Kena Apes Mulu

Aulia menoleh kaget. "EH, JANGAN FITNAH, WOY!"

"Ya tapi kan kamu yang tadi bilang 'kasian juga ya'!" balas Fuji panik.

"Ya itu kan cuma koment—"

Aldiano menghela napas dan mengangkat tangan. "Cukup."

Ruangan langsung sunyi.

"Kalau kalian punya waktu untuk bergosip, berarti pekerjaan kalian sudah selesai, bukan?" Ujar Aldiano dengan ekspresinya yang tetap datar.

Mereka semua saling lirik.

"Eh… belum, Pak…" jawab Sari pelan.

"Kalau begitu, lanjutkan."

Tanpa perlu diperintah dua kali, Fuji, Rani, dan Sari langsung bergerak super cepat kembali bekerja seolah hidup mereka bergantung padanya.

Sedangkan Aulia masih berdiri di tempat, belum sempat kabur.

Aldiano menatapnya sebentar. "Kamu ikut aku."

"Saya, Pak?" Tanya Aulia sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Ya, kamu."

Aulia ingin protes, tapi tatapan Aldiano begitu menusuk. Dengan pasrah, dia menyeret langkahnya mengikuti bosnya keluar ruangan.

'Sial mulu kayaknya.' batin Aulia memelas.

Begitu pintu tertutup, Fuji langsung menoleh ke Rani dan Sari. "Aku nggak tahu harus kasihan atau bangga sama Aulia sekarang."

"Ya, setidaknya dia bisa membuktikan apakah teori kita tadi benar atau tidak," bisik Rani sambil menahan tawa.

Sementara itu, Sari hanya bisa berdoa agar Aulia tidak dipecat secara tragis.

...****************...

Aulia berjalan mengikuti Aldiano menuju ruangannya dengan langkah berat. Perasaannya campur aduk antara gugup, takut, dan ingin tertawa mengingat betapa absurd situasi ini.

Gara-gara gosip bodoh, aku malah dipanggil ke ruangan bos. Sungguh nasib.

Setibanya di depan pintu, Aldiano membukanya tanpa banyak bicara, lalu melangkah masuk. Aulia menelan ludah dan mengikutinya dengan hati-hati.

Begitu pintu tertutup, suasana ruangan yang dingin dan luas membuat Aulia semakin tegang.

Aldiano berjalan ke belakang mejanya dan duduk dengan gerakan tenang, lalu menatap Aulia yang masih berdiri kaku di depan pintu.

"Kenapa diam?" tanyanya.

Aulia buru-buru mengatupkan mulutnya yang sedari tadi tak sengaja sedikit terbuka.

"Eh, nggak, Pak. Saya cuma… lagi meresapi suasana."

Aldiano menaikkan sebelah alis. "Meresapi suasana?"

"Iya, suasana ruangan ini. Dingin banget, kayak suasana pemakaman." Balas Aulia sambil mengangguk-anggukkan kepalanya mencoba bersikap santai.

Aldiano menatapnya tanpa ekspresi, sementara Aulia baru sadar barusan dia barusan menyamakan ruangan bosnya dengan kuburan.

'Mampus sudah, kenapa mulut aku nggak bisa dikontrol?!' runtuknya dalam hati.

"Apa yang tadi kalian bicarakan di ruangan tadi?" Aldiano bertanya tanpa basa-basi.

Aulia meneguk ludah, mencoba mencari jawaban aman.

"Eh… tadi itu… cuma ngobrol biasa, Pak."

"Ngobrol biasa?" Aldiano menyandarkan punggungnya ke kursi. "Tentang aku yang katanya dingin, kaku, dan impoten?"

'Alamak, dia denger semuanya lagi.'

"Eh! Saya nggak bilang Bapak impoten! Itu Fuji! Saya cuma… ya… mendengar." Jawab Aulia sambil buru-buru menggeleng.

Aldiano menyipitkan mata. "Tapi kamu tidak menyangkal, kan?"

Aulia tersenyum kaku.

"Hehe… eh… saya sih netral, Pak. Netral banget. Saya nggak ikut beropini."

Aldiano menatapnya lama, lalu mendekatkan tubuhnya ke meja, menumpukan kedua sikunya.

"Kamu tahu?" katanya pelan. "Biasanya, kalau ada karyawan yang menyebarkan gosip tidak benar tentang atasan, mereka bisa mendapat peringatan resmi. Atau, dalam beberapa kasus, dipecat."

"PE—APA?!"

Aulia langsung panik.

"Eh Pak! Jangan gitu dong. Ini cuma gosip, nggak ada niat jahat! Lagian, Bapak kan tau sendiri, gosip di kantor itu hal yang wajar!"

Aldiano masih menatapnya datar. "Oh ya?"

"Iya, Pak! Demi Tuhan, saya nggak punya niat buat ngejelekin Bapak!" Aulia buru-buru bersumpah.

"Lagian, saya juga nggak percaya gosip itu kok. Masa seorang CEO sekeren Bapak dibilang… ya, gitu." Lanjutnya berbicara asal.

Aldiano mengetuk-ngetukkan jarinya di meja, seolah mempertimbangkan sesuatu.

"Baiklah. Aku akan melupakan pembicaraan tadi dengan satu syarat."

.

.

.

Next👉🏻

Episodes
1 Hari Pertama Kerja
2 Menikmati Rasa
3 Terlambat
4 Teman Baru
5 Masakan Pertama untuk Pak Bos
6 Mati Kelaparan
7 Mati Kelaparan (2)
8 Bergosip
9 Kena Apes Mulu
10 Kesepakatan Konyol
11 Menjadi Chef Pribadi Dadakan
12 Harusnya ini Libur
13 Masak Tengah Malam
14 Apes! Apes!
15 Bos Menyebalkan dan Rumor
16 Mas Sekretaris
17 Gosip yang makin menjadi
18 Fix! ANEH!
19 Sakit tapi tetap ngebabu
20 Nyebelin tapi Baik
21 Yey! Libur Masak!
22 Masak di Temanin Bos Nyebelin
23 Beneran Gagal Jadi Karyawan 'Tenang'
24 Rebutan Makanan dan Mogok Masak!
25 Susah Kalau Godaannya Uang.
26 Anak Emas Bos
27 Pindahan
28 First Kiss Gua!!
29 Kejahilan yang Tiada Akhir
30 Modus nih Pasti.
31 Penyebab Aldiano Tidak Bisa Merasakan Rasa
32 Tamu Wanita Aldiano
33 Cemberut
34 Jalan-jalan Bareng Teddy
35 Salah Paham
36 Melewati Batas
37 Canggung
38 Pengabaian dan Sebuah Fitnah
39 Fitnah (2)
40 Bersalah
41 Bertengkar
42 Kabur dan Menghilang
43 Berita Baru
44 Pertemuan Singkat
45 Pergi ke Desa Sendirian
46 Wanita itu Tahu
47 Terluka Parah
48 Koma
49 Hembusan Nafas Terakhir
50 OGPC 50
51 OGPC 51
52 OGPC 52
53 OGPC 53
54 OGPC 54
55 OGPC 55
56 OGPC 56
57 OGPC 57
58 OGPC 58
59 OGPC 59
60 OGPC 60
61 OGPC 61
62 OGPC 62
63 OGPC 63
64 OGPC 64
65 OGPC 65
66 OGPC 66
67 OGPC 67
68 OGPC 68
69 OGPC 69
70 OGPC 70
71 OGPC 71
72 OGPC 72
73 OGPC 73
74 OGPC 74
75 OGPC 75
76 OGPC 76
77 OGPC 77
78 OGPC 78
79 OGPC 79
80 OGPC 80
81 OGPC 81
82 OGPC 82
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Hari Pertama Kerja
2
Menikmati Rasa
3
Terlambat
4
Teman Baru
5
Masakan Pertama untuk Pak Bos
6
Mati Kelaparan
7
Mati Kelaparan (2)
8
Bergosip
9
Kena Apes Mulu
10
Kesepakatan Konyol
11
Menjadi Chef Pribadi Dadakan
12
Harusnya ini Libur
13
Masak Tengah Malam
14
Apes! Apes!
15
Bos Menyebalkan dan Rumor
16
Mas Sekretaris
17
Gosip yang makin menjadi
18
Fix! ANEH!
19
Sakit tapi tetap ngebabu
20
Nyebelin tapi Baik
21
Yey! Libur Masak!
22
Masak di Temanin Bos Nyebelin
23
Beneran Gagal Jadi Karyawan 'Tenang'
24
Rebutan Makanan dan Mogok Masak!
25
Susah Kalau Godaannya Uang.
26
Anak Emas Bos
27
Pindahan
28
First Kiss Gua!!
29
Kejahilan yang Tiada Akhir
30
Modus nih Pasti.
31
Penyebab Aldiano Tidak Bisa Merasakan Rasa
32
Tamu Wanita Aldiano
33
Cemberut
34
Jalan-jalan Bareng Teddy
35
Salah Paham
36
Melewati Batas
37
Canggung
38
Pengabaian dan Sebuah Fitnah
39
Fitnah (2)
40
Bersalah
41
Bertengkar
42
Kabur dan Menghilang
43
Berita Baru
44
Pertemuan Singkat
45
Pergi ke Desa Sendirian
46
Wanita itu Tahu
47
Terluka Parah
48
Koma
49
Hembusan Nafas Terakhir
50
OGPC 50
51
OGPC 51
52
OGPC 52
53
OGPC 53
54
OGPC 54
55
OGPC 55
56
OGPC 56
57
OGPC 57
58
OGPC 58
59
OGPC 59
60
OGPC 60
61
OGPC 61
62
OGPC 62
63
OGPC 63
64
OGPC 64
65
OGPC 65
66
OGPC 66
67
OGPC 67
68
OGPC 68
69
OGPC 69
70
OGPC 70
71
OGPC 71
72
OGPC 72
73
OGPC 73
74
OGPC 74
75
OGPC 75
76
OGPC 76
77
OGPC 77
78
OGPC 78
79
OGPC 79
80
OGPC 80
81
OGPC 81
82
OGPC 82

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!