bab 18

Selepas memastikan ikatan kedua peti di punggung kuda sudah kuat, Ranu berpikir sejenak sebelum berbicara kepada Geni.

"Aku berpikir untuk membakar rumah-rumah itu agar tidak dijadikan markas mereka lagi, bagaimana menurutmu?" ujarnya.

"Tampaknya kau sudah mulai bisa mengambil keputusan sendiri, Ranu," jawab Geni.

"Baiklah. Aku minta bantuanmu."

Ranu bergegas membawa kudanya menjauh dari perkampungan perampok tersebut. Setelah mengikat kudanya di sebuah tonggak kayu yang berada di gapura masuk, dia mencabut pedang Segoro Geni dan berlari cepat mencapai rumah paling ujung.

Berkali-kali Ranu menyabetkan pedangnya dan membakar setiap rumah di kampung perampok itu dengan semburan kobaran api yang keluar dari bilah Pedang Segoro Geni.

Kebakaran hebat pun terjadi. Gelapnya malam itu menjadi terang merah membara. Ranu yang sudah berada di samping kudanya langsung keluar dari markas para perampok Macan Kumbang.

Dia menuntun kuda tersebut berjalan menembus hutan menuju jalanan tempatnya awal tadi mengintai.

"Kenapa kuda itu kau tuntun saja?" tanya Geni keheranan di sela-sela perjalanan.

"Hehehe... aku lupa kalau tidak bisa naik kuda," jawab Ranu sambil terkekeh kecil.

"Eladalah ... dasar pendekar somplak! Kenapa aku mesti ikut pendekar edan sepertimu?" keluh Geni. "Sekarang kau terlihat seperti orang bodoh, membawa kuda tapi hanya dituntun saja tidak dinaiki."

Ranu terkekeh dalam hati mendengar sebutan baru yang disematkan Geni kepadanya. Sambil terus mengamati sekeliling, pemuda itu berjalan terus hingga sampai di jalan utama di luar hutan Larangan.

Sementara itu, para perampok yang terbagi menjadi tiga kelompok untuk mencari Ranu, dibuat terkejut karena melihat cahaya terang membara yang sumbernya berasal dari markas mereka.

Tanpa berpikir panjang semua anggota perampok itu berlari secepat yang mereka bisa dan kembali menuju ke markas tempat persembunyian selama ini.

Begitu sampai di dekat markas, anggota para perampok Macan Kumbang langsung lemas melihat markas kebanggan mereka sudah terbakar dengan hebat.

Salah satu perampok terlihat berjalan mendekati sesosok tubuh yang terlentang di depan gapura pintu masuk. Sesaat kemudian perampok tersebut berteriak begitu keras, "Pemimpin kita sudah meninggal...! Ketua Jarwo sudah meninggal!"

Mendengar teriakan itu, hampir semua anggota perampok yang berkerumun di luar markas mendekati jasad yang pemimpin mereka yang sudah membujur tak bernyawa.

Antara sedih dan senang tergambar di wajah para perampok itu. Sedih karena tempat tinggal mereka sudah terbakar hebat, dan senang karena ketua mereka yang terkenal kejam kepada anak buah sudah meninggal.

Sementara itu, Ranu terus menuntun kudanya hingga dia sampai di perempatan. Dia lalu belok ke kiri dengan harapan untuk menemukan dusun terdekat. Fisiknya sudah sangat lelah karena konflik yang tadi terjadi. Ingin dia mencari penginapan atau sekedar tempat untuk merebahkan diri agar tubuhnya bisa segar kembali.

"Ada yang masih banyak harus kau pelajari lagi, Ranu. Nanti aku akan mengajarimu agar dampak jurus Pedang Segoro Geni lebih hebat lagi," ucap Geni."Namun, kamu harus melakukan perjanjian darah denganku." lanjutnya.

"Perjanjian darah lagi... sudah aku bilang, aku tidak ingin menjadi tuanmu!" sahut Ranu.

"Tujuannya bukan agar kau menjadi tuanku, tapi agar kau bisa memaksimalkan kekuatanku. Tanpa perjanjian darah, selamanya aku akan menjadi pusaka tingkat rendah jika kau gunakan," balas Geni sedikit memberi penjelasan.

"Jadi harus begitu?"

"Memang harus begitu. Apa kau ingat yang Tuan Suro katakan tentang kau harus mengumpulkan 3 pusaka lain? Tidak mudah mendapatkan ketiga pusaka itu jika kemampuanmu masih seperti sekarang. Tenaga dalam Dewa Api juga tidak bisa selalu kau gunakan, karena ibaratnya hanya perlu kau gunakan di saat genting saja. Jurus-jurus dalam kitab yang kau bawa itu juga membutuhkan tenaga dalam besar.""Kenapa kakek tidak bilang kepadaku kemarin-kemarin?"

"Karena kakekmu tidak mengerti, Ranu. Aku sudah lama mengikuti tuan Dewangga. Jadi aku tahu betul bagaimana beratnya menjadi penerus Pendekar Dewa Api."

Ranubaya kemudian berhenti dan kemudian bersandar di bawah sebuah pohon besar setelah mengikat kudanya. Dia berencana untuk beristirahat di tempat itu sampai pagi tiba.

"Baiklah, Geni. Kita lakukan perjanjian darah. Apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanya Ranu lagi.

"Teteskan darahmu di bilah Pedang Segoro Geni dan biarkan bereaksi dulu."

Ranu mengernyitkan dahinya, "Bagaimana aku mengeluarkan darahku?"

"Buka mulut kudamu dan masukkan jarimu digiginya lalu pukul kepalanya. Kuda itu pasti akan menggigit jarimu!""Yang ada jariku bakal putus,

Geni!!!"

"Masa hal remeh seperti itu saja kau bertanya padaku! Menyesal aku mengikuti pendekar bodoh, gendeng, somplak sepertimu," dengus Geni kesal.

"Hehehe ... begitu saja kau marah, Geni. Seperti emak-emak lagi dapat saja kau!"

"Bodo amat!"

Sambil terkekeh, Ranu menggigit ujung jari kelingkingnya sedikit dan meneteskan darahnya beberapa tetes ke bilah Pedang Segoro Geni.

Sesaat kemudian, pedang pusaka yang dipegang Ranu memunculkan reaksinya.

Kobaran api berwarna hitam muncul dari bilahnya dan berkobar hebat. Ranu bahkan sampai menjauhkan pedang tersebut dari wajahnya karena merasakan panas yang amat sangat.

Tak lama kemudian, kobaran api hitam merembes masuk ke dalam tubuh Ran dan membuat tubuh pemuda itu bergetar hebat.

"Jangan dilawan! Biarkan Api hitam itu mengalir di tubuhmu."

Ranu kemudian bersila dan memfokuskan pikirannya. Dia merasakan efek yang sama seperti ketika mempelajari tenaga dalam dari Surojoyo.

Untuk beberapa saat, tubuh pemuda itu mengejang hebat dan kemudian jatuh telentang namun tidak pingsan. Dia hanya merasa begitu lelah setelah api hitam menyusuri setiap bagian tubuhnya.

"Sekarang tidurlah dahulu sambil menunggu pagi. Besok akan kujelaskan apa api hitam itu."

***

Hampir 3 jam Ranu tertidur karena saking lelahnya. Dia kemudian terbangun setelah hangatnya matahari pagi yang terbit menyapa wajahnya.Ranu meregangkan kedua tangannya sambil menguap lebar seperti kudanil yang lagi membuka mulutnya.

"Pagi yang sangat cerah," gumamnya pelan sebelum bangkit dan menuju kudanya yang masih terikat di pohon.

Ranu berinisiatif untuk belajar menaiki kuda jika sampai di kampung terdekat. Dia beranggapan jika belajar sendiri tanpa tekhnik, bisa-bisa tulang-tulangnya akan patah jika terjatuh dari kuda.

Pemuda yang fisiknya cukup kekar itu kemudian menuntun kudanga untuk meneruskan perjalanan.

Di sepanjang jalan, orang-orang yang berpapasan dengannya memandang dengan heran, tapi Ranu memasang muka cuek. Dia tak peduli dengan tatapan orang-orang yang menganggapnya aneh.

Sesampainya di sebuah dusun yang lumayan besar, Ranu membaca tulisan yang berada di gapura masuk.

'Dusun Pringsewu'

Ranu terkekeh membaca nama dusun yang menurutnya aneh. Sebab dia tidak melihat ada satu pun pohon bambu yang tumbuh di dusun tersebut.

Dia lalu berjalan dan mencari kedai makan untuk mengisi perutnya yang keroncongan. Sudah hampir sehari semalam perutnya belum terisi makanan sedikitpun. Tatapan matanya melihat sebuah kedai makan yang ramai pengunjung keluar masuk.

"Pasti makanannya enak sampai sebegitu ramainya," ucapnya dalam hati.

Ranu mengikat tali kudanya setelah sampai dan memasuki kedai makan yang hampir semua mejanya terisi penuh oleh pengunjung.

Terpopuler

Comments

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah⁴_Atta࿐🥑⃟

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah⁴_Atta࿐🥑⃟

Saran Thor.. MC nya jangan dibuat Telmi ( Telat mikir ) alias goblok. biar karya Novel ini banyak orang yang kasih Jempol atau Like dan komen serta Rate 🌟 5.

2025-03-03

0

lihat semua
Episodes
1 LPDA 1
2 LPDA 2
3 LPDA 3
4 LPDA 4
5 LPDA 5
6 LPDA 6
7 bab 7
8 bab 8
9 bab 9
10 bab 10
11 bab 11
12 bab 12
13 bab 13
14 bab 14
15 bab 15
16 bab 16
17 bab 17
18 bab 18
19 bab 19
20 bab 20
21 bab 21
22 bab 22
23 bab 23
24 bab 24
25 bab 25
26 bab 26
27 bab 27
28 bab 28
29 bab 29
30 bab 30
31 bab 31
32 bab 32
33 bab 33
34 LPDA 34
35 LPDA 35
36 LPDA 36
37 LPDA 37
38 LPDA 38
39 LPDA 39
40 LPDA 40
41 LPDA 41
42 LPDA 42
43 LPDA 43
44 LPDA 44
45 LPDA 45
46 LPDA 46
47 LPDA 47
48 LPDA 48
49 LPDA 49
50 LPDA 50
51 LPDA 51
52 LPDA 52
53 LPDA 53
54 LPDA 54
55 LPDA 55
56 LPDA 56
57 LPDA 57
58 LPDA 58
59 LPDA 59
60 LPDA 60
61 LPDA 61
62 LPDA 62
63 LPDA 63
64 LPDA 64
65 LPDA 65
66 LPDA 66
67 LPDA 67
68 LPDA 68
69 LPDA 69
70 LPDA 70
71 LPDA 71
72 LPDA 72
73 LPDA 73
74 LPDA 74
75 LPDA 75
76 LPDA 76
77 LPDA 77
78 LPDA 78
79 LPDA 79
80 LPDA 80
81 LPDA 81
82 LPDA 82
83 LPDA 83
84 LPDA 84
85 LPDA 85
86 LPDA 86
87 LPDA 87
88 LPDA 88
89 LPDA 89
90 LPDA 90
91 LPDA 91
92 LPDA 92
93 LPDA 93
94 LPDA 94
95 LPDA 95
96 LPDA 96
97 LPDA 97
98 LPDA 98
99 LPDA 99
100 LPDA 100
101 LPDA 101
102 LPDA 102
103 LPDA 103
104 LPDA 104
105 LPDA 105
106 LPDA 106
Episodes

Updated 106 Episodes

1
LPDA 1
2
LPDA 2
3
LPDA 3
4
LPDA 4
5
LPDA 5
6
LPDA 6
7
bab 7
8
bab 8
9
bab 9
10
bab 10
11
bab 11
12
bab 12
13
bab 13
14
bab 14
15
bab 15
16
bab 16
17
bab 17
18
bab 18
19
bab 19
20
bab 20
21
bab 21
22
bab 22
23
bab 23
24
bab 24
25
bab 25
26
bab 26
27
bab 27
28
bab 28
29
bab 29
30
bab 30
31
bab 31
32
bab 32
33
bab 33
34
LPDA 34
35
LPDA 35
36
LPDA 36
37
LPDA 37
38
LPDA 38
39
LPDA 39
40
LPDA 40
41
LPDA 41
42
LPDA 42
43
LPDA 43
44
LPDA 44
45
LPDA 45
46
LPDA 46
47
LPDA 47
48
LPDA 48
49
LPDA 49
50
LPDA 50
51
LPDA 51
52
LPDA 52
53
LPDA 53
54
LPDA 54
55
LPDA 55
56
LPDA 56
57
LPDA 57
58
LPDA 58
59
LPDA 59
60
LPDA 60
61
LPDA 61
62
LPDA 62
63
LPDA 63
64
LPDA 64
65
LPDA 65
66
LPDA 66
67
LPDA 67
68
LPDA 68
69
LPDA 69
70
LPDA 70
71
LPDA 71
72
LPDA 72
73
LPDA 73
74
LPDA 74
75
LPDA 75
76
LPDA 76
77
LPDA 77
78
LPDA 78
79
LPDA 79
80
LPDA 80
81
LPDA 81
82
LPDA 82
83
LPDA 83
84
LPDA 84
85
LPDA 85
86
LPDA 86
87
LPDA 87
88
LPDA 88
89
LPDA 89
90
LPDA 90
91
LPDA 91
92
LPDA 92
93
LPDA 93
94
LPDA 94
95
LPDA 95
96
LPDA 96
97
LPDA 97
98
LPDA 98
99
LPDA 99
100
LPDA 100
101
LPDA 101
102
LPDA 102
103
LPDA 103
104
LPDA 104
105
LPDA 105
106
LPDA 106

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!