Menikmati Rasa

Aulia memperhatikan ekspresinya. Dagu pria itu sedikit mengerut seperti seseorang yang kebingungan. Ia menatap cangkir itu sekali lagi.

"Pak, kenapa? Kebanyakan gula, ya?" tanya Aulia sedikit takut.

Aldiano tidak langsung menjawab. Ia hanya menatap kopi itu dalam diam lalu menatap Aulia dengan sorot mata heran.

"Kamu.. Yang buat kopi ini?" tanyanya.

"Ya iyalah, emang siapa lagi?" Jawabnya sambil mengedipkan mata berkali-kali sedikit terkejut dengan pertanyaan bosnya. Namun ia langsung menutup mulutnya.

"Duh, maaf pak. Gak sopan." lanjutnya.

Aldiano tidak langsung membalas. Ia meletakkan cangkirnya, ekspresinya berubah menjadi sesuatu yang sulit di tebak. Aulia yang melihat itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ehm.. Kalau gak suka, besok saya bikinin yang lebih enak lagi, Pak." tawarnya.

Aldiano masih menatapnya, tapi kali ini dengan tatapan yang lebih dalam. "Tidak.. Ini aneh."

"Heh?! ANEH?" ujar Aulia keheranan dengan suaranya yang sedikit keras.

Alih-alih menjawab, Aldiano hanya menatap kopinya lagi. Tangannya menggenggam cangkir itu lebih erat seolah mencoba memahami sesuatu uang tak bisa ia jelaskan.

"Pak, kok diem aja? Saya gak taruh racun di kopinya, sumpah," goda Aulia mencoba mencairkan suasana.

Aldiano mendongak menatapnya dengan sorot mata curiga.

"Kopi ini.. Punya rasa."

Aulia berdecak dalam hati.

"Ya iyalah, Pak. Namanya juga kopi."

"Tapi aku tidak bisa merasakan rasa."

"Hah?" Aulia mematung dan menatap Aldiano seperti menuntutnya untuk memberikan penjelasan lebih.

"Sudahlah kamu keluar sana. Mulai sekarang, aku ingin kamu yang membuat kopi untukku setiap hari."

Aulia mengerjapkan matanya.

"Lah, saya kan office girl, Pak. Tukang bersih-bersih bukan barista."

"Kamu tetap bekerja seperti biasa. Tapi setiap pagi, kami harus meneduhkan kopi untukku. Hanya kamu."

"Hanya saya?" tanyanya coba meyakinkan pendengarannya.

Aulia memandang bosnya itu lalu melihat cangkir kopi yang masi mengepul di atas meja. Entah kenapa, firasatnya mengatakan ini hujan sekadar urusan kopi biasa.

"Baiklah, Pak Bos." kata Aulia akhirnya dengan senyuman anehnya. "Mulai besok, saya akan menjadi pembuat kopi pribadi bapak."

Aldiano tidak tersenyum namun tangannya bergerak pelan mengusir Aulia dari ruangannya.

"Dih." gumam Aulia.

...****************...

Hari pertama kerja akhirnya selesai. Aulia menghela napas panjang begitu keluar dari gedung kantornya. Matahari sudah mulai tenggelam, menyisakan langit hingga yang indah. Ia melangkah ru ga menuju halte bus, masih memikirkan kejadian aneh tadi di ruang Bosnya.

"Dia bilang dia gak bisa merasakan rasa. Terus tadi kopinya punya rasa. Aneh banget sih dia." gumamnya sendiri sambil mengangkat bahunya.

Setelah naik bis, ia menempelkan kepalanya ke jendela menikmati pemandangan kota yang semakin gemerlap di malam hari. Matanya mulai terasa berat, tubuhnya lelah tapi hatinya tetap mencoba semangat.

Setibanya di kosan, Aulia membuka pintu kamarnya uang mungil tapi nyaman. Kamar ini tidak besat, hanya cukup untuk satu tempat tidur, lemari kecil dan meja sederhana.

Dengan dindingnya dipenuhi tempelan foto-foto dan catatan kecil. Beberapa foto ibunya dan adik lelakinya juga terpanjang disana.

Begitu duduk di kasur, ia meraih ponselnya dan langsung menelpon ibunya di desa.

"Halo, Ibu!" serunya ceria.

"Halo, Nak. Gimana kerjaan pertama kamu?" suara ibunya terdengar hangat dari seberang.

"Aman. Kantornya keren banget, Bu. Tapi pegawainya pada serius semua. Kayaknya mereka butuh sedikit kehebohan dari aku," katanya sambil tertawa dan di balas dengan tawaan ibunya dari sana.

"Jangan banyak bikin masalah ya. Kerja yang benar."

"Siap, Ibu Negara. Kan aku anak baik."

"Kakak, kapan pulang?" tanya seseorang dengan suara lain di balik telepon.

"Belum tau, dek. Tapi nanti pasti pulang kok. Kamu jaga ibu baik-baik ya. Jangan bandel." Aulia tersenyum mendengar suara asik lelakinya.

"Emang aku pernah bandel?"

"Sering!" Ucap Aulia cepat sambil terkekeh.

Setelah beberapa menit mengobrol, ia menutup telepon dengan hati yang lebih tenang. Walaupun jauh dari rumah, ia tahu keluarganya baik-baik saja. Itu sudah cukup.

Dengan tubuh lelah, ia merebahkan diri di kasur, menatap langit-langit kamar sambil berpikir.

Hari pertamanya ini cukup seru. Ia berharap hari-hari berikutnya tidak ada masalah.

"Besok siap-siap, Pak Bos. Penyihir kopimu bakal datang lagi," gumamnya sambil tersenyum sebelum akhirnya ia tertidur.

.

.

Next👉🏻

Terpopuler

Comments

Sierra~✧

Sierra~✧

hai kak aku,ayok mampir juga di novel' ku jika berkenan 😊

2025-02-22

0

Semangat

Semangat

kak, banyak bgt typonya, 😭🙏 tapi ceritanya bagus.

2025-02-13

0

lihat semua
Episodes
1 Hari Pertama Kerja
2 Menikmati Rasa
3 Terlambat
4 Teman Baru
5 Masakan Pertama untuk Pak Bos
6 Mati Kelaparan
7 Mati Kelaparan (2)
8 Bergosip
9 Kena Apes Mulu
10 Kesepakatan Konyol
11 Menjadi Chef Pribadi Dadakan
12 Harusnya ini Libur
13 Masak Tengah Malam
14 Apes! Apes!
15 Bos Menyebalkan dan Rumor
16 Mas Sekretaris
17 Gosip yang makin menjadi
18 Fix! ANEH!
19 Sakit tapi tetap ngebabu
20 Nyebelin tapi Baik
21 Yey! Libur Masak!
22 Masak di Temanin Bos Nyebelin
23 Beneran Gagal Jadi Karyawan 'Tenang'
24 Rebutan Makanan dan Mogok Masak!
25 Susah Kalau Godaannya Uang.
26 Anak Emas Bos
27 Pindahan
28 First Kiss Gua!!
29 Kejahilan yang Tiada Akhir
30 Modus nih Pasti.
31 Penyebab Aldiano Tidak Bisa Merasakan Rasa
32 Tamu Wanita Aldiano
33 Cemberut
34 Jalan-jalan Bareng Teddy
35 Salah Paham
36 Melewati Batas
37 Canggung
38 Pengabaian dan Sebuah Fitnah
39 Fitnah (2)
40 Bersalah
41 Bertengkar
42 Kabur dan Menghilang
43 Berita Baru
44 Pertemuan Singkat
45 Pergi ke Desa Sendirian
46 Wanita itu Tahu
47 Terluka Parah
48 Koma
49 Hembusan Nafas Terakhir
50 OGPC 50
51 OGPC 51
52 OGPC 52
53 OGPC 53
54 OGPC 54
55 OGPC 55
56 OGPC 56
57 OGPC 57
58 OGPC 58
59 OGPC 59
60 OGPC 60
61 OGPC 61
62 OGPC 62
63 OGPC 63
64 OGPC 64
65 OGPC 65
66 OGPC 66
67 OGPC 67
68 OGPC 68
69 OGPC 69
70 OGPC 70
71 OGPC 71
72 OGPC 72
73 OGPC 73
74 OGPC 74
75 OGPC 75
76 OGPC 76
77 OGPC 77
78 OGPC 78
79 OGPC 79
80 OGPC 80
81 OGPC 81
82 OGPC 82
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Hari Pertama Kerja
2
Menikmati Rasa
3
Terlambat
4
Teman Baru
5
Masakan Pertama untuk Pak Bos
6
Mati Kelaparan
7
Mati Kelaparan (2)
8
Bergosip
9
Kena Apes Mulu
10
Kesepakatan Konyol
11
Menjadi Chef Pribadi Dadakan
12
Harusnya ini Libur
13
Masak Tengah Malam
14
Apes! Apes!
15
Bos Menyebalkan dan Rumor
16
Mas Sekretaris
17
Gosip yang makin menjadi
18
Fix! ANEH!
19
Sakit tapi tetap ngebabu
20
Nyebelin tapi Baik
21
Yey! Libur Masak!
22
Masak di Temanin Bos Nyebelin
23
Beneran Gagal Jadi Karyawan 'Tenang'
24
Rebutan Makanan dan Mogok Masak!
25
Susah Kalau Godaannya Uang.
26
Anak Emas Bos
27
Pindahan
28
First Kiss Gua!!
29
Kejahilan yang Tiada Akhir
30
Modus nih Pasti.
31
Penyebab Aldiano Tidak Bisa Merasakan Rasa
32
Tamu Wanita Aldiano
33
Cemberut
34
Jalan-jalan Bareng Teddy
35
Salah Paham
36
Melewati Batas
37
Canggung
38
Pengabaian dan Sebuah Fitnah
39
Fitnah (2)
40
Bersalah
41
Bertengkar
42
Kabur dan Menghilang
43
Berita Baru
44
Pertemuan Singkat
45
Pergi ke Desa Sendirian
46
Wanita itu Tahu
47
Terluka Parah
48
Koma
49
Hembusan Nafas Terakhir
50
OGPC 50
51
OGPC 51
52
OGPC 52
53
OGPC 53
54
OGPC 54
55
OGPC 55
56
OGPC 56
57
OGPC 57
58
OGPC 58
59
OGPC 59
60
OGPC 60
61
OGPC 61
62
OGPC 62
63
OGPC 63
64
OGPC 64
65
OGPC 65
66
OGPC 66
67
OGPC 67
68
OGPC 68
69
OGPC 69
70
OGPC 70
71
OGPC 71
72
OGPC 72
73
OGPC 73
74
OGPC 74
75
OGPC 75
76
OGPC 76
77
OGPC 77
78
OGPC 78
79
OGPC 79
80
OGPC 80
81
OGPC 81
82
OGPC 82

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!