Hanna menatap Damian dengan wajah ditekuk. Dia tidak suka dengan tawarannya Damian.
“Kau memang pria kaya yang menyebalkan,” umpatnya.
“Kau dengarkan dulu penjelasanku,” ucap Damian, sambil duduk di pinggir tempat tidur.
“Apa?” tanya Hanna dengan ketus.
“Maksudku bukan tidur berhubungan, aku hanya perlu memelukmu saja supaya aku tidak mengigau lagi,Jika kau melihatku mengigau, kau peluk aku seperti tadi malam,sampai aku tenang,” kata Damian, membuat Hanna bingung.
“Kau sangat membingungkan,” ujar Hanna.
“Aku punya trauma masa kecil, aku ditinggalkan ibuku, jadi aku sering mengigau, biasanya aku tidak bisa tidur lagi atau mengigau sepanjang malam. Itu membuatku lelah. Dan semalam aku tidur nyenyak sampai pagi, aku senang,” kata Damian.
“Kau serius?” tanya Hanna.
Damian mengangguk.
“Sebagai imbalannya, kau boleh miliki semua yang ada di ATM itu,” kata Damian.
“Apa? Kau serius? Kau membayarku milyaran?” seru Hanna, merasa kaget.
“Ya,” Damian mengangguk.
“Aku hanya memelukmu saja?” tanya Hanna.
“Iya,” Damian mengangguk lagi.
“Jadi bagaimana dengan tawaranku? Kau mau bekerja untukku?” tanya Damian, menatap Hanna dengan serius.
“Kau hanya memelukku kan?” tanya Hanna lagi. Damian kembali mengangguk.
Hanna memutar otaknya, berfikir baik dan buruknya.
“Memangnya kau mau bayar aku berapa?” tanya Hanna.
“Kau mau dibayar berapa?” Damian balik bertanya.
“Hemm berapa ya. Semalam saja kau membayarku milyaran, berarti kau harus membayarku lebih dari itu. Memangnya kau butuh berapa lama supaya traumamu itu sembuh?” tanya Hanna, menatap Damian dengan serius.
“Aku belum tahu, bagaimana kalau sebulan, dua bulan, setahun, aku tidak tau,” Damian menggelengkan kepalanya.
“ Setahun? Lama amat,” keluh Hanna.
“Bagaimana kalau satu tahun dulu?” tanya Damian.
“Terlalu lama. Bagaimana kalau sebulan dua bulan kemudian kau sembuh?” tanya Hanna.
“TIdak masalah. Pekerjaanmu selesai, kau tidak perlu mengembalikan uangku,” jawab Damian, membuat Hanna tersenyum lebar. Dia berharap Damian akan cepat sembuh dan dia mendapat uang yang banyak dalam waktu singkat, bukankah itu sangat menguntungkan?
“Tapi kau tidak boleh melakukan hal yang lain ya, kau tidak boleh menggerayangiku, kau hanya memelukku,” ucap Hanna.
“Memangnya aku semalam melakukan itu?” tanya Damian.
“Tidak sih, kau hanya memelukku saja,” jawab Hanna.
“Bagaimana? Kau mau?” tanya Damian.
“Berapa bayarannya? Kalau semalam saja kau bayar milyaran berarti dalam sebulan kau harus lebih banyak membayarnya,” ucap Hanna.
“Baik, satu tahun 10 Milyar, cukup?” tanya Damian, membuat Hanna terkejut dan tidak langsung menjawab.
“Masih kurang?” tanya Damian. Hanna masih terdiam, dia masih shock dengan angka 10 Milyar.
“Baik, aku naikkan jadi 20 Milyar, bagaimana?” tanya Damian, membuat Hanna semakin tidak bisa bicara. Setahun 20M kalau dalam sebulan dia sembuh berarti sebulan dapat 20 Milyar! Wah dia bisa jadi kaya mendadak. Lagian Damian pria yang tampan, ah tidak rugi rugi amat dipeluk pria tampan, fikirnya. Cuma dipeluk saja tidak yang macam-macam. Akhirnya Hanna mengangguk.
“Aku bisa membayarmu sekarang,” kata Damian, membuat Hanna tidak bicara berkata-kata apa-apa lagi, dalam sekejap dia menjadi orang kaya.
“Hei tunggu-tunggu, kau yakin akan membayarku? Kau kan tidak mengenalku,” kata Hanna.
“Aku tidak butuh itu. Aku hanya butuh memelukmu saja itu juga kalau aku mau tidur. Selebihnya tidak,” ucap Damian.
“Selebihnya tidak apa? Kau menghinaku?” Hanna menjadi tersinggung.
“Kalau aku sadar, aku tidak mungkin memelukmu, kau kurang cantik, badanmu juga terlalu kurus, dadamu, pinggulmu, kau kurang sexy,” jawab Damian, membuat wajah Hanna berubah memerah karena kesal.
“Memangnya aku mau kau memelukku?Huh!” cibirnya.
“Jadi bagaimana? Deal?” tanya Damian.
“Ah aku jadi berubah fikiran, aku malas melakukannya, kau cari saja wanita sexy itu,” gerutu Hanna, diapun segera duduk di sofa dengan lesu.
“Kalau wanita sexy akan membuatku bangun, bukan tertidur,” kata Damian.
Sebuah lemparan bantal kursi melayang ke arah Damian yang langsung menangkapnya. Hanna kesal dengan argumennya Damian yang menjengkelkan.
“Aku orang yang akan membuatmu kaya, kenapa kau melemparku dengan bantal?” keluh Damian.
“Masih mending aku lempar dengan bantal, harusnya kulempar pakai sepatu!” umpat Hanna. Lalu menoleh pada damian.
“Kau juga jangan lupa, kau membutuhanku, kau butuh memelukku, jadi kau juga harus berbuat baik padaku. Bagaimana kalau aku menolak tawaranmu,” ucap Hanna.
“Aku tidak berbuat baik apa? Aku menolongmu dari kerjaran orang-orang itu, kau juga membeli baju, kosmetik, dari uangku,” kata Damian. Membuat Hanna tersadar.
“Aku lupa,” ucap Hanna sambil tertawa kecil.
“Aku berterimakasih kau sudah menolongku,” kata Hanna.
“Hem, jadi bagaimana? Sudah deal 1 tahun 20 Milyar?” tanya Damian.
“Baiklah, demi rasa kemanusiaan, kau juga sudah menolongku, jadi aku akan menolongmu juga, aku mau, tapi..kita harus membuat surat perjanjian diatas materai,” jawab Hanna.
“Memangnya itu perlu?” tanya Damian.
“Tentu saja perlu, bagaimana kalau ternyata kau menggerayangiku atau kau melakukan hal lebih dari itu? Kau juga tidak boleh memegang bagian sesnsitif tubuhku, kalau itu terjadi kau kena finalti,” jawab Hanna.
“Finalti apa? Aku tidak yakin aku akan melakukan hal yang lebih dari itu, tidak,” Damian menggelengkan kepalanya.
“Cuma buat berjaga-jaga saja,”
“Apa finaltinya?” tanya Damian, ingin tahu.
“Kau harus membayar dua kali lipat,” jawab Hanna.
“JIka apa itu?” tanya Damian.
“Jika kau berani menggerayangiku,” jawab Hanna.
“Kalau lebih dari itu?” tanya Damian.
“Lebih dari itu apa? Tidak boleh lebih dari itu apa? Maksudmu kau mengajakku tidur? Itu sih finaltinya kau harus menikahiku! Lagian kau ini ada-ada saja, perjanjiannya cuma memeluk saja, aku tidak mau yang lain,” gerutu Hanna, berdiri menatap Damian.
“Deal. Aku juga tidak berminat yang lain,” ucap damian.
“Berminat? Kau menghinaku lagi, kau tidak tau kalau waktu aku sekolah, aku primadona disekolahku,” kata Hanna.
Damian menatap Hanna, melihatnya dari atas sampai bawah.
“Primadona seperti ini,” ucapnya, membuat Hanna semakin jengkel.
“Sudah aku tidak mau berdebat lagi,” ujar Hanna, lalu kembali duduk disofa.
“Kita buat perjanjian diatas materai,” kata Hanna.
“Baik, aku akan panggil pak Indra,” ucap Damian, meraih hpnya.
“Jangan!” cegah Hanna, sambil berdiri.
“Kenapa?”
“Pak Indra jangan tahu, aku malu, hanya kita berdua saja,” kata Hanna.
“Pak Indra tahunya kita suami istri, kalau suami istri pelukan tidak perlu surat perjajian,” jawab Damian.
“Terus kau mau apa memanggil pak Indra?” tanya Hanna.
“Menyiapkan kertas, bolpoint dan materai yang kau sebut itu,” jawab Damian.
“Ooh.” Hanna Cuma ber ooh.
Damian pun memanggil pak Indra, memintanya menyiapkan alat tulis yang dibutuhkan. Beberapa menit kemudian, pak Indra sudah menyerahkannya pada Damian lalu keluar dari kamar itu. Mereka berdua duduk di sofa.
Damian mulai menulis diatas kertas itu. Surat perjanjian.
“Namamu siapa?” tanya Damian, sambil menulis.
“Hanna Ananta Putri,” jawab Hanna.
“Namamu siapa?” tanya Hanna, balik bertanya.
“Kau sudah tahu namaku,” jawab Damian.
“Masa cuma Damian doang. Harus nama lengkap. Banyak yang namanya Damian,” kata Hanna.
Damian tidak bicara, hanya dia menulis dikertas itu, Damian Giantara.
“Itu namamu ya,” gumam Hanna, melongok ke atas kertas.
“Kau tulis kau hanya memelukku saja, tidak ada yang lain, jangan lupa finaltinya kalau kau melanggar perjanjian ini,” ucap Hanna.
Damian mendongak menatapnya.
“Ada apa?” tanya Hanna.
“Bagaimana kalau kau yang melanggar? Kau akan kena finalti juga,” ucap Damian. Membuat Hanna terkejut.
“Finalti apa? Melanggar apa? Kau kan yang membutuhkanku,” ucap Hanna.
“Tapi aku mengeluarkan uang yang banyak untuk membayarmu,” jawab Damian.
“Apa finaltinya?” tanya Hanna.
“Kau harus mengembalikan uangku,” jawab Damian.
“Baiklah. Lagipula aku tidak akan melanggar, kira-kira pelanggaran apa yang akan ku lakukan?” gerutu Hanna.
“Tentu saja ada.”
“Apa?”
“Bisa saja kau tiba-tiba menciumku waktu tidur,” jawab Damian, membuat mata Hanna terberlalak.
“Menciummu? Kurang kerjaan apa aku menciummu? Huh!” umpat Hanna.
“Bisa saja itu terjadi. Semua orang juga tahu kalau aku tampan, bisa saja kau tergoda untuk menciumku,” jawab Damian. Membuah Hanna tertawa.
“Tampan kata orang, tidak menurutku, biasa saja,pasaran, banyak yang tampan sepertimu di kampungku,” ucap Hanna, padahal dalam hatinya dia mengakui kalau Damian itu sangat tampan, pasti banyak wanita-wanita cantik yang mengejarnya.
“Tetap saja aku akan mencantumkannya,” ucap Damian.
Hanna mencibir, kenapa jadi dia yang kena finalti? Masa dia harus mengembalikan semua uang itu, tidak jadi kaya dong, fikirnya.
“Baiklah baiklah, lagipula aku tidak mungkin menciummu, aku bukan wanita genit,” kata Hanna.
Damian kembali menyelesaikan menulisnya. Setelah selesai, dia memberikannya pada Hanna, yang langsung membacanya dengan keras.
“ Surat perjanjian memeluk, Pihak 1 nama Damian, pihak 2 nama Hanna, tidak boleh memegang bagian sensitive, tidak boleh melakukan hal diluar memeluk. Jika melanggar, harus membayar dua kali lipat. Jika pihak 2 melanggar, harus mengembalikan semua uang perjanjian ini, Hemmm…tanggal…oke!” ucap Hanna, membaca inti-inti perjanjian itu. Diapun mengembalikan kertas itu.
Damian dan Hannapun menandatangani surat perjajian itu.
Terdengar handphone Damian berdering.
“Apa Tom?” tanya Damian.
“Ya, Oke, sebentar lagi aku turun,” jawab Damian.
“Apa?” tanya Hanna.
“Tommy mengajak sarapan,” jawab Damian.
“Tommy itu temanmu?” tanya Hanna. Damian mengangguk.
“Terus bagaimana dengan status kita? Temanmu mengira aku istrimu,” jawab Hanna.
“Kau yang harus bertanggungjawab,” ucap damian.
“Bertanggungjawab apa?” tanya Hanna, menatap Damian.
“Kau yang menyebabkan semua orang mengira aku sudah menikahimu, jadi kau harus bertanggungjawab. Kau sangat merepotkan,” jawab Damian.
“Baiklah, aku akan mengatakan pada Tommy kalau aku bukan istrimu,” kata Hanna.
“Tidak bisa,”
“Kenapa?”
“Temanku bukan Tommy saja, belum keluargaku, klien klienku, kau merusak semuanya,” ucap Damian.
“Jadi aku harus bagaimana?” tanya Hanna, kebingungan.
“Sementara kau jangan bicara apa-apa dulu. Nanti kita fikirkan jalan keluarnya. Jangan membuat kekacauan lagi, aku sangat sibuk, tidak mau diganggu hal-hal yang tidak penting,” ucap Damian, lalu mengetik ngetik sesuatu di handphonenya.
“Sudah aku transfer,” jawab Damian.
“Apa?”
“20 Milyar, bayaranmu. Kau kerja mulai nanti malam,” ucap Damian sambil bangun dari kursinya.
Seketika Hanna terkejut, 20 Milyar? Dalam sekejap dia mendapat 20 Milyar? Gampang sekali mendapatkan uang, hanya dengan memeluk Damian supaya tidak mengigau dapat 20 Milyar? Bagaimana kalau berlanjut sampai dua tahun? Jadi 40 Milyar,wah wah dia benar-benar jadi orang kaya, fikirnya. Kira-kira dia akan membeli apa dengan uang itu?
Hannapun melamun, menghitung hitung, dengan uang 20 Milyar dia akan membelanjakannya untuk apa saja. Dia mengambil kertas kosong diatas meja menulis nulis sesuatu dengan serius.
Rumah besar dengan segala parabotannya, mobil, kebun, sawah, dia juga mau membuat rumah kontrakan di kampung untuk disewa sewakan, apalagi ya? Dia harus membeli sawah kebun untuk ivestasi, hemmm senangnya mendadak kaya.
“Apa yang kau lakukan?” Tiba-tiba suara Damian mengagetkan, dia sudah mandi dan berdandan rapih, Hanna menatap pria itu tanpa berkedip. Apakah dia tidak salah lihat? Kenapa Damian terlihat sangat tampan? Dia terlihat lebih segar dari kemarin kemarin, wajahnya benar-benar mengeluarkan aura ketampanannya, apakah itu karena semalam dia bisa tidur nyenyak? Kalau setiap malam dipeluk pria tampan itu, apakah dia tidak akan tergoda untuk menciumnya? Ah tidak, jangan ingin mencium Damian, uang milyarannya akan hilang, nanti rumah, mobil, sawah, kebun, semua harus dijual kembali. Tidak tidak, uang itu tidak boleh dikembalikan.
“Kau kenapa?” tanya Damian, karena yang ditanya hanya bengong menatapnya.
“Tidak apa-apa, ternyata kau sudah siap,” jawab Hanna, lamunannya sekejap buyar.
“Ingat, kau harus bertanggungjawab karena membuat semua orang mengira kau istriku. Kau harus menjaga sikap. Selama kau pura-pura jadi istriku, semua kebutuhanmu aku penuhi, pakaian, perhiasan, uang akan aku berikan diluar uang yang 20 Milyar itu. Aku tidak mau orang orang meilhatmu menjadi istriku yang tidak terurus. Kau juga bisa perawatan, kesalon, supaya kau telihat lebih cantik,” kata Damian.
Lagi lagi Hanna terkejut, dia merasa semua ini seperti mimpi, dalam sekejap menjadi istri milyarder. Meskipun hanya bohong-bohongan, ini sangat menyenangkan. Kenapa dia tiba-tiba menjadi kaya begini? Hidup benar-benar sangat indah.
“Cepat bersiap-siap, aku turun duluan, kau menyusul saja, aku tidak suka menunggu. Kemarin kau membuatku menunggu di butik, sangat membosankan,” ucap Damian, lalu beranjak keluar dari kamar itu.
Hanna menepuk nepuk pipinya, bangun bangun Hanna, apakah ini mimpi?
**************************
Lanjut besok ya…seru kan ceritanya ? pantengin terus lanjutannya yuk !
Boleh baca “My Secretary “ juga ya, sedang up season kedua.
Jangan lupa like, vote dan komen ya.
See you tomorrow
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments
Dewa Dewi
wowww
2024-10-23
0
Parih Tiambun
saya sudah 2 kali baca tapi tetap aja seru, novel nya gak buat bosan🥰
2024-03-04
0
Patrish
waaaaaaaaaaaa.... 😳😳😳😳😳😳
2022-04-13
0