Sakit tapi tetap ngebabu

...****************...

Di kantor, Aldiano baru saja menyelesaikan meeting dan kembali ke ruangannya. Seperti biasa, ia menunggu kopi yang biasa diantarkan Aulia, tetapi sampai jam makan siang, kopi itu tidak datang juga.

Ia menekan interkom dan berbicara pada sekretarisnya. "Di mana Aulia?"

Sekretarisnya tampak sedikit ragu sebelum menjawab, "Aulia izin tidak masuk hari ini, Pak. Katanya dia sedang sakit."

Aldiano mengerutkan kening. "Sakit?"

Sekretarisnya mengangguk. "Ya. Sepertinya cukup parah sampai tidak bisa masuk kerja."

Aldiano terdiam sejenak sebelum mengangguk pelan. "Baiklah."

Namun, entah kenapa, pikirannya tetap tertuju pada Aulia.

Sore harinya, Aulia masih tidur di kosnya terkaget tiba-tiba mendengar ponselnya bergetar. Dengan mata setengah terbuka, ia meraih ponselnya dan melihat nomor tidak dikenal menelepon.

Tanpa berpikir panjang, ia mengangkatnya. "Halo…?"

"Aulia."

Suara datar itu langsung membuat Aulia terlonjak kaget. Aldiano?!

"Kenapa Bapak menelepon saya?" tanyanya dengan suara masih serak.

"Apartemen. Sekarang."

Aulia mengerutkan kening. "Hah? Untuk apa?"

"Aku lapar."

Aulia menatap ponselnya dengan ekspresi tidak percaya. Orang ini waras, nggak, sih?!

"Bapak tahu tidak kalau saya sedang sakit?" katanya kesal.

"Tahu."

"Terus kenapa masih menyuruh saya datang?!"

"Aku lapar," ulang Aldiano dengan nada santai, seolah itu jawaban yang paling masuk akal sedunia.

Aulia menutup wajahnya dengan bantal, menahan diri agar tidak berteriak frustasi.

"Tidak bisa! Saya masih lemas!" protesnya.

Ada jeda sebentar sebelum Aldiano berkata, "Kalau begitu, aku akan datang ke kosmu."

Aulia langsung terduduk. "Hah?! Jangan!"

"Datang atau aku yang ke sana."

Aulia menatap langit-langit dengan pasrah. Kenapa hidupnya harus selalu diganggu oleh bos nyebelin ini?!

...****************...

Dengan langkah gontai, Aulia akhirnya sampai di apartemen Aldiano. Badannya masih lemas, tapi demi menghindari bosnya yang mungkin benar-benar akan datang ke kosnya, ia terpaksa menyeret diri ke sini.

Saat pintu apartemen terbuka, Aldiano berdiri di depan pintu dengan ekspresi seperti biasa—datar dan tidak menunjukkan rasa bersalah sedikit pun.

"Masuk," katanya singkat.

Aulia mendengus, tapi tetap melangkah masuk. "Bapak tidak punya hati, ya? Saya ini sakit, tahu."

Aldiano menutup pintu dan berjalan santai ke ruang tamu. "Kalau masih bisa jalan ke sini, berarti tidak separah itu."

Aulia menatapnya dengan tatapan menusuk. Dasar bos psikopat!

Ia masuk ke dapur dan membuka kulkas. Setelah melihat bahan yang ada, akhirnya ia memutuskan untuk membuat sup ayam hangat.

Sementara itu, Aldiano duduk di meja makan, memperhatikan Aulia yang memasak sambil sesekali bersin dan mengelap hidung dengan punggung tangannya.

"Kamu yakin tidak akan jatuh pingsan di dapur?" tanyanya datar.

Aulia mendelik sambil mengaduk panci. "Kalau saya pingsan, bapak mau nolongin?"

"Tidak."

"…Kurang ajar sekali."

Aldiano hanya mengangkat bahu.

Setelah beberapa menit, sup ayam akhirnya matang. Aulia menuangkan ke dalam mangkuk dan meletakkannya di depan Aldiano.

Aldiano menatap sup itu sebentar, lalu menatap Aulia yang duduk di seberangnya dengan kepala bertumpu di meja.

"Kamu tidak makan?" tanyanya.

Aulia mendengus lemah. "Tidak. Saya tidak punya energi untuk makan setelah dipaksa ke sini."

Aldiano mengambil sendoknya dan mulai menyuap sup. Saat merasakannya, ekspresinya sedikit berubah—ada kilatan kejutan di matanya.

Aulia yang memperhatikan itu langsung menyipitkan mata. "Kenapa? Tidak enak?"

Aldiano diam sejenak sebelum menjawab, "Enak."

Aulia tertegun. Eh?

Tapi sebelum ia sempat meresapi kejutan itu, Aldiano tiba-tiba menggeser mangkuknya ke tengah meja.

"Kamu makan juga."

Aulia mengangkat alis. "Hah?"

"Kamu sakit. Sup ini lebih berguna untukmu."

Aulia menatap bosnya dengan curiga. "Ini jebakan, ya?"

Aldiano tidak menanggapi. Ia malah berdiri dan berjalan keluar dapur.

Aulia masih terpaku. Barusan… bos nyebelin ini perhatian?!

Ia akhirnya mengambil sendok dan mulai menyeruput supnya. Saat rasa hangat menyebar ke tenggorokannya, ia mendesah lega.

Ya sudahlah. Yang penting sekarang dia bisa makan dan tidak dikejar-kejar bos aneh itu lagi.

.

.

Next👉🏻

Episodes
1 Hari Pertama Kerja
2 Menikmati Rasa
3 Terlambat
4 Teman Baru
5 Masakan Pertama untuk Pak Bos
6 Mati Kelaparan
7 Mati Kelaparan (2)
8 Bergosip
9 Kena Apes Mulu
10 Kesepakatan Konyol
11 Menjadi Chef Pribadi Dadakan
12 Harusnya ini Libur
13 Masak Tengah Malam
14 Apes! Apes!
15 Bos Menyebalkan dan Rumor
16 Mas Sekretaris
17 Gosip yang makin menjadi
18 Fix! ANEH!
19 Sakit tapi tetap ngebabu
20 Nyebelin tapi Baik
21 Yey! Libur Masak!
22 Masak di Temanin Bos Nyebelin
23 Beneran Gagal Jadi Karyawan 'Tenang'
24 Rebutan Makanan dan Mogok Masak!
25 Susah Kalau Godaannya Uang.
26 Anak Emas Bos
27 Pindahan
28 First Kiss Gua!!
29 Kejahilan yang Tiada Akhir
30 Modus nih Pasti.
31 Penyebab Aldiano Tidak Bisa Merasakan Rasa
32 Tamu Wanita Aldiano
33 Cemberut
34 Jalan-jalan Bareng Teddy
35 Salah Paham
36 Melewati Batas
37 Canggung
38 Pengabaian dan Sebuah Fitnah
39 Fitnah (2)
40 Bersalah
41 Bertengkar
42 Kabur dan Menghilang
43 Berita Baru
44 Pertemuan Singkat
45 Pergi ke Desa Sendirian
46 Wanita itu Tahu
47 Terluka Parah
48 Koma
49 Hembusan Nafas Terakhir
50 OGPC 50
51 OGPC 51
52 OGPC 52
53 OGPC 53
54 OGPC 54
55 OGPC 55
56 OGPC 56
57 OGPC 57
58 OGPC 58
59 OGPC 59
60 OGPC 60
61 OGPC 61
62 OGPC 62
63 OGPC 63
64 OGPC 64
65 OGPC 65
66 OGPC 66
67 OGPC 67
68 OGPC 68
69 OGPC 69
70 OGPC 70
71 OGPC 71
72 OGPC 72
73 OGPC 73
74 OGPC 74
75 OGPC 75
76 OGPC 76
77 OGPC 77
78 OGPC 78
79 OGPC 79
80 OGPC 80
81 OGPC 81
82 OGPC 82
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Hari Pertama Kerja
2
Menikmati Rasa
3
Terlambat
4
Teman Baru
5
Masakan Pertama untuk Pak Bos
6
Mati Kelaparan
7
Mati Kelaparan (2)
8
Bergosip
9
Kena Apes Mulu
10
Kesepakatan Konyol
11
Menjadi Chef Pribadi Dadakan
12
Harusnya ini Libur
13
Masak Tengah Malam
14
Apes! Apes!
15
Bos Menyebalkan dan Rumor
16
Mas Sekretaris
17
Gosip yang makin menjadi
18
Fix! ANEH!
19
Sakit tapi tetap ngebabu
20
Nyebelin tapi Baik
21
Yey! Libur Masak!
22
Masak di Temanin Bos Nyebelin
23
Beneran Gagal Jadi Karyawan 'Tenang'
24
Rebutan Makanan dan Mogok Masak!
25
Susah Kalau Godaannya Uang.
26
Anak Emas Bos
27
Pindahan
28
First Kiss Gua!!
29
Kejahilan yang Tiada Akhir
30
Modus nih Pasti.
31
Penyebab Aldiano Tidak Bisa Merasakan Rasa
32
Tamu Wanita Aldiano
33
Cemberut
34
Jalan-jalan Bareng Teddy
35
Salah Paham
36
Melewati Batas
37
Canggung
38
Pengabaian dan Sebuah Fitnah
39
Fitnah (2)
40
Bersalah
41
Bertengkar
42
Kabur dan Menghilang
43
Berita Baru
44
Pertemuan Singkat
45
Pergi ke Desa Sendirian
46
Wanita itu Tahu
47
Terluka Parah
48
Koma
49
Hembusan Nafas Terakhir
50
OGPC 50
51
OGPC 51
52
OGPC 52
53
OGPC 53
54
OGPC 54
55
OGPC 55
56
OGPC 56
57
OGPC 57
58
OGPC 58
59
OGPC 59
60
OGPC 60
61
OGPC 61
62
OGPC 62
63
OGPC 63
64
OGPC 64
65
OGPC 65
66
OGPC 66
67
OGPC 67
68
OGPC 68
69
OGPC 69
70
OGPC 70
71
OGPC 71
72
OGPC 72
73
OGPC 73
74
OGPC 74
75
OGPC 75
76
OGPC 76
77
OGPC 77
78
OGPC 78
79
OGPC 79
80
OGPC 80
81
OGPC 81
82
OGPC 82

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!