Bos Menyebalkan dan Rumor

...****************...

Lift kembali berbunyi, menandakan pintu terbuka di lantai tujuan mereka. Aldiano melangkah keluar lebih dulu, sementara Aulia masih berdiri terpaku di dalam lift seperti patung.

Baru setelah pintu lift hampir tertutup lagi, Aulia buru-buru keluar dengan wajah merah padam.

Aldiano berjalan menuju ruangannya seperti biasa, tapi sebelum masuk, ia berhenti dan berbicara tanpa menoleh.

"Aulia."

Aulia yang masih syok, langsung waspada. "A-apa?"

Aldiano akhirnya menoleh sedikit. "Aku mau sarapan."

Aulia melongo. "HAH?!"

Sebelum ia bisa protes, Aldiano sudah masuk ke ruangannya dan menutup pintu.

Aulia menatap pintu itu dengan ekspresi tidak percaya.

"Astaga… bos ini nggak ada ampun sama sekali!!"

Dengan wajah masih kesal karena kejadian di lift tadi, Aulia membawa nampan berisi sarapan ke ruangan Aldiano.

"Dasar bos nggak ada hati! Gue udah lari kayak atlet, belum sempet duduk, eh sekarang malah disuruh bikin sarapan!"

Ia meletakkan nampan di meja dengan sedikit kasar, lalu menatap Aldiano yang duduk di kursinya dengan ekspresi seperti biasa—dingin dan datar.

"Sarapan noh, Pak," katanya ketus.

Aldiano tidak langsung mengambil makanan itu. Ia malah menatap Aulia, lebih tepatnya… menatap bagian dada Aulia dengan ekspresi aneh.

Aulia berkedip. Hah?

Perlahan, ia mengikuti arah tatapan Aldiano dan melihat ke bawah.

Astaga.

Kancing atas seragamnya… lepas lagi.

Sekarang ia mengerti kenapa Aldiano menatapnya begitu.

Wajah Aulia langsung merah padam. Dengan refleks, ia menutup dadanya dengan kedua tangan sambil melotot marah.

"Heh! Bapak natap apa?!" bentaknya.

Aldiano mengangkat alis. "Kancingmu terbuka lagi."

"Aku tau!" Aulia masih memelotot. "Tapi Bapak kan bisa ngomong, bukan malah natap kayak gitu?! Mau cari masalah?!"

Aldiano tetap tenang. "Aku cuma memperingatkan."

"MASIH MENDING NGOMONG DARIPADA NATAP GITU, PAK!"

Aldiano akhirnya mengambil sendoknya dengan santai. "Aku tidak ada niat aneh."

"Emang saya bilang Bapak ada niat aneh?!" Aulia masih kesal.

Aldiano mengangkat bahu. "Tapi kamu menuduhku seolah-olah begitu."

Aulia mendengus. "Ya siapa suruh natap lama-lama?! Mana ekspresi Bapak kayak…"

Ia menirukan ekspresi datar Aldiano sambil menatap kosong ke bawah.

Aldiano tetap tidak bereaksi. Ia malah menyendok makanannya dengan tenang, seolah kejadian barusan tidak ada.

Aulia masih kesal, tapi akhirnya ia memutar badan dan berjalan keluar sambil mengomel.

"Dasar bos nyebelin! Pagi-pagi udah bikin emosi!"

Setelah keluar dari ruangan Aldiano, Aulia masih mendengus kesal. Dasar bos menyebalkan!

Ia berjalan menuju pantry untuk sekadar minum air dan menenangkan diri. Tapi baru beberapa langkah, ia melihat Rina dan beberapa temannya sedang duduk santai sambil mengobrol di sudut ruangan.

Begitu melihat Aulia datang, Rani langsung melambai. "Aulia! Sini deh!"

Aulia yang masih kesal akhirnya menghampiri mereka. "Kenapa?"

Rani terkikik. "Lagi bad mood, ya? Pagi-pagi udah keluar dari ruangan bos iblis itu."

Aulia mendengus. "Lo nggak tahu aja, Ran. Pokoknya ngeselin banget!"

"Emang dia nyuruh lo apa lagi?"

Aulia mau cerita, tapi buru-buru menahan diri. Jangan sampai mereka tahu soal insiden aneh tadi.

Ia akhirnya mengangkat bahu. "Ya biasalah, tiba-tiba nyuruh ini itu, nggak ada sopan-sopannya. Emang kapan sih dia ada hati?"

Yang lain tertawa kecil, mengamini perkataan Aulia.

Tapi tiba-tiba, salah satu temannya, Fuji, mencondongkan badan sedikit sambil berbisik penuh gosip, "Eh, ngomong-ngomong soal Pak Aldiano… gue tuh semalam lihat dia, lho."

Aulia yang lagi minum langsung berhenti. "Hah? Lihat di mana?"

Fuji menaikkan alis dengan ekspresi misterius. "Di luar kantor. Malem-malem."

Aulia mulai merasa aneh. "Terus… kenapa?"

"Nah, ini nih yang seru." Fuji mendekat, suaranya lebih pelan tapi jelas. "Dia bareng cewek."

Aulia spontan membeku. CEWEK?!

"Nggak tau siapa," lanjut Fuji, "tapi ceweknya masuk ke mobil Pak Aldiano. Kayaknya mereka pergi entah ke mana."

Aulia menelan ludah. Jangan-jangan…

Pikirannya langsung melayang ke tadi malam, saat Aldiano meneleponnya dengan paksa, menyuruhnya datang ke apartemen dan memasak.

CEWEK YANG DILIHAT FUJI ITU JANGAN-JANGAN DIRINYA?!

Aulia langsung terpaku. Matanya membesar sedikit, tangan yang memegang gelas mulai berkeringat.

Rani melirik Aulia yang mendadak diam. "Eh, Lu kenapa, Li? Kok kayak yang syok gitu?"

Aulia buru-buru menggeleng cepat. "Nggak! Enggak! Gue cuma… kaget aja."

Fuji terkikik. "Ya wajar kaget lah. Biasanya Pak Aldiano nggak pernah digosipin soal cewek. Ini tiba-tiba dia bareng perempuan misterius. Wah, dunia udah mau kiamat, nih."

Aulia ikut tertawa kecil, tapi dalam hati ia panik bukan main.

Jangan-jangan gue yang mereka omongin?!

.

.

.

Next👉🏻

Episodes
1 Hari Pertama Kerja
2 Menikmati Rasa
3 Terlambat
4 Teman Baru
5 Masakan Pertama untuk Pak Bos
6 Mati Kelaparan
7 Mati Kelaparan (2)
8 Bergosip
9 Kena Apes Mulu
10 Kesepakatan Konyol
11 Menjadi Chef Pribadi Dadakan
12 Harusnya ini Libur
13 Masak Tengah Malam
14 Apes! Apes!
15 Bos Menyebalkan dan Rumor
16 Mas Sekretaris
17 Gosip yang makin menjadi
18 Fix! ANEH!
19 Sakit tapi tetap ngebabu
20 Nyebelin tapi Baik
21 Yey! Libur Masak!
22 Masak di Temanin Bos Nyebelin
23 Beneran Gagal Jadi Karyawan 'Tenang'
24 Rebutan Makanan dan Mogok Masak!
25 Susah Kalau Godaannya Uang.
26 Anak Emas Bos
27 Pindahan
28 First Kiss Gua!!
29 Kejahilan yang Tiada Akhir
30 Modus nih Pasti.
31 Penyebab Aldiano Tidak Bisa Merasakan Rasa
32 Tamu Wanita Aldiano
33 Cemberut
34 Jalan-jalan Bareng Teddy
35 Salah Paham
36 Melewati Batas
37 Canggung
38 Pengabaian dan Sebuah Fitnah
39 Fitnah (2)
40 Bersalah
41 Bertengkar
42 Kabur dan Menghilang
43 Berita Baru
44 Pertemuan Singkat
45 Pergi ke Desa Sendirian
46 Wanita itu Tahu
47 Terluka Parah
48 Koma
49 Hembusan Nafas Terakhir
50 OGPC 50
51 OGPC 51
52 OGPC 52
53 OGPC 53
54 OGPC 54
55 OGPC 55
56 OGPC 56
57 OGPC 57
58 OGPC 58
59 OGPC 59
60 OGPC 60
61 OGPC 61
62 OGPC 62
63 OGPC 63
64 OGPC 64
65 OGPC 65
66 OGPC 66
67 OGPC 67
68 OGPC 68
69 OGPC 69
70 OGPC 70
71 OGPC 71
72 OGPC 72
73 OGPC 73
74 OGPC 74
75 OGPC 75
76 OGPC 76
77 OGPC 77
78 OGPC 78
79 OGPC 79
80 OGPC 80
81 OGPC 81
82 OGPC 82
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Hari Pertama Kerja
2
Menikmati Rasa
3
Terlambat
4
Teman Baru
5
Masakan Pertama untuk Pak Bos
6
Mati Kelaparan
7
Mati Kelaparan (2)
8
Bergosip
9
Kena Apes Mulu
10
Kesepakatan Konyol
11
Menjadi Chef Pribadi Dadakan
12
Harusnya ini Libur
13
Masak Tengah Malam
14
Apes! Apes!
15
Bos Menyebalkan dan Rumor
16
Mas Sekretaris
17
Gosip yang makin menjadi
18
Fix! ANEH!
19
Sakit tapi tetap ngebabu
20
Nyebelin tapi Baik
21
Yey! Libur Masak!
22
Masak di Temanin Bos Nyebelin
23
Beneran Gagal Jadi Karyawan 'Tenang'
24
Rebutan Makanan dan Mogok Masak!
25
Susah Kalau Godaannya Uang.
26
Anak Emas Bos
27
Pindahan
28
First Kiss Gua!!
29
Kejahilan yang Tiada Akhir
30
Modus nih Pasti.
31
Penyebab Aldiano Tidak Bisa Merasakan Rasa
32
Tamu Wanita Aldiano
33
Cemberut
34
Jalan-jalan Bareng Teddy
35
Salah Paham
36
Melewati Batas
37
Canggung
38
Pengabaian dan Sebuah Fitnah
39
Fitnah (2)
40
Bersalah
41
Bertengkar
42
Kabur dan Menghilang
43
Berita Baru
44
Pertemuan Singkat
45
Pergi ke Desa Sendirian
46
Wanita itu Tahu
47
Terluka Parah
48
Koma
49
Hembusan Nafas Terakhir
50
OGPC 50
51
OGPC 51
52
OGPC 52
53
OGPC 53
54
OGPC 54
55
OGPC 55
56
OGPC 56
57
OGPC 57
58
OGPC 58
59
OGPC 59
60
OGPC 60
61
OGPC 61
62
OGPC 62
63
OGPC 63
64
OGPC 64
65
OGPC 65
66
OGPC 66
67
OGPC 67
68
OGPC 68
69
OGPC 69
70
OGPC 70
71
OGPC 71
72
OGPC 72
73
OGPC 73
74
OGPC 74
75
OGPC 75
76
OGPC 76
77
OGPC 77
78
OGPC 78
79
OGPC 79
80
OGPC 80
81
OGPC 81
82
OGPC 82

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!