Mati Kelaparan (2)

Aulia di beri izin masuk oleh Teddy yang posisi meja kerjanya diluar ruangan Aldiano. Begitu masuk, ia melihat Aldiano tengah sibuk dengan laptopnya. Ia bahkan tidak mengangkat wajahnya ketika Aulia berdiri dri depannya.

"Ada apa?" tanyanya tanpa menoleh.

Aulia dengan cepat meletakkan kartu itu di atas meja dengan sedikit menepuknya.

"Pak, saya balikin ini."

Aldiano lahirnya menatapnya lalu menoleh ke kartu di mejanya. "Kenapa?"

"Saya gak nyaman disana banyak yang ngeliatin saya seolah saya nggak pantas ada di sana." keluhnya panjang lebar.

"Biarkan saja." balasnya santai.

"Ya Pak Bos gampang ngomongnya. Saya yang jadi pusat perhatian karena seragam saya. Rasanya juga kayak alien yang nyasar ke dunia manusia."

Aldiano hanya menatap nya sebentar sebelum akhirnya mengambil kembali kartu itu tanpa protes lebih lanjut.

"Udah deh, Pak. Saya makan di kantin biasa aja. Aman, nyaman dan gak ada yang ngeliatin aneh-aneh." ujar Aulia sambil bersedekap.

"Kau tidak harus peduli dengan tatapan orang lain."

"Ya, saya juga mikir gitu awalnya. Tapi tetep aja, Pak. Saya mau makan dengan damai bukan sambil jadi tontonan."

Aldiano terdiam sejenak sebelum akhirnya berbicara.

"Baiklah. Lakukan sesukamu."

"Nah, gitu dong Pak Bos. Terima kasih atas niat baiknya, tapi saya lebih suka tetap di habitat saya sendiri."

Tanpa menunggu jawaban, Aulia berbalik dan keluar dari ruangan merasa sedikit lega.

Dengan semangat baru setelah mengembalikan kartu kantin, Aulia bergegas ke kantin karyawan biasa. Dia membayangkan makan siang sederhana tapi nikmat. Nasi hangat, ayam goreng, sambal plus es teh manis.

Namun begitu tiba di kantin, kenyataan menamparnya.

Kantin sudah sepi. Kursi-kursi telah kosong. Meja-meja pun bersih tanpa satu piring tersisa. Dan yang paling menyakitkan, warung makannya sudah tutup.

Aulia menatap jam dinding. Waktu istirahat sudah habis!

Dia menutup mata menarik napas panjang lalu menghembuskan dengan pasrah.

"Astaga.. Aku belum makan dari tadi." gumamnya sambil memegang perutnya yang berbunyi pelan, mengingatkan sejak pagi hanya sebungkus roti yang masuk dalam tubuhnya.

Dengan wajah murung, Aulia menyeret langkahnya kembali ke ruangan khusus OB dan OG.

Setibanya disana, Rani menatapnya dengan bingung.

"Loh, Aul? Kok balik cepet? Mana makanannya?"

Aulia meletakkan kepalanya di atas meja dengan dramatis.

"Gak ada.."

"Hah?"

Aulia mengangkat wajahnya dan mengerang.

"Aku balik ke kantin biasa, tapi waktu istirahat udah habis. Kantinnya bahkan udah tutup!" mendengar penjelasan Aulia, Rani langsung menutup mulutnya menahan tawa.

"Ya ampun, nasib lu apes banget sih hari ini. Pantesan tadi waktu beresin kantin eksekutif, aku gak lihat kamu."

"Parah, Ran. Aku bener-bener gak makan dari pagi loh. Perutku udah sampe konser dangdut ditambah jantung yang jedag jedug."

"Harusnya tadi kamu tetep makan aja di kantin eksekutif."

Aulia mendengus. "Gak ah. Aku gak suka diliatin kayak orang aneh."

Rani menatapnya dengan ekspresi iba lalu menepuk pundaknya pelan. "Turut berduka cita, Aul."

"Ini bukan bercanda, Ran. Aku beneran laper!"

"Terus gimana dong?"

"Gak tau. Aku udah terlalu lemas buat mikir." ujar Aulia sambil mengangkat bahu lemas.

Rani tertawa kecil. "Sabar ya, pulang nanti langsung makan aja."

"Iya. Mau gak mau ya begitu."

Setelah jam kerja berakhir, Aulia berjalan intai keluar gedung perutnya terasa semakin kosong dan tenaganya hampir habis. Saat melewati area parkir, seseorang berjalan ke arahnya.

"Eh, Aulia?"

Aulia mengangkat wajahnya perlahan. Sosok pria dengan kemeja rapi dan jas abu-abu berdiri di depannya–Teddy, sekretaris pribadi Aldiano.

"Kamu kenapa kok lemes gitu?" tanya Teddy sambil menatapnya sedikit heran.

"Laper, Mas.."

"Loh, kenapa gak makan?"

Aulia menghela kapas panjang sebelum mulai curhat.

"Jadi gini, tadi kan saya masak buat Pak Bos, ya? Nah dia makan semua tanpa nawarin ke saya. Terus saya ke kantin, eh.. Udah tutup. Jadi ya begini, saya kelaparan."

Teddy mendengar dengan ekspresi tertahan lalu sedikit tersenyum. "Jadi seharian kamu belum makan?"

Aulia mengangguk dengan ekspresi menderita.

"Kalau gitu, ayo makan bareng. Aku traktir."

Aulia mengangkat wajahnya kaget. "Hah? Gak usah, Mas. Saya pulang aja. Mau makan di rumah. Udah gak kuat kalau harus mampir-mampir lagi."

"Serius? Nanti kalau di jalan makin lemas gimana?"

"Gapapa, Mas. Saya udah biasa lapar kok."

"Baiklah, tapi lain kali kalau butuh sesuatu diluar jam kerja, jangan sungkan bilang, ya?" tawar Teddy lalu tersenyum dan meninggalkan Aulia yang terkulai lemas.

"Aneh banget. Di kantor sok kaku. Di luar sok akur." gumam Aulia.

"Bodo ah! Aku laper banget." lanjutnya lagi lalu dengan cepat berjalan menuju halte dan ingin cepat-cepat sampai kos saja.

.

.

.

Next👉🏻

Episodes
1 Hari Pertama Kerja
2 Menikmati Rasa
3 Terlambat
4 Teman Baru
5 Masakan Pertama untuk Pak Bos
6 Mati Kelaparan
7 Mati Kelaparan (2)
8 Bergosip
9 Kena Apes Mulu
10 Kesepakatan Konyol
11 Menjadi Chef Pribadi Dadakan
12 Harusnya ini Libur
13 Masak Tengah Malam
14 Apes! Apes!
15 Bos Menyebalkan dan Rumor
16 Mas Sekretaris
17 Gosip yang makin menjadi
18 Fix! ANEH!
19 Sakit tapi tetap ngebabu
20 Nyebelin tapi Baik
21 Yey! Libur Masak!
22 Masak di Temanin Bos Nyebelin
23 Beneran Gagal Jadi Karyawan 'Tenang'
24 Rebutan Makanan dan Mogok Masak!
25 Susah Kalau Godaannya Uang.
26 Anak Emas Bos
27 Pindahan
28 First Kiss Gua!!
29 Kejahilan yang Tiada Akhir
30 Modus nih Pasti.
31 Penyebab Aldiano Tidak Bisa Merasakan Rasa
32 Tamu Wanita Aldiano
33 Cemberut
34 Jalan-jalan Bareng Teddy
35 Salah Paham
36 Melewati Batas
37 Canggung
38 Pengabaian dan Sebuah Fitnah
39 Fitnah (2)
40 Bersalah
41 Bertengkar
42 Kabur dan Menghilang
43 Berita Baru
44 Pertemuan Singkat
45 Pergi ke Desa Sendirian
46 Wanita itu Tahu
47 Terluka Parah
48 Koma
49 Hembusan Nafas Terakhir
50 OGPC 50
51 OGPC 51
52 OGPC 52
53 OGPC 53
54 OGPC 54
55 OGPC 55
56 OGPC 56
57 OGPC 57
58 OGPC 58
59 OGPC 59
60 OGPC 60
61 OGPC 61
62 OGPC 62
63 OGPC 63
64 OGPC 64
65 OGPC 65
66 OGPC 66
67 OGPC 67
68 OGPC 68
69 OGPC 69
70 OGPC 70
71 OGPC 71
72 OGPC 72
73 OGPC 73
74 OGPC 74
75 OGPC 75
76 OGPC 76
77 OGPC 77
78 OGPC 78
79 OGPC 79
80 OGPC 80
81 OGPC 81
82 OGPC 82
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Hari Pertama Kerja
2
Menikmati Rasa
3
Terlambat
4
Teman Baru
5
Masakan Pertama untuk Pak Bos
6
Mati Kelaparan
7
Mati Kelaparan (2)
8
Bergosip
9
Kena Apes Mulu
10
Kesepakatan Konyol
11
Menjadi Chef Pribadi Dadakan
12
Harusnya ini Libur
13
Masak Tengah Malam
14
Apes! Apes!
15
Bos Menyebalkan dan Rumor
16
Mas Sekretaris
17
Gosip yang makin menjadi
18
Fix! ANEH!
19
Sakit tapi tetap ngebabu
20
Nyebelin tapi Baik
21
Yey! Libur Masak!
22
Masak di Temanin Bos Nyebelin
23
Beneran Gagal Jadi Karyawan 'Tenang'
24
Rebutan Makanan dan Mogok Masak!
25
Susah Kalau Godaannya Uang.
26
Anak Emas Bos
27
Pindahan
28
First Kiss Gua!!
29
Kejahilan yang Tiada Akhir
30
Modus nih Pasti.
31
Penyebab Aldiano Tidak Bisa Merasakan Rasa
32
Tamu Wanita Aldiano
33
Cemberut
34
Jalan-jalan Bareng Teddy
35
Salah Paham
36
Melewati Batas
37
Canggung
38
Pengabaian dan Sebuah Fitnah
39
Fitnah (2)
40
Bersalah
41
Bertengkar
42
Kabur dan Menghilang
43
Berita Baru
44
Pertemuan Singkat
45
Pergi ke Desa Sendirian
46
Wanita itu Tahu
47
Terluka Parah
48
Koma
49
Hembusan Nafas Terakhir
50
OGPC 50
51
OGPC 51
52
OGPC 52
53
OGPC 53
54
OGPC 54
55
OGPC 55
56
OGPC 56
57
OGPC 57
58
OGPC 58
59
OGPC 59
60
OGPC 60
61
OGPC 61
62
OGPC 62
63
OGPC 63
64
OGPC 64
65
OGPC 65
66
OGPC 66
67
OGPC 67
68
OGPC 68
69
OGPC 69
70
OGPC 70
71
OGPC 71
72
OGPC 72
73
OGPC 73
74
OGPC 74
75
OGPC 75
76
OGPC 76
77
OGPC 77
78
OGPC 78
79
OGPC 79
80
OGPC 80
81
OGPC 81
82
OGPC 82

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!