Malam ini Hanna merasa gelisah, dia mondar mandir terus di dalam kamar.
Malam ini ibu mertuanya mengundang orangtuanya untuk makan malam dirumahnya Damian.
Cekrek! Pintu kamar ada yang membuka. Damian masuk ke dalam kamar.
“Bagaimana? Apakah mereka sudah datang?” tanya Hanna.
“Mereka ada diruang tamu,” jawab Damian.
“Jadi aku harus apa sekarang?” tanya Hanna, menatap Damian.
“Kau beracting pura-pura kangen atau apalah,” jawab Damian.
“Tapi ingat,” lanjut Damian.
“Apa?” tanya Hanna.
“Jangan banyak bicara,” jawab Damian.
“Baiklah.” Hanna mengangguk.
“Ayo,” ajak Damian. Merekapun keluar kamar.
Di ruang tamu, tampak Ny.Sofia sedang berbincang dengan sepasang laki-laki dan perempuan yang usianya tidak terlalu jauh dari Ny. Sofia.
Yang laki-laki terlihat perlente, keren dengan stelan jas yang mahal, begiu juga dengan yang wanita, selian gaunnya yang bagus, tas yang ditentengnya pun branded. Benar-benar pasangan yang terlihat high class.
“Ehm” Damian berdehem,memberi kode drama dimulai.
“Papi! Mami!” teriak Hanna, menghampiri laki-laki dan perempuan itu. Smeua mata memandangnya.
“Papi! Mami! Kapan kalian kembali dari Paris?” tanya Hanna, sambil memeluk pria dan wanita tu. Merekapun memeluknya dengan hangat.
“Tadi siang. Bagaimana kabarmu sayang? Kau betah tinggal disini?” tanya si pria yang dipanggil Papi itu.
“Iya Papi, suamiku sangat memanjakanku,” jawab Hanna sambil memeluk Damian yang langsung mendelik. Bukankan scenarionya tidak ada peluk –pelukan? Wanita ini mencuri kesampatan dan kesempitan saja, fikirnya. Melihat Damian mendelik seperti itu, Hanna buru-buru melepas pelukannya.
Papi palsu Hanna malah tertawa.
“Tidak usah sungkan, kalian kan pengantin baru, pasti masih masa mesra mesranya,” ucapnya sambil tertawa, begitu juga Mami palsunya Hanna.
Hanna dan Damian kembali saling lirik. Mesra darimana?
“Mami juga membelikan tas branded buat mertuamu,” kata yang wanita. Sambil mengambil sebuah kantong dia atas sofa dan diberikan pada Ny.Sofia.
“Nyonya. Tas ini limited edition di Paris, hanya dibuat 3 buah. Yang 2 buah dibeli oleh artis Hollywood,”kata Mami palsunya Hanna itu.
“Benarkah?” Nyoya Sofia sangat senang menerima hadiah itu. Dia membuka isi kantong itu, sebuah tas dari kulit asli tampak sangat mewah.
“Bagus sekali. Terimakasih besan,” ucap Nyonya Sofia dengan senang.
Hanna menoleh pada Damian yang juga meliriknya. Sampai detik ini semua berjalan lancar.
“Mari silahkan ke ruang makan, saya sudah meminta juru masak saya untuk memasak menu special malam ini,” ucap Ny.Sofia dengan ramah.
“Terimakasih besan,” jawab Papi palsu Hanna itu. Merekapun menuju ruang makan.
Di atas meja makan sudah tersedia hidangan berbagai macam menu yang lezat.
“Wah makanan yang benar-benar mengundang selera!” seru Maminya Hanna.
“Silahkan, silahkan!” Ny.Sofia mempersilahkan tamunya untuk mencicipi makanan. Beberapa pelayan sudah berdiri dibelakang mereka mengambilkan menu menu apa saja yang mereka inginkan.
“Jadi begini besan. Aku akan menyiapkan baju-baju untuk resepsi, jadi karena aku belum bertemu kalian jadi aku tidak tau ukuran baju kalian,” kata Ny.Sofia.
“Aku ukuran M, suamiku ini ukurannya L,” jawab Mami palsu Hanna.
Hanna dan Damian diam saja sambil melahap makanan mereka. Meskipun dalam hati berdebar-debar takut kebohongan ini terbongkar.
“Resepsi akan dimulai pukul 9 pagi. Alamat Hotelnya nanti Damian berikan,” kata Ny.Sofia. Orangtua palsu Hanna tampak manggut manggut.
“Aku dengar kau punya restaurant seafood. Bagaimana kalau menu di resepsi nanti ada menu seafood juga? Kira-kira jenis makanan apa yang istimewa disana?” tanya Ny.Sofia, membuat Hanna dan Damian mendongak. Mami palsunya Hanna tampak bingung.
“Mm..kepiting..” Mami palsu Hanna menoleh pada Hanna.
“Cumi asam manis,” jawab Hanna, sambil melirik pada Mami palsunya.
“Cumi asam manis? Pasti itu sangat lezat,” ucap Ny.Sofia.
“Cuminya asli dari laut, jadi cuminya masih segar,” kata Hanna.
“Begitu ya, bagus itu. Kalau kau tidak keberatan, kau bisa membawa menu itu di resepsi nanti. Tamu-tamuku juga pasti senang bisa mencicipi menu andalan di restaurant besanku, siapa tahu nanti mereka akan berkunjung ke restaurantmu,” kata Ny. Sofia, pada Mami palsu Hanna. Yang tampak masih bingung, karena Damian tidak memberitahu menu seafood direstaurantnya Hanna, dia hanya diberitahu Maminya Hanna punya restaurant seafood.
Kini Damian yang terbatuk-batuk. Ny.Sofia melirik kearah anak tirinya itu yang kini sedang minum air putih.
“Ya ya boleh. Nanti aku kirim dari restaurantku,” jawab Mami palsu Hanna.
Ny.Sofia kembali menoleh pada Maminya Hanna, kemudian pada Papi palsunya Hanna.
“Bagaimana dengan bisnismu, kau punya usaha apa saja? Kudengar kau juga memiliki kapal pesiar,” kata Ny.Sofia.
“Ya, aku memiliki banyak kapal untuk menangkap ikan,” jawab Papi Hanna.
“Jadi perusahaanmu bergerak di bidang perikanan? Kau memproduksi atau memasok ikan?” tanya Ny. Sofia lagi.
Papi palsu Hanna tampak menggaruk garukkan kepalanya yang tidak gatal. Damian tidak menulis perusahaan Papinya Hanna dibidang apa.
“Kita membuat beraneka ragam makanan laut kemasan,” jawab Hanna.
“Ya Makanan laut kemasan, yang akan kita kirim ke supermarket supermarket,” lanjut Papi palsu Hanna.
“Wah usaha yang menggiurkan. Kau memiliki kapal, pelelangan ikan, kau juga memproduksinya. Kalian pasti sangat kaya. Mungkin kalau resepsi ini selesai, bagaimana kalau kita adakan resepsi juga di kapal pesiarmu, pasti relasi relasi Damian sangat senang, bagaimana Damian?” kata Ny. Sofia, kemudian bertanya pada Damian, yang kini tampak pucat.
“Sepertinya tidak perlu dibuatkan resepsi lagi. Yang ini saja sudah cukup,” kata Damian.
“Benar,” ucap Hanna.
“Kenapa tidak? Bagaimana kalian menikah di pulau itu? Kenapa kau menikah diam-diam? ” tanya Ny.Sofia pada Damian.
“Maaf sebelumnya Ny. Kami sangat sibuk waktu itu, dan ternyata anak-anak kita ingin cepat cepat menikah jadi kita buat sederhana saja acaranya,” jawab papi palsunya Hanna.
“Ya benar, aku tidak sabar ingin menikah dengan kekasihku yang sekarang menjadi istriku,” ucap Damian, menoleh pada Hanna dengan senyumnya yang manis. Hanna menoleh pada Damian, yang kini menyentuh tangannya, menggenggamnya dengan erat.
“Ya benar, kami saling mencintai,” jawab Hanna, sambil menatap wajah tampannya Damian, yang juga menatapnya. Kenapa hati Hanna menjadi tidak karuan saat mengatakan soal cinta?
“Ya, saling mencintai,” jawab Damian, mengangguk angguk.
“Apalagi seperti itu. Damian!” Ny. Sofia menoleh pada Damian, yang mengalihkan pandangannya dari Hanna.
“Kau membuat keluarga kita malu,” ucap Ny.Sofia.
“Apa?” tanya Damian, tidak mengerti.
“Kau menikahi anak orang sembarangan. Kenapa kalian tidak membuat pesta dikeluarganya Hanna? Kau memalukan! Bagaimana kalau orang orang tau soal ini? Apalagi orangtua Hanna pengusaha besar disana. Apa kata orang orang disana nanti? Dikiranya Hanna menikah dengan orang miskin yang tidak bisa membiayai pernikahan! Atau orang-orang akan berfikir kalian menikah karena hamil diluar nikah, ini sangat mencemarkan nama baik keluarga perempuan!” kata Ny.Sofia, mengomeli Damian.
“Hamil di luar nikah?” tanya Hanna, langsung saja memegang perutnya.
“Aku tidak hamil!” sanggah Hanna.
“Apalagi seperti itu. Seperti bukan menikahi gadis saja!” lanjut Ny.Sofia, masih marah. Dia kemudian menoleh pada Papi dan Maminya Hanna.
“Besan, aku minta maaf atas kelakuan putraku. Setelah resepsi ini. Kita adakan resepsi susulan di keluarga mempelai wanita. Bagaimana kalau tempatnya di kapal pesiarmu itu? Untuk biaya-biaya acara, dari pihak laki-laki tidak masalah. Kami dari pihak laki-laki tidak mau membuat pihak wanita malu. Maaf atas kecerobohan putraku,” lanjut Ny.Sofia.
Papi dan Mamminya Hanna, saling pandang dan menoleh pada Damian.
Damian dan Hanna tampak bingung. Kenapa jadi seperti ini?
“Soal ini nanti kita bicarakan lagi,” ucap Damian.
“Ya, kita makan saja dulu,” lanjut Hanna.
“Oh ya aku minta maaf, terlalu banyak bicara, mari-mari, silahkan dilanjutkan,” ucap Ny.Sofia. Akhirnya mereka kembali makan.
Kini mereka berada di teras, orangtua Hanna akan pulang ke hotel.
“Sayang, Mami, papi pulang dulu,” kata Mami palsunya Hanna.
“Baik Mami, Papi, sampai jumpa nanti di acara resepsi,” ucap Hanna, sambil memeluk papi dan Mami palsunya.
“Menantu, jaga baik-baik putri kami,” kata Papi palsunya Hanna.
Damian hanya mengangguk.
“Sampai jumpa di resepsi, besan,”ucap Ny.Sofia, sebelum Papi dan Mami palsunya Hanna masuk ke mobil mewahnya. Tidak berapa lama mobil itu meinggalkan rumah keluarganya Damian.
Ny.Sofia menoleh pada Damian.
“Kau keterlaluan. Kau memiliki mertua yang kaya raya, kau menikahi putrinya dengan sederhana. Itu sama saja kau tidak mencintai istrimu,” kata Ny.Sofia.Kini menoleh pada Hanna. Menyentuh bahunya.
“Sayang, maafkan suamimu itu, sudah membuat malu keluargamu,” ucapnya.
“Pasti kalian mendapat cibiran disana. Tapi kau jangan khawatir, nanti keluargamu, kerabat, relasi relasi ayahmu bisa diundang di resepsi nanti disana,” lanjutnya.
“Iya bu,” jawab Hanna, hanya mengangguk.
Ny.Sofia beranjak masuk tapi kemudian membalikkan badannya, matanya melirik tangan Hanna dan Damian.
“Kalian sudah memakai cincin pernikahan?” tanya Ny.Sofia.
“Sudah, ini,” ucap Hanna. Menunjukkan cincin pernikahannya. Ny. Sofia menoleh pada Damian yang tidak memakai cincin.
“Mana cincinmu? Kenapa tidak kau pakai?” tanyanya pada Damian.
Hanna menoleh pada Damian, dia baru teringat cincin Damian jatuh di pesawat itu dan belum ketemu.
“Cincinnya hilang dipesawat bu” Hanna yang menjawab.
“Kenapa cincin pernikahan bisa hilang begitu? Kalian seperti tidak serius menikah,” ucap Ny.Sofia. Membuat Hanna dan Damian terdiam.
Ny.Sofia menoleh pada Damian.
“Damian beli lagi cincin pernikahannya,” ucapnya, kemudian barulah Ny.Sofia masuk ke dalam rumah.
Damian menoleh pada Hanna.
“Kau menjatuhkan cincinku! Kau harus menggantinya!” ucapnya.
“Aku tidak mau. Kalau aku mengganti cincinmu yang hilang, 40M ku akan berkurang. Kapan aku membeli rumahnya? Kau juga tidak mau membelikanku rumah!” ucap Hanna.
“Pokoknya kau harus menggantinya!” kata Damian, sambil masuk ke dalam rumah.
“Aku tidak mau uangku berkurang!” ucap Hanna, mengikuti Damian.
“Pokoknya ganti!”
“Tidak mau!”
“Ganti!”
“Tidak!”
*************************
Jangan lupa like dan komen
Baca juga “My Secretary” season2 (Love Story in London) episode : Ungkapan Perasaan Rose
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments
Henny Barutressy
thor, buatlah mrk ber2 jangan berantem melulu, kapan kompakx mrk????😎😎😎
2022-03-03
0
Ratna Sari Dewi
😅
2021-11-22
0
mine how are you?
saya dukung hanna ayo gelud
2021-09-04
2