Apes! Apes!

...****************...

Setelah perjanjian "chef dadakan" disepakati, Aulia pikir ia bisa langsung pulang naik ojek online seperti biasa. Tapi ternyata, bosnya yang satu ini lebih keras kepala dari batu.

"Aku antar," kata Aldiano singkat sambil mengambil kunci mobilnya.

Aulia langsung melotot. "Pak, nggak usah! Saya bisa pulang sendiri!"

Aldiano menatapnya datar. "Sudah malam."

Aulia mendengus. "Ya terus kenapa? Saya udah biasa pulang malam. Lagian, gang kos saya sempit, mobil mahal Bapak nggak bakal bisa masuk!"

Aldiano tidak menanggapi protesnya dan malah berjalan ke arah mobil. Aulia ingin melawan, tapi matanya sempat menangkap angka nominal yang tadi disebutkan Aldiano soal bayarannya. Ya udah deh, ikutin aja.

Begitu masuk ke mobil, Aulia mendecak kagum.

"Astaga, ini mobil atau pesawat jet? Ada AC yang dinginnya pas, kursi empuk banget… Aduh, harusnya saya tidur aja di sini daripada di kasur kos yang udah miring sebelah."

Aldiano tetap diam sambil menyetir.

Aulia meliriknya sekilas dan menghela napas.

"Pak, hidup Bapak nggak capek apa ya? Dingin terus gitu, kayak es batu."

"Daripada banyak bicara, lebih baik istirahat," jawab Aldiano tanpa menoleh.

Aulia mendelik. "Ih, nyebelin banget sih!"

Sisa perjalanan berlangsung dalam diam, hingga akhirnya mobil berhenti di ujung gang menuju kos Aulia. Seperti yang sudah diduga, mobil Aldiano terlalu besar untuk masuk ke dalam gang sempit itu.

Aulia membuka pintu mobil dan turun.

"Oke, Pak. Makasih tumpangannya. Selamat tidur, jangan ganggu saya lagi malam-malam!"

Aldiano hanya menatapnya sekilas, lalu kembali menatap ke depan tanpa berkata apa-apa.

Aulia merasa jengkel.

"Hadeh, udah nyetirin orang, tapi nggak bisa ngucapin ‘hati-hati’ atau ‘selamat istirahat’ gitu ya? Emang dasar manusia batu!"

Aldiano tetap diam, lalu tanpa peringatan, langsung menutup kaca jendela mobil dan pergi begitu saja.

Aulia melongo. Astaga, keterlaluan banget!

"Awas aja kalau besok nyuruh-nyuruh lagi, Pak CEO!!" teriaknya, tapi mobil itu sudah melaju menjauh.

Aulia menggerutu sambil berjalan ke dalam gang kosannya.

Begitu masuk ke kamar, ia langsung menjatuhkan tasnya ke kasur dengan napas panjang.

Dengan gerakan malas, ia mengganti bajunya dengan piyama favorit—kaus kebesaran dan celana pendek. Setelah itu, ia langsung menjatuhkan diri ke kasur.

Matanya terasa berat, tubuhnya sudah tidak mau diajak kompromi.

Dalam hitungan detik…

Aulia pun tertidur.

...****************...

Keesokan harinya, Aulia terbangun dengan wajah masih menempel di bantal dan rambut berantakan. Ia meraba-raba kasur mencari ponselnya, lalu mengintip jam di layar.

07:45 pagi.

"Hah?! Astaga, telat lagi!"

Ia langsung melompat dari kasur seperti kucing yang disiram air. Dengan gerakan super kilat, ia mencuci muka, menggosok gigi asal-asalan, lalu menyambar seragam kerjanya.

Sambil mengancingkan baju dengan satu tangan, ia meraih tas dan langsung berlari keluar kos tanpa sempat bercermin.

Masalahnya belum selesai.

Di ujung gang, biasanya ada abang ojek langganannya yang mangkal. Tapi hari ini? Kosong.

Aulia melongo. "Kok… nggak ada siapa-siapa?"

Ia buru-buru membuka aplikasi ojek online, tapi yang muncul cuma tulisan "Driver tidak tersedia di sekitar Anda."

"Astaga, dunia lagi nge-prank gue, ya?"

Tanpa pikir panjang, Aulia langsung lari sekencang mungkin ke arah kantor.

Setelah hampir sepuluh menit lari maraton, ia tiba di lobi kantor dalam keadaan keringat bercucuran.

Dengan napas tersengal, ia menekan tombol lift dan masuk. Begitu pintu tertutup, ia menyandarkan tubuh ke dinding sambil mengatur napas.

"Ya Allah, pagi-pagi udah kayak lomba lari..."

Saat ia sibuk menenangkan diri, tiba-tiba terdengar suara "ting"—tanda lift berhenti di lantai yang dituju.

Aulia baru saja mau keluar, tapi di saat yang sama, seseorang masuk ke dalam lift dari lantai eksekutif.

Aldiano.

Pria itu masuk dengan ekspresi seperti biasa—datar, dingin, tidak peduli.

Aulia masih sibuk mengatur napas dan baru menyadari bahwa Aldiano berdiri cukup dekat dengannya.

Namun yang terjadi berikutnya membuatnya membeku.

Tanpa sepatah kata pun, Aldiano mengulurkan tangannya dan… membenarkan kancing bajunya.

Aulia menahan napas. Hah?!

Tangannya yang dingin dan rapi bergerak cekatan, mengancingkan bagian atas seragam Aulia yang ternyata… terbuka.

'Astaga… dari tadi gue jalan-jalan di kantor dalam keadaan begini?!' batinnya.

Wajah Aulia memanas seketika.

Aldiano tetap dengan ekspresi datarnya, seolah tidak ada yang aneh. Setelah selesai membenarkan kancing itu, ia menarik diri dan berkata santai, "Kancingmu terbuka."

Aulia bisa merasakan seluruh tubuhnya menegang.

'YA ALLAH, MALUNYA!' teriaknya dalam hati.

.

.

Next👉🏻

Episodes
1 Hari Pertama Kerja
2 Menikmati Rasa
3 Terlambat
4 Teman Baru
5 Masakan Pertama untuk Pak Bos
6 Mati Kelaparan
7 Mati Kelaparan (2)
8 Bergosip
9 Kena Apes Mulu
10 Kesepakatan Konyol
11 Menjadi Chef Pribadi Dadakan
12 Harusnya ini Libur
13 Masak Tengah Malam
14 Apes! Apes!
15 Bos Menyebalkan dan Rumor
16 Mas Sekretaris
17 Gosip yang makin menjadi
18 Fix! ANEH!
19 Sakit tapi tetap ngebabu
20 Nyebelin tapi Baik
21 Yey! Libur Masak!
22 Masak di Temanin Bos Nyebelin
23 Beneran Gagal Jadi Karyawan 'Tenang'
24 Rebutan Makanan dan Mogok Masak!
25 Susah Kalau Godaannya Uang.
26 Anak Emas Bos
27 Pindahan
28 First Kiss Gua!!
29 Kejahilan yang Tiada Akhir
30 Modus nih Pasti.
31 Penyebab Aldiano Tidak Bisa Merasakan Rasa
32 Tamu Wanita Aldiano
33 Cemberut
34 Jalan-jalan Bareng Teddy
35 Salah Paham
36 Melewati Batas
37 Canggung
38 Pengabaian dan Sebuah Fitnah
39 Fitnah (2)
40 Bersalah
41 Bertengkar
42 Kabur dan Menghilang
43 Berita Baru
44 Pertemuan Singkat
45 Pergi ke Desa Sendirian
46 Wanita itu Tahu
47 Terluka Parah
48 Koma
49 Hembusan Nafas Terakhir
50 OGPC 50
51 OGPC 51
52 OGPC 52
53 OGPC 53
54 OGPC 54
55 OGPC 55
56 OGPC 56
57 OGPC 57
58 OGPC 58
59 OGPC 59
60 OGPC 60
61 OGPC 61
62 OGPC 62
63 OGPC 63
64 OGPC 64
65 OGPC 65
66 OGPC 66
67 OGPC 67
68 OGPC 68
69 OGPC 69
70 OGPC 70
71 OGPC 71
72 OGPC 72
73 OGPC 73
74 OGPC 74
75 OGPC 75
76 OGPC 76
77 OGPC 77
78 OGPC 78
79 OGPC 79
80 OGPC 80
81 OGPC 81
82 OGPC 82
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Hari Pertama Kerja
2
Menikmati Rasa
3
Terlambat
4
Teman Baru
5
Masakan Pertama untuk Pak Bos
6
Mati Kelaparan
7
Mati Kelaparan (2)
8
Bergosip
9
Kena Apes Mulu
10
Kesepakatan Konyol
11
Menjadi Chef Pribadi Dadakan
12
Harusnya ini Libur
13
Masak Tengah Malam
14
Apes! Apes!
15
Bos Menyebalkan dan Rumor
16
Mas Sekretaris
17
Gosip yang makin menjadi
18
Fix! ANEH!
19
Sakit tapi tetap ngebabu
20
Nyebelin tapi Baik
21
Yey! Libur Masak!
22
Masak di Temanin Bos Nyebelin
23
Beneran Gagal Jadi Karyawan 'Tenang'
24
Rebutan Makanan dan Mogok Masak!
25
Susah Kalau Godaannya Uang.
26
Anak Emas Bos
27
Pindahan
28
First Kiss Gua!!
29
Kejahilan yang Tiada Akhir
30
Modus nih Pasti.
31
Penyebab Aldiano Tidak Bisa Merasakan Rasa
32
Tamu Wanita Aldiano
33
Cemberut
34
Jalan-jalan Bareng Teddy
35
Salah Paham
36
Melewati Batas
37
Canggung
38
Pengabaian dan Sebuah Fitnah
39
Fitnah (2)
40
Bersalah
41
Bertengkar
42
Kabur dan Menghilang
43
Berita Baru
44
Pertemuan Singkat
45
Pergi ke Desa Sendirian
46
Wanita itu Tahu
47
Terluka Parah
48
Koma
49
Hembusan Nafas Terakhir
50
OGPC 50
51
OGPC 51
52
OGPC 52
53
OGPC 53
54
OGPC 54
55
OGPC 55
56
OGPC 56
57
OGPC 57
58
OGPC 58
59
OGPC 59
60
OGPC 60
61
OGPC 61
62
OGPC 62
63
OGPC 63
64
OGPC 64
65
OGPC 65
66
OGPC 66
67
OGPC 67
68
OGPC 68
69
OGPC 69
70
OGPC 70
71
OGPC 71
72
OGPC 72
73
OGPC 73
74
OGPC 74
75
OGPC 75
76
OGPC 76
77
OGPC 77
78
OGPC 78
79
OGPC 79
80
OGPC 80
81
OGPC 81
82
OGPC 82

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!