ikut ke Banyumanik bersama surya

Waktu berjalan cepat, sugi akhrinya sampai di rumah makan grombyang yang ada di jalan R.E martadinata.

Glukk...

Sugi menelan ludahnya, karena tidak sabar memakan grombyang yang sangat terkenal ini.

Tanpa berlama lama sugi kemudian masuk ke dalam rumah makan grombyang yang terkenal sangat lezat itu.

Sugi menghela nafas panjang, begitu melihat semua meja terisi penuh. Makhluk saja rumah makan ini sangat terkenal dengan grombyangnya.

"Eh...!!" Tiba tiba sugi melihat meja dengan satu orang yang mendudukinya.

Di lihat dari kejauhan yang menghuni meja itu adalah kakek kakek tua berjas mewah. tinggi, gagah, dan elegan. Dilihat dari itu saja, sugi bisa menyimpulkan bahwa kakek itu adalah orang kaya.

"Kek, bolehkah saya duduk di sini..?" Tanya sugi. Bagaimanapun juga di depanya adalah bukan orang biasa. Sugi sadar diri bahwa dia berbeda kasta dari orang yang ada di depanya.

Kakek tua itu menatap sugi dengan tatapan penasaran. Dia menatap sugi dari atas sampai bawah.

"Orang biasa...?" Gumam kakek tua itu. Di dalam hatinya dia terkejut, ada orang biasa yang menghampiri dirinya.

"Silahkan nak..." ucap kakek tua itu dengan sangat santai. Sugi sendiri hanya membalas dengan senyuman.

Sugi segera memesan menu yang paling laris di rumah makan ini. Yaitu nasi grombyang.

Tidak lama kemudian nasi grombyang datang. Dan sugi langsung memakanya dengan santai di meja itu.

Tidak lama kemudian tiga orang berbadan tegak, berjas hitam, dan berkacamata hitam datang.

"Hei, kamu! beraninya makan di sini!" Ucap salah satu pria dengan galak.

Tentu saja mereka bertiga marah karena ada manusia rendahan yang duduk dan makan dengan santai di meja tuan tua mereka.

Perlu di ketahui bahwa tuan tua yang duduk bersama sugi bukanlah tuan biasa di manapun dia berada di selalu di melakukan hormat. Bisa bisanya manusia biasa duduk dengan tuan tua mereka.

"Apa tempat duduk ini sudah di booking..?" Tanya sugi. jika sudah di booking, mau tidak mau sugi harus pergi.

Tiba tiba kakek tua itu melotot ke arah ketiga pria tersebut. Sontak saja ketiga pria tersebut menunduk.

"Tidak nak, tempat duduk itu awalnya untuk teman saya, tetapi teman saya tidak jadi datang."

Mendengar hal tersebut sugi menghela nafas lega. "Kek anda benar benar baik, terimakasih kalau begitu.."

Sugi kembali makan dengan santai. Kakek tua itu hanya bisa tersenyum tipis, dia sudah bosan di takuti dan di hormati. Di anggap manusia biasa tidak buruk.

"Siapa namamu..?" Tanya kakek tua itu.

"Sugi... bagaimana dengan anda.. kek...?" Tanya sugi dengan sangat santai, sambil mengelus perutnya yang sangat puas dengan nasi grombyang.

"Surya..." ucap pria tua itu, dengan sangat tenang.

"Salam kenal pak surya..."

Surya membalasnya dengan tersenyum. "Ngomong ngomong, aku ingin menuju ke banyumanik apa kamu mau ikut..?"

"Banyumanik..., ada apa kek..?"

"Pertemuan bisnis.." ucap surya pada sugi. "Aku ingin bertemu dengan para pembisnis dan tokoh tokoh kunci... kalau kamu ingin pergi bersamaku, aku bisa mengenalkan mereka padamu.."

Sugi sedikit kaget mendengar ucapan surya, jujur saja sugi tertarik untuk ikut bersama surya, dan melihat kehidupan orang orang kaya.

"Bagaimana nak...? Apa kamu mau ikut..?"

"Baiklah saya mau ikut.."

Surya tersenyum kemudian bangkit di ikuti sugi. "Apa kamu tidak mengabari orang rumah tentang kepergianmu menuju Banyumanik..?"

"Tidak, lagi pula tidak orang di rumah.."

Kakek surya langsung paham dengan ucapan sugi. Yaitu sugi sebatang kara, tidak memiliki siapa siapa. Hati surya sedikit iba melihat pemuda dua puluh tahunan di depanya ini.

"Baiklah nak, ayo kita ke Banyumanik kamu tidak akan menyesal ikut aku ke sana." Ucap surya kemudian melangkah.

Sugi tersenyum kemudian mengikuti langkah surya. Namun ketika sugi berjalan salah satu anak buah surya berbisik pada sugi. "Ingat, kamu hanyalah manusia biasa, sungguh beruntung bisa di ajak tuan tuan surya ke Banyumanik jangan mempermalukan beliau di sana..!"

***

Sementara itu adinda dan isna sudah sampai di mansion keluarga cokrodinoto yang berada candisari. Keadaan di mansion sudah sangat kacau, para penjaga keluarga cokrodinoto sama sekali tidak bisa bergerak, entah karena apa di sekeliling mansion keluarga cokrodinoto juga sudah di kelilingi oleh para anak buah tuan dawih.

Adinda dan isna kemudian melangkahkan kakinya ke halaman mansion. Para anak buah tuan dawih langsung menatap tajam dua wanita cantik itu. Tetapi tidak ada yang menghentikan langkah dua wanita cantik itu.

Adinda dan isna akhrinya sampai di dalam mansion. Mata adinda membelalak ketika melihat kakek wiran, dan siswoyo ayahnya serta para anggota kelauraga cokrodinoto yang lainya berbaring lemas tidak berdaya di lantai.

nampak di Sofa dawih duduk bersila di samping dawih, juga ada sebuah gadah berwarna perak yang terlihat sangat mengerikan.

"Ke.. kenapa kamu pulang ke sini... adinda.." ucap siswoyo.

Air mata adinda mengalir deras melihat para anggota keluarga cokrodinoto lemas tidak berdaya. "Tuan dawih bawa aku tapi lepaskan mereka..!!" Ucap adinda.

"Membawa mu? Tentu saja aku akan membawa mu, sekaligus melenyapkan keluarga cokrodinoto dari muka bumi ini..!" Ucap tuan dawih.

"Kau! Apakah kau yang sudah membunuh dirman..!" Tanya tuan dawih pada isna sambil mengacungkan gadahnya.

Aura yang sangat menekan langsung terpusat pada isna.

Huekk..!!! Bahkan adinda yang berada di samping isna memuntahkan darah segar, akibat tekanan dari gadah milik tuan dawih.

Isna menggertakan giginya "apa maksudmu? Aku bahkan harus kabur ketika melawan dirman mana mungkin aku mampu membunuh dirman.!" Ucap isna.

Nampak tuan dawih berfikir sejenak. "Benar juga apa yang di katakan wanita ini, mana mungkin dia mampu mengalahkan dirman, aku tahu betul kekuatan dirman jika melawan wanita ini dirman masih bisa menang. tapi siapa yang membunuh dirman lokasi terakhirnya berada di pemalang, dan terakhir dirman bertarung dengan wanita ini." Gumam tuan dawih.

"Aku tidak perduli, keluarga cokrodinoto yang terakhir bertarung melawan dirman, berarti kalianlah yang membuat dirman hilang aku harus membalas kematian dirman..." ucap tuan dawih kemudian melompat dan menghantamkan gadahnya pada isna.

Akhhh...!!! Gadah tuan dawih tepat mengenai dada isna. Isna langsung terpental sangat jauh.

Huekk...!!! Isna memuntahkan darah segar.

"Tuan dawih. Aku mohon jangan sakit yang lainnya bawa saja aku, tapi lepaskan seluruh keluargaku."

"Diam..!!! Jika kau banyak berbicara aku juga akan membunuhmu. akan aku bunuh siapapun yang berani membunuh tangan kananku, aku harus membalaskan dendam kematian dirman, dia adalah anak buah pertamaku, sekaligus sahabatku tidak akan aku biarkan orang orang yang membunuh dirman bisa hidup seenaknya..."

"Tapi bukan kami yang membunuh dirman...!!" Teriak adinda.

Episodes
1 damar aby sugito
2 sesuai titahnya
3 ucapanya bagaikan mantra itu sendiri
4 sugi dan tikus
5 wanita berkaki busuk
6 kedatangan Sugi di toko bonekanya
7 tugimen dan boti
8 cita cita sugi
9 kaeros sih pembunuh berdarah dingin
10 kakek onjoyo sih dokter ajaib
11 berita yang menggemparkan dunia bawah
12 tuan sakti tidak terkalahkan
13 isna vs dirman
14 kecelakaan
15 dirman yang malang
16 berbicara dengan dua wanita cantik
17 aku kaya
18 ikut ke Banyumanik bersama surya
19 sugi adalah tuan sakti tidak terkalahkan itu sendiri
20 mendongakan dagu
21 sugi dan kadal eksotis
22 Mencium kotoran kadal
23 hadiah boneka murahan untuk tuan surya
24 nimas dan don
25 kedatangan gembel
26 memukuli orang gila
27 kehadiran adrian, dan kemunculan harimau putih penghuni alas saradan
28 akhir dari don dan nimas
29 cerita mengerikan dari adrian
30 pergi dari Banyumanik
31 takut gak dong
32 mengobrol dengan arwah
33 rencana memanfaatkan khodam sugi
34 dua boneka buto
35 menginjak kecoak
36 kerasukan
37 pensiun dini
38 mengambil buhul pring sedapur
39 cingkrobolo, bolouputo
40 santet pocong
41 ki brotho
42 terjengkang
43 terlalu cinta
44 nenek narti yang sadar
45 sugi vs sawerlarang
46 minyak wangi bolo jiwo
47 bersin asmara menggunjang hati angela
48 cincin pintajenar
49 kedatangan badut
50 kakek tua yang ketakutan
51 rongsokan sampah
52 kena kamu
53 50 ribu
54 sugi menunjukan kesaktiannya
55 sugi menunjukan kesaktiannya 2
56 rencana merebut cincin pintajenar
57 menyerang sugi
58 serangan balik
59 serangan balik 2
60 kertas mantra dan tubuh autodifen
61 menuju rumah pak joko
62 A' sugi
63 berpapasan
64 gelandangan
65 saat kau telah mengerti
66 gagal juara
67 menantang sugi
68 meragukan sugi
69 seperti novel fiksi saja
70 angela
71 ada apa dengan diriku???
72 rencana haris
73 sebelum battle
74 sugi yang jengkel!
75 arga sang tuan muda ternama
76 ronde 1
77 tuan sugi
78 battle siter
79 merpati
80 seruling naga taksaka
81 astaga dan astaga
82 sita
Episodes

Updated 82 Episodes

1
damar aby sugito
2
sesuai titahnya
3
ucapanya bagaikan mantra itu sendiri
4
sugi dan tikus
5
wanita berkaki busuk
6
kedatangan Sugi di toko bonekanya
7
tugimen dan boti
8
cita cita sugi
9
kaeros sih pembunuh berdarah dingin
10
kakek onjoyo sih dokter ajaib
11
berita yang menggemparkan dunia bawah
12
tuan sakti tidak terkalahkan
13
isna vs dirman
14
kecelakaan
15
dirman yang malang
16
berbicara dengan dua wanita cantik
17
aku kaya
18
ikut ke Banyumanik bersama surya
19
sugi adalah tuan sakti tidak terkalahkan itu sendiri
20
mendongakan dagu
21
sugi dan kadal eksotis
22
Mencium kotoran kadal
23
hadiah boneka murahan untuk tuan surya
24
nimas dan don
25
kedatangan gembel
26
memukuli orang gila
27
kehadiran adrian, dan kemunculan harimau putih penghuni alas saradan
28
akhir dari don dan nimas
29
cerita mengerikan dari adrian
30
pergi dari Banyumanik
31
takut gak dong
32
mengobrol dengan arwah
33
rencana memanfaatkan khodam sugi
34
dua boneka buto
35
menginjak kecoak
36
kerasukan
37
pensiun dini
38
mengambil buhul pring sedapur
39
cingkrobolo, bolouputo
40
santet pocong
41
ki brotho
42
terjengkang
43
terlalu cinta
44
nenek narti yang sadar
45
sugi vs sawerlarang
46
minyak wangi bolo jiwo
47
bersin asmara menggunjang hati angela
48
cincin pintajenar
49
kedatangan badut
50
kakek tua yang ketakutan
51
rongsokan sampah
52
kena kamu
53
50 ribu
54
sugi menunjukan kesaktiannya
55
sugi menunjukan kesaktiannya 2
56
rencana merebut cincin pintajenar
57
menyerang sugi
58
serangan balik
59
serangan balik 2
60
kertas mantra dan tubuh autodifen
61
menuju rumah pak joko
62
A' sugi
63
berpapasan
64
gelandangan
65
saat kau telah mengerti
66
gagal juara
67
menantang sugi
68
meragukan sugi
69
seperti novel fiksi saja
70
angela
71
ada apa dengan diriku???
72
rencana haris
73
sebelum battle
74
sugi yang jengkel!
75
arga sang tuan muda ternama
76
ronde 1
77
tuan sugi
78
battle siter
79
merpati
80
seruling naga taksaka
81
astaga dan astaga
82
sita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!