Harusnya ini Libur

...****************...

Hari libur akhirnya tiba dan Aulia merasa seperti baru keluar dari penjara kerja. Setelah beberapa hari berkutat dengan tugas bersih-bersih dan jadi koki dadakan untuk bosnya yang menyebalkan. Akhirnya dia bisa menikmati waktu santainya.

"Ayo, ayo, cepetan! Aku udah laper banget!" seru Rani sambil menggandeng tangan Aulia.

Mereka bersama beberapa rekan office girl dan office boy lainnya memutuskan untuk makan bersama di luar, sekalian lebih mengenal satu sama lain. Walaupun Aulia sudah cukup akrab dengan Rani dan beberapa orang lainnya, ini pertama kalinya mereka kumpul di luar jam kerja.

"Kita makan di mana nih?" tanya Syahrul, salah satu office boy yang terkenal santai dan doyan ngemil.

"Ada warung seafood enak di dekat sini," kata Togi, rekan office boy lainnya. "Harganya ramah di kantong, tapi rasanya juara!"

"Setuju!" Rani langsung mengacungkan jempol. "Gimana, Aul?"

"Aku sih oke-oke aja! Yang penting murah dan enak!" Jawab Aulia dengan semangat.

Mereka pun berjalan bersama menuju warung seafood yang dimaksud. Begitu sampai, mereka langsung memilih meja panjang dan mulai memesan berbagai macam makanan, dari kepiting saus tiram, cumi goreng tepung, ikan bakar, hingga udang saus Padang.

Saat makanan mulai berdatangan, suasana semakin meriah. Mereka asyik bercengkrama, membicarakan berbagai hal, dari keluhan tentang kerjaan sampai gosip seputar kantor.

"Eh, Aulia," panggil Intan, salah satu office girl. "Kudengar kamu deket sama Pak Aldiano ya?"

Aulia yang sedang menyendok nasi langsung tersedak.

"Hah?! Siapa yang bilang?"

Rani cekikikan. "Yah, sejak kamu sering dipanggil ke ruangannya dan bahkan masakin buat dia, orang-orang jadi kepo, Aul."

"Bukan cuma itu," tambah Togi sambil terkekeh.

"Biasanya Pak Aldiano tuh cuek bebek sama semua orang. Tapi sama kamu, dia sampe repot-repot minta masakin segala."

Aulia mendengus kesal. "Eh, jangan salah paham! Itu bukan keinginan aku! Dia yang tiba-tiba maksa! Aku kan cuma pekerja rendahan di kantor itu."

"Ya, tapi tetep aja menarik," gumam Syahrul. "Selama aku kerja di sana, belum pernah ada office girl yang diperhatiin langsung sama bos besar."

Aulia menatapnya dengan ekspresi datar. "Syahrul, perhatian dari bos macam Aldiano itu bukan berkah, tapi kutukan."

Semua orang tertawa mendengar itu.

Mereka melanjutkan makan dengan lebih santai, menikmati makanan yang lezat sambil bercanda dan berbagi cerita. Untuk sesaat, Aulia bisa melupakan semua keanehan yang terjadi di kantor—terutama soal bosnya yang mulai bersikap aneh padanya.

Tapi jauh di dalam pikirannya, ada sedikit rasa penasaran…

Kenapa hanya dia yang bisa membuat Aldiano merasakan makanan?

...****************...

Aulia baru saja selesai mandi dan bersiap untuk tidur. Badannya masih terasa kenyang setelah makan besar bersama teman-temannya tadi siang. Ia bersandar di kasur, menikmati angin sepoi-sepoi dari kipas angin sebelum tiba-tiba ponselnya bergetar.

Nomor tidak dikenal.

Aulia mengernyit. Siapa yang nelpon malam-malam begini?

"Hallo?" jawabnya malas.

"Kemari. Masakkan sesuatu untukku," terdengar suara dingin dan tegas dari seberang.

Aulia langsung bangkit dari kasur.

"Pak Aldiano?! Bapak ngapain nelpon saya malam-malam?! Jangan-jangan bapak kesepian ya?" godanya.

"Aulia," suara Aldiano terdengar lebih rendah, seperti peringatan. "Aku butuh makan malam."

"Ya terus kenapa saya yang harus masak? Saya ini office girl, bukan asisten rumah tangga Bapak!" kesalnya.

"Aku tidak bisa makan sembarang makanan," jawabnya santai. "Kalau bukan makanan yang kamu buat, aku tidak bisa merasakannya."

"Terus? Saya peduli?" Aulia tertawa sinis. "Pak, sekarang itu sudah malam. Saya mau tidur. Silakan cari chef profesional kalau mau makanan enak!"

"Kamu datang atau dipecat?"

Aulia terdiam. Mata terbelalak dan mulutnya menganga.

"Bapak gila ya?! Hanya karena nggak masak, saya dipecat?"

"Aku butuh makan, Aulia. Sekarang," kata Aldiano santai.

Aulia menekan dahinya yang mulai berdenyut karena kesal. "Pak, saya bisa tuntut Bapak loh. Ini eksploitasi tenaga kerja namanya!"

"Aku pastikan gaji tambahan untukmu," kata Aldiano tenang. "Dan kalau kamu menolak, aku bisa mengajukan surat pemecatan besok pagi."

Aulia mengepalkan tangannya. Astaga, ini bos atau mafia?

Setelah beberapa detik mempertimbangkan antara menyerang Aldiano dengan sandal atau menerima nasib, Aulia akhirnya mendesah panjang.

"Baiklah, Pak," katanya dengan suara malas. "Alamatnya mana?"

Tak lama kemudian, Aldiano mengirimkan alamat lewat pesan singkat.

Saat melihat lokasinya, mata Aulia membulat. Apartemen mewah?!

Aulia menghela napas panjang sambil meraih jaketnya. "Ya Tuhan, hidup gue kenapa gini amat sih…"

Dengan berat hati, ia keluar dari kosnya dan memesan ojek online.

Dalam hati, Aulia bersumpah… kalau bosnya ini masih bertingkah aneh, dia nggak akan tinggal diam!

.

.

Next👉🏻

(Fyi, semua nama tokoh itu nama teman-teman saya di kehidupan nyata wkwk) 😭

Episodes
1 Hari Pertama Kerja
2 Menikmati Rasa
3 Terlambat
4 Teman Baru
5 Masakan Pertama untuk Pak Bos
6 Mati Kelaparan
7 Mati Kelaparan (2)
8 Bergosip
9 Kena Apes Mulu
10 Kesepakatan Konyol
11 Menjadi Chef Pribadi Dadakan
12 Harusnya ini Libur
13 Masak Tengah Malam
14 Apes! Apes!
15 Bos Menyebalkan dan Rumor
16 Mas Sekretaris
17 Gosip yang makin menjadi
18 Fix! ANEH!
19 Sakit tapi tetap ngebabu
20 Nyebelin tapi Baik
21 Yey! Libur Masak!
22 Masak di Temanin Bos Nyebelin
23 Beneran Gagal Jadi Karyawan 'Tenang'
24 Rebutan Makanan dan Mogok Masak!
25 Susah Kalau Godaannya Uang.
26 Anak Emas Bos
27 Pindahan
28 First Kiss Gua!!
29 Kejahilan yang Tiada Akhir
30 Modus nih Pasti.
31 Penyebab Aldiano Tidak Bisa Merasakan Rasa
32 Tamu Wanita Aldiano
33 Cemberut
34 Jalan-jalan Bareng Teddy
35 Salah Paham
36 Melewati Batas
37 Canggung
38 Pengabaian dan Sebuah Fitnah
39 Fitnah (2)
40 Bersalah
41 Bertengkar
42 Kabur dan Menghilang
43 Berita Baru
44 Pertemuan Singkat
45 Pergi ke Desa Sendirian
46 Wanita itu Tahu
47 Terluka Parah
48 Koma
49 Hembusan Nafas Terakhir
50 OGPC 50
51 OGPC 51
52 OGPC 52
53 OGPC 53
54 OGPC 54
55 OGPC 55
56 OGPC 56
57 OGPC 57
58 OGPC 58
59 OGPC 59
60 OGPC 60
61 OGPC 61
62 OGPC 62
63 OGPC 63
64 OGPC 64
65 OGPC 65
66 OGPC 66
67 OGPC 67
68 OGPC 68
69 OGPC 69
70 OGPC 70
71 OGPC 71
72 OGPC 72
73 OGPC 73
74 OGPC 74
75 OGPC 75
76 OGPC 76
77 OGPC 77
78 OGPC 78
79 OGPC 79
80 OGPC 80
81 OGPC 81
82 OGPC 82
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Hari Pertama Kerja
2
Menikmati Rasa
3
Terlambat
4
Teman Baru
5
Masakan Pertama untuk Pak Bos
6
Mati Kelaparan
7
Mati Kelaparan (2)
8
Bergosip
9
Kena Apes Mulu
10
Kesepakatan Konyol
11
Menjadi Chef Pribadi Dadakan
12
Harusnya ini Libur
13
Masak Tengah Malam
14
Apes! Apes!
15
Bos Menyebalkan dan Rumor
16
Mas Sekretaris
17
Gosip yang makin menjadi
18
Fix! ANEH!
19
Sakit tapi tetap ngebabu
20
Nyebelin tapi Baik
21
Yey! Libur Masak!
22
Masak di Temanin Bos Nyebelin
23
Beneran Gagal Jadi Karyawan 'Tenang'
24
Rebutan Makanan dan Mogok Masak!
25
Susah Kalau Godaannya Uang.
26
Anak Emas Bos
27
Pindahan
28
First Kiss Gua!!
29
Kejahilan yang Tiada Akhir
30
Modus nih Pasti.
31
Penyebab Aldiano Tidak Bisa Merasakan Rasa
32
Tamu Wanita Aldiano
33
Cemberut
34
Jalan-jalan Bareng Teddy
35
Salah Paham
36
Melewati Batas
37
Canggung
38
Pengabaian dan Sebuah Fitnah
39
Fitnah (2)
40
Bersalah
41
Bertengkar
42
Kabur dan Menghilang
43
Berita Baru
44
Pertemuan Singkat
45
Pergi ke Desa Sendirian
46
Wanita itu Tahu
47
Terluka Parah
48
Koma
49
Hembusan Nafas Terakhir
50
OGPC 50
51
OGPC 51
52
OGPC 52
53
OGPC 53
54
OGPC 54
55
OGPC 55
56
OGPC 56
57
OGPC 57
58
OGPC 58
59
OGPC 59
60
OGPC 60
61
OGPC 61
62
OGPC 62
63
OGPC 63
64
OGPC 64
65
OGPC 65
66
OGPC 66
67
OGPC 67
68
OGPC 68
69
OGPC 69
70
OGPC 70
71
OGPC 71
72
OGPC 72
73
OGPC 73
74
OGPC 74
75
OGPC 75
76
OGPC 76
77
OGPC 77
78
OGPC 78
79
OGPC 79
80
OGPC 80
81
OGPC 81
82
OGPC 82

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!