kisah hidup Damian
114 CH-110 Status Cristian
115 CH-111 Restu dari Pak Louis
116 CH-112 Terbongkarnya pernikahan palsu
117 CH-113 Aku pergi
118 CH-114 Berpisah
119 CH-115 Rencana pernikahan Hanna dan Cristian
120 CH-116 COD
121 CH-117 Rencana Ny. Sofia melamar Hanna
122 CH-118 Lamaran buat Hanna
123 CH-119 Selangkah lagi menuju putraku
124 CH-120 Mengurai masa lalu
125 CH-121 Bertemu Ibu
126 CH-122 Lepas
127 CH-123 Curhat Damian pada ibunya
128 maaf author
129 CH-124 Isi paket
130 CH-125 Rindu itu berat
131 CH-126 Rindu itu berat ( part 2 )
132 CH-127 Melamar gadis yang sama
133 CH-128 Kenyataan yang pahit
134 CH-129 Mengalah
135 CH-130 Separuh jiwaku hilang
136 CH-131 Rasa aneh yang dirasa Cristian
137 CH-132 Kenyataan buat Cristian
138 CH-133 Minta restu sang kakak
139 CH-134 Jangan pernah pergi dariku
140 CH-135 Hanna kabur lagi?
141 CH-136 Pengantinku yang merepotkan
142 CH-137 Kontrak Baru
143 CH-138 Hari Peresmian ( THE END )
144 Extra Part- 1. Hanna unjuk Rasa
145 Author
146 Extra Part - 2. Pernikahan Cristian dan Sherli
147 maaf author
148 Extra Part - 3. Repotnya kalau Damian cemburu ( part 1 )
149 Extra Part - 4. Repotnya kalau Damian cemburu ( part 2 )
150 Extra Part - 5. Gantian cemburu
151 Extra Part - 6. Ternyata Maria
152 Sinopsis season 2
153 Extra Part - 7. Reques bayi ( end )
154 CH-1 Arisan
155 CH- 2 Jawaban Henry
156 CH-3 Bertemu lagi Shezie
157 CH-4 Sisi lain Shezie
158 CH-5 Drama di mall
159 CH-6 Kabar pernikahan
160 CH-7 Istri Bayaran
161 CH-8 Negosiasi
162 CH-9 Dikira pengutil
163 CH-10 Supir sok tajir
164 CH-11 Persiapan makan malam
165 CH-12 Makan Malam
166 CH-13 Pertengkaran H-1
167 CH-14 H-1
168 CH-15 Hari H
169 CH-16 Prosesi Pernikahan
170 CH-17 Usai acara pernikahan
171 CH-18 Drama yang gagal
172 CH-19 Istri yang gagal ( part 1 )
173 CH-20 Istri yang gagal ( part 2)
174 CH-21 Hasutan Martin
175 CH-22 Permintaan ibunya Shezie
176 CH-23 Mencari Shezie
177 CH-24 Susahnya mencari Shezie
178 CH-25 Alotnya Negosiasi
179 CH-26 Kesepakatan Baru
180 CH-27 Make over
181 CH-28 Awal menjadi istri Henry
182 CH-29 Kembali ke rumah mertua
183 CH-30 Satu Kamar
184 CH-31 Wanita di masa lalu Damian
185 CH-32 Rumah baru
186 CH-33 Rumah Baru ( part 2 )
187 CH-34 Pertunangan Martin dan Shezie
188 CH 35 Awal Pertengkaran
189 CH-36 Pertengkaran
190 CH-37 Lepasnya cincin pertunangan
191 CH-38 Si Pelit yang berubah boros
192 CH-39 Apakah mulai ada rasa
193 CH-40 Ibu Shezie masuk rumah sakit
194 CH-41 Di rumah sakit
195 CH-42 Kebohongan Martin
196 CH-43 Program Hamil
197 CH-44 Memijat
198 CH-45 Menguntit
199 CH-46 Aku suaminya
200 CH-47 Aku suamimu
201 CH-48 Henry menemui ibunya Shezie
202 CH 49 Martin mengetahui status Shezie
203 CH-50 Apakah aku jatuh cinta
204 CH-51 Satu tempat tidur
205 CH-52 Sikap Henry semakin aneh
206 CH-53 Henry tidak mau menceraikan Shezie
207 CH-54 Henry melamar Shezie pada Bu Vina
208 CH-55 Martin bertemu Andrea
209 CH-56 Pernikahan Shezie dan Martin dipercepat
210 CH-57 Shezie minta cerai pada Henry
211 CH-58 Berita Status Shezie
212 CH-59 Terbongkar
213 CH-60 Hanna menemui Shezie
214 CH-61 Support untuk Henry
215 CH-62 Kopi tanpa gula
216 CH-63 Rencana Henry
217 CH-64 Bu Vina mengetahui status Shezie
218 CH-65 Bu Vina menemukan gaun pengantin Shezie
219 CH-66 Ungkapan perasaan Henry
220 CH-67 Suami Istri yang sah
221 CH-68 Kabar Ibu Shezie
222 CH-69 Kembali ke ibukota
223 CH-70 Pulang ke rumah Shezie
224 CH 71 Pertengkaran di rumah Shezie
225 CH-72 Penolakan Bu Vina
226 CH-73 Damian menemui Bu Vina
227 CH-74 Informasi Shezie
228 CH-75 Makan Malam
229 CH- 76 Status Shezie diketahui orangtua Martin
230 CH-77 Sulitnya mendapat restu
231 CH-78 Bu Vina drop
232 CH-79 Surat pernyataan bermaterai
233 CH-80 Henry meminta orangtuanya melamar Shezie
234 CH-81 Donatur misterius
235 CH-82 Henry mencari Shezie
236 CH-83 Henry mencari Shezie ( part 2)
237 CH-84 Hanna bertemu ibunya Shezie ( part 1)
238 CH-85 Hanna bertemu ibunya Shezie ( Part 2)
239 CH-86 Hanna meminta Damian pulang
240 CH-87 Pedekate Bu Yogi
241 CH-88 Damian ke rumah sakit
242 CH-89 Mengurai masa lalu ( part 1 )
243 CH-90 Mengurai masa lalu ( part 2 )
244 CH-91 Keputusan Henry
245 CH-92 Terpaksa Bercerai
246 CH-93 Perceraian
247 CH-94 Rencana makan malam
248 CH-95 Tidak bisa berpaling
249 CH-96 Keputusan Hanna
250 CH-97 Hanna menemui Bu Vina
251 Next Novel
252 CH-98 Perubahan sikap Martin
253 CH-99 Kemunculan wanita Martin
254 CH-100 Kehamilan Shezie
255 CH-101 Kebohongan Martin terbongar
256 Bukan up
257 CH-102 Bu Vina membatalkan pernikahan Shezie dengan Martin
258 CH-103 Restu dari Bu Vina
259 CH-104 Bertemu Henry
260 CH-105 Akal Bulus Martin
261 CH-106 Aku hamil
262 CH-107 Menangkap Martin
263 CH-108 Restu Bu Vina
264 CH-109 Permintaan Bu Vina
265 CH-110 Hembusan nafas terakhir Bu Vina
266 CH-111 Tidak ada wanita lain ( The End )
267 Author
268 Ternyata oh ternyata
Episodes

Updated 268 Episodes

1
CH-1 Pengantin Wanita di Pinggir Jalan
2
CH-2 Dalam Pesawat
3
CH-3 Kartu ATM Milyaran
4
CH-4 Surat Perjanjian memeluk
5
CH-5 Kehidupan Malam sang Milyarder
6
CH-6 Kelamaan di Spa salon kecantikan
7
CH-7 Tidak tau jalan pulang
8
CH-8 Cincin Pernikahan
9
CH-9 Rumah di Lake Lugano Swiss
10
CH-10 Revisi surat perjanjian
11
CH-11 Rencana Resepsi Pernikahan
12
CH-12 Persiapan Resepsi
13
CH-13 Drama di depan Studio Foto
14
CH-14 Pemotretan
15
CH-15 Nyonya Damian
16
CH-16 Baju Pengantin (Part 1)
17
CH-17 Baju Pengantin (Part 2)
18
CH-18 Makan malam dengan ibu mertua
19
CH -19 Mencari Orangtua Palsu
20
CH-20 Bertemu Orangtua Hanna
21
CH-21 Pelukan yang Hangat
22
CH-22 Finalti yang Impas
23
CH-23 Ojol Moge Harley Davidson
24
CH-24 Malam sebelum Resepsi
25
CH -25 Bibir yang menggoda
26
CH-26 Tamu tak di undang di resepsi
27
CH-27 Mencari Pengantin Wanita
28
CH-28 Hukuman buat Hanna
29
CH-29 Berita Orang Hilang
30
CH-30 Ketahuan
31
CH-31 Lebih Baik Cerewet
32
CH-32 Rumah di tepi pantai
33
CH-33 Apakah mulai ada cinta?
34
CH-34 Sebal
35
CH-35 Hanna mengundurkan diri
36
CH-36 Sama sama Gengsi
37
CH-37 Ternyata kau hantunya
38
CH-38 Harus ikut kemanapun aku pergi
39
CH-39 Penculikan yang salah sasaran
40
CH-40 Apa arti pelukanmu
41
CH-41 Bodyguard Gratisan ( Apakah aku jatuh cinta )
42
CH-42 Aku ingin menciummu
43
Promo Rilis novel "Kontes Menjadi Istri Presdir"
44
CH-43 Pesta Barbequ
45
CH-44 Begadang
46
CH-45 Pencarian Hanna semakin gencar
47
CH-46 Mau dibawa kemana
48
CH-47 Kau sangat menggangguku
49
CH-48 Pertemuan tidak terduga
50
CH-49 Hanna Hamil?
51
CH-50 Perubahan sikap Damian
52
CH-51 Perhatian Damian
53
CH-52 Kabar tentang Hanna
54
Promo novel baru
55
CH -53 Satria yang Kepo
56
CH-54 Bertengkar Hebat
57
CH-55 Ulat Bulu
58
CH-56 Satria bertemu dengan Cristian
59
CH-57 Suami yang baik, setia dan manis
60
CH-58 Ayo kita kencan
61
CH-59 Kencan Romantis
62
CH-60 Hanna bertemu Cristian
63
CH-61 Ada yang marah-marah
64
Pemenang Lomba Pantun di Grup Chat “RR Maesa”
65
CH-62 Hati yang Galau
66
CH-63 Rindu Pulang
67
CH-64 Cinta yang terpendam
68
CH-65 Sampai kapan pura-pura bukan Hanna
69
CH-66 Aku tau kau Hanna
70
CH-67 Drama di pantai
71
CH-68 Jujur yang percuma
72
CH-69 Aku minta maaf,Cristian
73
CH-70 Rindu Ibu
74
Ch-71 Kecurigaan Cristian dan Hanna
75
CH-72 Misi hari pertama
76
CH-73 Menjalankan Misi
77
CH-74 Mulai terciumnya pernikahan palsu
78
CH-75 Cincin siapa ini?
79
CH-76 Lupa kalau dikira hamil
80
CH-77 Rayuan maut
81
CH-78 Bertemu ayah Hanna
82
CH-79 Bekerja dalam Diam
83
CH-80 Obrolan di malam hari
84
CH-81 Pergi ke pasar
85
CH-82 Siapa pemilik dompet itu?
86
CH-83 Dokter Cinta
87
CH-84 Kabar Hanna
88
CH-85 Ada Maunya
89
CH-86 Malam di Gapura ‘Hanna Grand Lakeside’
90
CH-87 Insiden di pagi hari
91
CH-88 Hanna Merajuk
92
CH-89 Bertemu ibunya Cristian
93
CH-90 Tidak bisa tidur tanpa pelukanmu
94
CH-91 Hanna menghilang
95
CH-92 Bertemu orangtua Hanna
96
CH-93 Merasa kehilangan
97
CH-94 Kabur
98
CH-95 Jangan pernah pergi dariku
99
CH-96 Rencana melamar Hanna
100
CH-97 Damian melamar Hanna
101
CH-98 Aku adalah Putrinya Pak Louis
102
CH-99 Mari berjuang bersama-sama
103
CH-100 Benarkah Istri Damian itu, Hanna?
104
Ch-101 Kekecewaan orangtua Hanna
105
CH-102 Calon Menantu VS Calon Mertua
106
CH-103 Rival
107
CH-104 Hanna menemui ayahnya
108
CH-105 Lebih baik atau lebih buruk
109
Dukung Hanna dan Damian
110
CH-106 Manjanya ibu hamil
111
CH-107 Saling Cemburu
112
CH-108 Cristian semakin curiga
113
CH-109 Bu Astrid tertarik kisah hidup Damian
114
CH-110 Status Cristian
115
CH-111 Restu dari Pak Louis
116
CH-112 Terbongkarnya pernikahan palsu
117
CH-113 Aku pergi
118
CH-114 Berpisah
119
CH-115 Rencana pernikahan Hanna dan Cristian
120
CH-116 COD
121
CH-117 Rencana Ny. Sofia melamar Hanna
122
CH-118 Lamaran buat Hanna
123
CH-119 Selangkah lagi menuju putraku
124
CH-120 Mengurai masa lalu
125
CH-121 Bertemu Ibu
126
CH-122 Lepas
127
CH-123 Curhat Damian pada ibunya
128
maaf author
129
CH-124 Isi paket
130
CH-125 Rindu itu berat
131
CH-126 Rindu itu berat ( part 2 )
132
CH-127 Melamar gadis yang sama
133
CH-128 Kenyataan yang pahit
134
CH-129 Mengalah
135
CH-130 Separuh jiwaku hilang
136
CH-131 Rasa aneh yang dirasa Cristian
137
CH-132 Kenyataan buat Cristian
138
CH-133 Minta restu sang kakak
139
CH-134 Jangan pernah pergi dariku
140
CH-135 Hanna kabur lagi?
141
CH-136 Pengantinku yang merepotkan
142
CH-137 Kontrak Baru
143
CH-138 Hari Peresmian ( THE END )
144
Extra Part- 1. Hanna unjuk Rasa
145
Author
146
Extra Part - 2. Pernikahan Cristian dan Sherli
147
maaf author
148
Extra Part - 3. Repotnya kalau Damian cemburu ( part 1 )
149
Extra Part - 4. Repotnya kalau Damian cemburu ( part 2 )
150
Extra Part - 5. Gantian cemburu
151
Extra Part - 6. Ternyata Maria
152
Sinopsis season 2
153
Extra Part - 7. Reques bayi ( end )
154
CH-1 Arisan
155
CH- 2 Jawaban Henry
156
CH-3 Bertemu lagi Shezie
157
CH-4 Sisi lain Shezie
158
CH-5 Drama di mall
159
CH-6 Kabar pernikahan
160
CH-7 Istri Bayaran
161
CH-8 Negosiasi
162
CH-9 Dikira pengutil
163
CH-10 Supir sok tajir
164
CH-11 Persiapan makan malam
165
CH-12 Makan Malam
166
CH-13 Pertengkaran H-1
167
CH-14 H-1
168
CH-15 Hari H
169
CH-16 Prosesi Pernikahan
170
CH-17 Usai acara pernikahan
171
CH-18 Drama yang gagal
172
CH-19 Istri yang gagal ( part 1 )
173
CH-20 Istri yang gagal ( part 2)
174
CH-21 Hasutan Martin
175
CH-22 Permintaan ibunya Shezie
176
CH-23 Mencari Shezie
177
CH-24 Susahnya mencari Shezie
178
CH-25 Alotnya Negosiasi
179
CH-26 Kesepakatan Baru
180
CH-27 Make over
181
CH-28 Awal menjadi istri Henry
182
CH-29 Kembali ke rumah mertua
183
CH-30 Satu Kamar
184
CH-31 Wanita di masa lalu Damian
185
CH-32 Rumah baru
186
CH-33 Rumah Baru ( part 2 )
187
CH-34 Pertunangan Martin dan Shezie
188
CH 35 Awal Pertengkaran
189
CH-36 Pertengkaran
190
CH-37 Lepasnya cincin pertunangan
191
CH-38 Si Pelit yang berubah boros
192
CH-39 Apakah mulai ada rasa
193
CH-40 Ibu Shezie masuk rumah sakit
194
CH-41 Di rumah sakit
195
CH-42 Kebohongan Martin
196
CH-43 Program Hamil
197
CH-44 Memijat
198
CH-45 Menguntit
199
CH-46 Aku suaminya
200
CH-47 Aku suamimu
201
CH-48 Henry menemui ibunya Shezie
202
CH 49 Martin mengetahui status Shezie
203
CH-50 Apakah aku jatuh cinta
204
CH-51 Satu tempat tidur
205
CH-52 Sikap Henry semakin aneh
206
CH-53 Henry tidak mau menceraikan Shezie
207
CH-54 Henry melamar Shezie pada Bu Vina
208
CH-55 Martin bertemu Andrea
209
CH-56 Pernikahan Shezie dan Martin dipercepat
210
CH-57 Shezie minta cerai pada Henry
211
CH-58 Berita Status Shezie
212
CH-59 Terbongkar
213
CH-60 Hanna menemui Shezie
214
CH-61 Support untuk Henry
215
CH-62 Kopi tanpa gula
216
CH-63 Rencana Henry
217
CH-64 Bu Vina mengetahui status Shezie
218
CH-65 Bu Vina menemukan gaun pengantin Shezie
219
CH-66 Ungkapan perasaan Henry
220
CH-67 Suami Istri yang sah
221
CH-68 Kabar Ibu Shezie
222
CH-69 Kembali ke ibukota
223
CH-70 Pulang ke rumah Shezie
224
CH 71 Pertengkaran di rumah Shezie
225
CH-72 Penolakan Bu Vina
226
CH-73 Damian menemui Bu Vina
227
CH-74 Informasi Shezie
228
CH-75 Makan Malam
229
CH- 76 Status Shezie diketahui orangtua Martin
230
CH-77 Sulitnya mendapat restu
231
CH-78 Bu Vina drop
232
CH-79 Surat pernyataan bermaterai
233
CH-80 Henry meminta orangtuanya melamar Shezie
234
CH-81 Donatur misterius
235
CH-82 Henry mencari Shezie
236
CH-83 Henry mencari Shezie ( part 2)
237
CH-84 Hanna bertemu ibunya Shezie ( part 1)
238
CH-85 Hanna bertemu ibunya Shezie ( Part 2)
239
CH-86 Hanna meminta Damian pulang
240
CH-87 Pedekate Bu Yogi
241
CH-88 Damian ke rumah sakit
242
CH-89 Mengurai masa lalu ( part 1 )
243
CH-90 Mengurai masa lalu ( part 2 )
244
CH-91 Keputusan Henry
245
CH-92 Terpaksa Bercerai
246
CH-93 Perceraian
247
CH-94 Rencana makan malam
248
CH-95 Tidak bisa berpaling
249
CH-96 Keputusan Hanna
250
CH-97 Hanna menemui Bu Vina
251
Next Novel
252
CH-98 Perubahan sikap Martin
253
CH-99 Kemunculan wanita Martin
254
CH-100 Kehamilan Shezie
255
CH-101 Kebohongan Martin terbongar
256
Bukan up
257
CH-102 Bu Vina membatalkan pernikahan Shezie dengan Martin
258
CH-103 Restu dari Bu Vina
259
CH-104 Bertemu Henry
260
CH-105 Akal Bulus Martin
261
CH-106 Aku hamil
262
CH-107 Menangkap Martin
263
CH-108 Restu Bu Vina
264
CH-109 Permintaan Bu Vina
265
CH-110 Hembusan nafas terakhir Bu Vina
266
CH-111 Tidak ada wanita lain ( The End )
267
Author
268
Ternyata oh ternyata

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!